Anda di halaman 1dari 8

10.

1 PENGERTIAN CORPORATE SOSIAL RESPONSIBILITY


CSR adalah sebuah pendekatan dimana perusahaan menintregasikan kepedulian sosial
dalam operasi bisnis mereka. CSR bisa dikatakan komitmen yang berkesinambungan dari
kalangan bisnis, untuk berprilaku seraya meningkatkan kualitas kehidupan dari karyawan dan
keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya. Elkington
mengemukakan bahwa tanggaungjawab social perusahaan mencakup tiga dimensi, yang lebih
popular dengan singkatan 3P, yaitu: mencapai keuntungan (profit) bagi perusahaan,
memberdayakan masyarakat (people), dan memelihara kelestarian alam (planet).
Berdasarkan dari konsep 3P yang dikemukakan Elkington, konsep CSR sebenarnya ingin
memadukan 3 fungsi perusahaan secara seimbang yaitu :
a. Fungsi ekonomis. Fungsi ini merupakan tradisional perusahaan, yaitu untuk memperoleh
keuntungan (profit) bagi perusahaan.
b. Fungsi sosial. Perusahaan menjalankan fungsi ini melalui pemberdayaan manusianya,
yaitu para pemangku kepentingan (people) baik pemangku kepentingan primer maupun
pemangku kepentingan sekunder. Selain itu, melalui fungsi ini perusahaan berperan
menjaga keadilan dalam membagi manfaat dan menanggung beban yang ditimbulkan dari
aktivitas perusahaan.
c. Fungsi alamiah. Perusahaan berperan dalam menjaga kelestarian alam (planet).
Perusahaan hanya merupakan salah satu elemen dalam sistem kehidupan bumi ini. Bila
bumi ini rusak maka seluruh bentuk kehidupan dibumi ini terancam musnah.

10.2 PROGRAM CSR


Menurut philips Kotler, 6 Program ini adalah langkah-langkah yang bisa dilakukan untuk
mencapai tujuan CSR, yaitu :
1) Cause Promotions. Perusahaan menyediakan sejumlah dana atau kontribusi lainnya atau
menggelar sebuah kegiatan dengan tujuan membantu meningkatkan awareness
masyarakat dalam suatu program CSR.
2) Cause-Related Marketing. Perusahaan mendukung suatu program CSR tertentu dengan
cara menyumbangkan dana hasil penjualan produk perusahaan, biasanya dilakukan untuk
jenis produk tertentu dan untuk periode tertentu saja.
3) Corporate Social Marketing. Perusahaan mendukung program CSR yang sifatnya
kampanye perubahan perilaku yang tidak baik menjadi baik atau lebih baik seperti
peningkatan kesehatan masyarakat, keselamatan kerja, kerusakan lingkungan, dll. Bisa
dilakukan sendiri atau mencari mitra yang mempunyai kepedulian terhadap isu yang
sama.
1
4) Corporate Philanthropy. Program CSR ini dilakukan dengan cara memberikan bantuan
langsung, baik dana maupun tenaga terhdap isu sosial tertentu.
5) Community Volunteering. Perusahaan memberikan bantuan untuk isu tertentu dengan
cara memberikan bantuan tenaga sukarela yang diperlukan dalam program CSR tersebut.

