Anda di halaman 1dari 30

Cedera Kepala terhadap Pengaruh Kesadaran

Oleh:

Deviat Astriana Amier

102014135

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510 Telp. 021-56942061 Fax. 021-5631731

e-mail : DEVIAT.2014fk135@civitas.ukrida.ac.id
Abstrack

In the human body has some useful system to support the activities of the day - the day ,
one of which is the nervous system . The nervous system is composed of millions of nerve
cells that have varied shapes . In the nervous system through several buildings ,
including the cerebellum and brainstem . Truncus encephalon or so-called brainstem
consists of the mesencephalon , pons , and medulla oblongata . In the body there are also
nerves of twelve cranial nerves that each - each have a pair and also have different
functions . All of the 12 pairs of cranial nerves innervate structures - structures in the
head and neck with sensory and motor fibers , except the vagus nerve ( N. X ) . Most of
the branches of the vagus nerve , not innervate regions - regions in the head , but
innervate organs - organs in the thoracic and abdominal cavities . In the event of damage
to the cerebellum , brainstem , and cranial nerve will cause the body can not function
normally.

Keywords: cerebellum, brainstem, cranial nerve, the vagus nerve, truncus encephalon,
mesencephalon, pons, medulla oblongata.

1|P a g e
Abstrak

Di dalam tubuh manusia mempunyai beberapa sistem yang berguna untuk menunjang
aktivitas sehari – hari, salah satunya adalah sistem saraf. Sistem saraf tersusun oleh
berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Pada sistem syaraf melalui
beberapa bangunan, diantaranya adalah cerebellum dan batang otak. Truncus encephalon
atau biasa disebut batang otak terdiri dari mesencephalon, pons, dan medulla oblongata.
Di dalam tubuh juga terdapat nervus cranialis yang berjumlah dua belas nervus yang
masing – masing mempunyai pasangan dan juga mempunyai fungsi yang berbeda. Semua
dari 12 pasang nervus cranial mempersarafi struktur – struktur di kepala dan leher dengan
serat sensorik dan motorik, kecuali saraf vagus (N.X). Sebagian besar cabang saraf
vagus , bukan mempersarafi daerah – daerah di kepala, namun mempersarafi organ –
organ di rongga toraks dan abdomen. Apabila terjadi kerusakan pada cerebellum, batang
otak, dan nervus cranialis akan menyebabkan tubuh tidak dapat berfungsi secara normal.

Kata Kunci : Cerebellum, batang otak, nervus cranial, saraf vagus, truncus encephalon,
mesencephalon, pons, medulla oblongata.

Pendahuluan
Di dalam tubuh manusia mempunyai beberapa sistem yang berguna untuk menunjang
aktivitas sehari – hari, salah satunya adalah sistem saraf. Sistem saraf tersusun oleh
berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Pada sistem syaraf melalui
beberapa bangunan, diantaranya adalah cerebellum dan batang otak. Apabila terjadi
kerusakan pada cerebellum dan batang otak, akan menyebabkan tubuh tidak dapat
berfungsi secara normal. Di dalam tubuh juga terdapat nervus – nervus, di antaranya
adalah nervus cranii yang terdiri dari dua belas pasang nervus yang terdapat di dalam
cranium. Apabila nervus – nervus ini mengalami kerusakan juga akan menyebabkan
tubuh tidak dapat berfungsi secara normal.

2|P a g e
Berdasarkan skenario yang telah diberikan, di dalam makalah ini akan membahas
struktur cerebellum dan batang otak. Juga akan membahas mengenai cairan LCS , dua
belas pasang nervus cranii, dan juga mekanisme kerja dari cerebellum dan batang otak.
Penulis mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi orang yang membaca dan juga
penulis membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk makalah ini.

Skenario 7
Seorang laki – laki berusia 27 tahun diantar ke UGD RS dalam keadaaan tidak sadar
sejak 15 menit yang lalu akibat kecelakaan sepeda motor. Dari hasil pemeriksaan
didapatkan pendarahan pada batang otak dan cerebellum, yang juga mencederai saraf
kranial disekitarnya.

Rumusan Masalah
Seorang laki-laki 27 tahun, tidak sadarkan diri karena cedera pada batang otak dan saraf
kranial di sekitarnya.

Hipotesis
Seorang laki-laki usia 27 tahun , tidak sadarkan diri karena perdarahan pada batang otak
dan cerebellum serta saraf kranialnya yang menyebabkan fungsi dari semuanya tidak
berfungsi dengan baik.

Struktur Batang Otak


Truncus encephalon atau biasa disebut batang otak terdiri dari mesencephalon, pons,
dan medulla oblongata.(lihat gambar 1)

Gambar 1 : Struktur Batang Otak

3|P a g e
Sumber : www.wikipedia.org

Mesencephalon
Mesencephalon merupakan bagian pertama truncus encephalon yang terlihat ketika
encephalon orang dewasa yang utuh diperiksa.1 Mesencephalon mempunyai panjang
sekitar 0,8 inci (2 cm) dan menghubungkan pons dan cerebellum dengan prosencephalon.
Mesencephalon dilewati oleh saluran yang sempit bernama aqueductus cerebri yang
berisi cairan serebrospinalis.2

Pada permukaan posterior, terdapat empat colliculi (corpora quadrigemina). Struktur ini
berupa penonjolan yang berbentuk bulat yang terbagi menjadi pasangan superior dan
inferior oleh alur transversal dan ventrikal. Colliculi superiores merupakan pusat refleks
visual, dan colliculi inferiores adalah pusat auditorius bagian bawah. Pada garis tengah di
bawah colliculi inferiores, muncul N. tochlearis (N. IV). Saraf ini berdiameter kecil dan
melingkari aspek lateral mesencephalon untuk masuk ke dinding lateral sinus cavernosus.
Pada lateral mesencephalon, brachium superioris dan inferioris naik ke anterolateral.
Brachium colliculi superioris berjalan dari colliculus seperior ke corpus geniculatum
laterale dan tractus opticus. Brachium colliculi inferioris menghubungkan colliculus
inferior dengan corpus geniculatum mediale.2

Pada anterior mesencephalon, terdapat cekungan yang dalam digaris tengah disebut
dengan fossa interpeduncularis yang kedua sisinya dibatasi oleh crus cerebri. Banyak
pembuluh darah kecil yang menembus lantai fossa interpeduncularis dan daerah ini
disebut substantia perforata posterior. Nervus oculomotorius (N. III) keluar dari alur sisi
media crus cerebri dan berjalan ke depan di dinding lateral sinus cavernosus.2

Pons2
Pons terletak di anterior cerebellum, menghubungkan medulla oblongata dengan
mesencephalon. Panjangnya sekitar satu inci (2,5 cm) dan namanya diberikan karena
memiliki bentuk yang sesuai dengan permukaan anteriornya, yaitu seperti jembatan yang
menghubungkan antara hemispherium cerebelli kanan dengan hemispherium cerebelli
kiri. Permukaan anterior cembung dari satu sisi ke sisi lain dan memperlihatkan bayak

