Anda di halaman 1dari 13

Tezar Samekto Darungan et al.

, Evaluasi Proses Pemberian Feedback di Tutorial Problem-Based Learning di Fakultas Kedokteran


EVALUASI PROSES PEMBERIAN FEEDBACK DI TUTORIAL
PROBLEM-BASED LEARNING DI FAKULTAS KEDOKTERAN
Tezar Samekto Darungan*, Gandes Retno Rahayu**, Mora Claramita**
* Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara
** Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada

ABSTRACT
Background: Feedback constitutes one of the important components in student Since feedback is not solely
limited to student assignments, it can also be given during student learning, including tutorials. Therefore,
the institution should pay particular attention to the process of feedback provision one of which is through
evaluations on the process of providing feedback in tutorials. This study aimed to evaluate the process of
providing feedback on the Problem-Based Learning tutorials in the Faculty of Medicine, Universitas Islam
Sumatera Utara.
Method: This study used mixed methods with a quantitative method performed first, followed by a qualitative
method with a phenomenology approach. The subjects were the undergraduate medical students of the class
of 2012 and tutors of the Problem-Based Learning tutorials. The quantitative data analysis was done by
the descriptive analysis while the qualitative data analysis was done through verbatim analysis, coding,
categorization and conclusion.
Results: The students had received feedback but not routinely. Both the students and the tutors had perceived
that feedback was important and gave them many benefits. In practice, feedback was given on the basis of
tutors’ direct observation results. Action plan was often given but rarely involved discussion. Self-assessment/
reflection was also not a matter of routine and the tutors did not know that it was part of the feedback. The
contents of feedback were more often in the form of general comments. Feedback was often communicated in
one direction. The students’ response to feedback varied. In giving and receiving feedback, the students, the
tutors, the tutorial activities and the content of the feedback itself could influence one another. The students
had preferences so feedback can be more easily accepted and they focused on the structural aspects of feedback
(the frequency of giving feedback, the detail and spesific feedback, two way communication in giving feedback
and the feedback target). Tutors expected more trainings in giving feedback provided by institution to tutors and
students.
Conclusion: Despite its valuable benefits, tutorial feedback in the Faculty of Medicine, Universitas Islam
Sumatera Utara,is still not in accordance with the principle of providing feedback and many factors have
affected this condition.

Keywords: evaluation, feedback, tutorials

ABSTRAK
Latar belakang: Feedback merupakan salah satu komponen penting dalam pembelajaran termasuk dalam
tutorial. Institusi harus memberi perhatian khusus terhadap proses pemberian feedback untuk meningkatkan
kualitas tutorial. Evaluasi terhadap proses pemberian feedback di tutorial penting untuk dilakukan. Penelitian
ini bertujuan untuk mengevaluasi proses pemberian feedback di tutorial Problem-Based Learning di Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara

korespondensi: darungantezarsamekto@gmail.com

88 Vol. 5 | No. 2 | Juli 2016 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia


Tezar Samekto Darungan et al., Evaluasi Proses Pemberian Feedback di Tutorial Problem-Based Learning di Fakultas Kedokteran

Metode: penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods) dengan metode kuantitatif
dilanjutkan dengan metode kualitatif dengan pendekatan phenomenology. Subjek penelitian adalah mahasiswa
angkatan 2012 dan tutor. Analisa data kuantitatif dilakukan dengan analisa deskriptif. Analisa data kualitatif
dilakukan melalui analisis verbatim, koding, kategorisasi dan penarikan kesimpulan
Hasil: mahasiswa pernah menerima feedback namun tidak rutin. Mahasiswa dan tutor merasa bahwa feedback
itu penting dan memiliki banyak manfaat. Dalam praktiknya, feedback diberikan atas dasar hasil observasi
langsung tutor. Action plan sering diberikan namun jarang melibatkan diskusi. Self-assessment/refleksi juga
bukan sebuah hal rutin dan tutor tidak tahu kalau itu merupakan bagian dari feedback. Isi feedback lebih
sering berupa komentar umum. Feedback lebih sering dikomunikasikan dalam bentuk satu arah. Respons
mahasiswa bervariasi dalam menanggapi feedback. Dalam memberi dan menerima feedback, mahasiswa, tutor,
kegiatan tutorial dan isi feedback itu sendiri dapat mempengaruhi. Mahasiswa memiliki preferensi feedback yang
berfokus pada aspek struktural feedback (frekuensi pemberian feedback, isi feedback yang detail dan spesifik,
komunikasi dua arah dalam pemberian feedback dan sasaran feedback). Mahasiswa memiliki preferensi feedback
yang berfokus pada aspek struktural feedback (frekuensi pemberian feedback, isi feedback yang detail dan spesifik,
komunikasi dua arah dalam pemberian feedback dan sasaran feedback). Tutor lebih mengharapkan institusi
yang kembali memberikan sosialisasi mengenai pemberian feedback yang baik.
Kesimpulan: walaupun feedback dirasa perlu dan memiliki banyak manfaat, feedback di tutorial Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara masih belum sesuai dengan prinsip pemberian feedback. Banyak
faktor yang mempengaruhi feedback yang masih belum sesuai dengan prinsip pemberian feedback.