10.3 MANFAAT CSR


CSR timbul sejak era dimana kesadaran akan sustainability perusahaan jangka panjang
adalah lebih penting daripada sekedar profitability. Manfaat bagi masyarakat dan keuntungan
bagi perusahaan.
Lalu jika dikelompokkan, sedikitnya ada empat manfaat CSR terhadap perusahaan:
a. Brand differentiation.
Dalam persaingan pasar yang semakin kompetitif, CSR bisa memberikan citra
perusahaan yang khas, baik dan etis di mata publik yang pada gilirannya menciptakan
customer loyalty. The Body Shop dan BP (dengan bendera “Beyond Petroleum”-nya),
seiring dianggap sebagai memiliki image unik terkait isu lingkungan.
b. Human resources.
Program CSR dapat membantu dalam perekrutan karyawan baru, terutama yang
memiliki kualifikasi tinggi. Saat interview, calon karyawan yang memiliki pendidikan
dan pengalaman tinggi sering bertanya tentang CSR dan etika bisnis perusahaan, sebelum
mereka memutuskan menerima tawaran. Bagi staf lama CSR juga dapat meningkatkan
persepsi, reputasi dan dedikasi dalam bekerja.
c. License to operate.
Perusahaan yang menjalankan CSR dapat mendorong pemerintah dan publik
memberi ”izin” atau ”restu” bisnis, karena dianggap telah memenuhi standar operasi dan
kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat luas.
d. Risk management.
Manajemen resiko merupakan isu sentral bagi setiap perusahaan. Reputasi
perusahaan yang dibangun bertahun-tahun bisa runtuh dalam sekejap oleh skandal
korupsi, kecelakaan karyawan atau kerusakan lingkungan. Membangun budaya ”doing
the right thing” berguna bagi perusahaan dalam mengelola resiko-resiko bisnis.

10.4 PERANAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN


Tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah
suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun bukan hanya) perusahaan adalah memiliki
suatu tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan
lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.
2
1. Tanggung jawab terhadap Pelanggan
Tanggung jawab perusahaan kepada pelanggan jauh lebih luas daripada hanya
menyediakan barang atau jasa. Perusahaan mempunyai tanggung jawab ketika
memproduksi dan menjual produknya, yang akan didiskusikan kemudian.
a. Praktik tanggung jawab produksi.
b. Praktik Tanggung Jawab Penjualan
c. Cara Perusahaan Menjamin Tanggung Jawab Sosial kepada Pelanggan
2. Tanggung Jawab terhadap Karyawan
Bisnis mempunyai sejumlah tanggung jawab terhadap karyawan. Pertama, mereka
mempunyai tanggung jawab untuk menciptakan lapangan pekerjaan jika mereka ingin
tumbuh. Perusahaan juga memiliki tanggung jawab terhadap karyawannya guna
memastikan keselamatan mereka, perlakuan yang semestinya oleh karyawan lain, dan
peluang yang setara.
a. Keselamatan Karyawan
b. Perlakuan yang semestinya oleh karyawan lain

3. Tanggung Jawab kepada Pemagang Saham (Investor)


Perusahaan bertanggung jawab untuk memuaskan pemiliknya(para pemegang saham).
Karyawan dapat tergoda untuk membuat keputusan yang memuaskan kepentingan
mereka sendiri dan bukannay kepentingan pemilik saham. Konflik dalam usaha untuk
memastikan Tanggung jawab. Mengaitkan kompemsasi karyawan dengan kinerja
perusahaan dapat menyelesaikan sebagian dari konflik kepentingan tetapi menciptakan
masalah lainnya. Terdapat banyak kasus perusahaan yang menyesatkan investor potensial
maupun investor yang ada saat ini dengan sengaja tidak menyebutkan informasi relevan
yang dapat membuat saham mereka menjadi jatuh.
4. Tanggung Jawab terhadap Kreditor
Perusahaan bertanggung jawab untuk memenuhi kewajiban keuangannya kepada
kreditor. Jika suatu perusahaan mengalami masalah keuangan dan tidak mampu
memenuhi kewajibannya, maka perusahaan tersebut harus menginformasikan hal ini
kepada kreditornya. Suatu perusahaan memiliki insentif yang kuat untuk memenuhi
tanggung jawabnya terhadap kreditor. Jika perusahaan tidak membayar utangnya kepada
kreditor, perusahaan tesebut dapat dipaksa pailit.
5. Tanggung Jawab terhadap lingkungan
Kualitas lingkungan adalah kebaikan public, dimana setiap orang menikmatinya tanpa
peduli siapa yng membayar untuknya. Jika suatu produk yang dihasilkan suatu