4|P a g e
serabut melintang yang konvergen pada masing – masing sisi untuk membentuk
pedunculus cerebellaris medius. Terdapat alur yang dangkal di garis tengah yang bernama
sulcus basilaris yang ditempati oleh arteri basilaris. Pada setiap sisi permukaan
anterolateral pons muncul nervus trigeminus (N. V). Di dalam sulcus antara ponsdan
medulla oblongata, dari medial ke lateral terdapat nervus abducens (N. VI), nervus
facialis (N. VII), nervus vestibulocochlearis (N. VII).
Permukaan posterior pons tertutup cerebellum. Bagian ini membentuk setengah bagian
atas lantai ventriculus quartus dan berbentuk segitiga. Permukaan posterior sebelah lateral
dibatasi oleh pedunculus cerebellaris superior dan terbagi menjadi dua bagian yang
simetris oleh sulcus medianus. Lateral dari sulcus ini terdapat penonjolan memanjang
yang bernama eminentia mediana yang dibatasi di lateral oleh sulcus limitans. Ujung
inferior eminentia medialis sedikit meluas untuk membentuk colliculus facialis yang
dibentuk oleh radix nervus facialis yang melingkar di sekeliling nucleus nervi abducenfis.
Lantai bagian superior sulcus limitans bewarna ungu kebiruan dan disebut substantia
ferruginea¸warna itu terjadi akibat pigmen yang terdapat pada sel – sel saraf di
dalamnya.Lateral dari sulcus limitans terdapat area vestibuli yang dibentuk oleh nuclei
vestibulares yang terletak di bawahnya. (lihat gambar 2 dan 3)

Gambar 2: Bagian Batang Otak (PONS)

5|P a g e
Sumber : www.redorbit.com

Gambar 3: Pons Tampak Posterior


Sumber : Sobotta Jilid 3
Medulla Oblongata
Medulla oblongata adalah bagian yang paling caudal dari truncus encephalon, yang
berakhir pada foramen magnum atau redices paling superior nervus cervicalis 1 dan
padanya melekat nervus cervicalis VI sampai XII. 1 Medulla oblongata menghubungkan
pons yang terletak di superior dengan medulla spinalis yang terletak di inferior. Medulla
oblongata berbentuk kerucut, ujung yang lebar mengarah ke superior. Canalis centralis
medulla spinalis berlanjut ke atas sampai setengah bagian bawah medulla oblongata, pada
setengah bagian atas medulla oblongata canalis centralis melebar ke dalam cavitas
ventriculi quarti.2
Di permukaan anterior medulla oblongata, terdapat fissura mediana anterior medulla
spinalis. Pada tiap – tiap sisi fissura mediana terdapat tonjolan yang disebut pyramis.
Pyramis terdiri dari berkas serabut saraf, serabut corticospinalis, yang berasal dari sel –
sel saraf yang besar di dalam gyrus precentralis cortex cerebri. Pyramis mengecil di
inferior, dan di tempat ini sebagian besar serabut – serabut desendens menyilang ke sisi
kontralateral, membentuk decussatio pyramidum. Fibrae arcuatae externae anteriores
merupakan sebagian kecil serabut saraf yang muncul dari fissura mediana anterior di atas
decussatio pyramidum dan berjalan ke lateral di permukaan medulla oblongata dan

6|P a g e
masuk ke cerebellum. Posterolateral dari pyramis adalah oliva, yang merupakan
peninggian berbentuk oval disebabkan oleh nuclei olivares inferiores yang terletak
dibawahnya. Posterior dari oliva terdapat pedunculus cerebellaris inferior, yang
menghubungkan medulla oblongata dengan cerebellum. Di dalam sulcus, diantara oliva
dan pedunculus cerebellaris inferior, keluar radix nervi glossopharyngeus, nervus vagus,
dan radix cranialis nervi accessori.2
Permukaan posterior setengah bagian atas medulla oblongata membentuk bagian bawah
dasar ventriculus quartus. Permukaan posterior setengah bagian bawah medulla oblongata
dilanjutkan oleh permukaan posterior medula spinalis yang mempunyai sulcus medianus
posterior. Pada masing – masing sisi sulcus medianus, terdapat tonjolan memanjang yang
bernama tuberculum gracilis disebabkan oleh nucleus gracilis yang terletak dibawahya.
Di lateral tuberculum gracilis, terdapat tonjolan serupa yang bernama tuberculum
cuneatus disebabkan oleh nucleus cuneatus yang terdapat di bawahnya.3

Struktur Cerebellum
Makroskopik
Cerebellum terletak si fossa cranii posterior dan pada bagian superiornya tertutupi oleh
tentorium cerebelli. Cerebellum merupakan bagian terbesar otak belakang dan terletak
posterior dari ventriculus quadratus, pons, dan medulla oblongata.2,3
Cerebellum terbagi menjadi tiga lobus, yaitu : lobus anterior, lobus medius, dan lobus
flocculonodularis. Lobus anterior dapat dilihat pada permukaan superior cerebellum dan
dipisahkan dari lobus medius oleh sebuah fisura yang berbentuk v, disebut fissura prima.
Lobus medius ( kadang – kadang disebut lobus posterior) merupakan bagian cerebellum
yang paling besar, terletak diantara fissura prima dan fissura uvulonodularis. Lobus
flocculonodularis terletak di posterior fissura uvulonodularis.2
Cerebellum terdiri dari lapisan bagian luar substantia grisea yang disebut cortex, dan
bagian dalamnya substantia alba. Di dalam substantia alba setiap hemipsherium, terdapat
tiga masa substantia alba yang membetuk nuclei intracerebelli.2,4

Mikroskopik
Cerebellum terdiri dari lapisan bagian luar substantia grisea yang disebut cortex yang
disebut cortex cerebelli atau cortex cerebellum, dan bagian dalamnya substantia alba

7|P a g e
(gambar 4). Di dalam substantia alba setiap hemipsherium, terdapat tiga masa substantia
alba yang membetuk nuclei intracerebelli.2
Cortex cerebelli dapat diumpamakan sebagai sebuah lembarann besar yang berlipat –
lipat dan terletak pada bidang coronal atau bisa juga transversal. Setiap lipatan atau
folium terdiri dari substantia alba dibagian dalam yang ditutupi oleh substantia grisea di
bagian luarnya (lihat gambar 4).2

