Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PEMBAHASAN

1.1 TEKNIK EVALUASI PROSES DAN HASIL BELAJAR


Evaluasi berasal dari bahasa inggris evaluation yang berarti penilaian atau
penaksiran. Sedangkan menurut pengertian istilah evaluasi merupakan kegiatan
yang terencana untuk mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan
instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh
kesimpulan. Di dalam evaluasi pendidikan merupakan proses kegiatan menetukan
kemajuan pendidikan disbanding dengan tuuan yang telah ditentukan. Evaluasi
bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan incidental, meliankan
merupakan kegiatan untuk menilai suatu terencana, sistematik, dan tearah berdasar-
kan atsa tujuan yang jelas. Evaluasi dapat menjadikan belajar lebih menyenangkan,
contohnya dari hasil penelitian Sukardi, dkk (2004) pada siswa SMP Negeri se
daerah Istimewa Yogyakarta belajar menyenangkan dengan model contextual
learning ternyata membawa hasil yang baik dalam hal evaluais pencapaian hasil
belajar.
Ruang lingkup evaluasi pendidikan ini yaitu evalusai program
pengajaran dan evaluasi pelaksanaan proses pembelajran. Evaluasi program
pengajaran ini berupa tujuan, isi program, strategi pembelajaran. Sedangkan, eval-
uasi pelaksanaan proses pembelajaran berupa kesesuaian dengan GBPP (kuriku-
lum), kesiapan guru, dan kesiapan siswa. Evaluasi proses dan hasil belajar adalah
evaluasi yang digunakan untuk mengetahui tingakt penguasaan siswa terhadap
kompetensi atau tujuan yang telah ditentukan didalam kurikulum sekolah.

A. Teknik Tes
1. Pengertian
Amir Daien Indrakusuma di dalam bukunya yang berjudul Evaluasi
Pendidikan mengatakan “ tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis
dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang
diinginkan tentang seseorang, denagn cara yang boleh dikatakan tepat dan
cepat”.

1
Muchtar Bukhori di dalam buku Teknik-teknik Evaluasi mengatakan
“tes ialah suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau
tidaknya hasil-hasil pelajaran tertentu pada seorang murid atau kelompok
murid”.
Definisi yang dikutip dari Webster’s collegiate yang artinya “tes
adalah serentetan atau latihan atau alt lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, inteligiensi, kemampuan atau bakat yang
dimiliki oleh individu atau kelompok.
Tes berasal dari bahasa latin testrum yang berarti alat untuk mengukur
tanah. Dalam bahasa Prancis kuno, kata tes berarti ukuran yang di-
pergunakan untuk membedakan anatara emas dan perak serta logam
lainnya. Tes merupakan suatu alat pengumpul informasi, tetapi jika
dibandingkan dengan lat-alat yang lain, tes bersifat lebih resmi karena
penuh dengan batasan-batasan.
Dapat disimpulkan bahwa tes adalah alat pengukuran berupa pertan-
yaan, perintah, dan petunjuk yang ditunjukkan kepada testee untuk
mendapatkan respon sesuai dengan petunjuk itu. Atas dasar respon tersebut
ditentukan tinggi rendahnya akor skor dalam bentuk kuantitatif selanjutnya
dibandingkan dengan standar yang telah ditentukan untuk ditarik kes-
impulan yang bersifat kuantitatif. Apabila makna tersebut dikaitkan dengan
evaluasi yang dilakukan disekolah, khususnya di suatu kelas, maka tes
mempunyai fungsi ganda, yaitu mngukur siswa dan untuk mengukur keber-
hasilan program pengajaran.

2. Jenis/Macam
Sebagai alat pengukur, tes dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu
berdasarkan fungsi sebagai alat pengukur siswa dan berdasar aspek psikis.
1) Berdasarkan fungsi sebagai alat pengukur siswa
a. Tes diagnostik
Seorang guru sebelum dapat memberikan bantuan dengan tepat,
guru harus mengadakan tes yang dimaksudkan untuk mendiagnosis. Tes
ini disebut tes diagnostik. Tes diagnostik adalah tes yang digunakan

2
untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan hal
tersebut dapat dilakukan penanganan yang tepat.
Pada saat anak didik mengalami masalah atau hambatan dalam
belajar, maka sebaiknya guru memberikan tes diagnostic. Tes diagnostic
diamksudkan sebagai suatu studi yang lebih mendalam mengenai kesu-
litan belajar anak didik. Tes diagnostic biasanya adaalh sebuah tes yang
dibuat dengan julah item soal yang cukup banyak pada suatu materi ter-
tentu atau spesifik. Item item soal dibuat dengan sangat sedikit perbedaan
variasi dari satu item soal ke item soal lainnya sehingga penyebab kesu-
litan hambatan belajar dapat diketahui. Tes diagnostik dapat berupa soal
pilihan ganda, menjodohkan atau benar salah. Contohnya seperti yang
telah dipaparkan dalam macam-macam tes.

