Eksum Kawasan Lindung PDF
Eksum Kawasan Lindung PDF
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang
Pemanfaatan sumberdaya alam serta pelestarian lingkungan perlu diatur untuk
menghindari kerusakkan lingkungan atau bencana lingkungan sehingga
pembangunan dan kelestarian lingkungan dapat secara sinergis berjalan bersamaan.
Banyak produk hukum dibuat oleh pemerintah terkait dengan pengelolaan
sumberdaya alam maupun pelestarian lingkungan, namun exploitasi sumberdaya alam
masih terjadi secara besar-besaran tanpa memperhatikan kemampuan alam untuk
memperbaiki diri.
Pengaturan pelestarian lingkungan juga perlu diperhatikan di dalam
pengaturan tata ruang. Berbagai kebijakan pemerintah cukup jelas dan tegas
mengatur tata ruang pengembangan wilayah baik dari tingkat nasional, provinsi dan
kabupaten atau kota dengan memperhatikan aspek lingkungan ke dalam penataan
ruang wilayah yang harus dilindungi untuk kepentingan kelestarian fungsi lingkungan.
Kawasan lindung dan kawasan budidaya ditetapkan untuk menjaga keharmonisan
antara pembangunan daerah dengan kelestarian fungsi lingkungan. Pengelolaan
kawasan lindung secara khusus diatur oleh Keputusan Presiden nomor 32 tahun 1990.
Kebijakan tersebut disusun sebagai pedoman pengelolaan kawasan lindung di dalam
pengembangan pola tata ruang wilayah. Undang-undang No 26 tahun 2007 tentang
Penataan Ruang juga menyebutkan keharusan penetapan kawasan lindung selain
kawasan budidaya.
Kelemahan di dalam upaya pengendalian penerapan rencana tata ruang
menjadi kendala utama di dalam menjamin kelestarian fungsi kawasan lindung yang
telah ditetapkan sebelumnya. Tanpa adanya informasi yang aktual dan valid terkait
dengan kondisi kawasan lindung juga akan menyulitkan upaya pengendalian tata
ruang. Karenanya sistem pemantauan secara reguler perlu dikembangkan untuk
mengetahui apakah rencana tata ruang yang dibuat sesuai dengan kondisi di
lapangan, bagaimana kondisinya serta perubahan apa yang terjadi di dalam kawasan
lindung tersebut. Informasi yang diperoleh selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar
pertimbangan perbaikan kebijakan terkait dengan pengelolaan kawasan lindung
sehingga dapat memaksimalkan fungsinya untuk melindungi dan mencegah terjadinya
bencana lingkungan.
1.2.1 Maksud
Maksud dari kegiatan Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan
Peraturan Walikota tentang Kawasan Lindung Kota Malang adalah :
1. Mengidentifikasi kawasan lindung di Kota Malang;
2. Mengidentifikasi obyek-obyek yang masuk dalam kategori kawasan lindung;
3. Memetakan seluruh kawasan lindung pada peta kedalaman skala 1 : 1000;
4. Menetapkan Pokok-pokok kebijakan kawasan lindung;
5. Menetapkan Kawasan Lindung Kota Malang;
6. Menetapkan Kebijakan Pengelolaan dan Pengendalian Kawasan Lindung
dengan melibatkan kearifan lokal;
7. Menganalisis Indikasi Program dan Prioritas program tahunan selama 10 tahun;
8. Menyusun Naskah Akademis dan Rancangan peraturan Walikota tentang
Kawasan Lindung Kota Malang
1.2.2 Tujuan
Tujuan umum penyusunan laporan pendahuluan ini pada umumnya
memberikan esensi terhadap pemahaman kembali Kerangka Angka Acuan Kerja yang
telah dibuat. Sedangkan tujuan dari Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan
Peraturan Walikota tentang Kawasan Lindung Kota Malang ini adalah Menyusun
pedoman sebagai acuan bersama bagi pemerintah dan masyarakat dalam
pengelolaan, pemantauan, dan pengendalian kawasan lindung di Kota Malang.
Tahapan proses yang dilalui adalah :
1. Tahap Persiapan;
2. Tahap Survei dan Studi Literatur;
3. Tahap Analisis Data;
4. Tahap Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota tentang
Kawasan Lindung Kota Malang;
Sehingga mampu :
1) Mencegah timbulnya kerusakan fungsi lingkungan hidup;
2) Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air, iklim, tumbuhan dan satwa, serta
nilai sejarah dan budaya daerah;
3) Mewujudkan tujuan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Malang sebagai kota
pendidikan yang berkualitas dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi yang
didukung sektor penunjang pariwisata serta sektor industri, perdagangan dan jasa
agar tercipta kota yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan;
4) Menjamin kepastian hukum pengelolaan dan pengendalian kawasan lindung
berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
1.2.3 Sasaran
Adapun Sasaran dari Penyusunan Kawasan Lindung Kota Malang ini adalah :
1. Teridentifikasinya secara data dan spasial penetapan kawasan lindung sesuai
aturan perundang-undangan.
2. Terciptanya pemanfaatan ruang dan pengelolaan kawasan lindung yang sesuai
rencana tata ruang;
3. Tersedianya acuan yang operasional dalam pengaturan kawasan lindung di Kota
Malang.
Adapun Sasaran dari kegiatan Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan
Peraturan Walikota tentang Rencana Induk Jalur Sepeda Kota Malang dapat
dikelompokkan untuk masing-masing tahapan sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan :
a. Perencanaan alat survei;
b. Mapping kelompok kawasan lindung di Kota Malang;
2. Tahap Survei dan Studi Literatur;
a. Studi literatur tentang pengertian dan kriteria teknis kawasan lindung;
b. Survei instansional tentang data yang terkait kawasan lindung;
c. Survei lapangan lokasi kawasan lindung untuk kemudian dilakukan
plottingnya pada peta
3. Tahap Analisis Data;
a) Mengidentifikasi kawasan lindung di Kota Malang, secara spasial dan
data tabular;
b) Mengidentifikasi obyek-obyek yang masuk dalam kategori kawasan
lindung;
c) Memetakan seluruh kawasan lindung pada peta skala 1 : 1000;
d) Analisis Pokok-pokok kebijakan kawasan lindung;
e) Penetapkan Kawasan Lindung Kota Malang;
f) Analisis kegiatan budidaya yang masih diperkenankan di Kawasan
lindung;
g) Analisis Kebijakan Pengelolaan dan Pengendalian Kawasan Lindung
dengan melibatkan kearifan lokal;
h) Analisis Indikasi Program dan Prioritas program tahunan selama 10
tahun;
4. Tahap Penyusunan Naskah Akademis dan rancangan peraturan Walikota
tentang Rencana Kawasan Lindung Kota Malang;
Tabel 2. 1 Luas Kawasan Lindung Setempat Berupa Sempadan Sungai Tiap BWK
Kota Malang
No. BWK Kota Malang Luasan Kawasan
Lindung (Ha)
1 BWK Malang Utara ± 229,59
2 BWK Malang Timur ± 102,09
3 BWK Malang Tengah ± 85,12
4 BWK Malang Timur Laut ± 145,43
5 BWK Malang Barat ± 333,43
6 BWK Malang Tenggara ± 83,38
Jumlah ± 979,05
Sumber : Hasil Perhitungan Peta GIS, 2013
mendirikan bangunan diukur dari tepi luar parit saluran baik disisi kanan dan
kiri saluran.
Berdasarkan penetapan garis sempadan saluran irigasi tersebut di atas serta melalui
perhitungan peta GIS maka diperoleh luasan keseluruhan kawasan lindung
setempat untuk saluran irigasi di tiap BWK Kota Malang adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 3 Luas Kawasan Lindung Setempat Berupa Sempadan Irigasi Tiap BWK
Kota Malang
No. BWK Kota Malang Luasan Kawasan
Lindung (Ha)
1 BWK Malang Utara ± 9,74
2 BWK Malang Timur ± 2,52
3 BWK Malang Tengah ± 0,59
4 BWK Malang Timur Laut ± 5,50
5 BWK Malang Barat ± 3,45
6 BWK Malang Tenggara ± 5,25
Jumlah ± 27,08
Sumber : Hasil Perhitungan Peta GIS, 2013
Meliputi Jl. Raya Dieng, Jl. Raya Langsep, Jl. Besar Ijen, Jl. Danau Toba, Jl.
Danau Kerinci Raya, Jl. Galunggung, dan Jl. Veteran.
RTH Jalur Hijau Jalan dengan Fungsi Pengarah Pandangan
Meliputi persimpangan Jl. Besar Ijen ke arah jalan terusan Jl. Surabaya-
Jl.Guntur dan Jl. Buring, persimpangan Jl. Besar Ijen ke arah Jl. Bandung,
persimpangan Jl. Besar Ijen ke arah Jl. Kawi, dan persimpangan Jl. Hamid
Rusdi serta taman bundaran Jl. Panglima Sudirman dan Taman Segitiga
Arjosari.
Kebutuhan penanganan dilakukan pada RTH Jalur Jalan yang sudah
ditetapkan sebagai kawasan lindung Kota Malang. Kebutuhan penanganan pada
RTH Jalur Jalan di Kota Malang didasarkan pada kondisi potensi permasalahan
eksisting yang ada serta pada masing- masing karakteristik fungsi RTH Jalur Jalan.
Adapun kebutuhan penanganannya adalah sebagai berikut.
2.4.2 Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Taman, Monumen, Gerbang Kota
Malang
Berdasarkan kriteria RTH Taman dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan RTH Di
Kawasan Perkotaan serta berdasarkan masterplan RTH Kota Malang yang telah
disusun pada tahun 2012, maka penetapan RTH Taman Kota, Monumen, dan
Gerbang Kota di Kota Malang yang sekaligus akan direncanakan
pengembangannya tiap BWK adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 7 Penetapan RTH Taman Kota, Monumen, Gerbang Kota di Masing- masing BWK
Kota Malang
yang terlihat dari adanya kesan kesatuan merupakan upaya untuk memunculkan
kesan utama, karakter atau identitas melalui unity yang terjadi, karakter taman
dapat terlihat dengan jelas. Sebagai contoh taman yang memiliki karakter sebagai
taman bermain, taman rumah, taman formal, taman tropis, taman sebagai
gerbang kota.
2.4.3 Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Lapangan Olahraga Dan Makam
Untuk penetapan RTH makam dan lapangan olahraga di Kota Malang dalam
naskah akademis ini akan mengacu pada masterplan RTH Kota Malang yang telah
disusun pada tahun 2012. Adapun penetapan kawasan lindung RTH Makam dan
lapangan olahraga di Kota Malang adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 8 Jenis dan Lokasi RTH Makam dan Lapangan Olahraga di Masing- masing BWK
Kota Malang
berupa pohon peneduh yang memiliki ketinggian relatif tinggi dan ditempatkan di
sekeliling lapangan atau mengelompok di beberapa sudut lapangan.
Berdasarkan penetapan RTH Makam dan Lapangan Olahraga tersebut di atas serta
melalui perhitungan peta GIS maka diperoleh luasan keseluruhan kawasan lindung
RTH Kota untuk jenis makam dan lapangan olahraga di tiap BWK Kota Malang
adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 9 Luas Kawasan Lindung RTH Kota Berupa Makam dan Lapangan Olahraga Tiap
BWK Kota Malang
2.4.4 Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Hutan Kota Dan Taman Bibit
Penetapan RTH hutan kota dan taman bibit pada dasarnya tetap mengacu
pada masterplan RTH Kota Malang yang telah disusun pada tahun 2012. Adapun
penetapan lokasi kawasan RTH hutan kota dan taman bibit di Kota Malang adalah
sebagai berikut.
Tabel 2. 10 Lokasi RTH Hutan Kota dan Taman Bibit di masing- masing
BWK Kota Malang
No. Bagian Wilayah Kota Lokasi RTH Hutan Kota dan Taman Bibit
1 BWK Malang Utara -
2 BWK Malang Tengah Hutan Kota Malabar
Hutan Kota Jakarta
Hutan Kota Kediri
Hutan Kota Trunojoyo
Hutan Kota Ronggowarsito
Taman Bibit Garbis
3 BWK Malang Timur Hutan Kota Kecamatan
Kedungkandang
4 BWK Malang Barat -
5 BWK Malang Tenggara Hutan kota di Kelurahan Arjowinangun
Hutan kota di Kelurahan Kebonsari
Hutan kota di Kelurahan Gadang
Hutan kota di Kelurahan Buring
6 BWK Malang Timur Laut -
Sumber : Masterplan RTH Kota Malang, 2012
2.4.5 Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Pengaman Jalur Kereta Api
Berdasarkan kriteria RTH Taman dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
Nomor 05/PRT/M/2008 tentang Pedoman Penyediaan Dan Pemanfaatan RTH Di
Kawasan Perkotaan serta berdasarkan hasil kajian analisa dan kesepakatan
dengan tim teknis, penetapan sempadan jalur kereta api di Kota Malang adalah
sebagai berikut.
Jalan Kereta Api Lurus
Mengingat jalur kereta api yang melintasi Kota Malang melintang dari utara ke
selatan direncanakan pengembangannya sebagai jalur ganda (double track)
maka untuk jalan kereta api lurus sempadan jalur ditetapkan 11 meter yang
diukur dari as jalur terdekat ke arah kanan dan kiri.
Jalan Kereta Api Berkelok
Berbeda halnya dengan jalan kereta api lurus, untuk sempadan jalan rel kereta
api berkelok dengan lengkungan ke dalam ditetapkan 23 meter atau lebih
sedangkan sempadan jalan rel kereta api yang memiliki lengkung ke luar
ditetapkan 11 meter atau lebih.
Setelah adanya penetapan sempadan jalur kereta api seperti yang telah
dijabarkan di atas, ditetapkan pula kriteria garis sempadan jalur rel kereta api yang
dapat dimanfaatkan untuk RTH. Adapun kriteria tersebut adalah sebagai berikut.
(1) Garis sempadan jalan rel kereta api adalah ditetapkan dari as jalan rel terdekat
apabila jalan rel kereta api lurus
(2) Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak di tanah timbunan diukur dari
kaki tanggul
(3) Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak di dalam galian, diukur dari
puncak galian tanah atau atas serongan
(4) Garis sempadan jalan rel kereta api yang terletak pada tanah datar diukur dari
as jalan rel kereta api
(5) Garis sempadan jalan rel kereta api pada belokan adalah lebih dari 23 meter
diukur dari lengkung dalam sampai as jalan. Dalam jalur tanah yang bebas,
yang secara berangsur angsur melebar dari jarak lebih dari 11 sampai lebih dari
23 meter. Pelebaran tersebut dimulai dalam jarak 20 meter di muka lengkungan
untuk selanjutnya menyempit lagi sampai jarak lebih dari 11 meter.
(6) Garis sempadan jalan rel kereta api yang dimaksud pada poin 1 tidak berlaku
apabila jalan rel kereta api terletak di tanah galian yang dalamnya 3,5 meter
(7) Garis sempadan jalan perlintasan sebidang antara jalan rel kereta api dengan
jalan raya adalah 30 meter dari as jalan rel kereta api pada titik perpotongan
as jalan rel kereta api dengan as jalan raya dan secara berangsur angsur
menuju pada jarak lebih dari 11 meter dari as jalan rel kereta api pada titik 600
meter dari titik perpotongan as jalan kereta api dengan as jalan raya.
Berdasarkan penetapan garis sempadan jalan rel kereta api tersebut di atas
serta melalui perhitungan peta GIS maka diperoleh luasan keseluruhan kawasan
lindung RTH Kota untuk RTH pengaman jalur kereta api di tiap BWK Kota Malang
adalah sebagai berikut.
Tabel 2. 11 Luas Kawasan Lindung RTH Kota Berupa Pengaman Jalur Kereta Api Tiap BWK
Kota Malang
No. BWK Kota Malang Luasan Kawasan
Lindung (Ha)
1 BWK Malang Utara -
2 BWK Malang Timur -
3 BWK Malang Tengah ± 10,08
4 BWK Malang Timur Laut ± 14,87
5 BWK Malang Barat ± 12,22
6 BWK Malang Tenggara ± 2,03
Jumlah ± 39,22
Sumber : Hasil Perhitungan Peta GIS, 2013
Tabel 2. 13 Luas Kawasan Lindung RTH Kota Berupa Pengaman Jalur SUTT Tiap BWK
Kota Malang
No. BWK Kota Malang Luasan Kawasan
Lindung (Ha)
1 BWK Malang Utara ± 19,01
2 BWK Malang Timur ± 20,46
3 BWK Malang Tengah ± 28,75
4 BWK Malang Timur Laut ± 26,51
5 BWK Malang Barat ± 52,31
6 BWK Malang Tenggara ± 30,03
Jumlah ± 177,10
Sumber : Hasil Perhitungan Peta GIS, 2013
2.4.7 Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Sempadan Sungai Dan Buffer Zone
A. Penetapan RTH Sempadan Sungai dan Buffer Zone di Kota Malang
Adapun RTH sempadan sungai di Kota Malang yang ditetapkan dan
direncanakan pengembangannya dalam Masterplan RTH Kota Malang
diantaranya adalah sebagai berikut.
1) BWK Malang Utara
RTH sempadan sungai ditetapkan seluas 383.200 m² meliputi sempadan sungai
Brantas dan Kali Metro.
2) BWK Malang Tengah
Wilayah BWK Malang Tengah pada kondisi eksistingnya di lalui oleh sungai
Brantas sehingga RTH sempadan sungai ditetapkan mengikuti wilayah daerah
aliran sungai Brantas dengan luas sekitar 439.910 m².
3) BWK Malang Timur
RTH sempadan sungai di wilayah BWK Malang Timur meliputi daerah aliran
Sungai Amprong dan Sungai Bango dengan lebar sempadan masing- masing
Tabel 3. 1 Indikasi Program Kawasan Lindung Beserta Obyek Yang Masuk Didalamnya Di Kota Malang
Contents
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................................................................................... 1
1.2 Maksud, Tujuan, dan Sasaran................................................................................................................................................ 1
1.2.1 Maksud .................................................................................................................................................................................... 2
1.2.2 Tujuan ....................................................................................................................................................................................... 2
1.2.3 Sasaran .................................................................................................................................................................................... 2
1.3 Ruang Lingkup ........................................................................................................................................................................... 3
1.3.1 Ruang Lingkup Wilayah....................................................................................................................................................... 4
1.3.2 Ruang Lingkup Substansi Dan Kegiatan ......................................................................................................................... 4
1.4 Kerangka Berpikir ...................................................................................................................................................................... 7
2.1 Kawasan Lindung Setempat ................................................................................................................................................. 9
2.1.1 Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan Kawasan Sempadan Sungai Di Kota Malang .............................. 9
2.1.2 Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan Kawasan Sempadan Irigasi Di Kota Malang ............................... 20
2.2 Kawasan Cagar Budaya ...................................................................................................................................................... 24
2.3 Kawasan Rawan Bencana .................................................................................................................................................. 27
2.4 Kawasan RTH Kota .................................................................................................................................................................. 29
2.4.1 Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Jalur Jalan Di Kota Malang ...................................................... 29
Penyusunan Naskah Akademis dan Rancangan Peraturan Walikota
Tentang Kawasan Lindung Kota Malang 70
Executive Summary
2.4.2 Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Taman, Monumen, Gerbang Kota Malang ........................ 31
2.4.3 Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Lapangan Olahraga Dan Makam ......................................... 33
2.4.4 Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Hutan Kota Dan Taman Bibit ................................................... 36
2.4.5 Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Pengaman Jalur Kereta Api .................................................... 37
2.4.6 Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Pengaman Jalur Sutt.................................................................. 39
2.4.7 Penetapan Dan Kebutuhan Penanganan RTH Sempadan Sungai Dan Buffer Zone ...................................... 41
Tabel 2. 1 Luas Kawasan Lindung Setempat Berupa Sempadan Sungai Tiap BWK ......................................................... 10
Tabel 2. 2 Kebutuhan Penanganan Kawasan Sempadan Sungai di BWK Malang Utara .............................................. 10
Tabel 2. 3 Luas Kawasan Lindung Setempat Berupa Sempadan Irigasi Tiap BWK ........................................................... 21
Tabel 2. 4 Kebutuhan Penanganan Kawasan Sempadan Irigasi di Kota Malang ........................................................... 21
Tabel 2. 5 Kebutuhan Penanganan Kawasan Cagar Budaya .............................................................................................. 24
Tabel 2. 6 Kebutuhan Penanganan RTH Jalur Jalan di Kota Malang................................................................................... 30
Tabel 2. 7 Penetapan RTH Taman Kota, Monumen, Gerbang Kota di Masing- masing BWK Kota Malang .............. 31
Tabel 2. 8 Jenis dan Lokasi RTH Makam dan Lapangan Olahraga di Masing- masing BWK Kota Malang................ 33
Tabel 2. 9 Luas Kawasan Lindung RTH Kota Berupa Makam dan Lapangan Olahraga Tiap BWK Kota Malang .... 36
Tabel 2. 10 Lokasi RTH Hutan Kota dan Taman Bibit di masing- masing BWK Kota Malang ........................................... 36
Tabel 2. 11 Luas Kawasan Lindung RTH Kota Berupa Pengaman Jalur Kereta Api Tiap BWK ........................................ 38
Tabel 2. 12 Kebutuhan Penanganan RTH Jalur Kereta Api di Kota Malang ....................................................................... 38
Tabel 2. 13 Luas Kawasan Lindung RTH Kota Berupa Pengaman Jalur SUTT Tiap BWK .................................................... 39
Tabel 2. 14 Kebutuhan Penanganan RTH Pengaman Jalur SUTT di Kota Malang ............................................................ 40