Gambar 4: Cortex cerebelli


Sumber : Neuroanatomi klinik

Secara histologi, cortex cerebelli dibagi menjadi tiga lapisan, yaitu: lapisan molekular,
lapisan sel purkinje, dan lapisan granular.2,5
Lapisan molekular terletak dibawah lapisan pia mater dan mempunyai dua tipe neuron,
yaitu sel stelata yang terletak disebelah luar dan sel basket yang terletak disebalah
dalam.Neuron – neuron ini tersebar diantara percabangan dendrit dan sejumlah akson
halus yang berjalan sejajar dengan sumbu panjang folia. Sel – sel neuroglia ditemukan
diantara struktur – struktur ini.2,5
Lapisan sel purkinje adalah neuron golgi tipe 1 yang besar.Didalam lapisan ini terdapat
Sel purkinje berbentuk seperti botol dan tersusun dalam satu lapis dan hanya terdapat di
cerebellum. Pada bidang transversa folium, dendrit – dendrit sel purkinje terlihat masuk
ke dalam lapisan molekular, di mana sel – sel ini membentuk cabang – cabang yang
sangat banyak. Cabang – cabang pertama dan kedua halus, dan cabang – cabang
berikutnya dilapisi oleh spina dendriti yang tebal dan pendek.2,5
Di dalam sel purkinje, akson keluar dan berjalan melalui lapisan granular untuk masuk
ke substantia alba. Saat memasuki substantia alba, akson mendapatkan selubung mielin
dan berakhir dengan bersinaps dengan sel pada salah satu nuclei intracerebelli. Cabang –

8|P a g e
cabang kolateral akson purkinje membuat kontak sinaptik dengan dendrit sel – sel basket
dan sel – sel stelata lapisan molekuler pada lapisan yang sama atau di dalam folia yang
berjauhan. Beberapa akson purkinje langsung berjalan untuk berakhir pada nuclei
vestibulares di batang otak.2,5
Sel purkinje merupakan satu – satunya sel pada korteks cerebellum yang mengirim
informasi keluar dan informasi ini biasanya merupakan impuls inhibisi yang
menggunakan GABA sebagai neuroteansmiter.5
Lapisan granular dipadati oleh sel – sel kecil dengan inti yang berwarna gelap dan
padat, serta sedikit sitoplasma. Lapisan granular merupakan lapisan terdalam korteks
cerebellum yang terdiri atas sel – sel granular kecil dan glomerulus (cerebellar islands).
Glomeruli adalah daerah pada korteks cerebellum tempat terjadinya sinaps antara akson
yang masuk ke dalam cerebellum dan sel granular.2,5

Nervus Cranial1,3,6
Nervus Cranial adalah bagian dari sistem saraf tepi (SST) dan melewati foramina atau
fissura pada cavitas cranii. Semua nervus kecuali nervus accessorius (N. XI) berasal dari
encephalon.(lihat gambar 5)

Gambar 5 : Nervus Cranial


Sumber : id.wikipedia.org

Nervus Olfactorius (N. I)


Nervus Olfactorius membawa serabut – serabut afferen khusus/ sensorik khusus untuk

9|P a g e
penghidung.

Nervus Opticus (N. II)


Nervus Opticus membawa serabut – serabut afferen khusus/ sensorik khusus untuk
membawa serabut – serabut afferen khusus/ sensorik khusus untuk penglihatan. Serabut –
serabut ini mengembalikan informasi ke encephalon dari fotoreseptor pada retina.

Nervus Oculomotorius (N. III)


Nervus Oculomotorius membawa dua tipe serabut, yaitu: serabut – serabut efferen
somatik umum yang mempersarafi sebagian besar musculus extraoculare. Dan nervus
oculomotorius membawa serabut – serabut efferen viseral umum yang merupakan bagian
pars parasympathica divisi autonomica sistem saraf tepi (SST) untuk melayani otot
siliaris dan otot iris. Pada nervus oculomotorius melayani sebagian besar otot eksterna
mata.
Secara kinis, kerusakan pada saraf ini akan mengakibatkan ptosis, juling dan kehilangan
refleks terhadap cahaya dan daya akomodasi.

Nervus Trochlearis (N. IV)


Nervus trochlearis membawa serabut – serabut efferen somatik untuk mempersarafi
musculus obliquus superior, suatu musculus extraoculare pada orbita. Nervus ini berawal
dari mesencephalon dan merupakan satu – satunya nervus cranialis yang keluar dari
permukaan posterior truncus encephalon. Setelah membelok di sekitar mesencephalon,
nervus ini memasuki permukaan inferior tepi bebas tentorium cerebelli, berlanjut ke
anterior pada dinding lateral sinus cavernosus, dan memasuki orbita melalui fissura
orbitalis superior untuk mempersarafi musculus obliqus superior.

Nervus Trigeminus (N. V)


Nervus Trigeminus adalah nervus sensorik utama regio capitis, dan juga mempersarafi
musculi yang menggerakkan rahang bawah. Nervus ini membawa serabut – serabut
afferen somatik umum dan branchial efferen (BE).
Serabut – serabut somatik afferen membawa input sensorium dari regio facialis, bagian

10 | P a g e
sepertiga anterior scalp, membrana mucosa cavitas nasi; cavitas oris; dan sinus
paranasales, nasopharynx, bagian auris dan meatus acusticusexternus, bagian membran
tympani, isi orbita dan conjunctiva, dura mater pada fossa cranii anterior dan media, dan
kemungkinan cellulae mastoidea. Serabut – serabut branchial efferen( BE) mempersarafi
musculi masticatores, tensor tympani, dan digastricus venter anterior.
Nervus trigeminus keluar dari permukaan anterolateral pons sebagai radix sensoria besar
dan motoria yang kecil. Fila radicularia ini berlanjut ke depan, keluar dari fossa cranii
posterior dan masuk ke fossa cranii media dengan melintas di atas ujung medial pars
petrosa tulang temporale.
Pada fossa cranii media radix sensoria meluas ke dalam ganglion trigeminale, yang
berisi soma neuro untuk neuro sensorius pada nervus trigeminus dan setara dengan
ganglion spinalis.
Terdapat tiga divisi terminal dari nervus trigeminus yang keluar dari ganglion
trigeminale, dengan urutan dari atas ke bawah, yaitu: nervus ophthalmicus (V1), nervus
maxillaris (V2), dan nervus mandibularis (V3).

Nervus ophthalmicus (V1) melintas ke depan pada dura dinding lateral sinus
cavernosus, meninggalkan cavitas cranii, dan memasuki orbita melalui fissura orbitalis
superior.
Nervus ophthalmicus membawa cabang – cabang sensorium dari oculus, conjunctiva,
dan isi orbita, termasuk glandula lacrimalis. Nervus ini juga menerima cabang – cabang
sensorium dari cavitas nasi, sinus frontalis, cellulae mastoidea, falx cerebri, dura pada
fossa cranii anterior dan bagian superior tentorium cerebelli, palpebra superior, dorsum
nasi, dan bagian anterior scalp

Nervus maxillaris (V2) melintas ke depan pada dura dinding lateral sinus cavernosus,
tepat di inferior dari nervus ophthalmicus (V1) meninggalkan cavitas cranii melalui
foramen rotundum, dan memasuki fossa pterygopalatina. Nervus maxillaris menerima
cabang – cabang sensorium dari dura pada fossa cranii media, nasopharynx, palatum,
cavitas nasi, dentes rahang atas, sinus maxillaris, dan kulit yang menutupi sisi hidung,
palpebra inferior, bucca, dan labium superius.

