Anda di halaman 1dari 5

Apakah Al Qur’an itu?

Dari segi bahasa, Qur’an berasal dari qara’a, yang berarti menghimpun dan menyatukan.
Sedangkan Qira’ah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata yang satu dengan lainya
dengan susunan rapih. Mengenai hal ini, Allah berfirman dalam QS. Al Qiyamah (75) ayat 17-
18

“Sesungguhnya atas tangguhan kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu


pandai) membacanya.” (Al Qiyamah: 17)

“Apabila kami telah selesai membacakannya maka ikutilah bacaannyan itu.” (Al Qiyamah:
18)

Dari segi istilahnya, Dr. Subhi Al Salih mendefinisikan Al Qur’an adalah;

“ Al Qura’an dalah kamulah yang merupakan mu’jizat yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW, yang disampaikan kepada kita secara mutawatir dan dijadikan membacanya
sebagai ibadah.”

Adapun Muhammad Ali Ash-Shabuni mendefisikan Al Qur’an sebagai berikut:

“Al Qur’an adalah firman Allah yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW penutup para Nabi dan Rosul, dengan perantaraan Malaikat Jibril a.s. dan
ditulis pad mushaf-mushaf yang kemudian disampaikan kepada kita
Al-Quran Al-Karim dalam kaitannya dengan perkembangan ilmu dan filsafat manusia,
dapat disimpulkan mengandung tiga hal pokok:

A. Tujuan.

1. Akidah atau kepercayaan,

2. Budi pekerti,

3. Hukum-hukum yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, sesamanya, dirinya, dan
alam sekitarnya.

B. Cara
Ketiga hal tersebut diusahakan pencapaiannya oleh Al-Quran melalui empat cara:

1. Menganjurkan manusia untuk memperhatikan alam raya, langit, bumi, bintang-bintang,


udara, darat, lautan dan sebagainya, agar manusia --melalui perhatiannya tersebut--
mendapat manfaat berganda: (a) menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan; dan (b)
memanfaatkan segala sesuatu untuk membangun dan memakmurkan bumi di mana ia hidup.

2. Menceritakan peristiwa-peristiwa sejarah untuk memetik pelajaran dari pengalaman masa


lalu.

3. Membangkitkan rasa yang terpendam dalam jiwa, yang dapat mendorong manusia untuk
mempertanyakan dari mana ia datang, bagaimana unsur-unsur dirinya, apa arti hidupnya
dan ke mana akhir hayatnya (yang jawaban-jawabannya diberikan oleh Al-Quran).

4. Janji dan ancaman baik di dunia (yakni kepuasan batin dan kebahagiaan hidup bahkan
kekuasaan bagi yang taat, dan sebaliknya bagi yang durhaka) maupun di akhirat dengan
surga atau neraka.

C. Pembuktian

Untuk membuktikan apa yang disampaikan oleh Al-Quran seperti yang disebut di atas,
maka di celah-celah redaksi mengenai butir-butir tersebut, ditemukan mukjizat Al-Quran
seperti yang pada garis besarnya dapat terlihat dalam tiga hal pokok:

1. Susunan redaksinya yang mencapai puncak tertinggi dari sastra bahasa Arab.

2. Ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin yang diisyaratkannya.


3. Ramalan-ramalan yang diungkapkan, yang sebagian telah terbukti kebenarannya.

2 Ilmu Pengetahuan

Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab ‘ilm yang berarti tahu atau
mengertahui. Dalam bahasa Inggris ilmu biasanya dipadankan dengan kata science.

Pengertian ilmu adalah pengetahuan tentang sesuatu bidang yang disusun secara bersistem
menurut metode-metode tertentu yang dapan digunakan untuk menerangkan gejala-gejala
tertentu dibidang ilmu pengetahuan itu.

Dari pengertian di atas nampak bahwa ilmu memang mengandung arti pengetahuan, tapi
pengetahuan dengan ciri-ciri khusus yaitu yang tersusun secara sistematis atau menurut Moh
Hatta (1945 : 5) “pengetahuan yang didapat dengan jalan keterangan disebut ilmu.”

Sementara ini, ahli keislaman berpendapat bahwa ilmu menurut Al-Quran mencakup segala
macam pengetahuan yang berguna bagi manusia dalam kehidupannya, baik masa kini maupun
masa depan; fisika atau metafisika.

1. Berbeda dengan klasifikasi ilmu yang digunakan oleh para filosof --Muslim atau non-
Muslim-- pada masa-masa silam, atau klasifikasi yang belakangan ini dikenal seperti, antara
lain, ilmu-ilmu sosial, maka pemikir Islam abad 20, khususnya setelah Seminar
Internasional Pendidikan Islam di Makkah pada tahun 1977, mengklasifikasikan ilmu
menjadi dua katagori: Ilmu abadi (perennial knowledge) yang berdasarkan wahyu Ilahi yang
tertera dalam Al-Quran dan Hadis serta segala yang dapat diambil dari keduanya.

2. Ilmu yang dicari (acquired knowledge) termasuk sains kealaman dan terapannya yang dapat
berkembang secara kualitatif dan penggandaan, variasi terbatas dan pengalihan antarbudaya
selama tidak bertentangan dengan Syari'ah sebagai sumber nilai.
filsafat

Pengertian Filsafat Ilmu dalam arti luas, yaitu mencakup permasalahan yang menyangkut
berbagai hubungan ke luar dari kegiatan ilmiah seperti implikasi ontologik-metafisik dan citra
dunia yang bersifat ilmiah, tata susila yang menjadi patokan dalam penyelenggaraan ilmu dan
konsekuensi pragmatik-etik penyelenggara ilmu.

Dalam arti sempit, pengertian ilmu filsafat yaitu menampung permasalahan yang
bersangkutan dengan hubungan ke dalam yang terdapat di dalam ilmu, yaitu yang menyangkut
sifat dari pengetahuan ilmiah dan cara-cara mengusahakan serta mencapai pengetahuan ilmiah.

A. Bidang-bidang Filsafat
Pembagian dan pembidangan filsafat setiap harinya meluas. Tetapi, dengan argumentasi
umu, ada tiga bagian yang dapat dikatakan merupakan bidang pojok dari filsafat, yaitu:

a. Ontologi (Perancis dan Jerman: eime be dan logos, kata atau pengetahuan) yakni, ilmu
yang berkaitan dengan esensi dari benda atau makhluk hidup secara abstrak.
b. Epistemologi (Greej: episteme, pengetahuan dan logos) yakni, teori tenttau dasar dang
metode aari pengetahuan atau studi tentang hakikat tertinggi, kebenaran dan batasan ilmu
manusia.
c. Aksiologi (Greek: Axioo, menarik faedah dari sesuatu). Atau studi tentang hakikat
tertinggi, realitas dan arti dari nilai-nilai(kebaikan,keindahan,dan kebeneran)
Ontologi dan epistemologi dikelompokkan bersama dan disebut Metafisika. Sedangkan,
aksiologi dibagi menjadi dua hal yaitu:

(a) Filsafat Etika atau Moral, adalah studi mengenai idealisme yang tertinggi atau norma-
norma tingkah-laku
(b) Aestetika atau Filsafat Keindahan, adalah studi tentang idealisme yang tertinggi atau
norma-norma seni.

Anda mungkin juga menyukai