Anda di halaman 1dari 22

TEKNOLOGI BAHAN DAN KOROSI

“KERAMIK”

KELOMPOK 11

INDAH AGUSTIANINGSIH (170405023)


DIAH SALSABILAH (170405024)
SETIA RIFAI MATUANTA GINTING (170405025)
MEGARIA LUBIS (170405026)
ALFY HENDRI (170405027)

KELAS A

DOSEN PENGAJAR : Mersi Suriani Sinaga, S.T.,M.T

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
1
KATA PENGANTAR

Berkat rahmat Allah SWT. Penyusuna makalah presentasi pengetahuan bahan


mengenai “ KERAMIK “ dapat diselesaikan dengan baik. Makalah ini merupakan hasil yang
diperoleh oleh mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran pengetahuan bahan dan dapat juga
dijadikan panduan dalam mengikuti pengetahuan bahan.
Penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah
memberikan masukan sehingga makalah ini dapat diselesaikan dengan baik. Ucapan
terimakasih diucapkan penyusun kepada orang tua, dan teman – teman yang telah
memberikan partisipasi demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dalam mengikuti pengetahuan
bahan.

Medan, 12 Maret 2018

Penyusun

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR .................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................... 4
B. Tujuan ................................................................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 6
1. PENGERTIAN KERAMIK ................................................................ 6
2. KARAKTERISTIK STRUKTUR KERAMIK .................................. 7
3. SIFAT-SIFAT KERAMIK ................................................................. 8-10
4. TEKNIK PEMROSESAN KERAMIK .............................................. 10-12
5. KLASIFIKASI PROSES .................................................................... 12-14
6. BAHAN BAKU KERAMIK .............................................................. 14-17
7. MACAM-MACAM KERAMIK ........................................................ 17-19
8. KEGUNAAN KERAMIK INDUSTRI .............................................. 19
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 20
A. KESIMPULAN ................................................................................... 20-21
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 22

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perkataan keramik diambil dari perkataan bahasa inggris “ceramic” berasal dari yunani,
dan secara harafiahnya merujuk kepada semua bentuk tanah liat. Bagaimanapun
penggunaan istilah modern meluaskan penggunaannya untuk merangkumi bahan bukan
logam bukan organik.
Bahan keramik terdiri dari fasa yang merupakan senyawa unsur logam dan bukan
logam. Contohnya adalah Al2O3, gelas anorganik, produk lempung sampai bahan piezo
elektrik yang rumit seperti Pb (Zr,Ti) O3.
Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia
dibandingkan dengan elemennya Al2O3 adalah senyawa yang terdiri dari elemen aluminium
dan oksigen. Karena senyawa mempunyai koordinasi atom yang lebih komplek dari masing-
masing komponen, daya tahan terhadap slip umumnya lebih baik, sehingga pada umunya
keramik lebih keras dan selalu kurang ulet dibandingkan dengan bahan logam atau polimer.
Karakteristik dielektrik, semikonduktip dan magnetik dari beberapa jenis keramik tertentu
sangat penting artinya untuk ilmuwan dan teknisi yang merancang atau menggunakan alat
peralatan untuk rangkaian elektronik.
Keramik adalah campuran yang terdiri dari unsur logam dan bukan logam. Banyak
sekali contoh bahan keramik, mulai dari semen beton (termasuk batu-batuannya), gelas,
bahan isolasi busi sampai oksida bahan-bahan nuklir UO2.
Setiap jenis bahan tersebut tadi, keras dan rapuh. Memang, kekerasan dan kerapuhan
merupakan ciri umum keramik, disamping itu keramik juga lebih tahan terhadap suhu tinggi
dan lingkungan yang lebih berat persyaratannya, dibandingkan dengan logam atau polimer.
Dasar dari pada karakteristik ini ialah sifat elektronik atom-atomnya.
Sesuai dengan sifat-sifat dasarnya, unsur logam dapat melepaskan elektron kulit luar
dan memberikannya pada atom non-logam yang mengikatnya. Akibatnya elektron-elektron

4
tersebut tidak dapat bergerak sehingga bahan keramik umumnya isolator listrik dan isolator
panas yang baik.
Sama pentingnya, ion logam positip (atom yang kehilangan elektronnya) dan ion bukan
logam negatip (atom yang bertambah elektronnya) saling tarik menarik. Setiap kation
(positip) dikelilingi oleh anion (negatip) diperlukan energi (jadi juga gaya) yang cukup besar
untuk memutuskan ikatan tersebut. Oleh karena itu tidak mengherankan bahwa bahan
keramik itu keras (daya tahan mekanis besar), tahan api (tahan panas) dan tahan kimia.
Struktur dasar dari silikat adalah tetrahedron (SiO4)4-. Ikatan Si-O pada koordinasi
tetrahedron memenuhi keduanya baik keterarahan dari ikatan kovalen maupun
perbandingan dari radius atom relatif. Ada berbagai jenis struktur silikat karena berbagai
cara kombinasi mungkin terjadi di antara tetrahedron SiO4 atau antara tetrahedron SiO2
dengan ion lain. Karena besarnya muatan ion Si4+ dan bilangan koordinasinya yang rendah,
tetrahedron SiO4 jarang dihubungkan dengan sudut bersamanya dan tak pernah
dihubungkan dengan bidang bersamanya.

