Anda di halaman 1dari 4

Umpan berupa gas yang belum stabil dialirkan dari stasiun pengumpul ke unit

pemprosesan sepanjang 30km yang dilengkapi dengan scraper launcher dan scraper receiver
untuk menghindari penumpukan cairan dalam pipa gas. Sebagian dari gas tersebut dialirkan
ke unit pengolahan LPG, sedangkan umpan berupa kondensat yang belum stabil berbentuk
cair dialirkan dari stasiun pengumpul melalui pipa sepanjang 30 km ke unit pemproses. Untuk
menghindari penumpukan air dan lumpur maka dipasang scraper laucher dan scraper
receiver pada awal aliran bersama dengan strainer (saringan) untuk menghindari benda-benda
padat yang agak besar.

Selanjutnya, aliran gas dan kondensat disatukan kembali dalam satu pipa untuk
selanjutnya masuk ke puncak drum pemisah (flash drum), dimana gas keluar dari puncak
drum untuk selanjutnya diolah didalam unit pencairan gas, sedangkan kondensat dialirkan ke
flash drum kedua pada tekanan 29 kg/cm2 untuk memisahkan kandungan gas yang masih
terikut. Kondensat selanjutnya dikirim ke menara stabilizer untuk memisahkan propana dan
menstabilkannya sehingga memenuhi spesifikasi yaitu RPV maksimum 8 psig pada 100 0F,
lalu dijual/dikapalkan.

Gas-gas yang keluar dari flash drum kedua dan menara stabilizer lalu dikompresi dan
digabungkan dengan gas yang keluar flash drum pertama untuk selanjutnya dipisahkan dari
senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki dalam proses pencairan gas. Setelah pembersihan
senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki seperti minyak berat, merkuru, CO2, H2S, air dan
gas-gas berat maka gas siap dicairkan.

Pada unit pencairan, gas mula-mula dikeringkan dan didinginkan sampai 200C.
Selanjutnya gas dimasukkan ke dalam menara scrubbing untuk memisahkan fraksi ringan dan
fraksi berat secara distilasi. Produk atas yang sebagian besar berupa metan dimasikkan ke
dalam separator selanjutnya dibagi menjadi aliran untuk LNG dan aliran untuk LPG. Gas ini
bersama-sama dengan gas residu dari LPG plant dimasukkaan ke dalam main HE (cryogenic
exchanger) untuk didinginkan menjadi -1450C dimana pada suhu tersebut gas mulai mencair.

Setelah keluar dari main exchanger pada suhu -145, gas ini dimasukkan ke dalam
drum-drum produk yang tekanannya diatur sedikit di ata 1 atm. Akibat penurunan tekanan,
maka terjadi juga penurunan suhu sehingga gas alam tersebut mempunyai suhu -1600C lalu
dialirkan ke tangki penyimpanan. Gambar 3. Diagram Alir Proses Pembuatan LNG
Gasifikasi adalah suatu proses perubahan bahan bakar padat secara termokimia menjadi gas, di
mana udara yang diperlukan lebih rendah dari udara yang digunakan untuk proses pembakaran. [1].
Selama proses gasifikasi reaksi kimia utama yang terjadi adalah endotermis (memerlukan panas dari
luar selama proses berlangsung). Media yang paling umum digunakan pada proses gasifikasi ialah
udara dan uap. Produk yang dihasilkan dapat dikategorikan menjadi tiga bagian utama,
yaitu padatan, cairan (termasuk gas yang dapat dikondensasikan), dan gas permanen. Gas yang
dihasilkan dari gasifikasi dengan menggunakan udara mempunyai nilai kalor yang lebih rendah tetapi
di sisi lain proses operasi menjadi lebih sederhana.
Beberapa keunggulan dari teknologi gasifikasi yaitu:

1. Mampu menghasilkan produk gas yang konsisten yang dapat digunakan sebagai pembangkit
listrik
2. Mampu memproses beragam input bahan bakar termasuk batu bara, minyak mentah
berat (heavy crude oil), biomassa, berbagai macam sampah kota (municipal waste), dan lain
sebagainya
3. Mampu mengubah sampah yang bernilai rendah menjadi produk yang bernilai lebih tinggi
4. Mampu mengurangi jumlah sampah padat
5. Gas yang dihasilkan tidak mengandung furan dan dioksin yang berbahaya

Proses CRG
Proses Gasynthan Lurgi

Proses MRG
Diagram Alir Proses SNG melalui Distilasi

Diagram Alir Proses SNG melalui Fraksionasi

Anda mungkin juga menyukai