Kata kunci: evaluasi, feedback, tutorial

PENDAHULUAN pembelajar dan dapat memotivasi mahasiswa dengan


Feedback dapat didefinisikan sebagai informasi yang cara memacu dan mengenali usaha mereka dalam
mendeskripsikan performa mahasiswa dalam sebuah proses pembelajaran.6
tugas atau aktivitas yang diberikan yang bertujuan Feedback dapat menjadi monitor dari proses self-
sebagai panduan untuk tugas dan aktivitas yang sama regulating learning seorang mahasiswa.7 Feedback
di masa yang akan datang.1,2 Feedback diberikan harus dapat menutup celah antara antara performa
dalam sebuah bentuk komunikasi dua arah yang yang diharapkan dengan performa yang dilakukan
sifatnya tidak menghakimi (non-judgemental) dengan pembelajar saat ini dengan memberi gambaran
tujuan untuk menyediakan sebuah informasi tentang ke mahasiswa akan tujuan yang harus dicapai,
suatu kualitas suatu pekerjaan untuk meningkatkan pencapaian saat ini dan cara mencapai tujuan yang
kualitas pekerjaan seseorang.3 Feedback tidak hanya dicapai.8 Agar feedback dapat mencapai manfaatnya
terbatas pada hasil tugas yang telah dikerjakan maka dalam pemberiannya, ada beberapa prinsip
mahasiswa, namun dapat juga diberikan pada proses yang harus dipahami.1 Mulai dari persiapan
pembelajaran mahasiswa seperti kinerja mahasiswa pemberian feedback, hingga aspek struktural seperti
di laboratorium termasuk dalam proses tutorial. waktu dan frekuensi pemberian, cara penyampaian
Feedback sering disebut sebagai the heart of medical (komunikasi) dan isi feedback itu sendiri.8-10
education.4 Hal ini cukup beralasan karena feedback Sebagai panduan bagi pemberi feedback, maka
menjadi inti dari pengalaman belajar mahasisa dari prinsip-prinsip pemberian feedback tersebut
dan memotivasi serta mendorong pembelajar dikembangkanlah beberapa model pemberian
melalui transisi awal dan transisi di sepanjang feedback seperti model sandwich,10 model SETGO,11,12
jenjang pendidikan mereka.5 Feedback memiliki model TELL,3 model Pendleton,11,12 ALOBA,11,12 dan
banyak tujuan termasuk meningkatkan pencapaian, model-model lainnya.
pengembangan pemahaman dan kemampuan

Vol. 5 | No. 2 | Juli 2016 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia 89


Tezar Samekto Darungan et al., Evaluasi Proses Pemberian Feedback di Tutorial Problem-Based Learning di Fakultas Kedokteran

Dalam tutorial sebuah grup mahasiswa akan oleh pihak institusi, sehingga bisa dikatakan bahwa
membahas sebuah masalah dan dari masalah tersebut proses evaluasi yang ada selama ini tidak berjalan
mereka akan berkolaborasi untuk menganalisa, sebagaimana mestinya. Dan proses evaluasi yang ada
menimbang kemungkinan-kemungkinan pemecahan hanya menyoroti kemampuan tutor, namun tidak
masalah untuk memperoleh pengetahuan yang lebih melihat struktur feedback itu sendiri.
banyak, maju, dalam dan luas.13 Untuk memfasilitasi
Sebuah evaluasi proses termasuk dalam evaluasi
kegiatan diskusi mahasiswa dalam tutorial, sebuah
formatif yang bertujuan untuk memperbaiki sebuah
grup didampingi oleh seorang tutor. Dalam tugasnya
program kebijakan dan sekelompok staf dan sebuah
sebagai fasilitator, tutor juga bertugas memberi
evaluasi proses tidak melihat bagaimana hasil dari
feedback. Feedback dalam tutorial menjadi sebuah
proses yang dievaluasi.22 Jika dihubungkan dengan
bentuk asesmen formatif terhadap performa
penelitian yang dilakukan penulis, dalam sebuah
mahasiswa.14 Hal-hal yang dapat menjadi perhatian
evaluasi proses, ada 3 komponen kunci yang menjadi
tutor dalam pemberian feedback dalam tutorial
perhatian.23 Komponen pertama adalah bagaimana
adalah kemampuan problem-solving, kemampuan
implementasi dari proses pemberian feedback
self-directed learning, kontribusi terhadap kerja
tersebut, sudahkah seperti yang diharapkan atau
tim, kemampuan berkomunikasi, komitmen dan
belum. Komponen kedua adalah menyoroti respons
pengetahuan medis.15 Selain tutor sebagai pemberi
mahasiswa dalam menerima feedback dan komponen
feedback, mahasiswa juga memiliki andil agar feedback
terakhir adalah komponen eksternal yang dapat
dapat efektif. Mahasiswa sebaiknya mengetahui poin-
mengintervensi proses pemberian feedback tersebut.
poin yang menjadi penilaian tutor dalam tutorial
dan kemudian mahasiswa mengidentifikasi kekuatan Tujuan penelitian ini adalah penulis ingin melihat
dan kelemahan dari tiap poin-poin tersebut.10,15 pemahaman mahasiswa dan tutor terhadap feedback
Mahasiswa juga sebaiknya menghargai feedback termasuk manfaat dari feedback itu sendiri di sebuah
sebagai sesuatu yang penting dalam pencapaian kegiatan tutorial, melihat apakah feedback yang
tujuan belajar.6 Tanpa adanya komentar tentang diberikan dalam tutorial sesuai dengan prinsip
kemajuan mereka dalam proses belajar, mahasiswa pemberian feedback yang baik, respons mahasiswa
tak sadar kalau mereka dalam bahaya besar.16 terhadap feedback yang diberikan tutor, faktor-faktor
yang mempengaruhi pemberian dan penerimaan
Dalam pemberian feedback, ternyata banyak yang
feedback serta penulis juga ingin mengetahui
menyatakan kalau feedback belum diberikan
preferensi feedback yang diinginkan mahasiswa dan
secara efektif dan mahasiswa yang belum merasa
tutor dalam tutorial.
mendapatkan feedback yang cukup.17,18 Banyak
faktor yang menyebabkan mahasiswa tak dapat METODE
menggunakan feedback yang diberikan.19-21
Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Universitas Islam Sumatera Utara Jalan
Utara telah menerapkan Kurikulum Berbasis Sisingamangaraja no. 2A pada 55 mahasiswa semester
Kompetensi dan menjadikan tutorial sebagai 7 dan 5 tutor yang terpilih dari metode simple
salah satu metode pembelajaran sejak 2007. random sampling grup tutorial dengan menggunakan
Sebagai sebuah salah satu fitur penting dalam pendekatan mixed methods. Pendekatan kuantitatif
tutorial, aspek kualitas dalam pemberian feedback dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian
harus diperhatikan. Institusi diharapkan juga kesesuaian tahapan pemberian feedback yang
memperhatikan proses pemberian feedback dalam terjadi di Fakultas Kedokteran Universitas Islam
tutorial agar tujuan tutorial yang diharapkan dapat Sumatera Utara dengan prinsip pemberian feedback.
tercapai. Mulai dari pelaksanaan tutorial, belum Kuesioner ini terdiri dari 5 item pernyataan tahapan
pernah dilakukan sebuah proses evaluasi khususnya pemberian feedback untuk performa grup dan 6 item
terhadap proses pemberian feedback. Adapun evaluasi pernyataan untuk performa individu. Seluruh item
yang telah dijalankan, tidak pernah ditindaklanjuti telah dinyatakan valid (Pearson Correlation >0,35) dan