B. Tujuan
Dapat mengetahui berbagai hal tentang keramik.

5
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Keramik

Keramik adalah sejenis bahan yang telah lama di gunakan, yaitu sejak 4000 SM.
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu bentuk dari
tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran. Kamus dan ensiklopedi tahun 1950-an
mendefinisikan keramik sebagai suatu hasil seni dan teknologi untuk menghasilkan barang
dari tanah liat yang dibakar, seperti gerabah, genteng, porselin, dan sebagainya. Tetapi saat
ini tidak semua keramik berasal dari tanah liat. Definisi pengertian keramik terbaru
mencakup semua bahan bukan logam dan anorganik yang berbentuk padat.
Umumnya senyawa keramik lebih stabil dalam lingkungan termal dan kimia
dibandingkan elemennya. Bahan baku keramik yang umum dipakai adalah felspard, ball
clay, kwarsa, kaolin, dan air. Sifat keramik sangat ditentukan oleh struktur kristal, komposisi
kimia dan mineral bawaannya. Oleh karena itu sifat keramik juga tergantung pada
lingkungan geologi dimana bahan diperoleh. Secara umum strukturnya sangat rumit dengan
sedikit elektron-elektron bebas.
Kurangnya beberapa elektron bebas keramik membuat sebagian besar bahan
keramik secara kelistrikan bukan merupakan konduktor dan juga menjadi konduktor panas
yang jelek. Di samping itu keramik mempunyai sifat rapuh, keras, dan kaku. Keramik secara
umum mempunyai kekuatan tekan lebih baik dibanding kekuatan tariknya.
Material yang digunakan untuk membuat keramik ini biasanya digali dari perut bumi
dan dihancurkan hingga menjadi bubuk. Produsen seringkali memurnikan bubuk ini dengan
mencampurkannya dengan suatu larutan hingga terbantuk endapan pengotor. Kemudian
endapan tadi disaring dan bubuk material keramik dipanaskan untuk menghilangkan
impuritis dan air. Hasilnya, bubuk dengan tingkat kemurnian tinggi dan berukuran sekitar 1
mikrometer (0.0001 centimeter).

6
2. Karakteristik struktur keramik

Struktur kristal keramik (terdiri dari berbagai ukuran atom yang berbeda atau
minimal terdiri dari 2 jenis unsur) merupakan salah satu yang paling kompleks dari semua
struktur bahan. Ikatan antara atom-atom ini umumnya ikatan kovalen (berbagi elektron,
sehingga ikatan ini kuat) atau ion (terutama ikatanantara ion bermuatan, sehingga ikatan ini
kuat). Ikatan ini jauh lebih kuat daripada ikatan logam. Akibatnya, sifat-sifat seperti
kekerasan dan ketahanan panas dan listrik secara signifikan lebih tinggi keramik dari pada
logam. Keramik dapat berikatan kristal tunggal ataudalam bentuk polikristalin. Ukuran butir
mempunyai pengaruh besar terhadap kekuatan dan sifat-sifat keramik; ukuran butir yang
halus (sehingga dikatakan keramik halus), semakin tinggi kekuatan dan ketangguhannya.

Kebanyakan bahan pembentuk keramik memiliki ikatan ion, ikatan kovalen dan
ikatanantara. Sebagai missal, bagian ikatan ion dalam sistem Mg-O, Al-O, Zn-O dan Si-O
dapat dikatakan masing-masing 70%, 60%, 60% dan 50%. Yang sangat menarik adalah
bahwa pada ReO3,V2O3 dan TiO, yang merupakan oksida dan tidak pernah menunjukkan
sifat liat ataudapat di deformasikan, tetapi memiliki hantaran listrik yang relatif dapat
disamakan dengan logam biasa.

Dalam Kristal yang rumit, berbagai macam atom berperan dan ikatannya merupakan
ikatan campuran dalam banyak hal. Struktur Kristal demikian dapat dimengerti apabila
mengingat bahwa Kristal tersusun oleh kombinasi dari polyhedron koordinasi, dimana
satuan kecil dari kation dikelilingi oleh beberapa anion. Salah satu contoh adalah silikat
yang merupakan bahan baku penting bagi keramik.

