Proses Dolomitisasi dan Implikasinya pada Perkembangan
Porositas di Dolostone: Studi Kasus Formasi Feixianguan, Jiannan, Cekungan Sichuan, Cina Guangwei Wang, Pingping Li, Fang Hao, Huayao Zou, Xinya Yu
Porositas pada dolostone biasanya berasosiasi dengan proses
dolomitisasinya. Maka dari itu, keseimbangan antara pelarutan dan laju presipitasi akan mengontrol perubahan porositas, entah itu meningkat, konstan, atau menurun dibandingkan dengan karbonat pendahulunya. Paper ini membahas mekasime pembentukan porositas pada dolostone dan asal dolostone dari Jiannan. Hasil dari penelitian didasarkan 16 data drillcore dan 1460 sayatan tipis. Sayatan tipis diberi Alizarin Red S untuk membedakan dolomite dan kalsit. Berdasarkan waktu pembentukan dari porositas relatif ke proses dolomitisasi, porositas dolostone dapat dibagi menjadi dua kategori yaitu syndolomitization origin dan postdolomitization origin. Porositas dolostone di Jiannan merupakan syndolomitization origin. Terdapat empat tahap dari evolusi porositas, dan keterbentukan porositas paling banyak terjadi di tahap III. Dolomitisasi menghasilkan pertambahan porositas dan permeabilitas secara signifikan dari tahap II ke tahap III. Presipitasi semen dolomit pada tahap IV menutup rongga-rongga dan mengurangi permeabilitas secara signifikan. Pada tahap awal dolomitisasi (tahap I dan II), dolomit kebanyakan terbentuk melalui pergantian (replacement) dan porositasnya konstan akibat penambahan ion CO32- dari luar. Kristal-kristal dolomit kebanyakan terdapat pada butir-butir ooid namun jarang pada matriks/semen mikrit. Dolomitisasi terjadi pada sedimen yang permeabel namun kurang reaktif. Hal ini konsisten dengan kejadian di mana butir- butir mikrit pada batugamping yang telah mengalami partial dolomitization kurang rentan mengalami replacement daripada batuan dengan butir ooid akibat permeabilitasnya yang rendah. Pada tahap II, hanya terbentuk rongga-rongga minor. Pembentukan rongga-rongga mayor terjadi ketika pelarutan sisa-sisa kalsit mikrokristalin pada dolomitisasi tahap III. Pada tahap IV terjadi overdolomitization sehingga terjadi sedikit pengurangan porositas.