3
perusahaan tentunya membawa dampak negative tehadap lingkungan (pencemaran
lingkunga) seperti, polusi udara, tanah dan air.
6. Tanggung Jawab terhadap Komunitas
Suatu perusahaan ketika mendirikan basisnya di suatu komunitas, maka perusahaan
tersebut menjadi bagian dari komunitas itu dan mengandalkan komunitas tersebut sebagai
pelanggan dan karyawannya. Perusahaan mendemonstrasikan acara-acara local atau
memberikan sumbangan ke yayasan local, misalkan perusahaaan yang telah
mendonasikan dana ke unversitas-universitas.

10.5 PERAN INVESTOR INSTITUSIONAL, INVESTOR ASING, DAN KREDITUR


a) Investor institusional
Cara investor institusional untuk berperan serta dalam mendorong penerapan GCG adalah
dengan investasi yang bertanggung jawab. Yang dimaksud dengan investasi yang bertanggung
jawab adalah dengan membuat kebijakan hanya akan melakukan penempatan investasi pada
perusahaan-perusahaan yang menerapkan GCG, dan tentu secara konsisten menerapkan
kebijakan tersebut dalam melakukan investasi.
b) Investor asing
Sesuai dengan teori stakeholder, semakin banyak dan kuat posisi stakeholder, semakin
besar kecenderungan perusahaan untuk mengadaptasi diri terhadap keinginan stakeholdernya.
Hal tersebut diwujudkan dengan cara melakukan aktivitas pertanggungjaawaban terhadap sosial
dan lingkungan atas aktivitas yang dilakukan perusahaan tersebut.
c) Kreditur
Perusahaan yang mempunyai leverage tinggi mempunyai kewajiban lebih untuk
memenuhi kebutuhan informasi kreditur jangka panjang. Dengan semakin tinggi leverage, yang
mana akan menambahbeban untuk program corporate social responsibility menjadi terbatas atau
semakin tinggi leverage, maka semakin rendah program CSR.

Kasus PT Kaltim Prima Coal


1. Profil Perusahaan
PT Kaltim Prima Coal (KPC) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang
pertambangan dan pemasaran batubara untuk pelanggan industri baik pasar ekspor maupun
domestik. Tahun 1982 PT Kaltim Prima Coal (KPC) didirikan di Indonesia dengan masing-
masing BP dan CRA 50% memegang saham. KPC lisensi untuk melakukan eksplorasi dan

4
pertambangan batubara berdasarkan Kontrak Karya Batubara (Kontrak Karya) dengan HPH
seluas 90.706 ha. Negara Indonesia Perusahaan Batubara (PTBA) untuk menerima hak 13,5%
dari produksi semua. Lokasi dari PT Kaltim Prima Coal terletak di sekitar Sangatta, Kabupaten
Kutai Timur (Kutim), Provinsi Kalimantan Timur Indonesia.

2. Latar Belakang Kasus


Dalam kurun waktu enam tahun (sampai 2009) di keseluruhan kabupaten di Kalimantan
telah terbit 2.047 kuasa pertambangan dan diperkirakan mengokupasi lahan seluas 4,09 juta
hektar. Tentunya angka itu akan semakin besar jika ditambah dengan pertambangan ilegal.
Begitu pula dengan perusahaan Kaltim Prima Coal (KPC) yang bergerak di bidang
pertambangan batubara di beberapa daerah seperti Pinang, Melawan, dan Prima di Kalimantan
Timur. Dengan operasi yang bisa menjual 35.772.323 ton batubara hanya pada tahun 2008 saja,
perusahaan ini merasa memiliki tanggung jawab pada stakeholders lainnya. Permasalahan timbul
saat masyarakat dan pemerintah kabupaten merasa belum merasakan hasil dari program CSR
yang dilakukan oleh KPC. Selama sekian puluh tahun beroperasi di bawah pemerintahan
kabupaten terkait, PT Bumi Resources membeli KPC pada tahun 2003.
Untuk mendapatkan kepercayaan pemerintah daerah yang menjadi investor pada saat itu,
PT Bumi Resources memberikan beberapa janji untuk tetap ikut membangun daerah Kutai
Timur. Janji yang dilontarkan pada tahun 2003 tersebut ada beberapa, yaitu pembangunan rumah
sakit, membangun kampus Stiper, dan jalan Soekarno-Hatta dua jalur yang semuanya sampai
sekarang belum terealisasi. BR juga berjanji mengucurkan CSR sekira Rp 50 miliar per tahun.
Namun, menurut pihak masyarakat dan pemerintah daerah setempat pengelolaannya dinilai tidak
transparan dan ditangani sendiri oleh KPC. Forum Multi Stakeholder Coorporate Social
Responsibility (Forum MSH- CSR) mengatakan bahwa dana yang mereka kelola belum
maksimal dan masih di bawah dana yang dijanjikan. Misalnya saja CSR tahun 2009 untuk
Kecamatan Bengalon. Data itu adalah data yang dirilis oleh Forum Multi Stakeholder (MSH)
CSR. Dari dana CSR sekira Rp 1,1 miliar yang sampai ke rakyat hanya sekira Rp 400 juta. Dana
sekira Rp 690 juta diberikan ke instansi vertikal.
Namun, di sisi lain pihak KPC menyanggah hal tersebut dengan berdalih bahwa dana
yang dikucurkan harus melalui prosedur yang sesuai dengan kelengkapan dokumen dan progress
report pada tiap-tiap proyek. Akhirnya, masyarakat menuntut adanya transparansi dan pertemuan

5
rutin antara pihak KPC dengan Forum MSH-CSR agar permasalahannya bisa didiskusikan
bersama untuk dicari solusinya. Selain itu, masyarakat meminta agar dana CSR tersebut tidak
semuanya dikelola oleh KPC tetapi juga bekerja sama dengan Forum MSH-CSR dalam
pengalokasiaannya. Tuntutan masyarakat ini bahkan disertai dengan ancaman bahwa operasi
KPC mungkin akan terhambat keamanan dan ketertibannya jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi.
Pihak pemerintah daerah pun juga setuju dengan tuntutan akan transparansi dan pendelegasian
pengelolaan dana CSR tersebut. Jika tuntutan tersebut tidak dipenuhi, pihak pemerintah daerah
akan meninjau ulang izin pertambangan di daerah tersebut.

3. Analisis Masalah
Jika dianalisis satu per satu, pada aspek ekonomi maka KPC sudah memenuhi hal
tersebut dengan memperoleh pendapatan sebesar USD 1.741,93 juta. Hal ini merupakan
pendapatan yang cukup besar dengan pangsa pasar ekspor yang berada di beberapa negara di
belahan dunia. Walaupun begitu, aspek legal yang berada pada dimensi di atas ekonomi sudah
dibuat kontraknya. Namun, hal ini pun masih dipertanyakan implementasinya sejak pembuatan
kontrak ataupun pengucapan janji pembangunan pada tahun 2003 sampai pada 2010 ini,
walaupun pada laporan terkait pada tahun 2008 sudah disebutkan community expenditure
commitment sebesar USD 5.000.000 dan biaya lingkungan sebesar USD 18.771,896. Pada
dimensi ethical sebenarnya KPC sudah mulai memberikan berbagai bantuan dengan kegiatan
yang berfokus pada tujuh pembangunan berkelanjutan, yakni pengembangan agribisnis,
peningkatan kesehatan dan sanitasi, pendidikan dan pelatihan, peningkatan infrastruktur
masyarakat, pengembangan koperasi, usaha kecil dan menengah (KUKM), pelestarian alam dan
budaya, penguatan kapasitas lembaga masyarakat dan pemerintah, dan pemberdayaan
masyarakat. Namun, pelaksanaan yang kurang terkoordinasi dari tahun ke tahun membuat
pelaksanaannya cukup baik pada tahun-tahun awal sampai ke 2008 akan tetapi agak terganggu
pelaksanaannya pada tahun 2009 dan 2010 sehingga muncul masalah dengan Forum MSH-CSR.
Aspek terakhir yang perlu diperhatikan adalah philanthropic yang sebenarnya baik untuk
dilakukan meskipun bukanlah sesuatu yang wajib untuk dilakukan. Menjadi sebuah corporate
citizen yang menguntungkan masyarakat sekitar dan memenuhi berbagai aspek lainnya untuk