7
3.Sifat-sifat keramik

Secara umum kramik merupakan paduan antara logam dan non logam , senyawa
paduan tersebut memiliki ikatan ionik dan ikatan kovalen . untuk lebih jelasnya mengenai
sifat-sifat kramik berikut ini akan dijelaskan lebih detail.

a. Sifat Mekanik

Keramik merupakan material yang kuat, keras dan juga tahan korosi. Selain itu
keramik memiliki kerapatan yang rendah dan juga titik lelehnya yang tinggi. Keterbatasan
utama keramik adalah kerapuhannya, yakni kecenderungan untuk patah tiba-tiba dengan
deformasi plastik yang sedikit. Di dalam keramik, karena kombinasi dari ikatan ion dan
kovalen, partikel-partikelnya tidak mudah bergeser. Faktor rapuh terjadi bila pembentukan
dan propagasi keretakan yang cepat.Dalam padatan kristalin, retakan tumbuh melalui
butiran (trans granular) dan sepanjang bidang cleavage (keretakan) dalam kristalnya.
Permukaan tempat putusyang dihasilkan mungkin memiliki tekstur yang penuh butiran atau
kasar. Material yang amorf tidak memiliki butiran dan bidang kristal yang teratur, sehingga
permukaan putus kemungkinan besar terjadi. Kekuatan tekan penting untuk keramik yang
digunakan untuk struktur seperti bangunan. Kekuatan tekan keramik biasanya lebih besar
dari kekuatan tariknya. Untuk memperbaiki sifat ini biasanya keramik di-pretekan dalam
keadaan tertekan

b. Sifat Termal

Sifat termal bahan keramik adalah kapasitas panas, koefisien ekspansitermal, dan
konduktivitas termal. Kapasitas panas bahan adalah kemampuan bahan untuk mengabsorbsi
panas dari lingkungan. Panas yang diserap disimpan olehpadatan antara lain dalam bentuk
vibrasi (getaran) atom/ion penyusun padatantersebut. Keramik biasanya memiliki ikatan
yang kuat dan atom-atom yang ringan. Jadigetaran-getaran atom-atomnya akan berfrekuensi
tinggi dan karena ikatannya kuat maka getaran yang besar tidak akan menimbulkan
gangguan yang terlalu banyak padakisi kristalnya.

Sebagian besar keramik memiliki titik leleh yang tinggi, artinya walaupun pada
temperatur yang tinggi material ini dapat bertahan dari deformasi dan dapat bertahan
dibawah tekanan tinggi. Akan tetapi perubahan temperatur yang besar dan tiba-tiba dapat

8
melemahkan keramik. Kontraksi dan ekspansi pada perubahan temperatur tersebutlah yang
dapat membuat keramik pecah.

c. Sifat elektrik

Sifat listrik bahan keramik sangat bervariasi. Keramik dikenal sangat baik sebagai
solator. Beberapa isolator keramik (seperti BaTiO 3) dapat dipolarisasi dan digunakan
ebagai kapasitor. Keramik lain menghantarkan elektron bila energi ambangnya dicapai,
dan oleh karena itu disebut semikonduktor. Tahun 1986, keramik jenis baru, yakni
superkonduktor temperatur kritis tinggi ditemukan. Bahan jenis ini di bawah
suhu kritisnya memiliki hambatan = 0. Akhirnya, keramik yang disebut sebagai
piezoelektrik dapat menghasilkan respons listrik akibat tekanan mekanik atau
sebaliknya.

Elektron valensi dalam keramik tidak berada di pita konduksi,sehingga sebagian


besar keramik adalah isolator. Namun, konduktivitas keramik dapat ditingkatkan dengan
memberikan ketakmurnian. Energi termal juga akanmempromosikan elektron ke pita
konduksi, sehingga dalam keramik, konduktivitasmeningkat (hambatan menurun) dengan
kenaikan suhu.

Beberapa keramik memiliki sifat piezoelektrik, atau kelistrikan tekan. Sifat ini
merupakan bagian bahan “canggih” yang sering digunakan sebagai sensor. Dalambahan
piezoelektrik, penerapan gaya atau tekanan dipermukaannya akan menginduksipolarisasi
dan akan terjadi medan listrik, jadi bahan tersebut mengubah tekananmekanis menjadi
tegangan listrik. Bahan piezoelektrik digunakan untuk tranduser,yang ditemui pada
mikrofon, dan sebagainya.

Dalam bahan keramik, muatan listrik dapat juga dihantarkan oleh ion-ion. Sifat ini
dapat diubah-ubah dengan merubah komposisi, dan merupakan dasar banyakaplikasi
komersial, dari sensor zat kimia sampai generator daya listrik skala besar.Salah satu
teknologi yang paling prominen adalah sel bahan bakar.

d. Sifat Optik

Bila cahaya mengenai suatu obyek cahaya dapat ditransmisikan, diabsorbsi, atau
dipantulkan. Bahan bervariasi dalam kemampuan untuk mentransmisikan cahaya,

