II. PRINSIP
1. MIC
Konsentrasi minimun penghambatan atau lebih dikenal dengan MIC (Minimum Inhib
itory Concentration) adalah konsentrasi terendah dari antibiotika atau antimikrobial y
ang dapat menghambat pertumbuhan mikroba tertentu (Susanti, 2009).
2. Makrodilusi
Makrodilusi adalah suatu metode penentuan MIC antibiotic menggunakan satu seri ta
bung reaksi yang diisi media cair dan bakteri tertentu serta ditambahkan sejumlah anti
biotic dengan konsentrasi yang berbeda-beda tiap tabungnya dengan kekeruhan medi
a sebagai penentu dimana MICnya(Volk, 1998).
3. Pertumbuhan Bakteri
Adanya pertumbuhan bakteri atau tidaknya dilihat dari kekeruhan pada media cair pa
da tabung reaksi(Waluyo, 2007).
4. Teknik Aseptis
Teknik aseptis adalah suatu metode atau teknik didalam memindahkan atau mentransf
er kultur bakteria dari satu tempat ke tempat lain secara aseptis agar tidak terjadi kont
aminasi oleh mikroba lain dalam kultur (Pratiwi, 2008).
III. REAKSI
-
IV. TEORI DASAR
Antibiotik adalah zat kimia yang dihasilkan oleh mikroorganisme yang mempuny
ai kemampuan dalam larutan encer, untuk menghambat pertumbuhan dan membunuh
mikroorganisme. Salah satu jenis antibiotik adalah kloramfenikol. Kloramfenikol adal
ah antibiotik spektrum luas yang efektif terhadap beberapa jenis bakteri dan kuman an
aerob (Dian, 2015).
Konsentrasi minimun penghambatan atau lebih dikenal dengan MIC (Minimum I
nhibitory Concentration) adalah konsentrasi terendah dari antibiotika atau antimikrobi
al yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba tertentu. Nilai MIC adalah spesifik
untuk tiap-tiap kombinasi dari antibiotika dan mikroba. MIC dari sebuah antibiotika t
erhadap mikroba digunakan untuk mengetahui sensitivitas dari mikroba terhadap anti
biotika. Nilai MIC berlawanan dengan sensitivitas mikroba yang diuji. Semakin rend
ah nilai MIC dari sebuah antibiotika, sensitivitas dari bakteri akan semakin besar (Jaw
etz ,1996).
Penetapan MIC dapat dilakukan dengan menguji sederetan konsentrasi yang dibu
at dengan pengenceran, metode yang digunakan dapat dengan cara turbidimetri (deng
an melihat kekeruhan) ataupun cara difusi agar. Konsentrasi terendah di mana pertum
buhan bakteri terhambat dinyatakan sebagai konsentrasi minimum untuk inhibisi (MI
C) ( Pelczar,1958 ).
Escherichia coli adalah bakteri gram negatif berbentuk batang dalam sel tunggal a
tau berpasangan, merupakan anggota family Enterobacteriacea dan flora normal intest
inal yang mempunyai kontribusi pada fungsi normal intestine dan nutrisi tetapi bakte
ri ini akan menjadi pathogen bila mencapai jaringan di luar jaringan intestinal. Spesie
s E.coli bersifat motil dengan flagel peritrik yang dimilikinya, tetapi beberapa ada yan
g nonmotil. Manifestasi klinis dari infeksi E. coli ini tergantung pada daerah infeksi d
an tidak dapat dibedakan dari gejala yang disebabkan oleh bakteri lainnya (Noviana,
2014).
Antibiotik adalah zat kimia yang dihasilkan oleh suatu mikroba yang mempunyai
khasiat antimikroba. Mekanisme kerja antibiotik antara lain adalah menghambat sinte
sis dinding sel, merusak permeabilitas membran sel, menghambat sintesis RNA (pros
es transkripsi), menghambat sintesis protein (proses translasi), menghambat replikasi
DNA. (Immanudin, 2010).
Antibiotik kloramfenikol akan melekat pada subunit 50s ribosom bakteri sehingg
a menghalangi enzim Peptidil-tranferase. Enzim inilah yang melaksanakan 3 langkah
dengan membentuk ikatan peptida antara asam amino baru yang masih melekat pada t
RNA-nya, dan asam amino terakhir peptida yang sedang berkembang. Hal ini menye
babkan sintesis protein terhenti seketika. Bila tidak terjadi perubahan struktur purin o
leh bakteri maka sensitifitasnya tidak akan berkurang. Purin merupakan tempat masu
knya antibiotik agar antibiotik dapat bekerja pada dinding sitenya. Struktur purin yan
g tetap pada dinding sel bakteri menyebabkan bakteri. Escherichiacoli masih sensitif
terhadap antibiotik kloramfenikol. (Goodman, 2007).