6
dapat hidup berdampingan antara produsen ataupun pengusaha dan masyarakat sekitar serta
stakeholders lainnya.
KPC sudah memenuhi beberapa aspek yang disebutkan, misalnya untuk aspek ecological
environment dengan menutup tambang yang sudah tidak dipergunakan dan melakukan kegiatan
dengan pemberdayaan pertanian dan perikanan. Namun, masih timbul permasalahan dengan
public interest group di mana di dalamnya juga termasuk masyarakat sekitar dan pemerintah
daerah. Dalam hal ini, beberapa hal yang menyebabkan transfer informasi kurang maksimal
adalah penerapan dari prinsip good corporate governance seperti fairness, transparency,
accountability, dan responsibility yang pada saat ini telah mendorong CSR semakin menjadi
sesuatu hal yang krusial. Berdasarkan permasalahan tersebut, komunikasi menjadi sesuatu yang
penting antara perusahaan dengan pihak terkait.

Analisis berdasarkan prinsip Good Corporate Governance yang dilanggar PT Kaltim


Prima Coal
1. Transparency
Dalam kasus PT Kaltim Prima Coal dari dana CSR yang sudah ditentukan oleh
perusahaan batu bara ini yaitu Rp 1,1 miliar, sedangkan yang sampai ke rakyat hanya Rp
400 juta. Dana sejumlah Rp 690 juta diberikan ke instansi vertikal. Adapun informasi
pembagian dana untuk ke masyarakat, hanya diketahui oleh satu pihak yaitu PT Kaltim
Prima Coal, yang bebas menentukan besaran dana yang akan diturunkan ke masyarakat
tanpa memberitahu detail persentase dana untuk masyarakat disekitar lingkungan bisnis
dan perhitungan-perhitungan lainnya yang mendukung dana CSR untuk masyarakat.
2. Responsibility
PT Kaltim Prima Coal sejak tahun 2010 mulai melepas tanggung jawabnya kepada
lingkungan sekitar perusahaan, dimana seharusnya PT Kaltim Prima Coal membayar
biaya perawatan lingkungan perusahaan kepada kepala daerah setempat sesuai dengan
kontrak yang sudah dijanjikan, namun realisasinya justru dana yang seharusnya diberikan
sepenuhnya kepada masyarakat, hanya 40% saja yang sampai ke tangan masyarakat,
tidak sesuai dengan data yang disebarkan oleh Forum MSH-CSR.
3. Fairness

7
PT Kaltim Prima Coal harus memperlakukan secara adil seluruh golongan yang memiliki
andil dalam kesuksesan perusahaan, baik yang internal maupun eksternal, tanpa
mementingkan golongan tertentu. Walaupun masyarakat sekitar tidak berperan langsung
untuk kemajuan Kaltim Prima Coal, namun perusahaan memiliki tanggung jawab untuk
merawat lingkungan sekitar bisnis, karena tanpa persetujuan masyarakat daerah lokasi
perusahaan, perusahaan bisa saja ditutup karena dianggap merugikan masyarakat dan
tidak memelihara lingkungan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

http://fekool.blogspot.co.id/2016/05/corporate-governance-corporate-social.html

https://ardana45.wordpress.com/2013/05/14/peranan-investasi-dalam-pembangunan-ekonomi-di-
indonesia-olehi-ketut/

https://www.scribd.com/document/358249432/Kasus-PT-Kaltim-Prima-Coal-docx

Anda mungkin juga menyukai