9
danbiasanya dideskripsikan sebagai transparan, translusen, atau opaque. Material yang
transparan, seperti gelas,mentransmisikan cahaya dengan difus, seperti gelasterfrosted,
disebut bahan translusen. Batuan yang opaque tidak mentransmisikan cahaya.Dua
mekanisme penting interaksi cahaya dengan partikel dalam padatan adalahpolarisasi
elektronik dan transisi elektron antar tingkat energi. Polarisasi adalahdistorsi awan elektron
atom oleh medan listrik dari cahaya. Sebagai akibat polarisasi,sebagian energi
dikonversikan menjadi deformasi elastik (fonon), dan selanjutnya panas.

e. Sifat kimia

Salah satu sifat khas dari keramik adalah kestabilan kimia. Sifat kimia dari
permukaan keramik dapat dimanfaatkan secara positif. Karbon aktif, silika gel, zeolit, dsb,
mempunyai luas permukaan besar dan dipakai sebagai bahan pengabsorb. Kalau oksida
logam dipanaskan pada kira-kira 500 C, permukaannya menjadi bersifat asam atau bersifat
basa. Alumina g , zeolit, lempung asam atau S 2O 2 – TiO 2 demikian juga berbagai oksida
biner dipakai sebagai katalis, yang memanfaatkan aksi katalitik dari titik bersifat asam dan
basa pada permukaan.

f. Sifat fisik

Sebagian besar keramik adalah ikatan dari karbon, oksigen atau nitrogen dengan
material lain seperti logam ringan dan semilogam. Hal ini menyebabkan keramik biasanya
memiliki densitas yang kecil. Sebagian keramik yang ringan mungkin dapat sekeras logam
yang berat. Keramik yang keras juga tahan terhadap gesekan. Senyawa keramik yang paling
keras adalah berlian, diikuti boron nitrida pada urutan kedua dalam bentuk kristal kubusnya.
Aluminum oksida dan silikon karbida biasa digunakan untuk memotong, menggiling,
menghaluskan dan menghaluskan material-material keras lain.

4. Teknik pemerosesan keramik

a. Pembubukan

Bahan-bahan dasar keramik umumnya berbentuk bubukan. Bahan dasar tersebut


dapat diperoleh dengan metode konvensional atau non konvensional. Metode
konvensional misalnya kalsinasi; yaitu menguraikan suatu bahan padatan menjadi
beberapa bagian yang lebih sederhana; Milling yaitu menggiling atau menghaluskan

10
bahan; mixing yaitu mencampurkan beberapa bahan menjadi satu bahan. Sedangkan
metode nonkonvensional misalnya teknik larutan sepaerti metode sol-gel, metode fase
uap, atau dekomposisi garam. Dalam proses pembubukan tersebut, seringkali harus
ditambahkan bahan penstabil agar suhu dapat diturunkan atatu bahan organik yang
berfungsi sebagai pengikat atau pelunak bubukan sehingga mudah dibentuk.

b. Pembentukan

Metode pembentukan ini bermacam-macam, misalnya metode pres isostatik dan


aksial; metode cetak lepas, yaitu dicetak hingga kering lalu dilepas; metode cetak balut
yaitu bahn dibiarkan tetap berada daalm cetakn atau cetak injeksi yaitu bahan dimasukan
ke dalam cetakan dengan cara diinjeksikan ke dalamnya.

c. Penekanan

Penekanan atau disebut juga kompaksi dilaukan untuk membentuk serbuk keramik
menjadi suatu bentuk padatan berupa pelet mentah. Pelet mentah adalah serbuk yang telah
menjadi bentuk padat tetapi belum disinter. Prosedur dasar penekanan dibagi menjadi 3
yaitu:

 Uniaxial

Serbuk dibentuk dalam cetakan logam dengan penekanan satu arah. Penenkanan ini
dapat memproduksi banyak pelet dan tidak mahal dibanding metode lain. Berdasarka cara
kerjanya, penekanan ini dibagi menjadi 3 yaitu : single action uniaxial pressing, double
action uniaxial pressing, dan uniaxial pressing with a floating mould or die.

 Isostatik: Penekanan serbuk dilakukan dengan menggunakan cairan.


 Hot pressing: Penekanan dilakukan secar simultan denga perlakuan panas pada serbuk.

d. Sintering

Sintering adalah metode pemanasan yang dilakukan terhadap suatu material


(biaasnya dalam bentuk serbuk) pada suhu dibawah titik lelehnya sehingga menjadi bentuk
padatan . Serbuk berubah menjadi padatan karena pada suhu tersebut partikel-partikel
akan saling melekat. Setelah disintering bentuk porositas berubah cenderung berbrntuk

11
bola. Selain itu semakin lama dipanaskan bentuk pori akan semakin kecil. Karena itu
ukuran sampel yang telah disinter akan semakin kecil juga.

