Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN


KEBUTUHAN ELIMINASI URIN DI RUANG UNIT STROKE RSUP DR. SARDJITO
YOGYAKARTA

Tugas Mandiri
Stase Praktek Keperawatan Dasar

Disusun oleh:
Galih Adi Pratama
13/346548/KU/15816

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN RASA NYAMAN DI RUANG UNIT STROKE RSUP DR. SARDJITO
YOGYAKARTA

Tugas Mandiri
Stase Praktek Keperawatan Dasar

Disusun oleh:
Galih Adi Pratama
13/346548/KU/15816

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN PERSEPSI SENSORI
DI RUANG UNIT STROKE RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA

Tugas Mandiri
Stase Praktek Keperawatan Dasar

Disusun oleh:
Galih Adi Pratama
13/346548/KU/15816

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN NUTRISI DI RUANG UNIT STROKE RSUP DR SARDJITO
YOGYAKARTA

Tugas Mandiri
Stase Praktek Keperawatan Dasar

Disusun oleh:
Galih Adi Pratama
13/346548/KU/15816

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN
KEBUTUHAN PERAWATAN DIRI (PERSONAL HYGIENE)
DI RUANG UNIT STROKE RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA

Tugas Mandiri
Stase Praktek Keperawatan Dasar

Disusun oleh:
Galih Adi Pratama
13/346548/KU/15816

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
I. KONSEP PEMENUHAN KEBUTUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI
(PERSONAL HYGIENE)

A. PENGERTIAN
Personal hygiene berasal dari bahasa Yunani yaitu personal yang artinya perorangan
dan hygiene berarti sehat. Dalam sejarah Yunani, Hygiene berasal dari nama seorang Dewi
yaitu Hygea (Dewi pencegah penyakit). Perilaku personal hygiene atau kebersihan diri
adalah suatu usaha kesehatan perorangan untuk dapat memelihara kesehatan diri sendiri,
memperbaiki dan mempertinggi nilai-nilai kesehatan serta mencegah timbulnya penyakit.
Personal hygiene meliputi kebersihan badan, tangan, kulit/kuku, gigi dan rambut.
Arti lain dari Hygiene ada beberapa yang intinya sama yaitu:
1. Ilmu yang mengajarkan cara-cara untuk mempertahankan kesehatan jasmani, rohani
dan social untuk mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi.
2. Suatu pencegahan penyakit yang menitikberatkan pada usaha kesehatan perseorangan
atau manusia beserta lingkungan tempat orang tersebut berada.
3. Keadaan dimana seseorang, makanan, tempat kerja atau peralatan aman (sehat) dan
bebas pencemaran yang diakibatkan oleh bakteri, serangga, atau binatang lainnya.
4. Menurut Brownell, hygine adalah bagaimana caranya orang memelihara dan
melindungi kesehatan.
5. Menurut Gosh, hygiene adalah suatu ilmu kesehatan yang mencakup seluruh factor
yang membantu/mendorong adanya kehidupan yang sehat baik perorangan maupun
melalui masyarakat.
6. Menurut Prescott, hygiene menyangkut dua aspek yaitu:
Yang menyangkut individu (personal hygiene)
Yang menyangkut lingkungan (environment)
Personal hygiene adalah perawatan kebersihan diri yang dilakukan oleh individu untuk
mempertahankan kesehatannya sehingga individu merasa nyaman dan aman. Kebersihan
perorangan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang
untuk kesejahteraan fisik dan psikis.

Macam – macam Personal Hygiene:


1. Perawatan kulit kepala & rambut
2. Perawatan mata
3. Perawatan hidung
4. Perawatan telinga
5. Perawatan kuku kaki dan tangan
6. Perawatan genetalia
7. Perawatan kulit seluruh tubuh
8. Perawatan tubuh secara keseluruhan

Tujuan perawatan Personal Hygiene:


1. meningkatkan derajat kesehatan seseorang
2. memelihara kebersihan diri seseorang
3. memperbaiki personal hygiene yang kurang
4. pencegahan penyakit
5. meningkatkan percaya diri seseorang
6. menciptakan keindahan
7. menghilangkan minyak yang menumpuk , keringat , sel-sel kulit yang mati dan bakteri
8. menghilangkan bau badan yang berlebihan
9. memelihara integritas permukaan kulit
10. menstimulasi sirkulasi / peredaran darah
11. meningkatkan perasaan sembuh bagi klien
12. memberikan kesempatan pada perawatan untuk mengkaji kondisi kulit klien.
13. meningkatkan percaya diri seseorang
14. menciptakan keindahan
15. meningkatkan derajat kesehatan sesorang

Faktor-faktor yang mempengaruhi Personal Hygiene:


1. Citra tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra
tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene.
Jika seorang klien rapi sekali maka perawat mempertimbangkan rincian kerapian ketika
merencanakan keperawatan dan berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan
tentang bagaimana memberikan perawatan hygienis. Citra tubuh klien dapat berubah
akibat pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra
untuk meningkatkan hygiene.