11 | P a g e
Nervus mandibularis (V3) meninggalkan tepi inferior ganglion trigeminale dan
meninggalkan cranium melalui foramen ovale.

Nervus Abducens (N. VI)


Nervus Abducens (VI) membawa serabut –serabut somatik efferen untuk mempersarafi
musculus rectus lateralis pada orbita. Nervus ini keluar dari truncus encephalon diantara
pons dan medulla dan lewat ke depan, menembus dura yang menutupi clivus. Saat
berjalan ke atas dalam canalis duralis, nervus ini melintasi margo superior partis petrosae
tulang temporale, masuk dan melintasi sinus cavernosus tepat di inferolateral dari arteria
carotis interna, dan memasuki orbita melalui fissura orbitalis superior.

Nervus Facialis (N. VII)


Nervus Facialis (N. VII) terutama motorik untuk otot – otot mimik pada wajah dan kulit
kepala. Nervus facialis juga merupakan saraf sensorik yang menghantarkan rasa
pengecap pada lidah. Nervus Facialis membawa serabut – serabut somatik afferen,
afferen khusus, viseral efferen, dan branchial efferen.
Serabut – serabut somatik afferen menyediakan masukan sensorium dari bagian meatus
acusticus externus dan bagian profundus auricula. Serabut – serabut efferen khusus
berfungsi untuk pengecap dari 2/3 anterior lingua. Serabut – serabut viseral efferen
adalah bagian parasimpatik pars autonomica SST dan merangsang aktivitas
secretomotorium pada glandula lacrimalis, submandibularis, dan sublingualis, glandulae
pada membrana mucosa cavitas nasi, dan palatum durum dan palatum molle. Serabut –
serabut branchial effferen mempersarafi musculus faciales yang berguna untuk ekspresi
wajah dan scalp yang berasal dari arcus pharyngealis secundi, musculus stapedius,
musculus digastricus venter posterior, dan musculus stylohyoideus.

Nervus Vestibulocochlearis (N. VIII)


Nervus vestibulocochlearis membawa serabut – serabut afferen khusus untuk
pendengaran dan keseimbangan, dan terdiri dari dua divisi, yaitu: komponen vestibularis
untuk keseimbangan dan komponen cochlearis untuk pendengaran. Nervus

12 | P a g e
vestibulocochlearis melekat ke permukaan lateral truncus encephalon, diantara pons dan
medulla, setelah keluar dari meatus acusticus internus dan melintasi fossa cranii posterior.
Kedua divisi bersatu menjadi satu nervus yang tampak pada fossa cranii posterior di
dalam substantia pars petrosa tulang temporale.

Nervus Glossopharyngeus (N. IX)


Nervus Glossopharyngeus membawa serabut – serabut viseral afferen, somatik afferen,
afferen khusus, viseral efferen, dan branchial efferen. Serabut – serabut viseral afferen
menerima input sensorium dari glomus caroticum dan sinus caroticus. Serabut – serabut
somatik afferen menerima input sensorium dari 1/3 posterior lingua, tonsilla palatina,
oropharynx / pars oralis pharyngis, mucosa auris media, cellulae mastoidea, dan tuba
pharyngotympanica. serabut – serabut afferen khusus berguna untuk pengecap dari 1/3
posterior lingua. Serabut – serabut viseral efferen adalah bagian parasimpatik pars
autonomica SST dan merangsang aktivitas secretomotorium pada glandula parotidea.
Serabut – serabut branchial efferen mempersarafi musculus yang berasal dari arcus
pharynx tertii (musculus stylopharyngeus).

Nervus Vagus (X)


Nervus vagus membawa serabut – serabut somatik afferen, viseral afferen, afferen
khusus, viseral efferen, dan branchial efferen. Nervus vagus mempersarafi jantung dan
pembuluh – pembuluh besar di dalam thorax, larynx, trachea, bronchi, dan paru – paru.
nervus vagus juga mempersarafi kelenjar – kelenjar yang berhubungan dengan tractus
digestivus, seperti hepar dan pankreas.

Nervus Accessorius (N. XI)


Nervus accessorius adalah saraf motorik yang membawa serabut – serabut somatik
efferen untuk mempersarafi musculus sternocleidomastoideus dan musculus trapezius.

Nervus Hypoglossus (N. XII)


Nervus hypoglossus membawa serabut – serabut somatik efferen untuk mempersarafi

13 | P a g e
semua musculus ekstrinsik lingua. Nervus hypoglossus mempersarafi musculus
hypoglossus, styloglossus, genioglossus dan semua musculus instrinsik lingua

LCS
LCS mengelilingi dan menjadi bantalan bagi otak dan medulla spinalis. LCS memiliki
berat jenis (densitas) hampir seperti berat jenis otak itu sendiri, sehingga otak pada
hakikatnya mengapung atau tersuspensi di dalam lingkungan cairan LCS ini. Fungsi dari
LCS ini adalah sebagai cairan peredam kejut untuk mencegah otak menumbuk bagian
inferior tengkorak yang keras ketika kepala tiba – tiba mengalami benturan. Selain itu
LCS juga penting dalam pertukaran bahan antara sel – sel saraf dan cairan interstisium di
sekitarnya.Cairan LCS terutama dibentuk oleh pleksus khoroideus yang terdapat di
bagian – bagian tertentu rongga ventrikel otak.7

Mekanisme Kerja Cerebellum


Di cerebellum ditemukan lebih banyak neuron individual daripada bagian otak lainnya,
dan hal ini menunjukkan pentingnya cerebellum. Cerebellum dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu:

Vestibuloserebelum yangberfungsi untuk mempertahankan keseimbangan dan kontrol


gerakan mata.3,7

Spinoserebelum berfungsi untuk meningkatkan tonus otot dan mengkoordinasi gerak


volunter terampil.3,7

Serebroserebelum berperan dalam perencanaan dan inisiasi aktivitas volunter dan


inisiasi aktivitas volunter dengan memberikan masukan ke daerah motorik korteks.
Bagian ini juga merupakan bagian cerebellum yang menyimpan ingatan prosedural.7

Trauma pada Cerebellum


Apabila terjadi trauma pada cerebellum akan menyebabkan hilangnya fungsi motorik
cerebellum, yaitu: gangguan keseimbangan, nistagmus, penurunan tonus otot tetapi bukan
paralisis, ketidakmampuan melakukan gerakan – gerakan cepat dengan lancar, dan
3,7
ketidakmampuan menghentikan dan memulai kontraksi otot secara tepat. Seorang

14 | P a g e
pasien yang mengalami trauma pada cerebellum, mungkin tidak sannggup memasukkan
makanan ke dalam mulutnya sendiri, dan bahkan mengotori mukanya akibat makanan
yang tercecer. Terombang – ambing ketika berjalan, dan cenderung jatuh ke arah sisi
badan yang mendapat cedera. Semua gerakan sadar dan otot – otot anggota badan
menjadi lemah, dan cara bicara pun lambat.3