Sintering terbagi menjadi 2 jenis, yaitu berdassarkan ada tidaknya fase cair selama
proses sintering. Sintering yang terjadi disertai adanya fase cair disebut sintering fase cair,
dan sintering yang terjadi tanpa fase cair disebut sintering padat.
Tahap sintering dilakukan untuk memadat kompakan bahan, yang sudah dicetak dan
dikeringkan dengan suhu tinggi.

e. Anneling dan Aging

Anealing adalah proses pemanasan yang lebih rendah dari sebelumnya. Dengan maksud
agar parameter dan sifat yang diinginkan mencapai optimum. Sedangkan aging adalah
proses pendinginan selama beberapa waktu tertentu.

f. Tahap akhir

Pada tahap ini, bahan keramik dikenakan berbagai perlakuan akhir sehingga sipa
dipalikasika sesuai dengan sifat bahan yang diinginkan. Perlakuan tersebut misalnya
mengasah, memoles, memberi lapisan logam, memberi mantel untuk perlindungan dan
lain-lain.

Secara bagan proses pembuatan bahan keramik adalah :

pembubukan
anealing dan
atau Pembentukan Pengeringan sintering Tahap akhir
aging
penghalusan

5. Klasifikasi Proses

Keramik di bagikan kepada dua kumpulan utama yang berdasarkan jenis bahan,
metode pembuatannya dan jenis penggunaannya. Dua kumpulan tersebut adalah:

5.1 Keramik Konvensional

Keramik ini biasanya di bagikan kepada empat bagian mengikut fungsinya:


12
a. Keramik Berstruktur

Keramik jenis ini mempunyai sifat mekanik yang baik. Antara bahan yang termasuk di
dalam golongan ini ialah alumina, silicon karbida, silicon nitrida, komposite dan bahan yang
di lapisi dengan keramik. Bahan ini sangat potensi di gunakan di dalam mesin diesel sebagai
piston dan ruang pra pembakaran, turbo charge dan turbin gas. Ia di gunakan juga sebagai
bahan penyekat ruang pembakaran bersuhu tinggi dan mata pahat potong logam (Cutting
tool).

b. Keramik Putih

Yaitu jenis keramik yang biasanya berwarna putih dan mempunyai tekstur jaringan
yang halus. Keramik ini dibuat dari bahan dasar lempung kualitas terpilih dan fluks dalam
jumlah bervariasi yang dipanaskan pada suhu 1200-1500oC di dalam tanur (kiln).
Contohnya keraamik tanah, porselin, keramik china, ubin keramik putih,dsb.

c. Keramik Refraktori

Yakni keramik yang mencakup bahan – bahan yang digunakan untuk menahan
pengaruh termal, kimia dan fisik. Refraktori dijual dalaam bentuk bata tahan api, bata silica,
magnesit,dsb.

d. Keramik Listrik

Yang termasuk dalam kategori keramik ini mempunyai fungsi electromagnet dan optic
dan juga fungsi kimia yang berkaitan dengan penggunaannya secara langsung. Keramik ini
digunakan sebagai bahan penyekat, magnet, tranducer, dan pensemikonduksi.

5.2 Keramik Termaju

Di bagi kepada empat jenis berdasarkan bahan dasarnya.

 Keramik oksida: Alumina, zirkonia, titania, barium titanat.

13
 Keramik bukan oksida: Silikon karbida, silicon nitrida, borida dll
 Keramik komposit: Fiber reinforced composite, whisker-reinforced composite.
 Keramik kaca: Silika, natrium oksida, kalium oksida, kalsium oksida, kobalt oksida dll.

6. Bahan Baku Keramik


Tiga bahan baku utama yang digunakan untuk membuat produk keramik klasik, atau
“triaksial”, adalah lempung, feldspar dan pasir. Lempung adalah aluminium silikat hidrat
yang tidak terlalu murni yang terbentuk sebagai hasil pelapukan dari batuan beku yang
mengandung feldspar sebagai salah satu mineral asli yang penting. Reaksinya dapat
dilukiskan sebagai berikut :

K2O Al2O3.6SiO2 + CO2 + 2H2O --> K2CO3 + Al2O3.2SiO2.2H2O + 4SiO2

Ada sejumlah spesies mineral yang disebut mineral lempung (clay mineral) yang
mengandung terutama campuran kaolinit (Al2O3.SiO2.2H2O), montmorilonit
[(Mg,Ca)O.Al2O3.5SiO2.nH2O], dan ilit (K2O, MgO, Al2O3, SiO2, H2O ) masing – masing
dalam berbagai kuantitas. Dari sudut pandang keramik, lempung berwujud plastik dan bisa
dibentuk bila cukup halus dan basah, kaku bila kering, dan kaca (vitreous) bila dibakar pada
suhu yang cukup tinggi. Prosedur pembuatannya mengandalkan kepada sifat – sifat tersebut
diatas.
Penyusun keramik yang ketiga yang penting adalah pasir atau flin (flint). Untuk
membuat produk keramik yang berwarna muda, harus dipilih produk keramik yang
kandungan besinya rendah.
Diantara bahan Boraks (Na2B4O7.10H2O) Fluorspar (CaF 2)
Asam borat (H3BO3) Kriolit (Na 3AlF6)
Soda abu (Na2CO3) Oksida besi
Natrium nitrat (NaNO3) Oksida antimonium
Abu mutiara (K2CO3) Oksida timbal
Nefelin syenit [(Na, K)2 Al2Si2O8] Mineral litium
Tulang kalsinasi Mineral barium
Apatit [Ca5(F, Cl, OH)(PO4)3]