2. Praktik sosial
Kelompok-kelompok sosial wadah seorang klien berhubungan dapat mempengaruhi
praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik
hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan
ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya merupakan beberapa faktok yang
mempengaruhi perawatan kebersihan.
3. Status sosioekonomi
Sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik kebersihan yang
digunakan. Perawat harus menentukan apakah klien dapat menyediakan bahan-bahan yang
penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan kometik.
4. Pengetahuan
Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi
praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup. Klien juga
harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri.
5. Budaya
Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan hygiene. Orang
dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik keperawatan diri yang berbeda pula.
Di Asia kebersihan dipandang penting bagi kesehatan.
6. Pilihan pribadi
Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur,
dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda (mis. Sabun,
sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.
7. Kondisi fisik
Orang yang menderita penyakit tertentu, mislanya kanker tahap lanjut atau menjalani
operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan personal
hygiene.
B. NILAI-NILAI NORMAL
Tingkat ketergantungan/ kemandirian seseorang dapat dikaji melalui salah satu alat ukur,
yaitu: Pengkajian Fungsional Barthel Index, seperti berikut ini:
No. Fungsi Skor Kondisi
Mengendalikan rangsang 0 Inkontinen/ tidak teratur (perlu pencahar)
1. defekasi (mengontrol 1 Kadang tak terkendali (1 kali seminggu)
BAB) 2 Mandiri
Mengendalikan rangsang 0 Inkontinen dan menggunakan kateter
2. berkemih (mengontrol 1 Kadang tak terkendali (maksimal 1 x 24 jam)
BAK) 2 Mandiri
3 Membersihkan diri (cuci 0 Membutuhkan pertolongan orang lain
muka, sisir rambut, gosok Mandiri
1
gigi)
Penggunaan toilet masuk/ 0 Tergantung pertolongan orang lain
keluar (melepas, pakai Perlu pertolongan pada beberapa aktivitas, tapi
4. 1
celana, menyeka, aktivitas lain dapat mengerjakan sendiri
menyiram) 2 Mandiri
Makan 0 Tidak mampu
5. 1 Perlu bantuan memotong makanan
2 Mandiri
Pindah tempat dari 0 Tidak mampu
berbaring ke duduk 1 Perlu banyak bantuan untuk duduk (2 orang)
6.
2 Bantuan minimal, 1 orang
3 Mandiri
Mobilisasi/ berjalan 0 Tidak mampu
1 Bisa mobilitas dengan kursi roda
7.
2 Berjalan dnegan bantuan 1 orang/ walker
3 Mandiri
Berpakaian/ memakai 0 Tergantung orang lain
8. baju 1 Sebagian dibantu, misal mengancing baju
2 Mandiri
Naik turun tangga 0 Tidak mampu
9. 1 Butuh pertolongan
2 Mandiri
Mandi 0 Tergantung orang lain
10.
1 Mandiri
Total Skor
Keterangan:
20 = Mandiri
12-19 = Ketergantungan ringan
9-11 = Ketergantungan sebagian
5-8 = Ketergantungan berat
0-4 = Ketrgantungan penuh
Untuk skor ≤ 8 dikonsulkan ke bagian Rehabilitasi Medik.

Dampak yang sering timbul pada masalah Personal Hygiene:


1. Dampak fisik
Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya
kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah
gangguan intregritas kulit, gangguan membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan
telinga dan gangguan fisik pada kuku.
2. Dampak psikososial
Masalah sosial yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,
aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

C. HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI PADA KLIEN YANG MENGALAMI


GANGGUAN PEMENUHAN PERAWATAN KEBERSIHAN DIRI (PERSONAL
HYGIENE)
1. Riwayat keperawatan
 Kebiasaan personal hygiene (mandi, oral care, perawatan kuku dan kaki,
perawatan rambut, mata, hidung, telinga, dan perineal care)
 Faktor yang mempengaruhi personal hygiene
 Riwayat masalah membran mukosa, kulit, mulut, hidung, telinga, kuku, kaki,
rambut dan perineal
 Pola kebersihan tubuh
 Perlengkapan personal hygiene yang dipakai
2. Pemeriksaan fisik
 Catat perubahan-perubahan pada area membran mukosa, kulit, mulut, hidung,
telinga, kuku, kaki, rambut dan perineal akibat terapi
 Lakukan inspeksi dan palpasi, catat adanya lesi dan kodisi lesi
 Observasi kondisi membran mukosa, kulit, mulut, hidung, telinga, kuku, kaki,
rambut dan perineal: warna, tekstur, kekebalan, turgor dan hidrasi
 Kaji masalah-masalah membran mukosa, kulit, mata, mulut, gigi, hidung,
telinga, kuku kaki dan tangan, rambut dan perineal.
3. Kemampuan melakukan self care
Kaji tingkat kemampuan klien melakukan Pengkajian Fungsional Barthel Index
D. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

Diagnosa Perencanaan (NOC) Intervensi (NIC)

1. Defisit perawatan Perawatan Diri : ADL Bantu perawatan diri : ADL


diri: ADL (makan, (makan, mandi, berpakaian/ (makan, mandi,berpakaian/berias/
mandi, berpakaian/ berias/ berdandan dan berdandan dan toileting)
berias/ berdandan toileting) - Kaji ADL pasien
dan toileting) b.d Kriteria Hasil : Setelah - Bantu memberikan makan
kelemahan perawatan 3x24 jam, klien pada pasien
diharapkan mampu : - Kaji dan monitor mual muntah
- Makan* - Bantu memandikan pasien
- Mandi* - Bantu perawatan kebersihan
- Kebersihan mulut dan gigi* mulut dan gigi
- Berpakaian/ berias/ - Ajarkan pasien/keluarga
berdandan* tentang cara perawatan mulut
- Toileting* dan gigi
- Memposisikan pasien* - Ajarkan pasien/keluarga
*dari skala 2 (substantial) ke tentang perineal care
3 (moderately compromised) - Monitor kebersihan kuku
- Monitor kelembaban kulit
- Bantu pasien memakai dan
melepas pakaian
- Bantu berdandan/berias (sisir,
body lotioan, dsb)
- Bantu pasien masuk dan
keluar toilet
- Bantu positioning pasien, jika
diperlukan
- Ajarkan pasien/keluarga
tentang positioning
- Beri support
DAFTAR PUSTAKA.
Alimul H, A Aziz. 2006. Pengantar KDM Aplikasi Konsep & Proses Keperawatan.
Jakarta:Salemba Medika.
McCloskey, Joanne dkk. 2008. Nursing Interventions Classification Fifth Edition. Mosby
Elsevier.
Moorhead, dkk. 2008. Nursing Outcome Classification Fifth Edition. Mosby Elsevier.
NANDA International. 2014. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2015-2017. Jakarta:EGC.
Potter & Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik
edisi 4 volume 2. Jakarta: EGC.
Towarto, Wartonah. 2007. Kebutuhan Dasar & Prose Keperawatan. Edisi 3. Jakarta :Salemba
Medika.
Wijaya, (2011). Personal Hygiene. Jakarta:EGC.
I. KONSEP KEBUTUHAN PERSEPSI SENSORI
A. PENGERTIAN PERSEPSI SENSORI
Persepsi sensori adalah proses sadar terhadap seleksi, organisasi dan mengartikan data dari
indera ke informasi yang bermakna atau kemampuan untuk menerima kesan sensori,
melalui asosiasi kortikal, menghubungkan stimuli ke pengalaman masa lalu dan
membentuk kesan dasar dari stimuli.. Macam-macam indera antara lain: olfaktori
