BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Deskripsi Konseptual
1. Malaria
a. Pengertian Malaria
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit
nyamuk Anopheles. Istilah malaria diambil dari bahasa Italia, yaitu Mal
(buruk) dan Area (udara) atau udara buruk, karena dahulu banyak terdapat
beberapa nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropic,
menggigit manusia malam hari mulai magrib (dusk) sampai fajar (dawn)
(Soedarto, 2011).
Istilah malaria adalah diambil dari bahasa Italia, yaitu mal (buruk)
dan Area (udara) atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di
demam tropic, demam pantai, demam charges, dan demam kura. Penyakit
malaria disebabkan oleh parasit malaria (yaitu suatu protozoa daerah yang
(Sucipto, 2015).
Ada empat spesies plasmodium penyebab malaria pada manusia
(Sucipto, 2015).
Malaria adalah penyakit yang telah diketahui sejak zaman Yunani.
Penyakit tersebut khas, mudah dikenal, dengan demam yang naik turun
dan teratur disertai menggigil. Febris tersina dan febris kuartana telah
orang terkena malaria setiap tahunya dan 1 juta orang meninggal, terutama
Plasmodium jenis ini merupakan penyebab infeksi paling berat yang dapat
ini biasanya menyerang anak setelah berusia beberapa tahun yang dapat
siklus eritrosit dalam darah (skizigoni eritrosit) dan siklus dalam sel
dalam eritrosit.
Stadium soprozoit yang masuk bersama gigitan nyamuk dan
malariae.
Tahap skizogoni eritrositik berlangsung di dalam sel darah merah
demam yang khas pada gejala klinik malaria. Tahap gametogoni atau
terdapat satu generasi aseksual dalam hati sebelum daur dalam darah
malariae. Setelah itu, daur dalam hati tidak dilanjutkan lagi. Daur
penyakit yang dapat berlangsung lama yang bila tidak diobati, dapat
menjadi relaps.
Tabel 2.1
Beberapa sifat pembanding dan diagnostik pada empat spesies
merozoit hati
Skizon hati 60 mikron 45 mikron 70 mikron 55 mikron
Daur eritrosit 48 jam 48 jam 50 jam 72 jam
Eritrosit yang Muda, tua, Rektikulosit Retikulosi Tua
dihinggapi dan dan normosit tdan
normosit normosit
muda
demam yang paroksisme, yang diselingi oleh suatu periode bebas demam
(priode laten). Sebelum demam, biasanya diawali dengan tanda dan gejala
yaitu badan terasa lemah, nyeri kepala, tidak nafsu makan, mual, muntah.
Namun demikian, menurut Siahaana (2011) Demam tidak selalu ada pada
pasien malaria.
Priode paroksisme biasanya terdiri dari tiga stadium yang
(Tabel 2.1). Pada anak berusia di bawah 5 tahun, stadium dingin sering
demam 40oC, nadi cepat dan lemah, tekanan darah sistolik pada anak-anak
sebesar <50 mmHg, frekuensi napas pada balita >40 kali/menit; dan
dan purpura), serta tanda-tanda anemia berat (Depkes RI, 2008 cit Marni,
klinis malaria.
Tabel 2.2
Stadium Plasmodium
Sumber : Marni, 2016
Tabel 2.3
disebut relaps.
Relaps dapat bersifat rekrudesensi (relaps jangka
yaitu:
1). Malaria Campuran (Mix infection)
Penyakit malaria dengan infeksi campuran sering
virulensi parasit.
b). faktor Host
factor penjamu atau host yang berperan
Lintang utara (Rusia) dan 32o lintang selatan (Argentina). Ketinggian yang
(Laut Mati) dan 2.600 meter diatas permukaan laut (Bolivia). Plasmodium
vivax mempunyai distribusi geografis yang paling luas, mulai dari daerah
kesakitan malaria dipulau Jawa dan Bali dewasa ini (1983) berkisar antara
1-2 per 1000 penduduk, sedangkan diluar Jawa-Bali sepuluh kali lebih
Sucipto, 2015).
Diseluruh dunia terdapat sekitar 2000 spesies anopheles, 60 spesies
jenis anopheles sp hidup didaerah iklim tropis dan subtropics, tetapi juga
bisa hidup didaerah yang beriklim sedang. Nyamuk ini jarang ditemukan
2015).
Menurut Sorontou (2014) klasifikasi penyebaran malaria terbagi
antara lain:
1). Berdasarkan Etnis
Etnis non-Papua lebih banyak menderita penyakit malaria. Hal
tempat yang sama sehingga tidak mudah terionfeksi. Akan tetapi, tidak
dengan galur (stain) yang berbeda dan didapat dari tempat lain, seperti
meningkatkan resiko.
3). Berdasarkan Derajat Parasitemia Plasmodium Falciparum
Tingkat parasitemia paling tinggi pada penderita malaria yang
yang silih berganti tak menentu di Kota dan Kabupaten Jayapura pada
f. Penularan Malaria
Menurut Widoyono (2008) plasmodium akan mengalami dua siklus.
bersatunya gamet jantan dan betina untuk membentuk ookinet dalam perut
kista diselaput luar lambung nyamuk. Waktu yang diperlukan sampai pada
proses ini adalah 8-35 hari, tergantung dari situasi lingkungan dan jenis
kelenjar ludah nyamuk. Pada kelenjar ini sorozoit menjadi matang dan
Di hati sporozoit matang ,enjadi skizon yang akan pecah dan melepaskan
klinis. Jika ada nyamuk yang menggigit manusia yang terinfeksi ini, maka
gametosit yang ada pada darah manusia akan terhisap oleh nyamuk.
sampai sel-sel hati manusia. Setelah satu sampai dua minggu digigit,
parasit kembali masuk ke dalam darah dan mulai menyerang sel darah
menyebabkan anemia.
