Anda di halaman 1dari 2

KEGIATAN PROLANIS KLINIK INSAN MEDIKA

“HIPERTENSI DAN JANTUNG”

Disampaikan oleh dr.asmin


Pada Tanggal 11/02/2018
Di Klinik Insan Medika

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu penyakit kronis dimana terdapat peningkatan tekanan
darah sistolik (tekanan darah saat jantung berkontraksi) yang lebih dari 140 mmHg dan/ atau tekanan
darah diastolik (tekanan darah saat jantung tidak berkontraksi) lebih dari 90 mmHg. Hipertensi
merupakan penyebab utama kematian prematur di dunia. Menurut data World Health Organization
(WHO), terdapat sekurang-kurangnya 970 juta orang di seluruh dunia yang mengidap tekanan darah
tinggi (hipertensi) yaitu 330 juta jiwa di negara berkembang dan 640 juta jiwa di negara maju. Angka ini
akan terus meningkat dan diprediksi akan terdapat 1,56 milyar jiwa mengidap hipertensi pada tahun
2025. Sedangkan di Indonesia berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2007, sebanyak 31,7% penduduk di
atas 18 tahun mengidap hipertensi dan hanya 0,4% yang terkontrol.

Hipertensi terkenal sebagai ‘silent killer’ atau pembunuh diam-diam, karena kerap kali tidak menimbulkan
gejala, tetapi tanpa disadari penyakit ini akan merusak jantung, pembuluh darah, ginjal, mata, dan otak
secara perlahan dan terus menerus. Hipertensi adalah penyakit kronik dan 99% penyakit hipertensi tidak
diketahui penyebabnya. Pengidap hipertensi tidak pernah sembuh walaupun telah dilakukan pengobatan.
Tujuan dari pengobatan hipertensi adalah mengontrol tekanan darah sesuai target. Dengan tekanan
darah yang terkontrol melalui pengobatan dan perubahan gaya hidup, komplikasi hipertensi akan
berkurang secara bermakna.

H U B U N G AN H I P E R T E N S I D AN P E N Y AK I T J AN T U N G
Hipertensi yang tidak terkontrol akan menyebabkan penyakit jantung berupa penyakit jantung koroner,
pembesaran jantung, dan gagal jantung.

Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner yang penting. Tekanan darah
tinggi akan menyebabkan pembuluh darah koroner (pembuluh darah yang memberi suplai darah ke
jantung) mengalami aterosklerosis (penyakit penumpukan lemak di dinding pembuluh darah) dan
terjadilah pembentukan plak. Plak akan menyebabkan penyempitan pembuluh koroner dan bahkan dapat
terjadi penyumbatan secara tiba-tiba. Pembuluh koroner yang menyempit akan menghambat aliran darah
sehingga asupan oksigen ke jantung untuk memenuhi kebutuhan jantung akan menurun. Plak juga dapat
memulai pembentukan sumbatan pembuluh darah koroner secara tiba-tiba. Kurangnya suplai darah ke
jantung akan menyebabkan nyeri dada, sesak napas, pingsan, ketidakteraturan irama jantung, dan
bahkan sering menyebabkan meninggal mendadak.

Selain merusak koroner, tekanan yang tinggi pada pembuluh darah akan memaksa jantung untuk bekerja
lebih keras dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Hal ini akan menyebabkan penebalan otot jantung
dan hilangnya elastisitas dari otot itu. Berbeda dengan otot lengan atau otot perut yang terlatih akan
menjadi lebih kuat, otot jantung yang menebal pada akhirnya akan mengalami penurunan fungsi, baik
fungsi relaksasi untuk menampung darah dan terutama fungsi pompa jantung akan menurun. Penurunan
fungsi ini akan menyebabkan sesak nafas, pembengkakan hati dan tungkai, cepat lelah, gangguan irama
jantung, dan bahkan kematian mendadak.

P E N G O B AT AN H I P E R T E N S I
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Seperti telah disebutkan di atas, semua komplikasi hipertensi
ini akan berkurang secara bermakna apabila tekanan darah terkontrol.
1. Perubahan gaya hidup sehat sangat penting dalam pengobatan hipertensi.
2. Berhenti merokok,
3. Memiliki berat badan ideal,
4. Olahraga teratur,
5. Makan makanan seimbang, dan
6. Kurangi konsumsi alkohol
Olahraga yang dianjurkan adalah aerobik, seperti jogging, bersepeda, senam, berenang, dengan
frekuensi 5-7 kali per minggu minimal 30 menit. Diet yang dianjurkan adalah kurangi lemak, jeroan, kulit
ayam, santan, kuning telur, dan otak sapi. Hindari makanan olahan atau kalengan dan siap saji, kurangi
konsumsi garam, dan perbanyak buah dan sayuran.
Target tekanan darah adalah tekanan sistolik ≤ 130 mmHg. Apabila dengan modifikasi gaya hidup
tekanan darah tetap lebih dari 130 mmHg, pengobatan anti hipertensi diperlukan. Obat-obatan tidak akan
dapat menyembuhkan hipertensi, karena penyakit ini memang tidak dapat disembuhkan. Obat ini
sangat diperlukan untuk mengontrol tekanan darah sesuai target yang kita inginkan. Terkadang
kombinasi lebih dari 1 obat anti hipertensi diperlukan. Jangan menghentikan obat tanpa saran dari dokter,
karena obat anti hipertensi hanya bekerja dengan baik apabila dikonsumsi secara teratur sesuai aturan
penggunaannya. Apabila obat hipertensi dihentikan, maka tekanan darah akan kembali naik dan
komplikasi akan terjadi. Kontrol teratur sangat diperlukan dalam terapi hipertensi.

Kontrol tekanan darah sejak dini dengan gaya hidup sehat dan terapi anti hipertensi dalam pengawasan
medis niscaya komplikasi hipertensi terhadap jantung akan dapat terhindari.

Dikutip dari http://siloamheartinstitute.com/hipertensi-dan-penyakit-jantung/ Oleh : Dr. Elisa Feriyanti


Pakpahan, SpJP

Anda mungkin juga menyukai