Mekanisme Kerja Batang Otak


Semua saraf yang datang dan pergi yang berjalan antara perifer dan pusat – pusat yang
lebih tinggi di otak harus melewati batang otak, dengan serat datang memancarkan
informasi sensorik ke otak dan sinyal pergi membawa sinyal perintah dari otak ke organ
efferen.7
Sebagian besar dari 12 pasang nervus cranial berasal dari batang otak. Nervus – nervus
cranial ini penting dalam proses penglihatan, pendengaran, pengecapan, penghidu,
sensasi wajah dan kulit kepala, gerakan mata, mengunyah, menelan, ekspresi wajah, dan
salivasi. Semua dari 12 pasang nervus cranial mempersarafi struktur – struktur di kepala
dan leher dengan serat sensorik dan motorik, kecuali saraf vagus (N.X). Sebegian besar
cabang saraf vagus , bukan mempersarafi daerah – daerah di kepala, namun menyarafi
organ – organ di rongga toraks dan abdomen. Batang otak berperan dalam mengatur
refleks otot yang terlibat dalam keseimbangan dan postur.7

Trauma pada Batang Otak


Apabila terjadi trauma pada medulla oblongata, akan menyebabkan akibat yang serius.
Karena medulla oblongata mengandung nukleus atau badan sel dari berbagai saraf otak
yang penting. Selain itu, medulla oblongata pusat – pusat vital yang berfungsi
mengendalikan pernapasan dan sistem kardiovaskuler.3

Cedera pada Kepala2,8,9


A. Perdarahan ekstradural (epidural) antara lapis endostial dura mater cranialis dan
calvaria dapat di sebabkan oleh benturan pada kepala. Secara khas akan terjadi geger
otak yang singkat dan kemudian masa selang dengan kesadaran penuh dengan
beberapa jam. Keadaan ini di susul oleh rasa kantuk dan koma. Perdarahan terbanyak
terjadi akibat robeknya artei-arteri meningeal dan berwujud sebagai hematoma
ektstradural (epidural), penimbunan darah setempat yang berlangsung perlahan-

15 | P a g e
lahan. Dengan bertambah banyaknya darah perlu di singkirkan dan pembuluh yang
koyak di perbaiki. (lihat gambar 6)

Gambar 6 : Perdarahan Ekstradural


Sumber : Anatomi Klinis Dasar

B. Perdarahan subdural dapat terjadi akibat benturan yang menggoncangkan otak di


dalam cranium dan mencederainya. Pergeseran otak terjadi terbanyak pada orang-
orang lanjut usia karena pada mereka sedikit banyak telah terjadi penyusutan otak.
Perdarahan subdural biasanya terjadi akibat robeknya vena cerebralis sewaktu
pembuluh darah ini bermuara pada sinus sagitalis superior. Perdarahan subdural
mengakibatkan hematoma subdural. Meskipun duramater cranialis dan arachnoidea
mater cranialis merupakan unsur selaput tunggal .(lihat gambar 7)

16 | P a g e
Gambar 7 : Perdarahan Subdural
Sumber : Anatomi Klinis Dasar

C. Perdarahan subarachnoidal ke dalam spatium subarachnoideum biasanya terjadi


setelah sebuah aneurisma (pelebaran) pembuluh darah interkranial. Perdarahan
subarachnoidal di sebabkan oleh fraktur cranium dan laserasi otak. Perdarahan
demikian menyebabkan iritasi meningeal yang menimbulkan rasa sakit kepala yang
hebat, kekakuan tengkuk dan seringkali kehilangan kesadaran.(lihat gambar 8)

17 | P a g e
Gambar 8: Perdarahan Subarakhnoidal
Sumber : Anatomi Klinis Dasar

Vaskularisasi Cerebri
Arteri Otak
Arteri otak diperdarahi oleh dua arteria carotis interna dan dua arteria vertebralis.
Keempat arteri terletak di dalam spatium subarachnoideum, dan cabang-cabangnya
beranastomosis pada permukaan inferior otak untuk membentuk circulus willisi.10
Anatomi vaskular otak dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu anterior (carotid systems)
dan posterior (vertebrobasilaris). Darah dari arteri yang ke otak berasal dari arkus aorta.
Di sisi kiri, arteri karotis komunis dan arteri subklavia berasal langsung dari arkus aorta.
Di kanan, arteri trunkus brakiosefalika (inominata) berasal dari arkus arkus aorta dan
bercabang menjadi arteri arteri subklavia dextra dan arteri karotis komunis destra. Di
kedua sisi, sirkulasi darah arteri ke otak di sebelah anterior dipasok oleh dua arteri karotis
interna dan di posterior oleh dua arteri vertebralis.2,9

A. Arteria Carotis Interna


Arteria carotis interna dimulai pada bifurcatio arteriae caroditis communis. Di sini,
biasanya terdapat dilatasi setempat, disebut sinus caroticus. Arteri ini berjalan naik
melalui leher dan menembus basis cranii melalui canalis caroticus ossis temporalis.
Selanjutnya, arteri berjalan horizontal ke depan melalui sinus cavernosus dan muncul
pada sisi medial processus clinoideus anterior dengan menembus dura mater. Arteri
tersebut lalu masuk kedalam spatium subarachnoideum dengan cara menembus
arachnoidea mater dan berbelok ke posterior menuju ke ujung medial sulcus cerebri
lateralis. Di sini arteria carotis interna terbagi dua menjadi arteria cerebri anterior dan
arteria cerebri media (Gambar 9dan 10).10