90 Vol. 5 | No. 2 | Juli 2016 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia


Tezar Samekto Darungan et al., Evaluasi Proses Pemberian Feedback di Tutorial Problem-Based Learning di Fakultas Kedokteran

reliabilitas (Cronbach’s alpha >0,7). Kuesioner diuji Feedback banyak didefinisikan oleh mahasiswa dan
dengan analisis deskriptif. Hasil analisa deskriptif tutor sebagai bentuk penilaian secara kualitatif
dijadikan sebagai bahan Focus Group Discussion terhadap pendapat dilontarkan mahasiswa dalam
mahasiswa dan wawancara mendalam dengan tutor. tutorial dan atau performa mahasiswa dalam diskusi
dan atau profesionalisme mahasiswa dan atau
Focus Group Discussion mahasiswa dan wawancara tutor
pemahaman materi diskusi mahasiswa.
sebagai bentuk triangulasi sumber adalah metode
pengumpulan data untuk pendekatan kualitatif “kita mengemukakan suatu pendapat, jadi tutor itu
jenis phenomenology.22,24 Kedua metode ini digunakan akan memberikan penilaian terhadap pendapat yang
untuk menjawab pertanyaan penelitian selain kita ungkapkan. Misalnya kita ungkapkan sebuah
pertanyaan penelitian yang dijawab oleh kuesioner. teori, tutor akan beri penilaian, tapi tidak cuma
Focus Group Discussion dilakukan masing-masing 2 sekedar itu, tapi juga ngasi tambahan atau ilmu lain
kali untuk 3 grup tutorial dan 1 kali untuk 2 grup yang berhubungan dengan topik yang disampaikan “
tutorial lainnya. Wawancara tutor dilakukan 2 kali (2.D1K1)
masing-masing untuk 4 tutor dan 1 kali untuk 1 tutor
lainnya. Keseluruhan proses diskusi dan wawancara
Feedback juga sering dipahami sebagai petunjuk
direkam dan hasil rekaman audio ditranskrip untuk
dan atau arahan dan atau pancingan dari tutor
menjadi verbatim. Verbatim kemudian dibaca
agar mahasiswa mendapatkan hal yang benar dari
berulang-ulang untuk mendapatkan pola-pola
kesalahan. Petunjuk/arahan/pancingan tersebut
penting. Dari pola-pola penting tersebut kemudian
dianggap sebagai tambahan informasi. Tambahan
dicari kategori-kategori untuk menjawab pertanyaan
informasi ini juga sering disalahartikan dalam wujud
penelitian.22 Proses mencari pola dan kategorisasi ini
kuliah mini.
dilakukan bersama dengan asisten peneliti.
“ketika sang mahasiswa ini memberi pendapatnya,
Penelitian evaluasi proses ini tidak mecakup observasi
tutor ini berusaha mengarahkan agar pendapat yang
langsung proses tutorial karena keterbatasan waktu.
diberikan mahasiswa sesuai dengan konteks yang
Proses mengumpulkan mahasiswa dan mampu
dituntut dalam pembelajar, sehingga pada akhirnya
memancing mahasiswa untuk dapat berpendapat
tidak terjadi persepsi salah” (8.D1K4)
dengan aktif dirasa cukup menyulitkan. Penulis
“Terkadang memang kuliah mini, kayak kami rasa
menyarankan untuk melakukan simulasi diskusi dan
dia sedang memberi feedback” (19.D1K5)
wawancara sebelum melakukan dengan informan
sebenarnya untuk melatih kemampuan bertanya dan Feedback dalam tutorial Fakultas Kedokteran
manjadi fasilitator diskusi. Universitas Islam Sumatera Utara
Untuk melihat praktik pemberian feedback yang
HASIL DAN PEMBAHASAN selama ini terjadi di tutorial Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sumatera Utara, penulis juga
Pemahaman mahasiswa dan tutor akan feedback menggunakan kuesioner untuk melihat apakah
Penelitian ini menemukan bahwa mahasiswa dan tahapan pemberian feedback dimulai dengan sebuah
tutor, merasa bahwa feedback, adalah sesuatu yang sesi self-assessment baik untuk performa terkait grup
penting di tutorial dan memberi banyak manfaat maupun individu.
bagi pembelajaran mahasiswa.
“dalam setiap SGD itu saya rasa, saya memang harus
selalu memberikan feedback. jadi saya rasa saya tidak
merasa terbebani. Karena saya rasa feedback itu
penting sih demi kelancaran SGD tersebut (4.W2T2)

Vol. 5 | No. 2 | Juli 2016 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia 91


Tezar Samekto Darungan et al., Evaluasi Proses Pemberian Feedback di Tutorial Problem-Based Learning di Fakultas Kedokteran

Tabel 1. Persepsi mahasiswa mengenai tahapan pemberian feedback di tutorial terkait performa grup

Tidak Kadang-
Jarang Sering Selalu Mean
No Persepsi Mahasiswa Pernah kadang
(2) (4) (5) (n=55)
(1) (3)
1. Tutor meminta salah satu mahasiwa
untuk menilai diri sendiri (self-
assessment) terhadap hal-hal yang 58 % 29,1 % 12,7 % - - 1,55
memerlukan perbaikan dalam grup
di kegiatan tutorial
2. Tutor mengidentifikasi tujuan yang
- 12,7 % 41,8 % 36,4 % 9,1 % 3,42
harus dicapai grup dalam tutorial
3. Tutor memuji pencapaian
mahasiswa dalam grup di dalam 7,3 % 25,5 % 50,9 % 16,4 % - 2,76
tutorial
4. Tutor mengarahkan, menyarankan
serta mendiskusikan dengan grup
- 7,3 % 40 % 47,3 % 5,5 % 3,51
hal-hal yang dapat dilakukan untuk
mencapai tujuan
5. Tutor menyimpulkan hal-hal yang
dapat dilakukan oleh grup untuk
5,5 % 18,2 % 54,5 % 20 % 1,8 % 2,95
mencapai tujuan dan membuat
action plan