14
Fluks yang biasa dipakai untuk menurunkan suhu vitrifikasi, suhu lebur, dan suhu
reaksi adalah:

Alumina (Al2O3) Alumina silikat (Al2O3.SiO2)


Olivin [(FeO, MgO) 2 SiO2] Dumortirit (8 Al2O3.B22O3.6SiO2.H2O)
Kromit (FeO.C2O3) Karborundum (SiC)
Magnesit (MgCO3) Mulit (3 Al2O3.2SiO2)
Gamping (CaO) dan batu gamping Dolomit [CaMg(CO3)2]
(CaCO3) Toria (ThO2)
Zirkonia (ZrO2) Titania (TiO2)
Magnesium silikat hidro,
misalnya talk (3MgO.4SiO2.H2O)

Adapun bahan baku penyusun keramik :

a. Lempung atau tanah liat


Lempung atau tanah liat ialah kata umum untuk partikel mineral berkerangka dasar
silikat yang berdiameter kurang dari 4 mikrometer. Lempung mengandung leburan silika
dan/atau aluminium yang halus. Unsur-unsur ini, silikon, oksigen, dan aluminum adalah
unsur yang paling banyak menyusun kerak bumi. Lempung terbentuk dari proses pelapukan
batuan silika oleh asam karbonat dan sebagian dihasilkan dari aktivitas panas bumi.
Lempung membentuk gumpalan keras saat kering dan lengket apabila basah terkena
air. Sifat ini ditentukan oleh jenis mineral lempung yang mendominasinya. Mineral lempung
digolongkan berdasarkan susunan lapisan oksida silikon dan oksida aluminium yang
membentuk kristalnya. Golongan 1:1 memiliki lapisan satu oksida silikon dan satu oksida
aluminium, sementara golongan 2:1 memiliki dua lapis golongan oksida silikon dan satu
lapis oksida aluminium. Mineral lempung golongan 2:1 memiliki sifat elastis yang kuat,
menyusut saat kering dan membesar saat basah. Karena perilaku inilah beberapa jenis tanah
dapat membentuk kerutan-kerutan atau "pecah-pecah" bila kering.
Lempung memiliki sifat-sifat fisika yang beraneka ragam dan ketidakmurnian dari
lempung itu sendiri. Sehingga diperlukan langkah – langkah untuk menyingkirkan pasir dan
mika dari lempung untuk meningkatkan mutunya. Proses itu disebut benefisiasi. Proses
benefisiasi ini menyangkut perubahan fisika, atau satuan operasi (operasi teknik), misalnya
pemisahan menurut ukuran dengan pengayakan atau pengendapan selektif, penyaringan,

15
dan pengeringan. Namun, sifat – sifat koloidanya dikendalikan dengan berbagai aditif yang
sesuai, misalnya natrium silikat dan alum. Proses benefisiasi menyangkut juga flotasi buih
(frofh flotation). Pemurnian secara kimia dilakukan untuk mendapatkan bahan – bahan yang
sangat murni seperti alumina dan titania.

b. Kalsit
Kalsit adalah sebuah mineral karbonat dan polimorf karbonat kalsium (CaCO3)
paling stabil. Polimorf lain adalah mineral aragonit dan vaterit. Aragonit akan berubah
menjadi kalsit pada suhu 380-470 °C[5], sementara vaterit justru kurang stabil.

c. Feldspar (KalSi3O8 – NaAlSi3O8 – CaAl2Si2O8)


Feldspar adalah kelompok mineral tektosilikat pembentuk batu yang membentuk
60% kerak Bumi. Feldspar mengkristal dari magma pada batuan beku intrusif dan ekstrusif
dalam bentuk lapisan, dan juga ada dalam berbagai jenis batuan metamorf. Batu yang
hampir seluruhnya terbentuk dari feldspar plagioklas kalsium dikenal sebagai anortosit.
Feldspar juga ditemukan di berbagai jenis batuan sedimen.

d. Lanau
Lanau adalah tanah atau butiran penyusun tanah/batuan yang berukuran di antara
pasir dan lempung. Beberapa pustaka berbahasa Indonesia menyebut objek ini sebagai debu.
Lanau dapat membentuk endapan yang mengapung dipermukaan air maupun yang
tenggelam.

e. Kalsit
Kalsit adalah sebuah mineral karbonat dan polimorf karbonatkalsium (CaCO3)
paling stabil. Polimorf lain adalah mineral aragonit dan vaterit. Aragonit akan berubah
menjadi kalsit pada suhu 380-470 °C[5], sementara vaterit justru kurang stabil.

f. Dolomit
Dolomit adalah mineral yang berasal dari alam yang mengandung unsur hara
magnesium dan kalsium berbentuk tepung dengan rumus kimia CaMg(CO3)2.

