KONSEP MEDIS
A. Definisi
Kelainan bawaan sejak yang terjadi pada 1 diantara 800-900 bayi. ditandai oleh
kelainan jiwa atau cacat mental mulai dari yang sedang sampai berat. Tetapi
hampir semua anak yang menderita kelainan ini dapat belajar membaca dan
merawat dirinya sendiri. Down syndrome merupakan kelainan kromosom
autosomal yang paling banyak terjadi pada manusia. Diperkirakan 20 % anak
dengan dilahirkan oleh ibu yang berusia diatas 35 tahun. Syndrom down
merupakan cacat bawaan yang disebabkanoleh adanya kelebihan kromosom x.
Syndromini juga Trisomy 21, karena 3 dari 21 kromosom menggantikan yang
normal. 95 % kasus syndrom down disebabkan oleh kelebihan kromosom.
B. Etiologi
Penyebab dari Syndrom Down adalah adanya kelainan kromosom yaitu terletak
pada kromosom 21 dan 15, dengan kemungkinan-kemungkinan :
1. Non Disjunction sewaktu osteognesis (Trisomi)
2. Translokasi kromosom 21 dan 15
3. Prostzygotic non disjunction (mosaicism)
1. Genetik
Karena menurut hasil penelitian epidemiologi mengatakan adanya peningkatan
resiko berulang bila dalam keluarga terdapat anak dengan syndrome.
2. Radiasi
Ada sebagian besar penelitian bahwa sekitar 30 % ibu yang melahirkan anak dengan
syndrome down pernah mengalami radiasi di daerah sebelum terjadi konsepsi.
3. Infeksi dan Kelainan Kehamilan
4. Autoimun dan Kelainan Endokrin pada Ibu
Terutama autoimun tiroid atau atau penyakit yang dikaitkan dengan tiroid.
5. Umur Ibu
Apabila umur ibu diatas 35 tahun diperkirakan terdapatperubahanhormonal yang
dapat menyebabkan “non disjunction” pada kromosom. Perubahan endokrin seperti
meningkatnya sekresi androgen, menurunnya kadar hidroepiandrosteron,
menurunnya konsentransi estradiolsistemik, perubahan konsentrasi reseptor
hormone dan peningkatan kadar LH dan FSH secara tiba-tiba sebelum dan selama
menopause. Selain itu kelainan kehamilan juga berpengaruh
6. Umur Ayah
Selain itu ada faktor lain seperti gangguan intragametik, organisasi nucleolus,
bahan kimia dan frekuensi koitus.
C. Manifestasi Klinis
Berat badan waktu lahirdari bayi dengan syndrome down umumnya kurang dari
normal.Beberapa Bentuk Kelainan Pada Anak Dengan Syndrom Down :
1. Sutura Sagitalis Yang Terpisah
2. Fisura Palpebralis Yang Miring
3. Jarak yang lebar antara kaki
4. Fontanela Palsu
5. “Plantar Crease”
6. Hyperfleksibilitas
7. Peningkatan Jaringan Sekitar Leher
8. Bentuk Palatum Yang Abnormal
9. Hidung Hipoplastik
10. Kelainan otot dan hipotonia
11. Bercak Brushfield pada Mata
12. Mulut terbuka dan lidah terjulur
13. Lekukan epikantus (Lekukan kulit yang berbentuk bundar) pada sudut mata
sebelah dalam
14. Single palmar crease pada tangan kiri dan kanan
15. Jarak pupil yang lebar
16. Oksiput yang datar
17. Tangan dan kaki yang pendek serta lebar
18. Bentuk / struktur telinga yang abnormal
19. Kelainan mata , tangan, kaki, mulut, sindaktili
20. Mata sipit
D. Patofisiologi
Semua individu dengan sindrom down memiliki tiga salinan kromosom
21. sekitar 95% memiliki salinan kromosom 21 saja. Sekitar 1 % individu
bersifat mosaic dengan beberapa sel normal. Sekitar 4 % penderita sindrom
dowm mengalami translokasi pada kromosom 21. Kebanyakan translokasi yang
mengakibatkan sindrom down merupakan gabungan pada sentromer antara
kromosom 13, 14, 15. jika suatu translokasi berhasil diidentifikasi, pemeriksaan
pada orang tua harus dilakukan untuk mengidentifikasi individu normal dengan
resiko tinggi mendapatkan anak abnormal
E. Komplikasi
1. Penyakit Alzheimer’s (penyakit kemunduran susunan syaraf pusat)
2. Leukimia (penyakit dimana sel darah putih melipat ganda tanpa
terkendalikan)
F. Penatalaksanaan
1. Penanganan Secara Medis
a. Pendengarannya : sekitar 70-80 % anak syndrom down terdapat
gangguan pendengaran dilakukan tes pendengaran oleh THT sejak
dini.