(penghidu), visual (penglihatan), taktil (perabaan), auditori (pendengaran), gustatori
(pengecap), kinestetik (merasakan posisi tubuh) dan viseral (merasakan organ-organ dalam
tubuh). Persepsi sensori adalah proses memilih, mengatur, dan menafsirkan rangsangan
sensorik yang membutuhkan fungsi organ utuh dan rasa, jalur saraf, dan otak.
B. PERSEPSI SENSORI NORMAL
Sensori persepsi tergantung pada reseptor sensorik, retikular activing system (RAS), dan
berfungsi sebagai jalur saraf ke otak. RAS pengaruh kesadaran rangsangan, yang diterima
melalui panca indera: penglihatan, pendengaran, sentuhan, bau, dan rasa. Indra viseral
dirangsang internal sedangkan retikular mengaktifkan RAS. RAS bertanggung jawab
untuk menyatukan informasi dengan otak kecil dan bagian lain otak dan organ-organ indra.
RAS bekerja sangat selektif, misalnya:orang tua dapat terbangun karena mendengar suara
tangisan bayinya tapi sebaliknya mereka masih dapat tertidur saat ada suara keras dari luar.
C. CARA KERJA PERSEPSI SENSORI
Fungsi sensori dimulai dari penerimaan stimulus oleh indra, mendapat rangsangan dari luar
yang meliputi: pendengaran, pengelihatan, penciuman, perasa dan perabaan, sedangkan
organ reseptornya adalah mata, telinga, hidung, lidah, dan ujung saraf kulit. Rangsangan
dari dalam yaitu rangsangan ujung saraf tepi dari kulit kita dan jaringan tubuh. Rangsangan
yang diterima seseorang dipengarui oleh kesadaran seseorang yang dapat mempengarui
organ-organ lain.setelah rangsangan disalurkan kemudian ditangkap oleh RAS.
D. HAL-HAL YANG PERLU DIKAJI PADA KLIEN YANG MENGALAMI
GANGGUAN KEBUTUHAN PERSEPSI SENSORI
Beberapa hal yang perlu dikaji oleh perawat dalam hubungannya dengan pemenuhan kebutuhan
persepsi sensori antara lain:
1. Pemeriksaan fisik
- Ketajaman penglihatan, dengan mengunakan kartu Snellen, atau membaca
- Ketajaman pendengaran dengan mengobservasi percakapan yang dilakukan dengan
klien, tes Weber, Rhine
- Ketajaman terhadap bau-bauan dengan aroma yang spesifik
- Ketajaman pengecap
- Rangsang taktil
2. Kemampuan persepsi
- Kaji fungsi dari masing-masing indera: penglihatan, pendengaran, pengecapan,
pembau, atau perasa (vertigo, intoleransi terhadap panas/dingin).
- Kaji penggunaan alat-alat bantuan seperti kacamata, alat bantu dengar, dsb., tanyakan
apakah alat-alat tersebut efektif.
- Kaji apakah klien secara verbal merasakan pengaruh kesulitan perseptual terhadap gaya
hidup atau gambaran diri.
2. Trauma yang baru saja terjadi yang dapat mempengaruhi sistem persarafan, (seperti: jatuh
atau kecelakaan lalu lintas)
3. Infeksi yang baru saja terjadi, termasuk sinusitis dan infeksi telinga atau gigi
4. Kecanggungan atau kelemahan ekstremitas dan kesulitan berjalan
5. Penyimpangan sensori (seperti: kesemutan, baal, hipersensitivitas, nyeri) atau kehilangan
sensori pada wajah, badan dan ekstremitas
6. Penggunaan tembakau, alkohol dan obat-obat tertentu (baik yang diresepkan maupun obat
yang dibeli sendiri, termasuk : dosis, jadwal pemberian, dan efek teraupetik dan yang
merugikan)
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Konfusi akut
2. Kerusakan memori
3. Hambatan komunikasi verbal
III. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Konfusi akut
Definisi:
Awitan mendadak gangguan kesadaran, perhatian, kognisi, dan persepsi yag reversible dan
terjadi dalam periode waktu singkat.
NOC: Orientasi kognitif, dengan kriteria hasil:

 Mengidentifikasi diri sendiri


 Mengidentifikasi tempat saat ini
 Mengidentifikasi orang-orang yang signifikan
 Mengidentifikasi peristiwa saat ini yang signifikan
NIC: Manajemen delirium, dengan aktivitas:

 Identifikasi faktor penyebab delirium


 Berikan terapi awitan untuk menurunkan atau menghilangkan faktor penyebab terapi delirium
 Monitor status neurologi secara berkala
 Libatkan anggota keluarga di rumah sakit unntuk mengawasi pasien yang mengalami agitasi
daripada melakukan pengekangan
 Biarkan pasien melakukan kebiasaan-kebiasaan yang bisa mengurangi kecemasan
 Jangan mengajak pasien berpikir abstrak jika pasien hanya bisa berpikir mengenai sesuatu yang
konkrit.
 Jangan memvalidasi kesalahpahaman maupun kesalahan persepsi yang disampaikan pasien
yang sedang mengalami delirium
2. Kerusakan memori
Definisi:
Ketidakmampuan mengingat beberapa informasi atau keterampilan sikap.
NOC: Memori, dengan kriteria hasil:

 Mengingat informasi yang baru saja terjadi secara akurat


 Mengingat informasi yang terbaru secara akurat
 Mengingat informasi yang sudah lama secara akurat

NIC: Latihan memori, dengan aktivitas:


 Diskusikan dengan pasien/keluarga yang mengalami masalah ingatan
 Stimulasi ingatan dengan cara mengulangi pemikiran pasien yang terakhir diekspresikan,
dengan cara yang tepat
 Implementasikan teknik mengingat yang tepat, misalnya visual imagery, alat yang membantu
ingatan, permainan ingatan.
 Beri latihan orientasi
 Berikan kesempatan untuk berkonsentrasi
 Berikan petunjuk pembelajaran yang baru
 Sediakan pengingat dengan menggunakan gambar, dengan cara yang tepat
 Dukung pasien untuk berpartisipasi dalam program kelompok latihan mengingat, dengan cara
yang tepat
3. Hambatan komunikasi verbal
Definisi:
Penurunan, perlambatan, atau ketiadaan kemampuan untuk menerima, memproses,
mengirim, dan/atau menggunakan sistem simbol
NOC: Komunikasi, dengan kriteria hasil:

 Menggunakan bahasa lisan


 Mengenali pesan yang diterima
 Interpretasi akurat terhadap pesan yang diterima
 Pertukaran pesan yang akurat dengan orang lain
NIC:

Peningkatan komunikasi: kurang bicara, dengan aktivitas:

 Monitor kecepatan bicara, tekanan, kuantitas, volume, dan diksi


 Monitor proses kognitif, anatomis, dan fisiologi terkait dengan kemampuan berbicara
 Kenali emosi dan perilaku fisik pasien sebagai bentuk komunikasi mereka
 Sesuaikan gaya komunikasi untuk memenuhi kebutuhan klien
 Modifikasi lingkungan untuk bisa meminimalkan kebisingan yang berlebihan dan menurunkan
disress
 Kolaborasi bersama keluarga dan ahli/terapis bahasa patolog untuk mengambangkan rencana
agar bisa berkomunikasi secara efektif
Peningkatan komunikasi: kurang pendengaran, dengan aktivitas:
 Lakukan atau atur pengkajian dan skrining rutin terkait dengan fungsi pendengaran
 Monitor akumulasi serumen yang berlebihan
 Instruksikan pasien untuk tidak menggunakan benda asing yang lebih kecil dari ujung
jari pasien untuk menghilangkan serumen
 Hindari lingkungan yang berisik saat komunikasi
 Gunakan gerakan tubuh bila diperlukan
 Dengarkan dengan penuh perhatian, sehingga memberikan waktu yang adekuat bagi
pasien untuk menanggapi dan memproses komunikasi

IV. DAFTAR PUSTAKA


Brunner et al. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Jakarta. EGC

Bulechek, Gloria M; Butcher, Howard K; Dochterman, Joanne McCloskey. 2013. Nursing


Intervention Classification (NIC) edisi keenam edisi bahasa Indonesia. USA: Mosby.
Ellis, Janice, Elizabeth A. Noulis. 1994. Nursing Human Need Approach 5th Edition. Philadelphia: J.B.
Lippincott Company.

Moorhead, Sue; Johnson, Marison; Maas, Meridean L; Swanson, Elizabeth. 2013. Nursing
Outcomes Classification (NOC) edisi kelima edisi bahasa Indonesia. USA: Mosby
Nanda International (2015). Diagnosis Keperawatan: definisi & Klasifikasi. 2015-2017. Penerbit buku
kedokteran EGC: Jakarta.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN
KEAMANAN DAN KESELAMATAN
DI RUANG UNIT STROKE RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA

Tugas Mandiri
Stase Praktek Keperawatan Dasar

Disusun oleh:
Galih Adi Pratama
13/346548/KU/15816

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
DI RUANG UNIT STROKE RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA

Tugas Mandiri
Stase Praktek Keperawatan Dasar

Disusun oleh:
Galih Adi Pratama
13/346548/KU/15816

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN
DI RUANG UNIT STROKE RSUP DR SARDJITO

Tugas Mandiri
Stase Praktek Keperawatan Dasar

Disusun oleh:
Galih Adi Pratama
13/346548/KU/15816

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN
DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT
DI RUANG UNIT STROKE RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA

Tugas Mandiri
Stase Praktek Keperawatan Dasar

Disusun oleh:
Galih Adi Pratama
13/346548/KU/15816

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018

Anda mungkin juga menyukai