Anda di halaman 1dari 8

1. Untuk vitamin A, jumlah yang dianjurkan perhari 5000 International Unit (IU).

Vitamin A dapat membantu daya pengelihatan malam/warna, serta mempertahankan


kesehatan kulit
2.
Penyakit Pada Vitamin A
1. Keratomalicia
Keratomalasia (Xeroftalmia, Keratitis Xerotik) merupakan suatu kondisi dimana kornea
mengering dan keruh karena kekurangan vitamin A, kalori, dan protein. Biasanya
keratomalasia menyerang kedua mata.
Penyebab utama keratomalasia adalah kekurangan vitamin A yang parah. Vitamin A penting
untuk kesehatan mata, kulit, pertumbuhan tulang, dan melindingi selaput lendir pada saluran
pencernaan, saluran kemih, dan saluran pernapasan. Keratomalasia dan kekurangan vitamin
A terjadi karena beberapa kondisi yang berkaitan dengan proses penyerapan, penyimpanan,
atau pemindahan vitamin A.
Awalnya kelainan ini ditandai dengan berkurangnya penglihatan saat keadaan gelap, mata
menjadi kering (xeroftalmia), disertai pula pembentukan kerutan, kekeruhan dan perlunakan
kornea yang disebut keratomalasia.

2. Hypervitaminosis A
Hipervitaminosis merupakan suatu istilah yang merujuk pada kadar abnormal vitamin yang
tersimpan dalam tubuh hingga dapat menyebabkan keracunan. Kelebihan vitamin
(hipervitaminosis) terjadi apabila tubuh kita mendapatkan vitamin dari beberapa sumber. Jika
makanan sudah mengandung cukup vitamin, maka suplement vitamin sudah tidak diperlukan
lagi dan jika tetap dilakukan akan menimbulkan dampak berbahaya bagi tubuh.
Hipervitaminosis vitamin A biasanya disebabkan konsumsi kadar vitamin A yang terlalu tinggi
setiap hari dalam waktu yang lama.
Gejala kondisi akut kelebihan vitamin A berupa sakit kepala, pusing, mual, rasa sakit di perut,
iritasi dan gangguan penglihatan. Sedangkan gejala kronis antara lain demam, mulut kering,
nyeri pada tulang, anoreksia. Dalam beberapa kasus, efek kronis hipervitaminosis A termasuk
adanya tekanan cairan di dalam tulang sekitar otak (intrakranial), anemia, dan rendahnya kadar
trombosit (trombositopeni) (https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/hipervitaminosis-apa-
yang-terjadi-jika-tubuh-kelebihan-vitamin/)

Penyakit Pada Vitamin D


1. Penyakit Ricket
Penyakit ricket umumnya dialami anak-anak kecil, namun sebenarnya orang dewasa
juga bisa terkena penyakit ini. Penyakit Ricket dapat muncul pada anak usia 6-18 bulan.
Penyebab penyakit ini adalah kurangnya zat fosfor, kapur, atau vitamin D.

Anak yang menderita rickets biasanya menunjukan perubahan fisik seperti berikut ini:

 Kepalanya lama-lama akan berbentuk segi empat


 Ubun-ubunnya akan tetap terbuka dalam waktu lama
 Persendian tulang pergelangan lebih lunak dan lebih besar dari biasanya.
 Kaki penderita rickets akan berbentuk cekung atau cembung
 Perut menonjol
 Mengalami sembelit
Dari hasil pemeriksaan darah, penderita rickets akan diketahui kekurangan fosfor dan zat
kapur. Sementara hasil pemeriksaan sinar-X menunjukkan kekurangan perkembangan pada
ujung tulang.
(http://doktersehat.com/awas-penyakit-ricket-menyerang-anak-anak/)