b. Penyakit jantung bawaan
c. Penglihatan : perlu evaluasi sejak dini.
d. Nutrisi : akan terjadi gangguan pertumbuhan pada masa bayi /
prasekolah.
e. Kelainan tulang : dislokasi patela, subluksasio pangkal paha /
ketidakstabilan atlantoaksial. Bila keadaan terakhir ini sampai
menimbulkan medula spinalis atau bila anak memegang kepalanya
dalam posisi seperti tortikolit, maka perlu pemeriksaan radiologis
untuk memeriksa spina servikalis dan diperlukan konsultasi
neurolugis.
2. Pendidikan
a. Intervensi Dini
Program ini dapat dipakai sebagai pedoman bagi orang tua untuk
memberi lingkunga yang memeadai bagi anak dengan syndrom down,
bertujuan untuk latihan motorik kasar dan halus serta petunjuk agar
anak mampu berbahasa. Selain itu agar ankak mampu mandiri seperti
berpakaian, makan, belajar, BAB/BAK, mandi,yang akan memberi
anak kesempatan.
b. Taman Bermain
Misal dengan peningkatan ketrampilan motorik kasar dan halus
melalui bermain dengan temannya, karena anak dapat melakukan
interaksi sosial dengan temannya.
c. Pendidikan Khusus (SLB-C)
Anak akan mendapat perasaan tentang identitas personal, harga diri
dan kesenangan. Selain itu mengasah perkembangan fisik, akademis
dan dan kemampuan sosial, bekerja dengan baik dan menjali
hubungan baik.
3. Penyuluhan Pada Orang Tua
G. Pemeriksaan Diagnostik
Diagnosa down syndrome dapat ditegakan ketika masih berada dalam
kandungan dan tes pentaringan biasanya di lakukan pada wanita hamil
yang berusia diatas 35 tahun.kadar alfa-fetoprotein yang rendahdi dalam
darah ibu menunjukkan resiko tinggi terjadinyadown syndrome pada janin
yang dikandungnya. Dengan pemeriksaan USG bisa diketahui adanya
kelainan fisik pada janin. Diagnosa ditegakkan berdasarkan diagnosa dan
pemeriksaan fisik. Dengan stetoskop akan terdengar murmur (bunyi
jantung tambahan).
Untuk mendeteksi adanya kelainan pada kromosom, ada beberapa
pemeriksaan yang dapat membantu menegakkan diagnosa ini, antara lain:
a. Pemeriksaan fisik penderita
b. Pemeriksaan kromosom
c. Ultrasonograpgy
d. ECG, Echocardiogram
e. Pemeriksaan darah (Percutaneus Umbilical Blood Sampling)
H. Discharge Planning
1. Konseling genetic maupun amniosentesis pada kehamilan yangdicurigaiakan
sangat membantu mengurangi angka kejadian syndrome down
2. Dengan biologi molekuler, misalnya dengan “gene targeting” atau yang dikenal
sebagai “homologous recombination” sebuah gen yang dapat di nonaktifkan
3. Pencegahan dengan melakukan pemeriksaan kromosom melalui amniocentesis
bagiibu hamil terutama pada bulan-bulan awal kehamilan, ibu hamil pernah
mempunyai anak dengan sindrom down atau hamil diatas usia 40 tahun harus
dengan hati-hati memantau perkembangan janinnya karena mereka memiliki
risiko melahirkan anak dengan sindrom down lebih tinggi
4. Fisioterapi pada down sindrom adalahmembantuanak belajar untuk
menggerakkan tubuhnya dengan cara/gerakan yang tepat (appropriate ways).