16
g. Pasir
Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran antara
0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di
beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur. Pasir tidak dapat
di tumbuhi oleh tanaman, karena rongga-rongganya yang besar-besar.

7. Macam-macam Keramik

Keramik adalah semua benda-benda yang terbuat dari tanah liat/lempung yang
mengalami suatu proses pengerasan dengan pembakaran suhu tinggi. Pengertian keramik
yang lebih luas dan umum adalah “Bahan yang dibakar tinggi” termasuk didalamnya semen,
gips, metal dan lainnya.

a. Gerabah (Earthenware), dibuat dari semua jenis bahan tanah liat yang plastis dan mudah
dibentuk dan dibakar pada suhu maksimum 1000°C. Keramik jenis ini struktur dan
teksturnya sangat rapuh, kasar dan masih berpori. Agar supaya kedap air, gerabah kasar
harus dilapisi glasir, semen atau bahan pelapis lainnya. Gerabah termasuk keramik
berkualitas rendah apabila dibandingkan dengan keramik batu (stoneware) atau porselin.
Bata, genteng, paso, pot, anglo, kendi, gentong dan sebagainya termasuk keramik jenis
gerabah. Genteng telah banyak dibuat berglasir dengan warna yang menarik sehingga
menambah kekuatannya.

b. Keramik Batu (Stoneware), dibuat dari bahan lempung plastis yang dicampur dengan
bahan tahan api sehingga dapat dibakar pada suhu tinggi (1200°-1300°C). Keramik jenis ini
mempunyai struktur dan tekstur halus dan kokoh, kuat dan berat seperti batu. Keramik jenis
termasuk kualitas golongan menengah.

c. Porselin (Porcelain), adalah jenis keramik bakaran suhu tinggi yang dibuat dari bahan
lempung murni yang tahan api, seperti kaolin, alumina dan silika. Oleh karena badan
porselin jenis ini berwarna putih bahkan bisa tembus cahaya, maka sering disebut keramik
putih. Pada umumnya, porselin dipijar sampai suhu 1350°C atau 1400°C, bahkan ada yang
lebih tinggi lagi hingga mencapai 1500°C. Porselin yang tampaknya tipis dan rapuh
sebenarnya mempunyai kekuatan karena struktur dan teksturnya rapat serta keras seperti
gelas. Oleh karena keramik ini dibakar pada suhu tinggi maka dalam bodi porselin terjadi
penggelasan atau vitrifikasi. Secara teknis keramik jenis ini mempunyai kualitas tinggi dan

17
bagus, disamping mempunyai daya tarik tersendiri karena keindahan dan kelembutan khas
porselin. Juga bahannya sangat peka dan cemerlang terhadap warna-warna glasir.

d. Keramik Baru (New Ceramic), adalah keramik yang secara teknis, diproses untuk
keperluan teknologi tinggi seperti peralatan mobil, listrik, konstruksi, komputer, cerobong
pesawat, kristal optik, keramik metal, keramik multi lapis, keramik multi fungsi, komposit
keramik, silikon, bioceramic, dan keramik magnit. Sifat khas dari material keramik jenis ini
disesuaikan dengan keperluan yang bersifat teknis seperti tahan benturan, tahan gesek, tahan
panas, tahan karat, tahan suhu kejut seperti isolator, bahan pelapis dan komponen teknis
lainnya. Badan keramik adalah bagian utama dalam pembuatan keramik dan bahan
utamanya biasa disebut dengan bahan mentah keramik. Contoh bahan mentah keramik alam
seperti kaolin, lempung, felspar, kuarsa, pyrophillit dan sebagainya.

Sedangkan bahan keramik buatan seperti mullit, SiC, Borida, Nitrida, H3BO2 dan
sebagainya.

Bahan mentah keramik digolongkan menjadi 5 (lima) yaitu :

1) Bahan Pengikat Contoh : kaolin, ball clay, fire clay, red clay,

2) Bahan Pelebur Contoh : felspar, kapur,

3) Bahan Pengisi Contoh : silika, grog (samot),

4) Bahan Tambahan Contoh : water glass, talk, pyrophillit, dan

5) Bahan Mentah Glasir. (Bahan yang membuat lapisan gelas pada permukaan benda
keramik setelah melalui proses pembakaran pada suhu tertentu), diantaranya adalah :