2. Penyakit Osteomalica
Pada osteomalacia, proses mineralisasi tulang mengalami gangguan, sehingga tulang tidak
dapat mengeras dan menjadi rentan bengkok atau bahkan patah. Kondisi ini umumnya
disebabkan oleh kekurangan (defisiensi) vitamin D.
Gejala Osteomalacia
Ketika kondisi belum parah, penderita osteomalacia mungkin tidak akan merasakan gejala
apa pun. Ketika kondisi memburuk, beberapa gejala yang biasanya dirasakan oleh penderita
adalah:
 Nyeri yang biasanya terasa di bagian punggung bawah, panggul, pangkal paha, kaki, dan
tulang rusuk. Nyeri mungkin akan terasa lebih parah saat malam hari atau pada saat tulang
yang sakit menahan beban terlalu berat.
 Otot-otot lengan dan paha melemah. Melemahnya otot-otot paha akan membuat penderita
berjalan seperti terhuyung-huyung.
 Otot kaku.
 Kesulitan untuk berdiri dari posisi duduk atau untuk berjalan menaiki tangga.
 Merasa kelelahan.
 Tulang-tulang menjadi mudah patah.
(http://www.alodokter.com/osteomalacia)

3. Hypervitaminosis D

Biasanya disebabkan konsumsi suplemen vitamin D dan kalsium secara bersamaan. Kondisi
hipervitaminosis D biasanya tidak menyebabkan gejala secara langsung, namun karena efek
sekunder dari kelebihan kalsium dalam darah (hypercalcaemia), karena terlalu banyak
kalsium yang diserap dengan adanya vitamin D dalam tubuh. Batas konsumsi vitamin adalah
sekitar 600 IU per hari.

Efek akut dari vitamin D adalah sembelit, dehidrasi, hilangnya nafsu makan, kelelahan,
pusing, tekanan darah tinggi, dan aritmia. Sedangkan efek kronis yang ditimbulkan adalah
kerusakan pada ginjal, pengeroposan tulang, dan kalsifikasi (pengerasan) arteri dan dan
jaringan lunak pada tubuh

(https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/hipervitaminosis-apa-yang-terjadi-jika-tubuh-
kelebihan-vitamin/)

Penyakit Pada Vitamin E

1. Anemia Hemolitik Pada Bayi


Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir adalah suatu anemia normositik normokromik pada
bayi positif Rh yang lahir dari ibu negatif Rh yang sebelumnya telah membentuk antibodi
terhadap antigen Rh.
Penyakit hemolitik bayi baru lahir (hemolytic desease of new born) atau HDN adalah
abnormal pecahnya sel darah merah pada janin atau bayi yang baru lahir.Hal ini biasanya
karena antibodi yang dibuat oleh ibu ditujukan terhadap sel darah merah bayi.Hal ini
biasanya disebabkan oleh inkompatibilitas Rh atau terjadi ketika ada ketidakcocokan antara
jenis darah ibu dan bayi, yaitu perbedaan antara golongan darah Rh ibu dan bayi. Penyakit
hemolitik dari Bayi juga disebut eritroblastosis fetalis.
(https://indraeni.wordpress.com/2014/04/05/hemolitik-bbl/)

2. Gagal Jantung Kongestif

Gagal jantung kongestif atau Congestive heart failure (CHF) merupakan kegagalan jantung
dalam memompa pasokan darah yang dibutuhkan tubuh. Hal ini terjadi karena kelainan
pada otot-otot jantung sehingga tidak bisa bekerja secara normal.
Seperti Apa Gejala yang Muncul?
Ada beberapa gejala yang menunjukkan bahwa seseorang mengidap gagal jantung kongestif.
Meski pada tahap awal gejalanya mungkin tidak akan berdampak kepada kondisi kesehatan
secara umum, namun seiring memburuknya kondisi yang diderita, maka gejalanya kian nyata.

Setidaknya ada tiga tahapan gejala yang bisa dilihat pada seorang pengidap gagal jantung
kongestif. Yang pertama adalah gejala tahap awal. Pada tahap ini, pasien mengalami:

 Pembengkakan kaki dan pergelangan kaki.

 Mudah lelah.

 Kenaikan berat badan yang signifikan.

 Makin sering ingin buang air kecil, terutama saat malam hari.

Jika kondisi penderita terus memburuk, muncul beberapa gejala seperti di bawah ini.

 Denyut jantung tidak teratur.

 Paru-paru sesak sehingga menyebabkan batuk.

 Napas berbunyi.

 Sesak napas karena paru-paru dipenuhi cairan.