1 2 3 4

Input Output

Gambar 1. Letak tes diagnostik

Tes diagnostik ke-1 dilakukan untuk mengukur tingkat penguasaan


pengetahuan dasar untuk dapat menerima pengetahuan lanjutannya. Tes
ini dilakukan terhadap calon siswa sebagai input, untuk mengetahui
apakah calon siswa sudah menguasai pengetahuan yang merupakan dasar
untuk menerima pengetahuan disekolah. Tes diagnostik ke-2 dilakukan
terhadap calon siswa yang akan dimulai mengikuti program. Tes
diagnostik dalam hal ini telah berfungsi sebagai tes penempatan. Tes
diagnostik ke-3 dilakukan terhadap siswa yang sedang belajar. Tidak
semua siswa dapat menerima pelajaran yang diberikan oleh guru dengan
lancar. Tes Diagnostik ke-4 diadakan pada waktu siswa akan mengakhiri
pelajaran. Dengan tes ini guru akan dapat mengetahui tingkat penguasaan
siswa terhadap bahan yang ia berikan.

3
b. Tes formatif
Dari kata form yang merupakan dasar dari istilah formatif, maka
evaluatif formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana siswa
telah terbentuk setelah mengikuti program tertentu. Dalam hal ini, tes
formatif dapat juga dipandang sebagai tes diagnostik pada akhir
pelajaran. Evaluasi formatif atau tes formatif diberikan pada akhir setiap
program. Tes ini merupakan post test atau tes akhir proses.
Evaluasi formatif mempunyai manfaat, baik bagi siswa, guru,
maupun program itu sendiri. Manfaat bagi siswa digunakan untuk
mengetahui apakah siswa sudah menguasai materi program secara
menyeluruh, evaluasi ini juga berfungsi sebagai penguatan, usaha
perbaikan, dan sebagai diagnosis bagi siswa. Manfaat bagi guru setelah
mengetahui hasil tes formatif yang diadakan, maka guru mengetahui
sejauh mana materi yang diajarkan sudah dapat diterima siswa,
mengetahui bagian-bagian mana dari materi pelajaran yang belum
dikuasai siswa.
Contohnya, ketika seorang guru sudah menyelsesaikan satu atau be-
berapa kompetensi dasar (KD) sebaiknya guru memberikan ulangan har-
ian sebagai tes keberhasilan belajar peserta didik, sebagai umpan balik
sebagai dari upaya pengajaran yang dilakukan oleh guru. Contoh soal
yang diberikan bisa berupa soal uraian tentang wirausaha, sebagai beri-
kut:
1) Sebutkan syarat-syarat yang harus dimiliki seorang wirausaha!
2) Mengapa wirausaha disebut juga sebagai penggerak kegiatan
ekonomi?
3) Bagaimana peran wirausaha sebagai innovator?
4) Apa saja sektor-sektor informal yang dapat dimasuki oleh seorang
wirausaaha?
5) Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan dan kega-
galan seorang wirausaha?
c. Tes Sumatif

4
Evaluasi sumatif atau tes sumatif dilaksanakan setelah berakhirnya
pemberian sekelompok atau sebuah program yang lebih besar. Dalam
pengalaman disekolah tes formatif dapat disamakan dengan ulangan
harian, sedangkan tes sumatif ini dapat disamakan dengan ulangan umum
yang biasanya dilaksanakan pada akhir semester.
Tujuan diadakannya tes sumatif adalah untuk menentukan hasil
yang dicapai dalam wujud status keberhasilan peserta didik dalam pro-
gram tertentu dalam wujud status keberhasilan peserta didik pada setiap
akhir program pendidikan dan pengajaran. Contoh soal yang diberikan
dapat berupa soal pilihan ganda, soal uraian ataupun yang lainnya, seperti
yang telah dipaparkan dalam macam-macam tes.