(NIC-NOC, 2013)
KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Nama
Harus lengkap dan jelas, umur perlu dipertanyakan untuk
interpretasi tingkat perkembangan anak yang sudah sesuai dengan
umur, jenis kelamin.
b. Nama orang tua
c. Alamat
d. Umur
e. Pendidikan
f. Agama
g. Pekerjaan
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Manajemen perilaku
Mandiri :
20. Tahan diri dari 20. Klien tidak akan
mendebat atau merasa takut dan
melakukan tawar akan merasa sedih
menawar pada pasien saat berinteraksi
untuk menetapkan
batasan
21. Hindari interupsi 21. Klien tidak akan
merasa dibantah
jika tidak
diinterupsi
22. Batasi jumlah pemberi 22. Klien akan meras
perawatan bosan jika banyak
yang akan
merawatnya
23. Jangan memojokkan 23. Klien akan minder
pasien jika dipojokkan
Gangguan Citra Tubuh (D.0083) Adaptasi terhadap Peningkatan Citra Tubuh
Definisi : Perubahan persepsi tentang Disabilitas Fisik Observasi
penampilan, struktur dan fungsi fisik Menahan Diri dari 24. Monitor frekuensi dari 24. Untuk
individu. Kemarahan pernyataan mengkritisi mengetahui
Gejala dan Tanda Mayor Tingkat rasa takut diri seberapa besar
Subjektif klien mampu
1. Mengungkapkan Tujuan : setelah dilakukan menerima
kecacatan/kehilangan bagian tubuh tindakan keperawatan dalam keadaan dirinya
Objektif waktu …… X 24 jam 25. Monitor apakah pasien 25. Agar pasien
1. Kehilangan bagian tubuh diharapkangangguan citra tubuh bisa melihat bagian dapat mengetahui
2. Fungsi/struktur tubuh teratasi dengan kriteria hasil: tubuh mana yang bagian tubuh
berubah/hilang berubah mana yang
Gejala dan Tanda Minor -Menyampaikan secara lisan berubah
Subjektif kemampuan untuk menyesuaikan Mandiri Mandiri
1. Tidak mau mengungkapkan terhadap disabilitas (4) 26. Bantu pasien 26. Agar pasien
kecacatan/kehilangan bagian tubuh -menyampaikan secara lisan menentukan dapat mengetahui
2. Mengungkapkan perasaan negatif penyesuaian terhadap disabilitas keberlanjutan dari perubahan
tentang perubahan tubuh (4) perubahan perubahan perubahan dari
3. Mengungkapkan kekhawatiran pada aktual dari tubuh atau tubuh dan
penolakan/reaksi orang lain -memodifikasi gaya hidup untuk tingkat fungsinya yingkat
4. Mengungkapkan perubahan gaya mengakomodasi disabilitas (4) fungsinya
hidup 27. Bantu pasien untuk 27. Agar pasien
Objektif Keterangan skala: menentukan pengaruh dapat mengetahui
1. Menyembunyikan/menunjukkan 1 : tidak pernah dilakukan dari peer group pengaruh dari
bagian tubuh secara berlebihan 2 : jarang dilakukan terhadap persepsi kelmpok sebaya
2. Menghindari melihat dan/atau 3 : kadang-kadang dilakukan pasien mengenai citra mengenai citra
menyentuh bagian tubuh 4 : sering dilakukan tubuh saat ini tubuh
3. Fokus berlebihan pada perubahan 5 : dilakukan secara konsisten
tubuh Health education Health Education
4. Respon nonverbal pada perubahan 28. Ajarkan pada pasien 28. Agar pasien
dan persepsi tubuh mengenai perubahan- dapat mengetahui
5. Fokus pada penampilan dan perubahan normal yang perubahan
kekuatan masa lalu terjadi dalam tubuhnya perubahan yang
6. Hubungan sosial berubah terkait dengan beberapa terjjadi di dalam
tahap proses tubuhnya
penuaan,dengan cara
yang tepat
Peningkatan Harga Diri Peningkatan Harga Diri
Observasi Observasi
29. Monitor pernyataan 29. Untuk
pasien mengenai harga mengetahui
diri tingkat harga diri
pasien
30. Monitor tingkat harga 30. Untuk
diri dari waktu ke mengetahui
waktu, dengan tepat tingkat
perubahan harga
diri paien
Mandiri Mandiri
31. Bantu pasien untuk 31. Agar tidak ada
memeriksa persepsi persepsi negatif
negatif terhadap diri terhadap diri
pasien
32. Dukung pasien untuk 32. Agar pasien
mengevaluasi dapat
perilakunya sendiri mengevaluasi
perilakinya
sendiri