Selanjutnya, jika penderita mengalami gejala seperti di bawah ini, maka gagal jantung
kongestif bisa dikatakan sudah mencapai kondisi parah.
 Menjalarnya rasa nyeri di dada melalui tubuh bagian atas, kondisi ini bisa juga menandakan
adanya serangan jantung.

 Kulit menjadi kebiru-biruan karena paru-paru mengalami kekurangan oksigen.

 Tarikan napas yang pendek dan cepat.

 Mengalami pingsan.
(http://www.alodokter.com/gagal-jantung-kongestif-pembunuh-diam-diam)

Penyakit Pada Vitamin K

1. Pendarahan Diathesis
Penyakit Pada Vitamin B1

1. Beri- beri
Penyakit beri-beri adalah kondisi yang diakibatkan oleh kurangnya vitamin B1 atau
tiamin pirofosfat dalam tubuh.
Penyakit ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

 Beri-beri kering
Beri-beri kering umumnya terjadi pada penderita dengan konsumsi kalori rendah dan minim
olahraga, yang mengakibatkan sistem saraf seperti gerakan motorik, sensorik, dan refleks
terganggu, khususnya pada otot bagian bawah tubuh.

 Beri-beri basah
Beri-beri basah umumnya menyerang organ jantung. Intensitas penyakit ini dibagi menjadi 3
tahap yang saling berkaitan, mulai dari potensi edema, cedera otot jantung, hingga penyakit
beri-beri kardiovaskular akut (Shoshin beri-beri).
Risiko seseorang menderita penyakit beri-beri terkait dengan kebiasaan mengonsumsi beras
giling (tanpa kulit) , mengonsumsi alkohol secara berlebihan, dan jarang mengonsumsi
makanan yang kaya akan vitamin B1.

Gejala Penyakit Beri-beri


Berikut adalah gejala penyakit beri-beri kering yang mungkin dialami:

 Kesulitan berjalan.

 Nyeri hingga kehilangan fungsi otot tubuh.

 Merasakan sensasi geli di titik tertentu.

 Kehilangan kemampuan rasa atau sensasi di tangan atau kaki.

 Kelumpuhan tungkai bagian bawah.


 Nistagmus atau tremor/kejang pada mata.

 Kesulitan berbicara.

 Linglung.

 Mual.

Sedangkan gejala penyakit beri-beri basah yang mungkin dialami adalah:

 Napas pendek saat melakukan aktivitas tertentu.

 Kesulitan bernapas saat tidur.

 Denyut jantung meningkat.

 Pembengkakan di tungkai bagian bawah

(http://www.alodokter.com/penyakit-beri-beri)

2. Sindrom Wernicke-Korsakoff

Sindrom Wernicke-Korsakoff (WKS) adalah salah satu jenis kelainan otak yang disebabkan
oleh defisiensi vitamin B1 atau tiamin dalam tubuh. Sindrom ini adalah kombinasi dari 2
penyakit, yaitu penyakit Wernicke dan sindrom Korsakoff.

Penyakit Wernicke adalah kelainan saraf yang mengakibatkan penderita kesulitan


mengkoordinasikan pergerakan tubuh (ataksia), mengalami kelainan pada mata (okular),
dan merasakan linglung dikarenakan perdarahan otak bagian bawah, termasuk talamus dan
hipotalamus. Sedangkan, sindrom Korsakoff adalah kondisi kelainan mental yang
mengakibatkan seseorang kehilangan daya ingat atau kondisi mental lainnya.

Mengingat sindrom ini disebabkan oleh dua jenis penyakit, yaitu penyakit Wernicke
dan sindrom Korsakoff, berikut adalah gejala-gejala yang dapat dialami secara
umum:

 Masalah pada mata, seperti penglihatan ganda, kelopak mata menggantung atau
kelainan pada pergerakan mata.

 Kehilangan keseimbangan dan kemampuan koordinasi (ataksia) pada otot kaki,


khususnya saat berjalan.

 Kehilangan daya ingat secara mendalam.

 Tidak mampu mengingat hal yang baru terjadi.

 Halusinasi atau konfabulasi (ingatan palsu).


 Gejala putus alkohol.