Program Program Program Program Program

F F F
F F
s

Keterangan:

F=tes formatif

S=tes formatif

Gambar 2. Hubungan antara tes formatif dengan sumatif

Manfaat tes sumatif ini adalah untuk menentukan nilai, untuk


menentukan seseorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok
dalam menerima program berikutnya, untuk mengisi catatan kemajuan
belajar siswa yang akan berguna bagi orangtua siswa, pihak bimbingan
dan penyuluhan disekolah, dan pihak-pihak lain.

1) Berdasarkan aspek psikis yang ingin di ungkap


Dilihat dari aspek kejiwaan yang ingin diungkap, tes dibedakan
menjadi:

5
a. Tes intelegensi
Tes intelegensi adalah tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengungkap atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
b. Tes sikap
Tes sikap adalah salah satu jenis tes yang dipergunakan untuk
menungkap predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk
melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik
berupa individu-individu maupun obyek-obyek tertentu.
c. Tes kemampuan
tes yang dilakukan dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan
dasar atau bakat khusus yang dimilki testee.
d. Tes kepribadian
Tes kepribadian, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan
mengungkap ciri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya
bersifat lahiriah.
e. Tes hasil belajar
Tes hasil belajar ini dikenal juga dengan istilah tes pencapaian yakni
tes yang biasa digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian atau
prestasi belajar.
Penggolongan lain-lain
2) Dari segi banyaknya orang yang mengikuti tes
a. Tes individual: tes dimana tester hanya berhadapan dengan satu orang
testee saja
b. Tes kelompok: tes dimana tester berhadapan dengan lebih dari satu
orang testee.
3) Dari segi waktu yang disediakan bagi testee untuk menyelesaikan tes
a. Power test: tes dimana waktu yang disediakan buat testee untuk
menyelesaikan tes tersebut tidak dibatasi
b. Speed test: tes dimana waktu yang disediakan buat testee untuk
menyelesaikan tes tersebut dibatasi
4) Dari segi bentuk respon

6
a. Verbal test: suatu tes yang menghendaki respon yang tertuang dalam
bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat, baik secara lisan maupun
tertulis
b. Nonverbal test: tes yang menghendaki respon dari testee bukan berupa
ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan atau
tingkah laku
5) Dari segi cara mengajukan pertanyaan
a. Tes tertulis: tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir
pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee
memberikan jawabannya juga secara tertulis
b. Tes lisan: tes dimana tester didalam mengajuka butir-butir pertanyaan
atau soalnya dilakukan secara lisan dan testee memberikan
jawabannya juga secara lisan.

3. Fungsi, Kegunaan, Tujuan


Setiap kali akan memberikan tes, kebanyakan guru selalu bertanya
kepada dirinya sendiri:
a. pertanyaan apakah yang akan saya berikan?
b. Jawaban apakah yang saya perlukan, dan jawaban manakah yang
tidak saya perlukan?
c. Berapa butir soal akan saya buat?
d. Bagaimanakah bentuk kunci jawabannya?
e. dll.
Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, guru harus
selalu ingat akan fungsi tes. Sehubungan dengan hal-hal yang harus diingat
pada waktu penyusunan tes, maka fungsi tes dapat ditinjau dari 3 hal, yaitu
fungsi kelas, fungsi untuk bimbingan, dan fungsi untuk administrasi.
1) Fungsi untuk kelas
a. Mengadakan diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa
b. Mengevaluasi celah antara bakat dengan pencapaian
c. Menaikkan tingkat prestasi
d. Mengelompokkan siswa dalam kelas pada waktu metode kelompok

7
e. Merencanakan kegiatan proses belajar-mengajar untuk siswa secara
perseorangan
f. Menentukan siswa mana yang memerlukan bimbingan khusus.
g. Menentukan tingkat pencapaian untuk setiap anak.
2) Fungsi untuk bimbingan
a. Menentukan arah pembicaraan dengan orangtua tentang anak-anak
mereka
b. Membantu siswa dalam menentukan pilihan
c. Membantu siswa mencapai tujuan pendidikan dan jurusan
d. Memberi kesempatan kepada pembimbing, guru, dan orang tua dalam
memahami kesulitan anak.
3) Fungsi untuk administrasi
a. Memberikan petunjuk dalam pengelompokan siswa
b. Penempatan siswa baru
c. Membantu siswa memilih kelompok
d. Menilai kurikulum
e. Memperluas hubungan masyarakat
f. Menyediakan informasi badan-badan lain di luar sekolah.