V.1. Alat
1. cawan petri V.2. Bahan
2. Inkubator 1. Air suling
3. Labu ukur 100 ml 2. Nutrient Broth (NB) double
4. lampu spirtus strength
5. Mortir dan stamper 3. Nutrient Broth (NB)
6. Ose 4. Pelarut sediaan uji
7. Rak tabung 5. Sediaan uji
8. Tabung reaksi besar dan kecil 6. suspensi bakteri (E.coli)
9. Volume pipet berukuran 1 ml dan 1
0 ml
V.3. Gambar Alat
1. cawan petri
2. labu ukur
3. lampu spiritus
4. mortir dan stamper
5. ose
6. pipet volume
MIC PADAT
Kontrol positif terdiri dari 20 ml NA dan satu ose bakteri. Semua tabung
reaksi diinkubasi pada suhu 37°C selama 18-24 jam. Amati pertumbuhan bakteri dari
koloni-koloni yang tampak. Bandingkan morfologi koloni-koloni tersebut dengan
kontrol positif. Tentukan dimana MIC nya. MIC terletak pada cawan petri terakhir
yang tidak tampak koloni bakteri.
MIC CAIR
Pengenceran :
V1 N1 = V2 N2 V1 = 0.5 mL
2. Tabung 2 N2 = 6.25 µg / mL
V1 N1 = V2 N2
5. Tabung 5
V1 100 = 5 . 50
N1 V1 = N2 V2
V1 = 2.5 mL
1 . 6.25 = 2 . N2
3. Tabung 3 N2 = 3.125 µg /
mL
N1 V1 = N2 V2
25 . 1 = N2 . 2
6. Tabung 6
N2 = 12.5 µg /mL
N1 V1 = N2 V2
4. Tabung 4
1 . 3.125 = 2 . N2
N1 V1 = N2 V2
N2 = 1.5 µg / mL
1 . 12.5 = 2 . N2
MIC PADAT
HASIL INKUBASI
2. B
3. C
VIII. PEMBAHASAN
MIC CAIR
Dalam pratikum ini, kami akan menguji MIC ( minimum inhibitory concentration
sesuatu antibiotik (kloramfenikol) terhadap mikroba( E.coli) maupun secara metode
MIC cair dan MIC padat.
MIC dari sebuah antibiotika terhadap mikroba digunakan untuk mengetahui sensit
ivitas dari mikroba terhadap antibiotika. Nilai MIC berlawanan dengan sensitivitas m
ikroba yang diuji. Semakin rendah nilai MIC dari sebuah antibiotika, sensitivitas dari
bakteri akan semakin besar.
Mula-mula disiapkan alat dan bahan yang steril. Alat dan bahan harus disterilisasi
kan karena dibutuhkan teknik aseptis pada perhitungan MIC ini agar didapatkan hasil
MIC yang tepat dan tidak terjadi kontaminan. Steril artinya tidak didapatkan mikroba
yang tidak diharapkan kehadirannya, baik yang mengganggu atau merusak media ma
upun mengganggu kehidupan dan proses yang sedang dikerjakan. Semua proses baik
fisika, kimia, dan mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan, terutama mikro
organisme disebut dengan sterilisasi.
Kloramfenikol dilarut dalam labu ukur dengan air suling steril kemudian dilakuka
n pengenceran bertingkat di dalam tabung reaksi besar. Mekanisme kerja kloramfenik
ol sebagai anti bakteri bersifat stereospesifik, karena hanya satu ste- reoisomer yang
memiliki aktivitas anti bakteri, yaitu d-threo isomer. Kloramfenikol bekerja pada spe
ktrum luas, efektif baik terhadap Gram positif maupun Gram negatif. Mekanisme kerj
a kloram- fenikol melalui penghambatan terhadap biosintesis protein pada siklus pem
anjangan rantai asam ami- no, yaitu dengan menghambat pembentukan ikatan peptid
a. Antibiotika ini mampu mengikat subunit ribosom 50-S sel mikroba target secara ter
pulihkan, akibatnya terjadi hambatan pembentukan ikatan peptida dan biosintesis prot
ein. Kloramfenikol umumnya bersifat bakteriostatik, namun pada konsentrasi tinggi d
apat bersifat bakterisid terhadap bakteri-bakteri tertentu.
Larutan uji senyawa antibakteri pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adan
ya pertumbuhan bakteri uji, ditetapkan sebagai Kadar Hambat Minimal (KHM) atau
Minimal Inhibitory Concentration (MIC). Larutan yang ditetapkan sebagai KHM ters
ebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan bakteri uji ataupu
n senyawa antibakteri, dan diinkubasi selama 18-24 jam. Media cair yang tetap terliha
t jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai Kadar Bunuh Minimal (KBM) atau Mini
mal Bactericidal Concentration (MBC).
Teknik dilusi sangat penting dalam analisa mikrobiologi. Karena hampir semua m
etode penelitian dari penghitungan jumlah sel mikroba menggunakan teknik ini. Peny
iapan media pertumbuhan mikroorganisme harus mengandung nutrisi yang dibutuhka
n bakteri supaya dapat tumbuh membentuk koloni dan harus steril sehingga tidak ada
kontaminan dari lingkungan. Jadi media pertumbuhan mikorba yang digunakan dalam
praktikum kali ini adalah Nutrient Broth.
Lalu, dari tabung reaksi besar, larutan antibitok dilakukan pengenceran bertingkat
ke sejumlah 6 tabung reaksi kecil. Tabung 1 berisi 1 ml NB double strength. NB doub
le strength ini adalah cairan NB yang konsentrasinya dua kali dari biasanya. Double st
rength ini dimaksudkan untuk agar pada saat pengenceran ke tabung kedua, konsentra
si antibiotik berasal dari konsentrasi yang sebanding dengan konsentrasi yang tadinya
berada dalam labu ukur ke tabung reaksi besar. Untuk tabung-tabung selanjutnya diis
i dengan 1 ml NB biasa. Konsentrasi mulai dari tabung 1 sampai tabung 6 secara
berturut-turut adalah, 50 µg/ml;25 µg/ml; 12,5 µg/ml; 6,25µg/ml; 3,125 µg/ml dan1,5
625 µg/ml.
Setelah itu, ke dalam masing-masing tabung yang sudah berisi media pertumbuha
n bakteri dan antibiotik, dimasukkan 1 ml suspensi bakteri Escherichia coli dengan m
enggunakan mikro pipet agar hasilnya akurat. Pekerjaan ini harus selalu dilakukan sec
ara aseptis agar tidak ada bakteri lain yang masuk ke dalam wadah percobaan dan aga
r mendapatkan hasil yang diinginkan. Bekerja secara aseptis dapat dilakukan dengan
cara selalu mendekatkan alat-alat yang digunakan dengan api yang menyala dan prak
tikan tidak boleh banyak berbicara.
E. coli merupakan bakteri gram negatif, berbentuk batang pendek, motil aktif dan
tidak membentuk spora. Pembiakkan E. coli bersifat aerob atau fakultatif anaerob, per
tumbuhan optimum pada suhu 37ºC.
Setelah itu, membuat kontrol positif. Hal ini dilakukan agar pada saat pengamata
n hasil percobaan bisa dibandingkan dengan kontrol positif tersebut. Kontrol positif di
buat dari 1 ml NB yang ditempatkan di dalam tabung reaksi. Dalam melakukan prose
dur ini, juga harus dilakukan secara hati-hati (dalam arti aseptis) agar bisa menjadi pe
mbanding yang baik pada saat pengamatan hasil percobaan. Setelah semua selesai, ta
bung-tabung reaksi tadi dimasukkan ke dalam inkubator yang suhunya telah disesuaik
an agar bakteri bisa tumbuh. Sampel percobaan diinkubasi selama 18-24 jam pada su
hu 37ºC.
Dalam praktikum ini, konsentrasi hambat minimal untuk kloramfenikol tidak dapa
t ditentukan, karena selepas inkubasi selama 24jam, dalam semua tabung uji cairan ter
nampak masih keruh, ini menandai masih ada bakteri di dalamnya dan tidak dibunuh
oleh kloramfenikol. Hal ini mungkin disebab oleh tidak melakukan prosedur yang ben
ar. Misalnya, tidak fiksasikan loop ose selepas digunakan, tidak masukkan ose ke dala
m tabung uji dekat dengan api, atau konsentrasi kloramfenikol yang ditambah tidak b
enar dan sebagainya.
IX. KESIMPULAN
Dalam praktikum ini, kami mengetahui cara untuk menentukan Minimum Inhibitory
Concentration (MIC) suatu sediaan uji terhadap bakteri Gram positif maupun Gram n
egatif, dengan menggunakan metoda MIC cair atau MIC padat.
X. DAFTAR PUSTAKA
Goodman , Gilman, 2007. Dasar Farmakologi Terapi Edisi 10. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Noviana, Hera. 2004. Pola kepekaan antibiotika Escherichia coli yang diisolasi
dari berbagai spesimen klinis. J Kedokter Trisakti .Vol. 23 No. 4.
Volk dan Wheeler. 1988. Mikrobiologi Dasar. Edisi Kelima. Jilid I . Jakarta:
Penerbit Erlangga.