Cabang-cabang Pars Cerebralis10

1. Arteria ophtalmica berasal dari arteria carotis interna ketika muncul dari sinus

18 | P a g e
cavernosus (Gambar 9). Arteria ophthalmica masuk ke orbita melalui canalis opticus
di bawah dan lateral nervus opticus. Arteri ini memperdarahi mata serta struktur-
struktur orbita lainnya, dan cabang-cabang terminalnya memperdarahi daerah frontal
kulit kepala, sinus ethmoidalis, sinus frontalis, dan dorsum nasi.
2. Arteria communicans posterior adalah pembuluh kecil yang berasal dari arteria
carotis interna dekat dengan cabang terminalnya (gambar 9 dan 10). Arteria
communicans poterior berjalan kearah posterior diatas nervus oculomotorius untuk
bergabung dengan arteria cerebri posterior sehingga ikut membentuk circuluc
Willisi.
3. Arteria choroidea, sebuah cabang kecil, yang juga berasal dari arteria carotis interna
dekat cabang terminalnya. Arteria choroidea berjalan ke posterior di dekat tractus
opticus, masuk ke dalam cornu inferius ventriculi lateralis, dan berakhir pada plexus
choroideus. Arteri ini membentuk cabang-cabang kecil untuk struktur-struktur di
sekitarnya, termasuk crus cerebri, corpus geniculatum laterale, tractus opticus, dan
capsula interna.
4. Arteria cerebri anterior merupakan cabang terminal arteria carotis interna yang
kecil (Gambar 10). Arteria cerebri anterior berjalan kedepan dan medial, superior
terhadap nervus opticus, dan masuk ke fissura longitudinalis cerebri anterior sisi
kontralateral melalui arteria communicans anterior. Arteri melengkung ke belakang
di atas corpus callosum, dan akhirnya beranastomosis dengan arteria cerebri posterior
(Gambar 11). Cabang-cabang kortikal memperdarahi seluruh permukaan medial
cortex cerebri di bagian posterior hingga mencapai sulcus parietoocipitalis (Gambar
11). Cabang-cabang tersebut juga memperdarahi cortex cerebri selebar pita 1 inci
(2,5 cm) pada permukaan lateral hemispherium cerebri yang berdekatan. Dengan
demikian, arteria cerebri anterior memperdarahi “area tungkai” gyrus precentralis.
Sekelompok cabang sentral menembus substantia perforata anterior dan membantu
memperdarahi bagian-bagian nucleus lentiformis, nucleus caudatus, dan capsula
interna.
5. Arteria cerebri media, cabang terbesar arteria carotis interna, berjalan ke lateral di
dalam sulcus cerebri lateralis (Gambar 10). Cabang-cabang kortikal memperdarahi
seluruh permukaan lateral hemispherium cerebri kecuali daerah pita sempit yang

19 | P a g e
disuplai oleh arteria cerbri anterior, polus occipitalis dan permukaan inferolateral
hemispherium cerebri, yang diperdarahi oleh arteria cerebri posterior (Gambar 11).
Dengan demikian, arteria ini memperdarahi seluruh daerah motorik, kecuali “area
tungkai”. Cabang-cabang sentral masuk ke substantia perforata anterior dan
memperdarahi nucleus lentiformis, nucleus caudatus, dan capsula interna (Gambar
12)

B. Sistem Vertebrobasilaris
Sistem vertebrobasilaris terletak di sebelah posterior pada vaskularisasi cerebri. Sistem
ini terdiri dari arteri vertebralis dan arteri basilaris.
Arteri vertebralis, cabang dari bagian pertama arteri subclavia, berjalan ke atas melaui
foramina pada processus tranversus vertebrae cervicalis I sampai IV. Pembuluh ini masuk
tengkorak melalui foramen magnum dan berjalan ke atas, depan dan medial medulla
oblongata. Pada pinggir bawah pons, arteri ini bergabung dengan arteri dari sisi lainnya
membentuk arteria basilaris. Sebeum menjadi arteri basilaris, arteri vertebralis memberi
cabang-cabang menjadi arteri meningeae, arteri spinalis anterior dan posterior, arteri
cerebelli posteroinferior, arteri medullares. Arteri meningea memberi darah pada kening
di fossa cranial posterior. Arteri spinal inferior berasal dari ujung rostral arteri vertebralis
kanan dan kiri. Arteri cerebellar inferior posterior mendarahi corpus restiformis, inferior
dan posterior cerebellum dan leminskus medial dan lateral medula oblongata.2,10

20 | P a g e
Gambar 9: Asal serta perjalanan yang ditempuh arteria carotis interna dan arteria
vertebralis saat berjalan naik di daerah leher untuk masuk ke cranium

Arteria Vertebralis
Arteria vertebralis, cabang pertama bagian arteria subclavia, naik ke dalam leher melalui
enam foramen processus transversus vertebrae cervicales bagian atas (Gambar 9). Arteri
ini masuk ke cranium melalui foramen magnum dan menembus duramater dan
arachnoidea mater untuk masuk ke dalam spatium subarachnoideum. Selanjutnya, arteri
berjalan ke atas, depan, dan medial terhadap medulla oblongata (Gambar 10). Pada
pinggir bawah pons, arteria vertebralis sisi kontralateral untuk membentuk arteria
basilaris.3

Cabang-cabang Pars Cranialis.10,11


1. Rami meningei adalah cabang kecil dan memperdarahi tulang serta dura di fossa
cranii posterior.
2. Arteria spinalis posterior dapat berasal dari arteria vertebralis atau arteria inferior
posterior cerebelli. Arteri ini berjalan turun pada permukaan posterior medulla
spinalis dekat radices posterius nervi spinalis. Cabang-cabang ini diperkuat oleh
arteria radicularis yang masuk canalis vertebralia melalui foramina intervertebralis.
3. Arteria spinalis anterior dibentuk dari cabang masing-masing arteria vertebralis
dekat bagian akhirnya (Gambar 10). Sebagai arteri tunggal, arteri spinalis anterior
berjalan turun pada permukaan anterior medulla oblongata dan medulla spinalis,
serta terbenam di dalam pia mater di sepanjang fissura mediana anterior. Arteri ini
akan diperkuat oleh arteria radicularis yang masuk canalis vertebralis melalui
foramina intervertebralia.
4. Arteria inferior posterior cerebelli, cabang terbesar arteria vertebralis, berjalan
baik tidak teratur di antara medulla oblongata dan cerebellum (Gambar 10). Arteri ini
memperdarahi permukaan inferior vermis, nuclei centrales cerebelli, dan permukaan
bawah hemispherium cerebelli, serta memperdarahi medulla oblongata dan plexus
choroideus ventriculi quarti.
5. Arteria medullaris merupakan cabang-cabang yang sangat kecil yang

21 | P a g e
didistribusikan ke medulla oblongata.

Gambar 10 : Arteri-arteri pada permukaan inferior otak. Perhatikan pembentukan circulus


Willisi. Sebagian lobus temporalis kanan diangkat untuk memperlihatkan perjalanan
arteria cerebri media.

Arteria Basilaris
Arteria basilaris, terbentuk dari gabungan kedua arteria vertebralis (Gambar 9) berjalan
keatas di dalam sulkus pada permukaan anterior pons (Gambar 10). Pada pinggir atas
pons, arteri ini bercabang menjadi dua arteria cerebri posterior.11,12
Cabang-cabang arteri basilaris.10
1) Arteria pontis adalah pembuluh-pembuluh kecil yang masuk ke dalam substansi
pons.
2) Arteria labyrinthi merupakan arteri yang panjang dan sempit yang menyertai
nervus facialis dan nervus vestibulocochlearis masuk ke dalam meatus acusticus
internus dan memperdarahi telinga dalam. Arteri ini sering berasal dari cabang arteria
inferior anterior cerebelli.
3) Arteria inferior anterior cerebelli berjalan kearah posterior dan lateral untuk
memperdarahi bagian anterior dan inferior cerebellum (Gambar 10). Beberapa