4. Kebaikan/Kelebihan
1) Tes Subjektif
Tes subjektif yang dalam literatur disebut juga essay examination,
merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes
subjektif ini adalah pertanyaan yang menurut siswa menjawabnya dalam
bentuk menguraikan, menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan,
memberikan alasan, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan
pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri.
Dari uaraian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan atau keunggulan
tes subjektif ini antara lain adalah :

a) Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif


tingkat tinggi

8
b) Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun
tulisan, dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa
c) Dapat melatih kemampuan berpikir teratur atau penalaran yakni
bepikir logis, analitis, dan sistematis
d) Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah(problem
solving)
e) Adanya keuntungan teknis seperti mudah membuat soalnya
sehingga tanpa memakan waktu yang lama, guru dapat secara langsung
melihat proses berpikir siswa.
2) Tes objektif
Soal-soal bentuk objektif banyak digunakan dalam menilai hasil
belajar. Hal ini disebabkan antara lain oleh luasnya bahan pelajaran yang
dapat dicakup dalam tes dan mudahnya menilai jawaban yang diberikan.
Soal-soal bentuk objektif ini dikenal ada beberapa bentuk yakni jawaban
singkat, benar salah, menjodohkan dan pilihan ganda.

Tes objektif ini memiliki keunggulan atau kelebihan, sebagai berikut:

a. Untuk menjawab tes objektif tidak banyak memakai waktu


b. Reabilitasnya lebih tinggi kalau dibandingkan dengan test essay, karena
bersifat objektif
c. Pemberian nilai dan cara melihat tes objektif lebih cepat dan mudah
karena tidak menuntut keahlian khusus dari pada si pemberi nilai
d. Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya karena dapat menggunakan
kunci tes bahkan alat-alat hasil kemajuan teknologi
e. Untuk menjawab tes oobjektif tidak banyak memakai waktu
f. Pemeriksaannya dapat diserahkan orang lain
g. Tes objektif tidak memperdulikan penguasaan bahasa, sehingga mudah
dilaksanakan.

5. Kelemahan/Kekurangan
1) Tes Subjektif
Di lain pihak kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tes
subjektif ini antara lain adalah:

9
a) Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat
menguji semua bahan yang telah diberikan, tidak seperti pada tes objektif
yang dapat menanyakan banyak hal melalui sejumlah pertanyaan
b) Sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat
pertanyaan, maupun dalam cara memeriksanya. Guru bisa saja bertanya
tentang hal-hal yang menarik baginya, dan jawabanya juga berdasarkan
apa yang dikehendakinya
c) Tes ini biasanya kurang reliabel, mengungkap aspek yang terbatas,
pemeriksaannya memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi
kelas yang jumlah siswanya relatif banyak
2) Tes objektif
Tes objektif juga memiliki kelemahan tau kekurangan, sebagai berikut:
a) Murid sering menerka-nerka dalam memberikan jawaban, karena
mereka belum menguasaibahan pelajaran tersebut
b) Memang tes sampling yang diajukan kepada murid-murid cukup ban-
yak, dan hanya membutuhkan waktu yang relative singkat untuk menja-
wabnya
c) Tidak bisa mengajak murid untuk berfikir lebih tinggi
d) Banyak memakan biaya, karena lembaran item-item tes harus sebanyak
jumlah pengikut tes
e) Kerjasama antar peserta didik pada waktu mengerjakan soal tes lebih
terbuka

6. Teknik/Petunjuk Penggunaan, Kunci Jawaban, dan Teknik


Pedoman Penskoran
1) MACAM – MACAM TES SUBJEKTIF
1) tes uraian terbuka
 contoh soal sebagai berikut:
petunjuk pengerjaan soal:

10
jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan uraian
yang jelas dan tepat!
1. Mengapa wirausaha disebut juga sebagai penggerak
kegiatan ekonomi?
2. Apa saja sector-sektor informal yang dapat memasuki oleh
seorang wirausaha?
3. Apa yang anda ketahui tentang wirausaha?
4. Bagaimana peran wirausaha sebagai innovator?
5. Apa yang kamu ketahui tentang Badan Usaha Milik Negara
(BUMN)?
 Kunci jawaban sebagai berikut:
1. Kewirausahaan berhubungan dengan penciptaan peluang
usaha yang baru. Oleh karena itu, seorang wirausaha merupa-
kan penggerak kegiatan perekonomian. Peluang usaha baru ini
dapat muncul karena adanya produk baru yang merupakan
hasil inovasi dan kreativitas usahawan. Apabila produk ini
doterima masyarakat dlam negeri atau bahkan dunia internas-
sioanal maka kegiatan ekonomi berupa produksi dan ditribusi
akan meningkat.
2. Sector-sektor informal
 Bidang usaha pertanian (Agriculture)
 usaha tanaman
 usaha peternakan
 usaha perikanan
 industry agroutisme (agrowisata)
 Bidang usaha jasa
 Jasa perorangan
 Jasa-jasa umum
 Jasa-jasa wisata
 Bidang usaha perdagangan

11
3. Wirausaha adlah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengoperasian dan pengemabilan resiko dari suatu usaha
bisnis.
4. Sebagai innovator, wirausaha berperan dalam
menemukan dan menciptakan:
1) Produk baru
2) Teknologi baru
3) Ide-ide baru
4) Organisasi usaha baru
5. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki tujuan
ganda, yaitu untuk melayani masyarakat dan mengejar keun-
tungan optimal. Oleh karena itu, BUMN harus dijalankan oleh
sumber daya manusia yang kreatif dan inovatif.

2) Tes uraian terbuka


 Bentuk soal sebagai berikut:
1. Sebutkan syarat-syarat yang harus dimiliki seorang wirausaha!
2. Sebutkan faktor-faktor yang memperngaruhi keberhasilan dan keg-
agalan seseorang wirausaha!
3. Buktikan bahwa pengalaman masa lalu menjadi faktor penting da-
lam keberhasilan wirausaha! Berikan contohnya pula!
4. Menurut pendapat anda, apa yang akn terjadi apabila sebagian pasar
dalam negeri didominasi oleh warga asing? Berikan alasanya!
5. Mana yang lebih baik, berwirausaha menciptakan lapangan kerja
sendiri atau bergantung pada perekrutan CPNS oleh pemerintah?
Kemukakan alasan anda!
 Kunci jawaban sebagai berikut:
1. Syarat-syarat menjadi wirausaha:
a. Mempunyai modal yang memadai
b. Mau bekerja keras dalam menekuni usaha yang ditangani
c. Mampu mengkalkulasi harga pokok, harga jual, dan untung atau
rugi

12
d. Pengetahuan dan kondisi pendorong pembangunan usaha kecil
e. Memiliki manajemen waktu
f.Mau dan mampu bekerja sama
g. Ada keinginan untuk belajar
h. Tidak pernah meras puas
2. Factor keberhasilan
a. Memiliki visi dan tujuan yang jelas
b. Bersedia menanggung resiko waktu dan uang
c. Memiliki kemampuan untuk berencana dan mengorganisasi
d. Mau bekerja keras sesuai dengan kepentingan
e. Mengembnagkan hubungan baik dengan pelanggan, pemasok,
pekerja, dan semua yang berhubungan dengan usahanya
f. Bertanggung jawan terhadap keberhasilan dan kegagalan usaha
Faktor kegagalan
a. Tidak mempunyai kemampuan manajerial, yaitu kemampuan dan
oengetahuan dlam mengelola usaha
b. Kurang berpenglaman, baik dlam kemampuan teknik, kemampuan
mengkoordinasi, keterampilan mengelola SDM, maupun memimpin
operasi perusahaan
c. Kurang dpat mengendalikan keuangan, agara perusahaan dpat ber-
hasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah
memelihara aliran pemasukan. Kekliruan dlam ememlihara aliran kas
ini akan menghambat operasional usaha
d. Dll.
3. Siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan jawaban atau pendapat
masing-masing.
4. Siswa menjawab pertanyaan sesuai dengan jawaban atau pendapat
masing-masing.
5. Siswa mampu menjawab pertanyaan sesuai dengan jawaban atau
pendapat masing-masing.
 Cara pengskoran sebagai berikut:

13
Dalam bentuk uraian biasanya skor mentah dicari dengan menggunakan
sistem bobot. Sistem bobot ada dua cara, yaitu:
Pertama, bobot dinyatakan dalam skor maksimum sesuai dengan
tingkat kesukarannya. Misalnya, untuk soal yang mudah skor
maksimumnya adalah 6, untuk soal sedang skor maksimumnya adalah 7,
dan untuk soal sukar skor maksimumnya adalah 10. Cara ini tidak
memungkinkan peserta didik mendapat skor maksimum sepuluh. Kedua,
bobot dinyatakan dalam bilangan-bilangan tertentu sesuai dengan tingkat
kesukaran soal. Misalnya, soal yang mudah diberi bobot 3, soal sedang
diberi bobot 4 dan soal sukar diberi bobot 5. Cara ini memungkinkan peserta
didik mendapatkan skor sepuluh.
Contoh 1:
Seorang peserta didik diberi tiga soal dalam bentuk uraian. Setiap soal diberi
skor (X) maksimum dalam rentang 1-10 sesuai dengan kualitas jawaban
peserta didik.
Perhitungan Skor dengan Sistem Bobot Pertama
No. Soal Tingkat kesukaran Jawaban Skor (X)
1 Mudah Betul 6
2 Sedang Betul 7
3 Sukar Betul 10
Jumlah 23

∑𝑋
Rumus : skor = ∑𝑆

Keterangan :
∑X = jumlah skor
S = jumlah soal
23
Jadi skor peserta didik A = = 7,67
3

Contoh 2 :
Seorang peserta didik dites dengan tiga soal dalam bentuk uraian. Masing-
masing soal diberi bobot sesuai dengan tingkat kesukarannya, yaitu bobot 5
untuk soal yang sukar, 4 untuk soal sedang, dan 3 untuk soal yang mudah.

14
Tiap-tiap soal diberikan skor (X) dengan rentang 1-10 sesuai dengan
kualitas jawaban yang betul. Kemudian skor (X) yang dicapai oleh setiap
peserta didik dikalikan dengan bobot setiap soal. Hasil perhitungannya
adalah sebagai berikut:
Perhitungan Skor dengan Sistem Bobot Kedua
Tingkat
No. Soal Jawaban Skor (X) Bobot (B) XB
Kesukaran
1 Mudah Betul 10 3 30
2 Sedang Betul 10 4 40
3 Sukar Betul 10 5 50
Jumlah 12 120

∑ 𝑋𝐵
Rumus : skor = ∑𝐵

Keterangan :
TK = tingkat kesukaran
X = skor setiap soal
B = bobot sesuai dengan tingkat kesukaran soal
∑XB = jumlah hasil perkalian X dengan B
120
Jadi, skor peserta didik : = 10
12

Untuk memudahkan pemberian skor, ada baiknya digunakan sistem yang


kedua. Sistem bobot diberikan kepada soal yang bentuk uraian dengan
maksud untuk memberikan skor secara adil kepada peserta didik
berdasarkan kemampuannya masing-masing dalam menjawab soal-soal
yang berbeda tingkat kesukarannya. Angkanya kurang adil apabila peserta
didik yang sanggup menjawab soal yang sukar itu diberi skor yang sama
dengan peserta didik yang sanggup menjawab soal yang mudah saja.
Pedoman penskoran di atas hanya dapat digunakan untuk bentuk uraian
biasa, yaitu uraian bebas dan uraian terbatas. Untuk Bentuk Uraian Objektif
(BUO) dan Bentuk Uraian Non-Objektif (BUNO) harus menggunakan
pedoman seperti berikut ini.

15
Soal Bentuk Uraian Objektif (BUO), biasanya langkah-langkah
mengerjakan dianggap sebagai indikator kompetensi para peserta didik.
Oleh sebab itu, sebagai pedoman penskoran dalam soal bentuk uraian
objektif adalah bagaimana langkah-langkah mengerjakan dapat
dimunculkan atau dikuasai oleh peserta didik dalam lembar jawabannya.
Untuk pedoman penskoran, sebaiknya melihat kembali rencana kegiatan
pembelajaran untuk mengidentifikasi indikator-indikator tersebut. Misalnya
contoh dibawah ini.
Contoh 3 :
Indikator : dapat menyebutkan macam-macam sistem ekonomi
Soal : sebutkan empat macam sistem ekonomi
Pedoman Penyekoran Bentuk Uraian Objektif
Nomor Kunci jawaban Skor
01 Sistem Ekonomi Tradisional 1
02 Sistem Ekonomi Terpusat 1
03 Sistem Ekonomi Liberal 1
04 Sistem Ekonomi Campuran 1
Skor maksimum 4