Tabel di atas menunjukkan bahwa untuk tahapan yang harus dilakukan mahasiswa dinilai mahasiswa
self-assessment/refleksi, 32 mahasiswa dari 55 sering dilakukan oleh tutor (47,3% dengan rata-rata
responden (58 % dengan nilai rata-rata 1,55) 3,51). Tahapan tutor memuji pencapaian mahasiswa
mahasiswa menyatakan bahwa hal tersebut tidak dinyatakan kadang-kadang diberikan oleh tutor
pernah dilakukan oleh tutor mereka. Tahapan (50,9 % dengan rata-rata 2,76). Action plan juga
feedback yang lebih sering diterima mahasiswa adalah dinilai paling besar untuk porsi kadang-kadang
tahapan feedback memberikan komentar apa yang sebagai tahapan pemberian feedback yang diberikan
harus dicapai (walaupun masih ada di frekuensi tutor yaitu 54,5 % mahasiswa dari 55 mahasiswa
kadang-kadang sebanyak 41,8 % dengan rata-rata informan.
3,42). Tahapan tutor memberikan arahan akan apa

92 Vol. 5 | No. 2 | Juli 2016 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia


Tezar Samekto Darungan et al., Evaluasi Proses Pemberian Feedback di Tutorial Problem-Based Learning di Fakultas Kedokteran

Tabel 2. Persepsi mahasiswa mengenai tahapan pemberian feedback di tutorial terkait performa individu

Tidak Kadang
Jarang Sering Selalu Mean
No Tahapan pemberian feedback pernah kadang
(2) (4) (5) (n=55)
(1) (3)
1 Tutor menanyakan apa yang sudah
benar dikerjakan oleh mahasiswa 56,4 % 36,4 % 7,3 % - - 1,51
yang bersangkutan
2. Tutor menanyakan mahasiswa yang
lain dalam grup apa yang mereka
60 % 25,5 % 12,7 % 1,8 % - 1,56
pikir telah dilakukan dengan baik
oleh mahasiswa yang bersangkutan
3. Tutor menanyakan kepada mahasiswa
yang bersangkutan apa hal-hal yang 49,1 % 29,1 % 16,4 % 3,6 % 1,8 % 1,8
belum ia kerjakan dengan benar
4. Tutor menanyakan kepada mahasiswa
bersangkutan bagaimana cara agar
40 % 25,5 % 32,7 % 1,8 % - 1,96
performanya dalam tutorial menjadi
lebih baik
5. Tutor menanyakan kepada mahasiswa
yang lain dalam grup apa yang mereka
50,9 % 30,9 % 16,4 % 1,8 % - 1,69
pikir belum dikerjakan dengan benar
oleh mahsiswa yang bersangkutan.
6 Tutor mengumpulkan pendapat dari
mahasiswa yang lain dalam grup
bagaimana cara yang dapat dilakukan 50,9 % 36,4 % 12,7 % - - 1,6
oleh mahasiswa bersangkutan agar
menjadi lebih baik

Dari tabel di atas, seperti halnya self-assessment/ oleh tutor mereka dengan masing-masing persentase
refleksi pada grup, self-assessment/refleksi untuk 40 % (dengan rata-rata 1,96) dan 50,9 % (dengan
individu (pernyataan nomor 1 dan 3) juga dinilai rata-rata 1,6).
mahasiswa tidak pernah dilakukan oleh tutor mereka
Untuk melihat kesesuaian prakitk pemberian
(56,4 % dengan rata-rata 1,51). Selain itu, pernyataan
feedback di tutorial Fakultas Kedokteran Universitas
nomor 2 dan 5 yang mencerminkan peer-feedback juga
Islam Sumatera Utara dengan prinsip pemberian
seluruhnya dinilai tidak pernah dilakukan oleh tutor
feedback yang baik dapat dilihat di tabel 3 dan tabel
mereka di tutorial dengan masing-masing memiliki
4. Tabel 3 berisi contoh kutipan mahasiswa dan tutor
persentase di porsi tidak pernah sebesar 60 %
yang menunjukkan praktik pemberian feedback yang
(dengan rata-rata 1,96) dan 50,9% (dengan rata-rata
sesuai dengan prinsip pemberian feedback dan tabel
1,69). Pernyataan nomor 4 & 6 yang menggambarkan
4 berisi contoh kutipan mahasiswa dan tutor yang
penentuan action plan dengan mendiskusikannya
menunjukkan praktik pemberian feedback yang tidak
dengan rekan se-grup mahasiswa dan dengan
sesuai dengan prinsip pemberian feedback yang baik.
mahasiswa sendiri juga dinilai tidak pernah dilaukan

Vol. 5 | No. 2 | Juli 2016 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia 93


Tezar Samekto Darungan et al., Evaluasi Proses Pemberian Feedback di Tutorial Problem-Based Learning di Fakultas Kedokteran

Tabel 3. Contoh pemberian feedback di tutorial yang sesuai dengan prinsip pemberian feedback yang baik

PEMBERIAN
No. FEEDBACK DI MAHASISWA TUTOR
TUTORIAL
Pemberian feedback 1. Feedback berdasarkan “misalnya saat “memantau kegiatan
di tutorial Fakultas hasil observasi langsung kita presentasi, tutorial itu bagaimana
Kedokteran tutor ada gaya, mimik dan mungkin
Universitas Islam saat presentasi.. memberikan komentar
Sumatera Utara yang jadi feedback setelah itu bagaimana
sesuai dengan prinsip dari dosen itu, ya misalnya presentasi
pemberian feedback memperhatikannya mereka, slide presentasi
yang baik saat kita presentasi” mereka,pemahamannya…
(23.D1K5) ya mungkin sekitar itu”
(8.W1T1)
2. Feedback diberikan “salah satu metode “Karena saya
pada hal-hal yang berkomunikasi, juga pernah ngasi
dapat diubah termasuk bagaimana cara contoh sama mereka
komentar/arahan/ presentasi dan bagaimana etika yang
action plan terhadap bagaimana sikap mesti dilakukan sesama
pendapat, performa dan profesionalisme kita teman sejawat atau
profesionalisme sebagai mhswa” mungkin ke teman
(62.D1K4) sejawat yang lebih tua
atau sejawat yang lebih
muda.” (20.W1T3)

Gambar 1. Perbandingan prinsip pemberian feedback yang baik dengan pelaksanaan pemberian feedback
di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara

94 Vol. 5 | No. 2 | Juli 2016 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia


Tezar Samekto Darungan et al., Evaluasi Proses Pemberian Feedback di Tutorial Problem-Based Learning di Fakultas Kedokteran

Tabel 4. Contoh pemberian feedback di tutorial yang belum sesuai dengan prinsip pemberian feedback yang baik

PEMBERIAN
No FEEDBACK DI MAHASISWA TUTOR
TUTORIAL
Pemberian feedback 1. Feedback tidak “menurut saya, ga rutin. “saya bilang rajin saya bingung.
di tutorial Fakultas diberikan regular Soalnya kadang ada tutor Rata-rata saya memberikan
Kedokteran yang cuek aja, jd berjalan [feedback]. Tapi terkadang
Universitas Islam saja, dia ga ngasi feedback ada kondisi ya saya tidak
Sumatera Utara dan itu hampir setiap memberikan feedback itu”
yang belum sesuai blok…jd saya rasa tutor itu (6.W1T2)
dengan prinsip tidak rutin ngasi feedback”
pemberian feedback (11.D1K5)
yang baik 2. Feedback jarang ”sejauh ini kalau tutor “kalau feedback mungkin ya
terencana ngasi feedback, tak ada seiring berjalan tutorial sajA.”
perjanjian di awal minggu 20.W1T1
pertama dan tak ada
di 10 menit terakhir dia
[tutor] ngasi feedback juga
tidak.” (22.D1K4)
3. Feedback sering “yg paling sering…oke “kalau saya pribadi, ya tidak
tidak spesifik, grupnya bagus atau terlalu detail tapi mencoba
masih berupa LOnya tak tercapai ini” lebih baik. Kalau soal detail
komentar umum (52.D1K2) mahasiswalah yang menilai
dan masih detail atau tidaknya”(30.W1T3)
menghakimi
4. Feedback masih “hari kedua itu kamu “nah di situlah saya suruh
sering berupa kurangnya di sini, jd ntar dia yang menuliskan di white
komunikasi satu ditambahi ya” (70.D1K1) boardnya itu tentang mapping
arah concept terkait dgn scenario” (46.
W1T2)
5. Self-assessment “ada beberapa tutor yg “Pokoknya selama ini yang saya
jarang dilakukan ngasi feedback. dia nanya jalani ya seperti itu. Kalau
sebagai bagian dari sampai mana kemampuan masalah meminta menilai diri
feedback kalian, berapa jam kalian sendiri, memang tak pernah saya
belajar. Tentu saja kan kerjakan” (32.W1T2)
kita kan akan melihat lagi
ke diri kita.” (31.D1K5)

Vol. 5 | No. 2 | Juli 2016 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia 95


Tezar Samekto Darungan et al., Evaluasi Proses Pemberian Feedback di Tutorial Problem-Based Learning di Fakultas Kedokteran

Respons mahasiswa terhadap feedback dalam Preferensi isi feedback


tutorial Isi feedback yang lebih mengeksplorasi kekurangan
Dalam menanggapi feedback yang diberikan oleh namun tetap memiliki porsi seimbang antara
tutor, mahasiswa memiliki respons yang beragam. kelebihan dan kekurangan merupakan salah satu
Ada yang pasrah dengan feedback yang dibeirkan, preferensi isi feedback yang diinginkan mahasiswa.
ada pula yang membantah karena mahasiswa tidak Feedback juga diharapkan untuk lebih fokus
menerima feedback yang diberikan oleh tutornya. ke arahan dan solusi serta ada mahasiswa yang
“paling cuma iya saja bang. biar cepat selesai menginginkan ancaman dan tugas yang menyertai
diskusinya, satu lagi memang jawabannya tepat. feedback. Feedback yang dikaitkan dengan situasi nyata
Tapi ada juga segelintir mahasiwa yang betul-betul yang menggambarkan suasana kerja saat mahasiswa
memang kalau diberi feedback tak sesuai dengan dia kelak menjadi dokter lebih disukai mahasiswa. Dan
langsung dibantahnya, bahkan pernah itu lagi diskusi mahasiswa berharap agar feedback disesuaikan dengan
di SGD ada yang berdebat antara mahasiwa ama angkatan mahasiswa.
tutornya gara-gara feedback’ (88.D1K1) Selain isi, mahasiswa juga menginginkan agar feedback
“Yang pertama saya pernah dapat kasus, diberikan secara interaktif (melibatkan diskusi)
memperhatikan, antusias tapi tak ada bertanya… dengan sasaran feedback untuk tiap individu (walau
yang kedua memperhatikan, sebagian antusias ada yang menginginkan feedback diberikan untuk
sebagian Cuma sekedarnya saja tapi bertanya, yang grup). Feedback yang diberikan dengan bahasa yang
terakhir yang mendengarkan dan juga ada yang baik, tutor yang tidak menunjukkan superioritasnya
terkadang anggap sepele tutornya” (26.W2T3) dalam memberi feedback juga menjadi harapan
mahasiswa.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan
dan pemberian feedback Institusi juga diharapkan memberi perhatian
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi lebih dengan memberi sosialisasi kepada tutor dan
pemberian dan penerimaan feedback dalam tutorial mahasiswa tentang feedback. Sosialisasi ini dapat
yang teridentifikasi dalam penelitian ini. Faktor yang berupa pelatihan ataupun pemberian materi feedback
paling utama adalah tentu saja tutor sebagai pemberi ke mahasiswa.
feedback, namun mahasiswa turut juga mempengaruhi.
Feedback yang tidak secara rutin diberikan oleh tutor Pembahasan
dalam tutorial dengan berbagai alasan menyebabkan Feedback adalah sesuatu yang disadari penting dan
mahasiswa sering terpapar tutorial dengan feedback. memberi manfaat oleh mahasiswa dan tutor Fakultas
Sebagai akibatnya beberapa mahasiswa akan Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara.
resisten bila ada tutor yang memiliki kebiasaan Feedback dapat dijadikan motivasi dan mengarahkan
memberi feedback. Gaya tutor yang juga berbeda mahasiswa ke tujuan pembelajaran yang ingin
dalam memfasilitasi tutorial juga menyebabkan dituju dalam sebuah sesi tutorial. Sesuai dengan
beberapa mahasiswa menjadi inkonsisten dengan yang dikatakan Butler & Winne yang menyatakan
perubahan yang bisa saja sudah terjadi sebagai efek bahwa feedback dapat mengarahkan dan memacu
dari feedback tutor sebelumnya. Sebaliknya tutor pun mahasiswa. 25 Hattie & Timperley menyatakan
dipengaruhi oleh mahasiswa dalam memberikan juga bahwa feedback dapat memberi gambaran ke
feedbacknya. Bila tutor sudah memberi feedback, mahasiswa bagaiamana sebuah tugas dikerjakan.8
namun tidak diindahkan oleh mahasiswa, maka
Mahasiswa banyak menghubungkan feedback dengan
ada kecenderungan tutor untuk enggan memberi
ilmu pengetahuan. Seperti yang diutarakan Butler &
feedback kembali. Efeknya mahasiswa kembali lagi
Winne, feedback dapat mengkonfirmasi pemahaman
terpapar dalam keadaan tanpa feedback. Selain faktor
konsep,menambah pengetahuan, memperbaiki
tutor dan mahasiswa, faktor tutorial dan isi feedback
konsep yang salah dan feedback dapat merestrukrisasi
juga teridentifikasi dapat mempengaruhi pemberian
skema atas konsep yang selama ini benar oleh
dan penerimaan feedback oleh tutor.