22 | P a g e
cabang berjalan ke pons dan bagian atas medulla oblongata.
4) Arteria superior cerebelli berasal di dekat bagian terminal arteria basilaris (Gambar
10). Arteri ini berkelok-kelok di sekitar pendunculus cerebri dan memperdarahi
permukaan superior cerebellum. Arteria cerebellaris superior juga memperdarahi
pons, glandula pinealis, dan velum medullare superior.
5) Arteria cerebri posterior melengkung ke arah lateral dan belakang di sekeliling
mesencephalon, kemudian bergabung dengan ramus communicans posterior arteriae
carotidis internae (Gambar 9 dan 10). Cabang-cabang kortikal memperdarahi
permukaan inferolateral dan medial lobus temporalis dan permukaan lateral dan
medial lobus occipitalis (Gambar 11). Dengan demikian arteria cerebri posterior
memperdarahi korteks visual. cabang-cabang sentral menembus substansi otak dan
memperdarahi bagian-bagian thalamus dan nucleus lentiformis, serta mesencephalon
glandula pinealis, dan corpus geniculatum mediale. Ramus choroideus masuk ke
dalam cornu inferius lateralis dan memperdarahi plexus choroideus. Arteri ini juga
memperdarahi plexus choroideus ventriculi tertii.

C. Circulus Willisi
Circulus Willisi terletak di dalam fossa interpeduncularis pada basis cranii. Sirkulus ini
dibentuk oleh anastomosis antara kedua arteria carotis interna dan kedua arteria
vertebralis (Gambar 10). Arteria communicans anterior, arteria cerebri anterior, arteria
carotis interna, arteria communicans posterior, arteria cerebri posterior, dan arteria
basilaris ikut membentuk sirkulus. Circulus Willisi memungkinkan darah yang masuk
melalui arteria carotis interna atau arteria vertebralis dapat memperdarahi semua bagian
di kedua hemispherium cerebri. Cabang-cabang kortikal dan sentral berasal dari sirkulus
dan memperdarahi jaringan otak.11
Hasil anastomosis cabang-cabang arteri karotis interna dengan cabang- cabang arteri
karotis inerna dengn cabang-cabang serebri posterior arteri basilaris dinamakan
“lingkaran willis”.11 Lingkaran/circulus willis dinamakan juga circulus arteriosus
cerebri.10 Lingkaran willis memberi otak alternatif aliran darah yang potensial pada
pembuluh karotis atau vertebralis utama, yang menjadi tertutup atau menyempit oleh
penyakit.11

23 | P a g e
Circulus willis terletak di dalam fossa interpeduncularis basis crani. Circulus ini
dibentuk oleh anastomosis antara kedua arteri carotis interna dan kedua arteri vertebralis.
Arteri communicans anterior, arteri cerebri posterior, arteri carotis interna, arteri
communicans posterior, arteri cerebri posterior, dan arteri basilaris ikut membentuk
circulus ini. Circulus willis memungkinkan darah yang masuk melalui arteri carotis
interna dan arteri vertebralis untuk didistribusikan ke setiap bagian dari kedua
hemispherium cerebri. Cabang-cabang cortical dan central dari circulus ini mendarahi
substansi otak.10

Arteri untuk daerah otak tertentu10


Corpus striatum dan capsula interna terutama mendapat darah dari rami centrales
striatae mediales dan laterales arteriae cerebri mediae. (gambar 12). Cabang-cabang
sentral arteria cerebri anterior memperdarahi struktur-struktur otak lainnya.
Thalamus terutama mendapat darah dari cabang-cabangarteria comunicans posterior
arteria basilaris, dan arteria cerebri posterior

Gambar 11. Daerah-daerah yang diperdarahi oleh arteria cerebri. A: permukaan lateral

24 | P a g e
hemispherium cerebri kanan. B: permukaan medial hemispherium cerebri kanan. Daerah
yang diperdarahi oleh arteria cerebri anterior berwarna biru, daerah yang diperdarahi oleh
arteria cerebri media berwarna merah, dan daerah yang diperdarahi oleh arteri cerebri
posterior berwarna coklat.

1. Mesencephalon diperdarahi oleh arteria cerebri posterior, dan arteria basilaris.


2. Pons diperdarahi oleh arteria basilaris dan arteria anterior, inferior, dan superior
cerebelli
3. Medulla oblongata diperdarahi oleh arteria vertebralis, arteria spinalis anterior dan
posterior, arteria inferior posterior cerebelli dan arteria basilaris.
4. Cerebellum diperdarahi oleh arteria cerebelli superior, inferior anterior cerebelli, dan
inferior posterior cerebelli.

Gambar 12 :. Potongan koronal hemispherium cerebri, memperlihatkan perdarahan


arteria cerebri media ke struktur-struktur cerebri dalam

D. Vena-vena otak

25 | P a g e
Vena cerebri tidak mempunyai jaringan muskular pada dindingnya yang sangat tipis,
dan tidak memiliki katup. Vena muncul dari dalam otak dan terletak di spatium
subarachnoideum. Vena ini menembus arachnoidea mater dan lapisan meningeal dura
serta mengalir ke dalam sinus venosus cranii (Gambar 13).10

Vena Cerebri externa


1. Vena cerebri superior berjalan keatas di atas permukaan lateral hemispherium
cerebri dan bermuara ke dalam sinus sagitalis superior
2. Vena cerebri media superficialis mengalirkan darah dari permukaan lateral
hemispherium cerebri. Vena ini berjalan ke dalam sinus cavernosus (Gambar 13)
3. Vena cerebri media profunda mengalirkan darah ke insula dan bergabung dengan
vena cerebri anterior dan vena striata untuk membentuk vena basalis. Vena basalis
akhirnya bergabung dengan vena cerebri magna, yang akan bermuara ke dalam sinus
rectus.13

Vena Cerebri Interna


Terdapat dua buah vena cerebri interna dan vena-vena ini terbentuk dari gabungan vena
thalamostriata dengan vena choroidea di foramen interventriculare. Kedua vena berjalan
ke posterior di dalam tela choroidea ventriculi tertii dan keduanya bergabung di bawah
splenium corporis callosi untuk membentuk vena cerebri magna, yang akan bermuara ke
dalam sinus rectus.14

Gambar 13. Aliran darah vena pada hemispherium cerebri kanan. A: Permukaan lateral B:

26 | P a g e
Permukaan medial

Vena untuk Daerah Tertentu Otak 10


1. Mesencephalon dialirkan oleh vena-vena yang bermuara ke dalam vena basalis atau
vena cerebri magna
2. Pons dialirkan oleh vena-vena yang bermuara ke dalam vena basalis, vena cerebelli,
atau sinus venosus yang terdapat didekatnya
3. Medulla oblongata dialirkan oleh vena-vena yang bermuara ke dalam vena spinalis
dan sinus venosus yang ada didekatnya
4. Cerebellum dialirkan oleh vena-vena yang bermuara ke dalam vena cerebri magna
atau sinus venosus yang berdekatan