Contoh 4 :
Indikator : dapat menyebutkan kegiatan ekonomi masyarakat
Soal : sebutkan tiga bentuk kegiatan ekonomi masyarakat dan
berikan masing-masing sebuah contoh
Pedoman Penyekoran Bentuk Uraian Objektif
Langkah Kunci Jawaban
1
Konsumsi
1
Contoh : makan, minum
1
Produksi
1
Contoh : kapas diolah menjadi benang,
benang menjadi kain
1
Distribusi
1

16
Contoh : petani sayur menjual sayuran di
pasar

Skor maksimum 6

Prinsip penskoran soal Bentuk Uraian Non-Objektif (BUNO) sama dengan


bentuk uraian objektif yaitu menentukan indikator kompetensinya.
Misalnya pada contoh dibawah ini.
Contoh 5
Indikator : dapat menjelaskan alasan terjadinya pengangguran
Soal : jelaskan alasan-alasan terjadinya pengangguran!
Pedoman penskoran : jawaban boleh bermacam-macam namun pada pokok
jawaban dapat dikelompokan sebagai berikut.
Contoh Pedoman Penskoran
Kriteria Jawaban Rentang Skor
Alasan yang berkaitan dengan minimnya
0-2
lapangan pekerjaan di Indonesia
Alasan yang berkaitan dengan tingkat
0-2
pendidikan tenaga kerja masih rendah
Alasan yang berkaitan dengan tidak memenuhi
0–2
persyaratan yang di minta di dunia kerja
Skor tertinggi 6

2) MACAM-MACAM TES OBJEKTIF


1) Bentuk Soal Benar-salah
 Contoh soal sebagai berikut:
Petunjuk pengerjaan soal:
Lingkarilah jawaban yang tepat B (Benar) atau S (Salah) untuk pernyataan
di bawah ini:
1) (B / S) Fungsi asli uang adalah sebagai alat pendorong
kegiatan ekonomi.
2) (B / S) Dana yang disimpan pada rekening Koran di bank

17
yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk
Melakukan pembayaran dengan perantara cek,
bilyet giro disebut uang giral.
3) (B / S) Nilai bahan yang digunakan untuk membuat uang
Disebut nilai riil.
4) (B / S) Uang yang memiliki nilai ni=ominal sama dengan
Nilai Intrinsiknya disebut fiducier money.
5) (B / S) Menurut J. M Keynes tiga motif yang mendasari
Orang yang memiliki uang tunai yaitu motif
bertranaksi, motif berjaga-jaga dan motif ekonomi.

 Kunci jawabnya sebagai berikut:


1) (S) fungsi uang asli yaitu sebagai alat tukar dan satuan hitung. Yang
tercantum dalam pernyataan adalah fungsi turunan uang.
2) (B) berdasarkan lembaga yang mengeluarkannya, uang dibedakan men-
jadi dua yaitu uang kartal dan uang giral. Uang kartal yaitu uang logam
dan uang kertas yang dikeluarkan oleh bank sentral dan berlaku umum
dimasyarakat. Uang giral adlah dana yang disimpan pada rekening Ko-
ran di bank yang sewaktu waktu dpat digunkan untuk melakukan pem-
bayaran dengan perantara cek, bilyet giro atau perintah membayar.
3) (S) konsep nilai uang yang dibedakan menjadi tiga yaitu nilai instrinsik,
nilai nominal, dan nilai riil.
Nilai instrinsik adalah nilai bahan yang digunkan untuk membuat uang.
Nilai nominal adlah nilai yang tertera/ tertulis pad setiap mat uang yang
berssangkutan.
Nilai riil adalah nilai uang yang mencerminkan daya beli uang tersebut.
4) (S) berdasarkan perbandingan nilai bahan dan daya belinya, uang dpat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu full bodied money dan fiducier
money. Full bidied money merupakan uang ynag bahannya sam dengan
nilainominalnya. Fiducier money merupakan uang yang nilai bhannya
tidak sama dengan nilai nominalnya.

18
5) (S) motif yang mendasari orang memiliki uang tunai yaitu bermotif ber-
transaksi, motif berjaga-jaga dan motif spekulasi.
 Cara pengskoran sebagai berikut:
Rumus : S = ∑B - ∑S
Keterangan :
S = skor yang dicari
∑B = jumlah jawaban yang benar
∑S = jumlah jawaban yang salah
Contoh :
Seorang peserta didik dites dengan soal bentuk B – S sebanyak 5 soal.
Ternyata, peserta didik tersebut dapat menjawab soal dengan betul 3 butir
soal, berarti jumlah jawaban yang salah ada 2 soal. Dengan demikian, skor
peserta didik yang bersangkutan adalah :
Skor = 3 – 2 = 1

2) Bentuk soal pilihan ganda


 Contoh soal pilihan ganda sebagai berikut:
Petunjuk pengerjaan soal:
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang tepat!
1. Batas usia minimal tenaga kerja di Indonesia adalah...
a. 10 tahun d. 17 tahun
b. 12 tahun e. 20 tahun
c. 15 tahun
2. Jumlah lapangan kerja yang tersedia bagi masyarakat disebut....
a. Tenaga kerja d. bursa tenaga kerja
b. Kesempatan kerja e. ketenagakerjaan
c. Angkatan kerja
3. Ibu Eni memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga, maka ibu Eni
termasuk golongan....
a. Angkatan kerja d. menganggur
b. Bukan angkatan kerja e. bukan tenaga kerja
c. Setengah menganggur

19
4. Pengangguran yang terjadi karena kesulitan temporer dalam
mempertemukan pencari kerja dan lowongan kerja disebut...
a. Pengangguran structural d. pengangguran teknologi
b. Pengangguran musiman e. pengangguran konjungtur
c. Pengangguran friksional
5. Dika seorang sarjana hukum, karena himpitan ekonomi dan ketatnya
persaingan di dunia kerja membuat ia terpaksa bekerja menjadi satpam
di sebuah kantor. Oleh sebab itu, dika termasuk ke dalam golongan...
a. Pengangguran terbuka d. pengangguran structural
b. Pengangguran terselubung e. pengangguran konjungtur
c. Setengah menganggur

 Kunci jawaban sebagai berikut:


1. (C) Menurut UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan seseorang
dapat dikategorikan sebagai tenaga kerja apabila telah berusiaa 15 tahun
atau lebih.
2. (B) kesempatan kerja adalah jumlah lapangan kerja yang tersedia bagi
masyarakat
3. (B) yang tergolong dlam bukan angkatan kerja adlah orang yang sedang
bersekolah, ibu rumah tangga dan pensiunan
4. (C) pengngguran friksional adalah pengangguran yang terjadi karena
kesulitan tetporer dalam mempertemukan pencari kerja dan loeongan
kerja
5. (B) pengangguran terselubung adalah tenaga kerja yang tidak bekerja
secara optimal karena suatu alasan, misalnya terpaksa bekerja tidak
sesuai bidangnya.
 Cara pengskoran sebagai berikut:

∑𝑆
Rumus : S = ∑B - 𝑛−1

Keterangan :
S = skor yang dicari
∑B = jumlah jawaban yang benar

20
∑S = jumlah jawaban yang salah
n = jumlah alternatif jawaban yang disediakan
1 = bilangan tetap
Contoh :
Seorang peserta didik A dites dengan soal bentuk pilihan-ganda sebanyak
5 soal. Ternyata, peserta didik A dapat menjawab soal dengan betul
sebanyak 4 butir soal, berarti jumlah jawaban yang salah adalah 1 soal.
Jumlah alternatif jawaban (option) = 5. Dengan demikian, skor peserta
didik A adalah :
1
Skor = 4 - 5−1 = 3, 75

3) Bentuk soal mejodohkan


 Contoh soal menjodohkan
Petunjuk pengerjaan soal:
Isilah titik-titik berikut dengan memilih jawaban yang tepat dari pilihan
jawaban di bawah.
1. Barang yang bila jumlahnya berlebihan dan dapat merugikan manusia
ehingga harus dikurangi jumlahnya disebut barang....
2. Minyak tanah dan LPG dalam penggunaannya dapat dikategorikan
sebagai barang....
3. Barang yang tidak tunduk pada hukum permintaan disebut barang....

21

Anda mungkin juga menyukai