96 Vol. 5 | No. 2 | Juli 2016 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia


Tezar Samekto Darungan et al., Evaluasi Proses Pemberian Feedback di Tutorial Problem-Based Learning di Fakultas Kedokteran

mahasiswa.25 Feedback dalam khasanah pengetahuan Agar dialog feedback dapat terbentuk, maka tutor harus
ini dapat mencapai fungsinya bila mahasiswa sudah memperhatikan aspek struktrual feedback.35 Dalam
memiliki prior knowledge.8 Bila tidak, maka sebuah hal waktu pemberian feedback, feedback dapat saja
sesi feedback akan jatuh ke sesi kuliah atau pemberi diberikan secara formal (dalam sebuah sesi) ataupun
feedback justru dianggap menjadi narasumber informal (langsung diberikan).20 Terlepas dari adanya
pengetahuan dan mahasiswa akan langsung meminta sesi atau tidak, feedback harus diantisipasi mahasiswa
jawaban, bukan lagi meminta arahan atau petunjuk dengan memberitahu mahasiswa bahwa tutor akan
sebagai feedback untuk memperkaya khasanah memberi feedback.36 Mahasiswa yang mengharapkan
pengetahuan yang sudah dimiliki mahasiswa.8,26 feedback akan mempengaruhi pencapaian tujuan
Feedback juga dirasa dapat dijadikan sarana refleksi. pembelajaran dan emosi mahasiswa.37 Feedback juga
Eva & Regehr menyatakan bahwa refleksi adalah sebaiknya mendetail dan spesifik 1,20 dan dengan
strategi pembelajaran yang bertujuan membuat kadar yang dapat diterima mahasiswa.38
mahasiswa menyadari dengan sengaja mengeksplorasi
Selain aspek stuktural feedback, tutor juga harus
dan mengelaborasi pemhaman mahasiswa akan suatu
memperhatikan aspek sosio-afektif. Tutor harus
masalah.27 Dengan proses ini, diharapkan mahasiwa
mampu memunculkan rasa keyakinan serta me-
dapat membentuk struktur baru mengenai konsep,
munculkan komitmen serta kepercayaan diri
pengetahuan, keahlian dan nilai lain terhadap
mahasiswa dalam mencapai tujuan pembelajaran
struktur yang ada4 dan membuka titik buta seorang
mahasiswa yang diakibatkan mahasiswa tidak dan kedekatan adalah kunci utama. Tutor jangan
mengetahui sesuatu namun diketahui oleh tutor.28 memunculkan rasa ketakutan-ketakutan dan
memberikan pengalaman tidak mengenakkan
Agar feedback dapat mencapai manfaat, maka karena dapat mempengaruhi penerimaan feedback
tutor harus dapat diberikan dengan efektif. Salah oleh mahasiswa.8,34,35,39,40 Agar kedekatan itu dapat
satu faktor yang turut berperan adalah tutor, terbentuk, tutor harus memperhatikan keinginan
sebagai pemberi feedback.29 Dalam tugasnya, tutor
dan kebutuhan mahasiswa dalam memberi feedback.
harus mestimulasi elaborasi ide dan informasi,
Feedback akan lebih efektif bila menyingung
mengarahkan proses belajar, menstimulasi integrasi
dengan tepat apa yang sebenarnya dibutuhkan dan
pengetahuan dan menstimulasi interaksi/kolaborasi
diminati mahasiswa.41 Mendiskusikan feedback akan
mahasiswa dan mengintervensi di saat tepat. Tutor
memungkinkan tutor untuk memahami dengan jelas
juga bukan menjadi ahli dari materi yang sedang
didiskusikan, tutor tidak memberi kulaih dan tutor keinginan mahasiswa dan mahasiswa juga akan lebih
tidak mendominasi grup.30,31 Filosofi tutor yang tidak jelas memahami feedback tutor.30
dipahami oleh tutor akan mengganggu jalannya Self-assessment adalah sebuah bagian penting dari
tutorial, termasuk menghilangkan keberadaan feedback dan disebut sebagai bagian pertama dari
pemberian feedback.32 Tutor juga harus menyadari pemberian feedback.11,12,36,38 Self-assessment adalah
bahwa karakteristik tutor yang baik tak hanya soal proses generalisasi dan reflektif untuk menghasilkan
pengetahuan (baik pengetahuan medis maupun sebuah penilaian sumatif mengenai tingkat
pengetahuan konsep Problem-Based Learning) dan kemampuan seseorang yang dapat membantu
keahlian memfasilitasi. Tutor juga harus memiliki mahasiswa merefleksikan apa yang mereka inginkan,
sikap yang baik, karena bagaimanapun tutor adalah apa yang mereka sudah pelajari, bagaimana mereka
sebuah peran lain dari seorang guru yang juga berubah dan apa pengalaman belajar yang menyokong
menjadi role model yang baik.30,33
perbaikan tersebut.27,41 Kesulitan yang sering dialami
Dalam pemberiannya, feedback adalah sebuah dialog. dalam memfasilitasi self-assessment ini adalah tutor
Tutor harus mampu mendorong mahasiswa masuk yang tidak tahu kalau self-assessment merupakan
ke dalam dialog feedback dan membentuk keterikatan bagian dari feedback dan mahasiswa yang cenderung
dengan feedback yang diberikan oleh tutor. Kepercayan untuk menilai lebih dirinya sendiri.27 Tutor harus
dan kredibilitas tutor turut mempengaruhi memiliki kemampuan memfasilitasi proses ini.4
penggunaaan feedback oleh mahasiswa.34