2) Secara non alamiah, yaitu penularan yang bukan melalui gigitan
alamiah:
27
kepada bayinya juga dapat melalui tali pusat. Gejala pada bayi
tidak mau makan dan minum, kuning pada kulit dan selaput lender.
darah bayi.
b). Menular Secara Mekanik
penularan secara mekanik adalah infeksi malaria yang
manusia lain yang sakit malaria baik dengan gejala maupun tanpa
28
oleh penyakit malaria, belum diketahui ada hewan lain yang dapat
berlangsung cepat dan bersifat reversibl pada mereka yang dapat bertahan
tetapi mungkin peran ini terlibat dalam proses pathogenesis demam dan
gagal ginjal.
2). Mediator endotoksin-makrofag
Pada saat skizogoni, eritrosit yang mengandung parasit
Therapy (ACT). Kombinasi obat ini dapat berupa kombinasi dosis tetap
(fixed dose) atau kombinasi tidak tetap (non fixed dose), kombinasi dosis
amodiaquine (200mg/tablet) yaitu 3 tablet hari I dan II dan 11/2 tablet hari
membunuh semua parasit malaria pada berbagai stadium (di hati maupun
tersebut tidak hanya tumbuh di daratan, tetapi juga di lautan. Bahkan, ada
flora yang dapat tumbuh dengan baik diantara daratan dan lautan dan zona
peralihan. Apakah kalian mengetahui apa nama flora itu? Flora itu
bernama mangrove.
Hutan bakau adalah tumbuhan kayu atau kelompok tumbuhan yang
hidup di antar daratan dan lautan yang dipengaruhi oleh pasang surut air
laut. Asal-usul istilah mangrove tidak diketahii secara pasti. Namun, ada
dipengaruhi oleh pasang surut air laut, yakni tergenang pada waktu pasang
dan bebas gangguan pada waktu surut. Dengan demikian, secara ringkas
dapat didefinisikan bahwa hutan mangrove adalah tipe hutan yang tumbuh
di daerah pasang surut (terutama pada pantai yang terlindung, laguna dan
muara sungai) yang tergenang pada saat pasang dan bebas genangan pada
mangrove adalah hutan yang tumbuh diatas rawa-rawa berair payau yang
terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Mangrove dicirikan oleh adanya hutan yang dipengaruhi oleh pasang surut
air laut dengan kondisi tanah yang anaerobik. Secara biologis dalam
2014).
Hutan bakau dapat ditemukan di pesisir pantai wilayah tropis dan
gelombang besar, dan muara sungai. Secara umum, hutan mangrove dapat
bentukan berasal dari lumpur, pasir atau pecahan karang atau koral.
2) Habitat tergenang air laut secara berkala dengan frekuensi sering
salinitas 38 o/oo.
c. Karakteristik Hutan Bakau
1). Tidak dipengaruhi oleh iklim, tetapi dipengaruhi oleh pasang surut air
laut. Hutan mangrove akan tergenang air laut pada saat pasang dan
jenis) atau heterogen (lebih dar satu jenis). Jenis kayu yang terdapat
pada areal yang masih berhutan dapat berbeda antara satu tempat
avicennia sp, dan sonneratia sp. (tumbuh pada lumpur yang dalam,
kaya bahan organik). Zona pertengahan antara laut dan daratan pada
terlindungi serta perairan teluk dan laguna yang terbuka. Hutan ini
juga dipengaruhi oleh genangan pasang surut. Jenis hutan ini juga
36
tidak teratur digenang saat pasang. Karena gerakan pasang surut yang
forests. Namun, jenis hutan ini ditemukan pada lokasi sedikit lebih
nutrisi, air tawar, dan penggenangan oleh pasang terbatas. Setiap jenis
perempuan, umur setiap bertambah tua 1 tahun berlipat menjadi 1,17 kali
semula, mata pencaharian selain nelayan 0,001 kali nelayan, jarak rumah
meter berlipat menjadi 1,001 kali semula, tempat sampah ada tempat
yang dijadikan landasan dalam suatu penelitian, dapat berupa rangkuman dari
pada penelitian ini dapat digambarkan seperti bagan pada gambar dibawah ini:
Gambar 2.1
Post penanaman hutan Kerangka Teori Malaria
bakau
2. Definisi Konseptual
38
suatu dengan konsep yang lainnya dari masalah yang akan diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Dalam kerangka konsep ini terdapat dua variabel, yaitu
Malaria
Post penanaman
hutan bakau
Tidak Malaria
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
3. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah suatu batasan yang digunakan untuk
2010).
Adapun variabel dalam penelitian ini akan dijelaskan dalam definisi
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian.
Biasanya hipotesis ini dirumuskan dalam bentuk hubungan antara dua variabel,
tahun 2016.