Anda di halaman 1dari 8

NIM: 17208153005

MATKUL: PENCEMARAN LINGKUNGAN

Lingkungan adalah suatu sistem yang dinamis, selalu berubah-ubah setiap waktu.
Tetapi meskipun dinamis, lingkungan tetap menjaga kondisi komponen yang ada di dalamnya
untuk tetap berada pada kondisi yang stabil dan seimbang. Komponen penting seperti
Karbon, Nitrogen, Hidrogen dan Oksigen merupakan beberapa komponen yang ada di
lingkungan yang semuanya mengalami siklus baik dalam bentuk organik maupun anorganik.
Beberapa dari komponen tersebut terlarut ke dalam air dan mengalir menuju sungai maupun
air tanah, beberapa lagi mengalami penguapan ke atmosfer dan dapat dikembalikan lagi ke
bumi melalui proses presipitasi, fotosintesis dan fiksasi nitrogen. Apabila siklus tersebut
terganggu, maka secara otomatis pola kehidupan pun akan terganggu pula.
Masalah yang muncul umumnya berasal dari enam komponen yang sangat reaktif
yakni C, H, N, O, P dan S. Keenam komponen tersebut merupakan komponen penting
penyusun kehidupan, penyusun Protein, karbohidrat dan lemak. Enam komponen tersebut
(kecuali fosfor) dapat ditemukan baik dalam bentuk komponen terlarut maupun gas sehingga
dapat mengalami perputaran (siklus) yang sempurna (di atmosfer, tanah dan air). Sementara
fosfor hanya mampu mengalami perputaran di lingkup perairan dan daratan karena jumlah
fosfor yang berbentuk gas hanya sedikit.
Siklus tersebut dapat berlajan dengan normal dan stabil apabila tidak terjadi
gangguan. Misalnya, pembakaran batu bara dan minyak dapat meningkatkan kadar CO2 di
atmosfer. Penggunaan fosfat dan pupuk kandang yang berlebihan dapat menggangu
keseimbangan kadar fosfor di perairan sehingga menyebabkan pertumbuhan algae dan
tumbuhan air tidak tekontrol. Keseluruhan siklus tersebut saling berhubungan. Siklus karbon,
nitrogen dan sulfur berkaitan dengan siklus oksigen, dan keseluruhan dari siklus tersebut
dihubungkan melalui siklus air. Jadi, apabila terdapat satu siklus saja yang bermasalah maka
akan mempengaruhi siklus yang lain, dan dengan demikian keseimbangan lingkungan pun
turut terganggu.

1. Siklus Air
75% permukaan bumi di dominasi oleh air, dan 97% air di bumi merupakan air laut
sementara sisanya (3%) adalah air tawar. 3% air tawar tersebut terdiri atas 68,7% es
(terdapat dalam bentuk es dan gletser), 30.1% adalah air tanah dan 0,9% sisanya adalah air
permukaan yang terdiri dari 2% air sungai, 11% rawa/payau dan 87% danau. Hal ini dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 1. Persebaran air di bumi.

Air dapat dijumpai dalam 3 bentuk, yakni cair, padat dan gas. Air adalah salah satu
komonen lingkungan yang mengalami siklus. Siklus air atau dikenal dengan siklus
hidrologi adalah siklus yang dikendalikan oleh energi matahari. Siklus hidrologi mengatur
sirkulasi air dari bumi ke atmosfer dan kembali lagi ke bumi yang berlangsung secara
terus menerus. Siklus air terjadi melalui beberapa tahapan seperti terlihat pada gambar 2.

Gambar 2. Siklus Air.

Tahap pertama dalam siklus air dimulai dari proses penguapan atau evaporasi.
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa siklus air dikendalikan oleh energi
matahari, pada proses evaporasi inilah energi matahari memegang peranan penting.
Semakin tingggi panas matahari semakin banyak pula air yang mengalami evaporasi. Air
yang terdapat di laut, sungai, danau, dll mengalami penguapan akibat adanya panas
tersebut. Penguapan air juga dibantu oleh makhluk hidup (tumbuuhan dan hewan) melalui
suatu peristiwa yang disebut transpirasi. Keseluruhan proses penguapan yang terjadi
(evaporasi dan transpirasi) dikenal dengan istilah evapotranspirasi.
Uap-uap air yang telah terbentuk tersebut naik menuju atmosfer dan pada ketinggian
tertentu, uap air tersebut mengalami kondensasi (menjadi butiran es). Kemudian butiran es
yang telah terbentuk tersebut bersatu membentuk awan. Semakin banyak air yang
terkondensasi maka awan yang terbentuk semakin tebal.
Tahap selanjutnya dalam siklus hidrologi adalah presipitasi. Awan yang terbentuk
melalui peristiwa kondensasi dapat berpindah ke tempat lain akibat adanya angin maupun
perbedaan tekanan udara. Apabila suhu di sekitar awan lebih tinggi, maka awan tersebut
akan mencair dan terjadilah hujan. Tetapi apabila suhu di sekitar awan lebih rendah maka
yang terjadi adalah hujan salju. Ketika hujan terjadi, air akan jatuh ke permukaan bumi.
Air yang turun tersebut mengalir dari daerah yang tinggi menuju daerah yang lebih rendah
(melalui sungai, danau dan menuju lautan) atau disebut dengan Run off. Selain mengalir
menuju sungai, sebagian kecil air mengalami infiltrasi atau meresap ke dalam tanah dan
membentuk air tanah. Air tanah ini pada akhirnya juga akan mengalir menuju samudera.
Ketika semua air sudah berada di samudera, siklus akan kembali seperti semula dan begitu
seterusnya.

2. Siklus Karbon
Karbon adalah komponen penting dalam kehidupan. Makhluk hidup mensintesis
karbon, hidrogen, nitrogen dan oksigen menjadi karbohidrat, proein dan lema. Beberapa
organisme menggunakan oksigen untuk melakukan proses tersebut (aerob), namun ada
juga yang tidak menggunakan oksigen (anaerob). Tumbuhan hijau memerlukan CO2 untuk
berfotosintesis dan menghasilkan oksigen sebagai hasil akhirnya. Ketika makhluk hidup
mati, komponen selulernya diuraikan oleh mikroorganisme menjadi bentuk yang lebih
sederhana. Senyawa hasil penguraian tersebut mengandung campuran mineral air dan
karbondiaosida, atau senyawa organik seperti metana dan asam asetat.
Karbon dan oksigen tidak dapat dipisahkan dari siklus karbon. Keduanya ditemukan
dalam bentuk senyawa campuran dan gas. Karbon secara luas dapat ditemukan di perairan
(utamanya di lautan). Jumlah CO2 yang ada di laut 50 kali lebih banyak daripada yang
terdapat di atmosfer. Karbon berpindah dari atmosfer melalui proses fotosentesis dan
kembali lagi ke atmosfer melalui respirasi, terutama oleh bakteri dan jamur yang
menguraikan materi organik. Selain respirasi dapat juga melalui pembakaran batu bara,
hutan dan bahan bakar.

Gambar 3. Siklus karbon

Sungai dan danau menyerap CO2 dari atmosfer sementara mikroorganisme secara
bersamaan menggunakan oksigen terlarut dan karbon organik dari air. Ketika jumlah
makanan melimpah (karbon), penggunaan oksigen menjadi lebih cepat dan banyak.
Penurunan jumlah oksigen terlalut (DO) dapat membahayakan ikan dan organisme
perairan lainnya.
Siklus karbon menjadi suatu bahasan yang menarik di abad ke 21 karena konsentrasi
karbondioksida di atmosfer yang mengalami peningkatan tajam. Pembakaran batu bara,
bahan bakar, dan gas alam melepaskan sekitar 7.5 billion metrik karbon per tahun. Fakta
lain menunjukkan bahwa konsentrasi CO2 saat ini mencapai 440 ppmv (part per million by
volume) dan meningkat sekitar 2.5ppmv per tahun. Hal ini merupakan isu lingkungan
yang wajib mendapatkan perhatian.

3. Siklus Nitrogen
Nitrogen merupakan komponen yang sangat melimpah di atmosfer, hampir 78%
nitrogen tersedia di atmosfer secara bebas. Nitrogen merupakan komponen penting bagi
seluruh makhluk hidup. Nitrogen merupakan bahan dasar untuk membentuk asam amino,
asam amino untuk membentuk protein dan protein adalah komponen penyusun enzim. Jika
ketersediaan nitrogen tidak ada/kurang, maka akan menimbulkan beberapa masalah
diantaranya, tumbuhan menjadi kerdil, daun menguning, dll. Jika tumbuhan mengalami
permasalahan seperti yang telah disebutkan, otomatis akan mempengaruhi semua tingkat
trofik di lingkungan mengingat tumbuhan adalah produsen dan menempati tingkat trofik
pertama.
Di alam nitrogen mengalami siklus (dari atmosfer menuju tanah dan dikembalikan
menuju atmosfer lagi). Siklus nitrogen memiliki beberapa tahap, yaitu fiksasi nitrogen,
asimilasi nitrogen, amonifikasi, nitrifikasi dan denitrifikasi.

Gambar 3. Siklus Nitrogen.

Meskipun jumlah nitrogen yang tersedia di atmosfer sangat melimpah, tumbuhan


tidak dapat menggunakannya secara langsung. Namun ada beberapa tumbuhan yang dapat
menambat nitrogen secara langsung yaitu tumbuhan dari genus leguminoceae (kacang-
kacangan). Ada beberapa bakteri yang mampu memfiksasi nitrogen secara lansgung
seperti Anabaena, Nostoc, Clostridium, Azotobacter dan Rhizobium. Sirkulasi nitrogen di
alam dapat dilihat pada gambar 3.
Jika terjadi peningkatan jumlah nitrogen maka akan menimbulkan hujan asam,
pengasaman tanah dan danau serta berbahaya bagi kehidupan. Hal ini disebabkan karena
nitrogen diudara bereaksi dengan oksigen membentuk nitrogen dioksida. Zat ini berdifusi
ke atmosfer dan membentuk asam nitrat yang kemudian jatuh bersamaan dengan air hujan.
Pada manusia, nitrogen juga bisa menimbulkan bahaya. Hal ini terjadi ketika hati tidak
mampu mengubah amonia dengan cepat, sehingga dapat menjadi racun bagi tubuh.
4. Siklus Fosfor
Fosfat merupakan komponen penting dalam kehidupan. Fosfat adalah penyusun ATP
sebagai energi di tingkat sel, merupakan komponen penyusun DNA dan merupakan
komponen penyusun membran sel (fosfolipid). Fosfat diperoleh melalui pelapukan batuan,
kemudian fosfat yang dihasilkan tersebut meresap kedalam tanah dan diserap oleh
tumbuhan. Tahap selanjutnya fosfat akan masuk ke dalam rantai makanan ketika ada
hewan yang memakan tumbuhan tersebut, hingga sampai pada peristiwa dekomposisi
dimana fosfat diperoleh melalui penguraian sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang mati.
Fosfat juga diperoleh melalui proses pemupukan (dengan pupuk yang mengandung fosfat)
yang dilakukan oleh manusia.

Gambar4. Siklus Fosfor.

Dalam proses pemupukan, apabila jumlah pupuk yang diberikan terlampau berlebihan
maka fosfat dan zat lain yang terkandung didalam pupuk akan ikut larut dalam air dan
mengalir menuju sungai. Kondisi ini dapat memicu terjadinya ledakan populasi alga dan
tumbuhan air di sungai, danau, dll atau yang lebih dikenal dengan peristiwa eutrofikasi.
Orthoposphate (PO43-) adalah nutrisi yang terdapat dalam bentuk siap pakai, berasal
dari fosfat organik yang berasal dari sel tumbuhan dan hewan yang telah terdekomposisi.
Orthoposphate ini merupakan komponen yang larut dalam air dan akan mengalir ke laut
melalui siklus air. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa fosfor jarang
ditemukan dalam bentuk gas. Oleh karena itu, tidak ada perpindahan/sirkulasi fosfat dari
perairan ke daratan melalui atmosfer, tetapi dibantu oleh burung laut, kegiatan perikanan,
pertanian rumput laut, dll.
Sebagaimana telah disebutkan, fosfat yang berlebihan dapat menyebabkan
meledaknya pertumbuhan algae. Fosfor merupakan komponen yang umumnya menjadi
faktor pembatas pada danau air tawar. Apabila jumlah fosfor mengalami penurunan
hingga mencapai level yang cukup rendah, maka pertumbuhan algae juga akan mengalami
penurunan. Sebagian besar fosfat yang terkandung di danau dan sungai berasal dari
pertanian, erosi, kendaraan, dsb. Eutrofikasi dapat dicegah/dibersihkan dengan cara
menambahkan zat kimia (besi dan garam aluminium) atau dengan cara biologi.

5. Siklus Sulfur
Sulfur dapat ditemukan di tanah, batuan maupun di bahan bakar fosil. Siklus sulfur
terjadi sama halnya dengan siklus-siklus yang telah dijelaskan sebelumnya. Atmosfer
menjadi bagian penting dalam siklus sulfur.

Gambar 5. Siklus Sulfur


Sebagian besar sulfur di atmosfer ditemukan dalam bentuk sulfurdioksida (SO2-),
yang dapat berasal dari peristiwa alam seperti letusan gunung, tetapi sebagian besar
berasal dari pembakaran batu bara dan industri minyak.
Sulfida dapat dijumpai dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S) yang merupaka gas yang
bersifat tosik dan korosif. Sulfida dapat teroksidasi membentuk sulfit (SO32-) maupun
sulfat (SO42-), yang nantinya dapat tereduksi menjadi sulfida kembali. Jadi, sama halnya
dengan karbon dan nitrogen, sulfur dapat bersirkulasi secara bebas di atmosfer, tanah dan
perairan.
Jumlah sulfur yang berlebihan dapat menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.
Sulfur oksida yang terdapat diatmosfer dapat berikatan dengan uap air membentuk asam
sulfat. Asam sulfat ini dapat larut bersama dengan air hujan atau yang dikenal dengan
peristiwa hujan asam.

Berdasarkan keseluruhan siklus yang terjadi di alam ini, dapat ditarik satu kesimpulan
bahwa semua siklus saling berhubungan. Semua siklus bermuara di samudera/lautan dan
itu artinya semua siklus tersebut sangat bergantung pada siklus air. Kegiatan perindustrian
dan penggunaan bahan kimia dalam perindustrian sangat berpengaruh terhadap siklus
biogeokimia di lingkungan. Apabila aktifitas kita tidak seimbang dan menggangu siklus
tersebut maka dengan begitu sama artinya dengan kita menciptakan suatu kondisi yang
tidak seimbang dan tidak sehat.

Anda mungkin juga menyukai