Vol. 5 | No. 2 | Juli 2016 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia 97


Tezar Samekto Darungan et al., Evaluasi Proses Pemberian Feedback di Tutorial Problem-Based Learning di Fakultas Kedokteran

Untuk mengurangi dampak ketimpangan hubungan dengan baik oleh tutor, maka mahasiswa dan tutor
antara tutor dan mahasiswa maka tutor dapat memiliki preferensi terhadap pemberian feedback.
memfasilitasi peer-feedback dalam tutorial.35,41 Peer Preferensi ini meliputi aspek struktural feedback
feedback adalah komunikasi di antara mahasiswa hingga menginginkan adanya keterlibatan institusi
dalam sebuah dialog yang dapat mempertajam sebagai penyelanggara tutorial dan pihak yang
pemahaman dan memperbaiki pembelajaran serta melatih tutor dalam kegiatan tutorial.
secara praktis lebih mudah diterima. Walaupun
dalam pelaksanaannya, banyak kendala mulai dari SARAN
ketidakmampuan menilai temannya dengan baik dan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
ketakutan akan malu karena kemungkinan kejelekan sebgaai bahan pertimbangan untuk pengembangan
seseorang yang terpapar di depan mahasiswa lain.42 kualitas tutor terutama kemampuan tutor dalam
Pelatihan dapat memperbaiki kemampuan tutor memberikan feedback di tutorial karena penelitian
dalam memberi feedback di dalam tutorial dan berusaha untuk menggambarkan pemberian feedback
meningkatkan kepuasan mahasiswa terhadap kinerja di tutorial yang selama ini dialami mahasiswa.
tutor dalam memberi feedback.43,44 Sebuah sesi Keterbatasan penelitian ini adalah tidak
pelatihan sebaiknya diawali dengan brainstorming mengikutsertakan observasi sebagai salah satu metode
tutor mengenai pengalaman mereka dengan penelitian. Untuk penelitian berikutnya, penulis
feedback untuk mendapat tilikan mengenai konsep menyarankan agar penelitian selanjutnya melibatkan
pemahaman feedback yang mereka anut selama ini. observasi sehingga didapati gambaran langsung
Kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi pemberian feedback oleh tutor. Penelitian ini juga
pemberian feedback yang baik dan dilanjutkan dengan menunjukkan bahwa aspek sturuktural feedback
role play dengan skenario kasus dengan standardized masih belum dijalankan sesuai dengan prinsip
students. Pelatihan diakhiri dengan self-assessment pemberian feedback. penulis juga menyarankan agar
dari para tutor dan menanyakan standardized students penelitian berikutnya berfokus pada aspek struktural
terhadap feedback yang mereka terima.45 Selain ke feedback dan efeknya terhadap penerimaan feedback
tutor, materi feedback dapat diberikan ke mahasiswa oleh mahasiswa.
dan dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa
dalam memberi dan menerima feedback.21 UCAPAN TERIMA KASIH

KESIMPULAN Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dr.


Widyandana, MHPE., PhD dan dr.Yoyo Suhoyo,
Pemberian feedback di Fakultas Kedokteran M.Med.Ed. atas bimbingan dan masukannya selama
Universitas Islam Sumatera Utara belum memenuhi penulisan naskah publikasi ini.
prinsip pemberian feedback yang efektif walaupun
feedback, yang dipahami sebagai penilaian kualitatif DAFTAR PUSTAKA
terhadap performa mahasiswa, disepakati oleh
mahasiswa dan tutor sebagai sesuatu yang penting 1. Ende J. Feedback in medical education. JAMA 1983;
250(6); 777-81.
dan memberikan manfat dalam proses belajar
mahasiswa. 2. Brodksy WT, Doherty EG. Providing effective
feedback. NeoReviews 2010; 11(3): 117-22.
Dalam pemberian dan penerimaan feedback, tutor 3. Hamid Y, Mahmood S. Understanding constructive
dan mahasiswa memegang pengaruh penting. feedback: a commitment between teachers and
Keduanya saling mempengaruhi agar feedback dapat students for academic and professional development.
memberi manfaat. Teknis pelaksanaan tutorial dan J Pak Med Assoc 2010; 60(3): 224-7.
isi feedback itu sendiri juga turut berpengaruh. 4. Branch WT, Paranjape A. Feedback & reflection:
Agar feedback dapat diterima dan dimanfaatkan teaching methods for clinical teaching. Academic
dengan baik oleh mahasiswa dan dapat diberikan Medicine 2002; 77(12): 1185-8.

98 Vol. 5 | No. 2 | Juli 2016 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia


Tezar Samekto Darungan et al., Evaluasi Proses Pemberian Feedback di Tutorial Problem-Based Learning di Fakultas Kedokteran

5. Murphy C, Cornell J. Student perception of feedback: 21. Kruidering-Hall M, O’Sullivan PS, Chou CL.
seeking a coherent flow. Practitioner Research in Teaching feedback to first year medicl students: long
Higher Education 2010; 4(1): 41-51. term skill retention and accuracy of student self-
6. Rowe AD, Wood LN. Student perception and assessment. J Gen Intern Med 2009; 24(6): 721-6.
preferences for feedback. Asian Social Sciences 2008; 22. Patton. Qualitative evaliuation and research method.
4(3): 78-88. 2nd ed. London: SAGE Publication; 1990.
7. Nicol DJ, Macfarlene-Dick D. Formative assessment 23. Moore GF, Audrey S, Barker M, Bond L, Bonell
and self-regulated learning: A model and seven C, Hardeman W, Moore L, O’cathain A, Tinati T,
principles of good feedback practice. Studies in Wight D, Baird J. Process evaluation of complex
Higher Education 2006; 31(2): 199-218. intervention: medical research council guidance. The
8. Hattie J, Timperley H. The power of feedback.Review BMJ 2015; 350:1528.
of Educational Research 2007); 77(1): 81-112. 24. Johnson B, Christian L. Educational research:
9. Kaprielian VS, Gradison M. Effective use of feedback. Quantitaive, qualitative and mixed approaches. 4th
Fam Med 1998; 30(6): 406-7. ed. USA: SAGE; 2011.
10. Miser WF. Giving effective feedback. [Online] 2006 25. Butler DL, Winne PH. Feedback and self-regulated
[cited 2010 Apr 26]. Available from URL : http:// elarning: a theoretical synthesis. Review of
www.ohioafp.org/pdfs/member/educatorresources/ Educational Research 1995: 65(3): 245-81.
GivingEffectiveFeedback.pdf 26. Scarparo S, Gracia L. Conceptualising feedback-
11. Carr S. The foundation programme assessment tools: mapping the student experience as a first stage of
an opportunity to enhance feedback & trainers. feedback development. [Online] 2011 [cited 2015
Postgrad Med 2006; 82: 576-9. Dec 1]. Available from URL : http://www.warwick.
ac.uk/fac/cross.fac/iatl/funding/fundedprojects/
12. Chowdurry RR, Kalu G. Learning to give feedback
fellowships/scarparo_and_gracia_interim_report.
in medical education. Obstetrician & Gynaecologist
pdf
2004; 6: 243-7.
27. Eva KW, Regehr G. “I’ll never play professional
13. Harsono. Pengantar problem-based learning.
football” and other fallacies of self-assessment.
Yogyakarta: Medika FK UGM; 2008.
Journal of Continuing Education in the Health
14. Walsh A. The Tutor in PBL; a novice’s guide. Proffession 2008; 28(1): 14-9.
Canada: Program for Faculty Development.McMaster
28. Algiraigri AH. Ten tips for receiving feedback
University, Faculty of Health Sciences; 2005.
effectively in clinical practice. Med Educ Online
15. Azer S. Navigating Problem-based learning. Australia: 2014;19.
Elsevier; 2008.
29. Orsmond P, Merry S, Reiling K. The student use of
16. Naylor R, Baik C, Asmar C, Watty K. Good feedback formative feedback. [Online] 2002 [cited 2015 Dec
practice. [Online] 2014 [cited 2015 Apr 18]. Availble 1]. Available from URL : http://www.leeds.ac.uk/
from URL : http://ww.cshe.unimelb.edu.au educol/documents/00002233.htm
17. Bing-You RG, Trowbridge RL. Why medical 30. Amin Z, Khoo HE. Basic in Medical Education.
educators may be failed at feedback. JAMA 2009; Singapore: World Scientific; 2009.
301(12): 1330-1.
31. De Grave WS, Dolmans DHJM, Van der Vleuten
18. Boehler ML, Roger DA, Schwind CJ, Mayforth CPM. Profiles of effective tutor in problem-based
R, Qui n J, Williams RG, Dunnington G. An learning, scaffolding student learning. Medical
investugarion of medicl students reaction to feedback: Education 1999; 33: 901-6.
A randomized controlled trial. Medical Education
32. Oliffe J. Facilitation in problem-based learning-
2006; 40: 746-9.
espoused theory versus theory in use: reflections of
19. Duncan N. Feed-forward: improving students’ use a first time user. Australian Electronic Journal of
of tutors’ comments. Assessment & Evaluation in Nursing Education 2000; 5(2).
Higher Education 2007; 32(3): 271-83.
33. Harden RM, Crosby J. AMEE guide no 20: the good
20. Hesketh EA, Laidlaw JM. 1: Feedback. Medical teacher is mpre than a lecturer-the twelve roles of the
Teacher 2002; 245-8. teacher. Medical Teacher 2000; 22(4): 334-47.

Vol. 5 | No. 2 | Juli 2016 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia 99


Tezar Samekto Darungan et al., Evaluasi Proses Pemberian Feedback di Tutorial Problem-Based Learning di Fakultas Kedokteran

34. Price M, Handley K, Millar J. Feeback: focusing 40. Chung YB, Yuen M. The role of feedback in
attention on engagement. Studies in Higher enhancing students’ self-regulation in inviting school.
Education 2011; 36(8): 879-96. Journal of Invitational Theory and Practise 2011; 17:
35. Yang M, Carless D. The feedback triangle and the 22-7.
enhancement of dialogic feedback process. Teaching 41. Carless D, Salter D, Yang M, lam J. Developing
in Higher Education 2013; 18(3): 285-97. sustainable feedback practice. Studies in Higher
36. Hewson MG, Little ML. Giving feedback in medical Education 2010; 1: 1-13.
education: verification of recommended technique. J 42. Liu N-F, Carless D. Peer-feedback: the learning
Gen Intern Med 1998; 13: 111-6. element of peer assessment. J Gen Intern Med 2006;
37. Pekrun R, Cusack A, Murayama K, Elliot AJ, Thomas 11(3): 279-90.
K. The power of anticipated feedback: effects on 43. Farmer EA. Faculty development for problem-based
students’ achievement goals and achievement learning. Eur J Denr Educ2004; 8: 59-66.
emotion. Learning and Instructions 2010; 29: 115- 44. Baroffio A, Nendaz MR, Perrier A, Vu NV.
24. Tutor training, evaluation criteria and teaching
38. Brookhart SM. How to give effective feedback to environment influence students’ ratimgs of tutor
your students. USA: Association for Supervision and feedback in problem-based learning. Advances in
Curriculum Develoment; 2008. Health Sciences Education (2007); 12: 427-39.
39. Eva KW, Armson H, Holmboe E, Lockyer J, 45. Brukner H, Atlkorn DL, Cook S, Quinn MT,
Loney E, Mann K, Sargeant J. Factors influencing McNabb WL. Giving effective feedback to medical
responsiveness to feedback: on the interplay between students: a workshop for faculty and house staff.
fear, confidence, and reasoning processes. Adv in Medical Teacher 1999; 21(2):161-5.
Health Sci Educ 2012; 17: 15-26.

100 Vol. 5 | No. 2 | Juli 2016 | Jurnal Pendidikan Kedokteran Indonesia

Anda mungkin juga menyukai