a) Bahan mengandung SiO2 – pasir kuarsa – lempung – feldspar,

b) Bahan mengandung oksida basa – potas felspar – batu kapur – soda abu,

c) Bahan mengandung Al2O3 – kaolin – feldspar,

d) Bahan tambahan Contoh : bahan pewarna ( senyawa cobalt, senyawa besi,

e) Bahan perekat Contoh : gum,

18
f) Bahan penutup Contoh : Oksida sirkon, oksida seng,

g) Bahan pelebur Contoh : asam borat, borax, Na2CO3, K2CO3, BaCO3

h) Bahan opacifer : SnO2, ZrO dan sebagainya

8. Kegunaan Keramik Industri


Keramik dinilai dari propertinya. Kegunaan keramik beragam disesuaikan dengan
kemampuan dan daya tahannya. Keramik dengan properti elektrik dan magnetik dapat
digunakan sebagai insulator, semikoncuktor, konduktor dan magnet. Keramik dengan
properti yang berbeda dapat digunakan pada aerospace, biomedis, konstruksi bangunan, dan
industri nuklir.
Beberapa contoh penggunaan keramik industri:
 Peralatan yang dibuat dari alumina dan silikon nitrida dapat digunakan sebagai
pemotong, pembentuk dan penghancur logam.
 Keramik tipe zirconias, silikon nitrida maupun karbida dapat digunakan untuk saluran
pada rotorturbocharger diesel temperatur tinggi dan Gas-Turbine Engine.
 Keramik sebagai insulator adalah aluminum oksida (AlO3). Keramik sebagai
semikonduktor adalah barium titanate (BaTiO3) dan strontium titanate (SrTiO3). Sebagai
superkonduktor adalah senyawa berbasis tembaga oksida.
 Keramik dengan campuran semen dan logam digunakan untuk pelapis pelindung panas
pada pesawat ulang-alik dan satelit.
 Keramik Biomedical jenis porous alumina digunakan sebagai implants pada tubuh
manusia. Porous alumina dapat berikatan dengan tulang dan jaringan tubuh.
 Butiran uranium termasuk keramik yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga
nuklir. Butiran ini dibentuk dari gas uranium hexafluorida (UF6).
 Keramik berbasis feldspar dan tanah liat digunakan pada industri bahan bangunan.
 Keramik juga digunakan sebagai coating (pelapis) untuk mencagah korosi. Keramik yang
digunakan adalah jenis enamel. Peralatan rumah tangga yang menggunakan pelapisan
enamel ini diantaranya adalah kulkas, kompor gas, mesin cuci, mesin pengering.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Keramik adalah sejenis bahan yang telah lama di gunakan, yaitu sejak 4000 SM.
Keramik pada awalnya berasal dari bahasa Yunani keramikos yang artinya suatu
bentuk dari tanah liat yang telah mengalami proses pembakaran.
2. Struktur kristal keramik (terdiri dari berbagai ukuran atom yang berbeda atau
minimal terdiri dari 2 jenis unsur) merupakan salah satu yang paling kompleks dari
semua struktur bahan. Ikatan antara atom-atom ini umumnya ikatan kovalen
(berbagi elektron, sehingga ikatan ini kuat) atau ion (terutama ikatanantara ion
bermuatan, sehingga ikatan ini kuat). Ikatan ini jauh lebih kuat daripada ikatan
logam.
3. Secara umum keramik merupakan paduan antara logam dan non logam , senyawa
paduan tersebut memiliki ikatan ionik dan ikatan kovalen . untuk lebih jelasnya
mengenai sifat-sifat kramik berikut ini akan dijelaskan lebih detail.
4. Teknik pemerosesan keramik diantaranya pembubukan, pembentukan, penekanan,
sintering, annering dan aging dan tahap akhir.
5. Keramik di bagikan kepada dua kumpulan utama yang berdasarkan jenis bahan,
metode pembuatannya dan jenis penggunaannya.
6. Bahan baku keramik antara lain yaitu lempung atau tanah liat, kalsit, feldspar,
lanau, dolomit, dan pasir
7. Keramik adalah semua benda-benda yang terbuat dari tanah liat/lempung yang
mengalami suatu proses pengerasan dengan pembakaran suhu tinggi. Keramik
memiliki macam jenisnya diantaranya gerabah, keramik batu, porselin, keramik
baru.
8. Kegunaan keramik beragam disesuaikan dengan kemampuan dan daya tahannya.
Keramik dengan properti elektrik dan magnetik dapat digunakan sebagai insulator,
semikoncuktor, konduktor dan magnet. Keramik dengan properti yang berbeda
dapat digunakan pada aerospace, biomedis, konstruksi bangunan, dan industri
nuklir.

20
3. 2 Saran
Saran dari penulis yaitu diharapkan pada penulis dan pembaca dapat mengerti dan
mengetahui lebih dalam lagi apa itu keramik, dan bagaimana bentuk, sifat, macam
kramik, proses pembentukannya, kegunaannya hingga bagaimana klasifikasinya.
Diharapkan pada penulis dan pembaca mengerti dan memahami setelah membacanya.

21
DAFTAR PUSTAKA

http://www.scribd.com/doc/24973211/SIFAT-%E2%80%93-SIFAT-BAHAN-
KERAMIK-ILMU-BAHAN ( diakses 10 Desember 2010 )

22

Anda mungkin juga menyukai