Penyakit Pada Vitamin B2

1. Stomatitis

Penyakit pada bibir ini memang menyakitkan dan mengganggu karena saat membuka mulut untuk
makan atau minum, radang dan luka pecah-pecah ini akan dirasa perih. Sebabnya sebenarnya tidak
hanya kekurangan vitamin B2. Bisa karena bakteri, virus, jamur, memakai gigi tiruan, penggunaan
kosmetik bagi wanita, sampai pada orang penderita HIV. Sedangkan stomatitis angular mirip seperti
penyakit sebelumnya. Dimana adanya peradangan pada pojok-pojok mulut. Sebab lainnya juga
karena adanya penumpukan air liur dan terkadang adanya ragi sebagai hasil infeksi jamur pada
rongga mulut. Bahkan bisul kecil juga bisa memicu timbulnya penyakit ini
(http://wikivitamin.com/akibat-defisiensi-atau-kekurangan-vitamin-b2-riboflavin-dan-cara-
pencegahannya/)

2. Glositis
Glositis termasuk salah satu penyakit jaringan lunak rongga mulut yaitu peradangan lidah. Istilah
glossitis sendiri berasal dari kata glossus yang berarti lidah dan itis yang berarti radang dalam
bahasa Yunani Kuno.

Secara medis, penyakit ini dapat dibedakan menjadi beberapa tipe dengan mempertimbangkan
tingkat keparahannya. Berikut adalah penjelasan mengenai empat tipe glositis :

1. Glositis akut
peradangan pada lidah yang muncul secara tiba-tiba dan biasanya gejala yang timbul lebih parah.
Glositis tipe ini pada umumnya disebabkan karena alergi.
2. Glositis kronik
Peradangan lidah pada tipe ini mempunyai gejala yang hilang timbul, biasanya merupakan salah
satu gejala dari penyakit tertentu.

3. Glositis idiopatik
Glossitis Idiopatik, yang juga dikenal dengan Hunter’s glossitis, mengenai otot dari lidah. Pada
kondisi ini sejumlah papil di lidah menghilang. Penyebabnya sampai saat ini tidak diketahui.
4. Glositis atrofi

Pada tipe ini terjadi ketika hampir seluruh papil di lidah menghilang, sehingga warna dan tektur
dari lidah akan berubah, biasanya lidah akan berubah menjadi merah gelap.

Gejala
Jika Anda menderita penyakit ini, maka akan muncul tanda-tanda seperti :

 Pembesaran lidah,
 Nyeri pada lidah,
 Penurunan kemampuan untuk berbicara, makan, dan menelan,
 Perubahan warna permukaan lidah menjadi kemerah-merahan,
 Permukaan lidah menjadi licin dan halus
Penyakit Pada Vitamin B3

1. Pellagra

Pellagra adalah penyakit yang ditandai dengan diare, dermatitis, dan demensia. Jika tidak
segera ditangani, penyakit ini bisa berujung pada kematian. Pellagra muncul akibat
kekurangan niasin (vitamin B3). Niasin diperlukan untuk segala aktivitas sel. Karena triptofan
dalam pangan bisa diubah jadi niasin dalam tubuh, pellagra hanya akan muncul apabila tubuh
kekurangan keduanya, yaitu niasin dan triptofan.

Tanda-tanda dan gejala pellagra yang paling umum di antaranya:

 Ruam yang bersisik dan tebal pada kulit saat kena sinar matahari
 Mulut bengkak dan lidah berwarna merah terang
 Muntah dan diare
 Sakit kepala
 Lemas
 Depresi
 Linglung
 Hilang ingatan

2. Parethesia
Paresthesia adalah suatu kondisi yang abnormal disaat seseorang merasakan sensasi
seperti terbakar, baal, geli, gatal dan seperti ada yang menjalar di kulit pada tubuhnya.

Gejala yang disebabkan Parethesia

1. Kecemasan
2. Sering buang air kecil
3. Paresthesia makin terasa bila berjalan atau menggerakkan anggota badan
4. Kaku otot
5. Nyeri pada tubuh
6. Merah pada lokasi paresthesia
7. Sensitif bila disentuh pada lokasi paresthesia

(dr.Indra K Muhtadi,2011)

3. Diare

Anda mungkin juga menyukai