E. Sistem Kardiovaskuler 14
Dalam sistem kardiovaskuler terdapat tiga jenis pembuluh darah :
- arteri
- Vena
- Kapiler
Arteri membawa darah dari jantung dan mengedarkannya ke seluruh tubuh. Darah
mengalir dari jantung melalui arteri yang berturut-turut menjadi makin kecil. Dinding
arteri terdiri dari tiga lapisan: tunica intima, tunica media dan tunica adventitia. Berbagai
jenis arteri dibedakan satu terhadap yang lain atas dasar tebal dindingnya dan perbedaan
struktur lapisannya, terutama struktur tunica media. Dikenal tiga jenis arteri : arteri
elastis, arteri muskular, dan arteriol.
Arteri elastis merupakan golongan arteri terbesar (misalnya aorta). Tekanan darah
arterial antara kontraksi jantung dipertahankan berkat kelenturan arteri ini. Sifat ini
memungkinkan pembuluh ini melebar sewaktu jantung berkontraksi dan kembali ke
keadaan sebelumnya. Arteri muskular mengantar darah ke berbagai bagian tubuh. Karena
itu, pembuluh ini seringkali disebut arteri penyalur. Dindingnya terutama terdiri dari
serabut otot polos sirkular yang menyempitkan lumen sewaktu kontraksi. Arteri ini
mengatur aliran darah ke berbagai bagian tubuh sesuai dengan kebutuhan. Arteriol adalah
jenis arteri terkecil. Lumen pembuluh relatif sempit dan dindingnya tebal. Derajat

27 | P a g e
tekanan dalam sistem arterial (tekanan arterial) terutama diatur melalui derajat tonus
(ketegangan) otot polos dalam dinding arteriol. Apabila tonus meningkat di atas normal,
akibatnya ialah hipertensi.
Vena mengantar darah dari palungan kapiler balik ke jantung. Vena pulmonal besar
berbeda karena pembuluh ini membawa darah yang kaya akan oksigen, dan paru-paru ke
jantung. Dinding vena lebih tipis dari pada dinding arteri yang diiringinya, berhubung
dengan tekanan darah dalam sistem vena yang lebih rendah.
Kapiler merupakan pipa endotelial sederhana yang menghubungkan sisi arterial dengan
sisi venosa peredaran darah. Pipa ini umumnya teratur menjadi anyaman yang disebut
palungan kapiler. Darah yang mengalir melalui palungan kapiler diantar masuk oleh
arteriol dan disalurkan keluar oleh venula. Sewaktu darah didesak melalui palungan
kapiler oleh tekanan hidrostatik dalam arteriol, terjadi pertukaran zat gizi dan bahan
selular lain dengan jaringan tubuh di sekitarnya (misalnya oksigen berpindah ke jaringan
tubuh).

Jaras Otonom7
Divisi eferen sistem saraf tepi adalah jalur komunikasi yang di gunakan untuk oleh
sistem saraf pusat untuk mengontrol aktivitas otot dan kelenjar, organ-organ efektor yang
melaksanakan efek atau tindakan yang di inginkan (biasanya tiap-tiap kontraksi dan
sekresi). Sistem saraf otonom memiliki dua subdivisi- sistem saraf simpatis dan
parasimpatis. Sebagian besar serat praganglion simpatis sangat pendek, bersinap dengan
badan sel neuron pascaganglion di dalam ganglion yang terletak di rantai ganglion
simpatis (juga disebut trunkus simpatikus) yang berada di sepanjang kedua sisi korda
spinalis. Serat pascaganglion yang panjang berasal dari rantai ganglion dan berakhir di
organ efektor. Sedangkan, serat preganglion parasimpatis berasal dari daerah kranium
(otak) dan sakrum (korda spinalis bagian bawah) SSP. Serat -serat ini lebih panjang dari
pada serat praganglion simpatis.

Sistem saraf simpatis dan parasimpatis secara bersama menyarafi sebagian besar
organ visera7

28 | P a g e
Sistem saraf simpatis dan parasimpatis umumnya menimbulkan efek yang berlawanan
pada organ tertentu. Stimulasi simpatis meningkatkan denyut jantung, sementara
stimulasi parasimpatis menurunkannya, stimulasi simpatis memperlambat pergerakan di
dalam saluran pencernaan, sementara stimulasi parasimpatis meningkatkan motilitas
saluran cerna. Kedua sistem ini biasanya aktif parsial yaitu, dalam keadaan normal
terdapat aktivitas potensial aksi di kedua serat simpatis dan parasimpatis yang menyarafi
suatu organ. Pada keadaan tertentu, aktivitas salah satu divisi dapat mendominasi pada
keadaan tertentu.

Kesimpulan
Hipotesis di terima. Karena, apabila terjadi cedera pada cerebellum, batang otak, dan
nervus cranialis akan menyebabkan kesadaran terganggu serta tubuh mengalami kelainan
dan tidak dapat berfungsi dengan optimal di sebabkan karena terganggunya fungsi dari
pusat respiratori, kardiac, vasomotor, keseimbangan, dan proses dari vaskularisasi pada
otak untuk memperdarahi seluruh bagian-bagian otak serta nervus yang berperan di
dalamnya .

Daftar Pustaka
1. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Dasar – dasar anatomi gray. Singapura:
ELSEVIER; 2014.
2. Snell RS. Neuroanatomi klinik. edisi 7. Jakarta: EGC;2013.
3. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama; 2013.
4. Fankhauser DB. Histology of the cerebrum and cerebellum(serial online). Edisi 13
januari 2011. Diakses dari http://biology.clc.uc.edu/, 27 April 2015.
5. Gartner LP, Hiatt JL. Histologi. Singapura: Elsevier;2014.
6. Snell RS. Anatomi klinik berdasarkan sistem. Jakarta: EGC;2012.
7. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed ke-6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2012.
8. Smeltzer SCO, Bare BG, Hinkle JL, Cheever KH. Brunner & Suddarth’s textbook of
medical-surgical nursing [internet]. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins;
2010. p.1920-27. [Diakses 27 April 2015]
Diakses dari: books.google.co.id/books?isbn=0781785898
9. Krause JW. Krause’s essential human histology for medical students [internet]. 3 rd

29 | P a g e
Ed. Florida: Universal Publishers; 2005. p.149-53. [Diakses 27 April 2015]
Diakses dari: books.google.co.id/books?isbn=1581124686
10. Snell RS. Anatomi klinis berdasarkan sistem edisi ke-7. Jakarta: EGC; 2011.h.487-
92.
11. Slonecker CE, Basmajin JV. Anatomi klinik berorientasi pada kasus klinik. Jakarta:
EGC; 2009.h.512-4.
12. Cerebro Vaskular Disease dan Gangguan Kesadaran. Diunduh dari
http://belajaraskep.blogspot.com/2012/04/askep-cerebro-vascular-disease-dan.html ,
25 April 2015.
13. Moore, KL. Anatomi klinis dasar. Jakarta: Penerbit Hipokrates; 2013.h.19-22.
14. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran;
2012

30 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai