HACCP
Divalaidasi Oleh:
Tanggal:
24 Oktober 2017
Nomor :
Rencana Kerja Jaminan Mutu
Gold Butter Revisi :
KEBIJAKAN MUTU Halaman :
Profil Usaha
Nama : PT MAJU TERUS PANTANG MUNDUR
Alamat : Jl. Mastrip Timur 69, Sumbersari, Jember
Telp :
Fax :
Visi
Untuk menjadi perusahaan yang memiliki kualitas mentega yang terbaik dan menjadi pilihan keluarga yang utama.
Misi
Memastikan keselamatan dan keamanan sebagai prioritas utama.
Memberikan pelayanan optimal kepada pelanggan.
Menjadi perusahaan terkemuka, tumbuh, dan menguntungkan dimata dunia.
Menjunjung tinggi tenggung jawab sosial perusahaan.
Kebijakan Mutu
Golden butter merupakan salah satu produk mentega terbaik di indonesi yang mengandung nilai gizi tinggi hingga saat ini masih di
konsumsi oleh masyarakat indonesia maupun oleh orang luar negri. Lokasi produksi golden butter yang berada pada jalan Raya hasyim ashari
NO 92 kota tangerang, Banten.Pengembangan sumber daya manusia dan infrastruktur pun dijalankan secara intensif. Untuk meningkatkan
kualitas kerja serta menjaga mutu layanan kepada pelanggan, PT. Cakrawala Mega Lestari telah menerapkan Standar Operasional Prosedur
yang tertuang dalam Dokumen ISO 9001 : 2015 dan telah mendapatkan sertifikasi ISO 9001 : 2015 pada tanggal 18 oktober 2016. Golden butter
memfokuskan tiga hal utama yaitu keamanan dikonsumsi, kebersihan dari mikroorganisme dan kehalalan dari semua proses produksi. Semua
hal utama tersebut membutuhkan infrastruktur penunjang agar semua hal utama dapat terlaksana. Infrastruktur penunjang antara lain alat-alat
atau mesin yang digunakan harus memiliki standar mesin yang dapat meningkatkan efisiensi produksi dan tingkat kehigienisan tinggi. Dan hal
yang penting adalah ekspansi distribusi agar golden butter lebih terkenal. Golden butter telah mendapatkan sertifikasi top brand, sertifikasi halal
dari MUI, sertifikat HACCP serta ISO.
Sistem Manajemen Mutu dikembangkan untuk memenuhi Standart ISO 9001: 2008 dan mencakup sistem pendokumentasian,
pemeriksaan dan pengontrolan seluruh kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan oleh staf manajemen dan karyawan untuk meyakinkan bahwa
perusahaan akan selalu memenuhi persyaratan yang diinginkan oleh pelanggan serta memenuhi peraturan dan hukum.
Helyas Vintan
(General Manager)
Deni Yulianto
Separasi Penyimpanan
Standarisasi
Pasteurisasi Penimbangan
Pematangan Garam
Churning
Draining
Penggaraman
Pengemasan
Distribusi
nb: setiap 5 menit sekali pekerja mengecek churner
Rencana Kerja Jaminan Mutu Nomor:
Gold Butter Revisi:
Gold Butter
TABEL ANALISA BAHAYA Halaman
Prinsip 1
Tahap/input Potensi bahaya Penyebab Risk Sev. Sign Tindakan pencegahan
Penerimaan produk 1. Bahaya Fisik: 1. Kelalaian pekerja L L US 1. Pelatihan pemasok
(susu) Semut. 2. Kontaminasi dengan 2. Memilih pemasok yang bersertifikat
2. Bahaya Kimia: udara. M M S HACCP
Residu antibiotika, 3. Higienitas hewan
mikroba patogen, kurang dijaga
tengik. 4. Penjamah yang kurang
3. Bahaya hiegenis H H S
Mikrobiologi:
Kontaminasi oleh
mikroba E. Coli,
Salmonella sp.,
Staphylococcus
aureus, Koliform.
Penerimaan produk 1. Bahaya Fisik: 1. Lahan tempat L M US
(garam) Pasir, debu, penjemuran garam yang 1. Memilih pemasok yang bersertifikat
kerikil, ranting kurang bersih dan dapat HACCP
kayu, plastik, terkontaminasi mikroba. 2. Pelatihan pemasok
serangga, pecahan 2. Tempat pembungkusan
kaca. garam yang kurang
2. Bahaya hiegenis M H S
Mikrobiologi:
bakteri halofilik
yang tahan pada
suasana garam
tinggi.
Penyimpanan garam 1. Bahaya Fisik: 1. Areal penyimpanan M L US 1. Penyimpanan pada tempat kering dan
debu, plastik, kurang higienis tertutup, misal penyimpanan di gudang
serangga, pecahan penyimpanan bahan makanan kering
kaca. dengan suhu 10 – 21° C.
2. Bahaya 2. Pelatihan karyawan
Mikrobiologi:
bakteri halofilik M H S
yang tahan pada
suasana garam
tinggi.
Separasi dikerjakan Bahaya fisik : 1. Alat separasi yang tidak L L US 1. Pembersihan alat separasi secara
dengan separator Debu, mur/baut dibersihkan terlebih berkala (setiap hari)
dengan putaran 6000 dahulu. 2. Pengecekan alat separasi secara
rpm 2. Alat separasi yang berkala
kurang memadai.
Standarisasi Bahaya mikrobiologi: Hygine pekerja M M S Penetapan hygine pekerja
Cemaran mikroba
Pasteurisasi dengan Bahaya mikrobiologi: Suhu pasteurisasi yang M M S Pengontrolan suhu secara periodik
metode yang lambat Cemaran mikroba fluktuasi
(suhu 70-75 C
selama 30 menit)
atau metode cepat
(suhu 80-85 C
selam 25 detik)
Pematangan 1. Bahaya Fisik: 1. Peralatan kurang L H S 1. Pengecekan mesin secara berkala
Mur/baut memadai 2. Pembilasan yang maksimal saat
2. Bahaya Kimia: 2. Pembilasan yang kurang M H S membersihkan mesin
Residu antibakterial maksimal saat 3. Pelatihan karyawan
pembersihan mesin
Aging dan 1. Bahaya Fisik 1. Peralatan kurang L H S 1. Pengecekan mesin secara berkala
Crystallization Mur/baut memadai 2. Pembilasan yang maksimal saat
2. Bahaya Kimia: 2. Pembilasan yang kurang M H S membersihkan mesin
residu antibakterial maksimal saat 3. Pelatihan karyawan
pembersihan mesin
Churning 1. Bahaya Fisik: 1. Peralatan kurang L H S 1. Pengecekan mesin secara berkala
Mur/baut memadai 2. Pembilasan yang maksimal saat
2. Bahaya Kimia: 2. Bahan antibakterial M H S membersihkan mesin
residu antibakterial (iodin) yang masih 3. Pelatihan karyawan
tertinggal
Draining 1. Bahaya Fisik: 1. Peralatan kurang L H S 1. Pengecekan mesin secara berkala
Mur/baut memadai 2. Pembilasan yang maksimal saat
2. Bahaya Kimia: 2. Bahan antibakterial M H S membersihkan mesin
residu antibakterial (iodin) yang masih 3. Pelatihan karyawan
tertinggal
Penggaraman 1. Bahaya Fisik: 1. Hygine pekerja M L US Penetapan hygine pekerja
debu, rambut 2. Penjamahan yang
2. Bahaya kurang hiegenis
Mikrobiologi:
bakteri halofilik
yang tahan pada
suasana garam
tinggi.
Pengemasan Bahaya Fisik: Peralatan yang kurang H L S Pengecekan mesin secara berkala
Baut/mur memadai
Proses Pasteurisasi: Suhu pasteurisasi ± W1: Proses Memusnahkan Menguji kondisi pH Pencatatan
Mikrobioogi 1ᵒC pasteurisasi produk yang tidak dan Aw monitoring &
W2: Di area sesuai verifikasi
pasteurisasi
W3: Ketika proses
pasteurisasi
berlangsung
W4: Operator
H: Mengontrol suhu
setiap beberapa waktu
Churning: Kondisi bahan sudah W1: Proses Memusnahkan Menguji kondisi pH Pencatatan
Mikrobiologi tidak cocok untuk churning produk yang tidak dan Aw monitoring &
ditumbuhi mikroba/ W2: Di area sesuai verifikasi
dengan kondisi bahan churning
(pH, Aw) yang tidak W3: Ketika proses
dapat dijadikan churning berlangsung
tempat mkroba W4: Operator
tumbuh H:Mengontrol kondisi
pH dan Aw
Penggaraman: Kondisi bahan sudah W1: Proses Memusnahkan Menguji kondisi pH Pencatatan
Mikrobiologi tidak cocok untuk peggaraman produk yang tidak dan Aw monitoring &
ditumbuhi mikroba/ W2: Di area sesuai verifikasi
dengan kondisi bahan penggaraman
(pH, Aw) yang tidak W3: Ketika proses
dapat dijadikan penggaraman
tempat mkroba berlangsung
tumbuh W4: Operator
H:Mengontrol kondisi
pH dan Aw
Prosedur verifikasi produk yang dilakukan oleh industri ini bertujuan untuk menjamin dan menjaga kualitas . Verifikasi yang dilakukan
meliputi:
1. Monitoring terhadap proses pengolahan produk yang dianggap memiliki resiko tinggi terjadinya penyimpangan.
2. Melakukan pengujian baik secara visual maupun melalui analisis laboratorium pada produk yang beresiko tinggi (CCP).
3. Bila terdapat produk yang tidak memenuhi standart maka produk akan dimusnahkan.
Prosedur verifikasi kemudian dilanjutkan dengan pengambilan sampel secara acak dan menganalisanya. Prosedur verifikasi diakhiri dengan
validasi sistem sehingga dapat memenuhi semua persyaratan Codex dan memperbaharui sistem apabila terdapat perubahan di tahap proses atau
bahan yang digunakan dalam proses produksi. Prosedur verifikasi dilakukan secara berkala untuk tetap menjamin produk yang dikeluarkan
memiliki kualitas yang baik dan aman untuk dikonsumsi.
Prosedur recall ini dibuat oleh perusahaan dengan tujuan untuk menjaga kepuasan pelanggan dan menghindari konsumen dari
mengkonsumsi produk yang tidak aman. Penarikan produk (recall) didasarkan atas keluhan atau komplain dari pelanggan, dan terkadang karena
adanya kesalahan dari bahan baku atau proses produksi. Kemudian produk yang akan direcall tersebut ditempatkan di tempat terpisah yang telah
ditentukan. Informasi dan data penarikan produk akan didokumentasikan dan ditindak lanjuti.
Terdapat pula tahapan yang perlu dilakukan untuk memastikan produk telah didistribusikan secara sistematik dengan tingkat keamanan
yang terjaga. Adapun langkah-langkah yang perlu dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Penyusunan sistem penelusuran proses produksi
2. Pengembangan sistem penelusuran dan sistem distribusi
3. Sistem penelusuran kepada pemasok
4. Sistem koordinasi internal
Semua keluahan dari konsumen baik itu berupa lisan maupun tertulis akan diterima dan tangani dengan baik. Produk yang dihasilkan
maupun proses produksi tersebut dapat dikaitkan dengan keluhan atau pengaduan konsumen. Prosedur pengaduan atau keluhan konsumen ini
merupakan tanggung jawab QA (Quality Asuran). Untuk setiap keluhan atau pengaduan tersebut akan dicatat, antara lain: tanggal keluhan
/pengaduan, identitas pelapor, isi keluhan, penerima keluhan, dan penanganan yang dilakukan terhadap keluhan tersebut. Akan tetapi bila
keluhan tersebut menyangkut produk, maka jika memungkinkan pelapor untuk menyertakan sampel produk yang dikeluhkan dan kode
produksinya.
Perusahaan menjamin bahwa semua dokumen dan data yang terkait dengan HACCP Plan (termasuk HACCP Plannya) telah mempunyai
identitas, ditinjau dan disahkan untuk menjamin kemutahirannya. Setiap perubahan terhadap dokumen harus diperiksa dan disetujui oleh
manajemen atau wakil manajemen yang ditunjuk dan dilaporkan pada TIM HACCP agar dapat didokumentasikan. Kegiatan
perubahan/revisi/amandemen dokumen ini berada di bawah tanggung jawab manajer QA selaku sekretaris TIM HACCP.