STATUS PASIEN
1.2 Anamnesis
Pasien seorang supir ambulance dan juga bekerja sebagai tukang tambal ban. Keseharian
nya saat sedang bekerja sebagai supir ambulance pasien sering terpapar angin.
1.3 Pemeriksaan
a. Tajam Penglihatan
VOD 0,8 Ph 0,9 F
VOS 0,4 Ph 0,5 F
OD OD
OS
OD Keterangan OS
Gambar:
OD OS
1
1
Keterangan:
1. IOL
Segmen Posterior
Tidak dievaluasi
1.5 Diagnosis
- OS Suspek Sindroma Mata Kering
- ODS Pseudofakia
1.6 Planning
Diagnostik :
o Schirmer’s Test
o Test TBUT
Monitoring :
o Keluhan pasien
o Evaluasi Visus
1.7 Edukasi :
Ø Menjelaskan kepada pasien mengenai rencana pemeriksaan apa saja yang akan
dilakukan, dimana bertujuan untuk memastikan penyakit yang diderita pasien.
Ø Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit yang diderita, yaitu penyakit sindroma
mata kering yang merupakan penyakit tidak menular yang dapat disebabkan karena
berkurang nya produksi air mata.
Ø Menjelaskan apabila ada keluhan kabur yang memburuk dan mengganggu aktivitas
segera datang ke poli untuk memeriksakan tajam penglihatan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Bagian Orbita
Berbentuk kenari yang teretak didalam foss lakrimalis di segmen temporal atas
anterior dari orbita, dipisahkan dari bagian palpebra oleh kornu lateralis dari muskulus
levator palpebrae. Untuk mencapai bagian ini dari kelenjar secara bedah, harus diiris
2. Bagian Palpebrae
Bagian palpebrae yang lebih kecil terletak tepat di atas segmen temporal dari
sepuluh lubang kecil, menghubungkan bagian orbital dan palpebrae glandula lakrimalis
memutuskan semua saluran penghubung dan dengan demikian mencegah kelenjar itu
bersekresi (Vaughan,2000).
Air mata mengalir dari lakuna lakrimalis melalui punktum superior dan inferior dan
nasolakrimalis berlanjut kebawah dari sakus dan bermuara ke dalam meatus inferior dari
rongga nasal, lateral terhadap turbinatum inferior. Air mata diarahkan kedalam punktum
oleh isapan kapiler dan gaya berat dan berkedip. Kekuatan gabungan dari isapan kapiler
dan gaya berat berkedip. Kekuatan gabungan dari isapan kapiler dalam kanalikuli, gaya
berat dan dan kerja memompa dari otot Horner, yang merupan perluasan muskulus
(Vaughan,2000).
Pasokan darah dari glandula lakrimalis bersal dari arteria lakrimalis. Vena yang
mengalir pergi dari kelenjar bergabung dengan vena oftalmika. Drenase lime menyatu
(Vaughan,2000).
4. Persarafan
b) Nervus petrosus superfisialis magna (sekretoris), yang datang dari nukleus salivarius
superior.
(Vaughan,2000).
kanalikulus atas
Kanalikulus komunis
Saccus lakrimalis
Mukosa nasal
Duktus nasolakrimalis
punctum lakrimalis
Kanalikulus bawah
Gambar 2. Lapisan Film Air Mata yang Melapisi Lapisan Epitel Superfisial di Kornea
Gambar 3. Anatomi air mata, sistem sekresi dan eksresi air mata (Kanski, 2007)
2.3 Definisi Sindroma Mata Kering
2.4 Etiologi
Penyebab dari sindroma mata kering karena hipofungsi dari kelenjar lakrimalis yang
bisa disebabkan karena :
1. Kongenital : aplasia kelenjar Lakrimal.
2. Didapat, misalnya dari penyakit sistemik (sindrom Sjogren), infeksi (trachoma),
cedera (pengangkatan kelenjar lacrimal), medikasi (atropin), neurogenik –
neuroparalitik.
3. Kondisi ditandai oleh defisiensi musin :
Avitaminosis A dan Steven Johnson syndrome.
5. Penyebaran defektif film air mata disebabkan kelainan palpebra, kelainan konjungtiva
dan proptosis (Vaughan,2007).
mata kering episodik yaitu mata kering yang dialami akibat lingkungan atau pekerjaan,
dan bersifat sementara. Sindroma mata kering kronik yaitu mata kering yang dipicu oleh
sesuatu dan bersifat menetap. Sindroma mata kering episodik dapat berlanjut ke mata
mata kering yang disebabkan karena kurangnya produksinya air mata walaupun
evaporasinya tetap berjalan normal, dan evaporative dry eye adalah kelompok mata
kering yang disebabkan karena penguapan berlebihan air mata walaupun tidak terjadi
Di sebelah depan terdapat selapis epitel subkapsular. Nukleus lensa lebih keras
daripada korteksnya. Seiring dengan bertambahnya usia, serat-serat lamelar subepitel
terus diproduksi sehingga lensa perlahan-lahan menjadi lebih besar dan kurang elastik.
Nukleus dan korteks terbentuk dari lamellae konsentris yang panjang. Garis-garis
persambungan (suture line) yang terbentuk dari penyambungan tepi-tepi serat lamelar
tampak seperti huruf Y dengan slitlamp. Huruf Y ini tampak tegak di anterior dan
terbaik di posterior (Vaughan,2007).
Masing-masing serat lamelar mengandung sebuah inti gepeng. Pada pemeriksaan
mikroskop, inti ini jelas di bagian perifer lensa di dekat ekuator dan berbatasan dengan
lapisan epitel subskapular. Lensa ditahan di tempatnya oleh ligamentum suspensorium
yang dikenal sebagai zonula (zonula zinnii), yang tersusun atas banyak fibril; fibril-fibril
ini berasal dari permukaan corpus ciliare dan menyisip ke dalam ekuator lensa
(Vaughan,2007).
Enam puluh lima persen lensa terdiri atas air, sekitar 35% nya protein (kandungan
proteinnya tertinggi diantara jaringan-jaringan tubuh). Selain itu, terdapat sedikit sekali
mineral seperti yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya. Kandungan kalium lebih tinggi
di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain. Asam askorbat dan glutation
terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi. Tidak ada serat nyeri,
pembuluh darah atau saraf di lensa (Sidarta,2009).
2.3 PSEUDOFAKIA
2.3.1 Definisi
Pseudophakia adalah penanaman lensaintraokuler (IOL) untuk menggantikan lensa
asli yang telah mengalami defek anatomis atau fisiologis di dalam bola mata. Lensa
intraokular ditempatkan waktu operasi katarak dan akan tetap disana untuk seumur
hidup. Lensa ini tidak akan mengganggu dan tidak perlu perawatan khusus dan tidak
akan ditolak oleh tubuh (Seto,2000).
2.3.2 Fungsi
i)menggantikan fungsi lensa kristalin asli
ii)mengembalikan ketajaman visus kepada keadaan sebelum terjadi penyakitnya
(Seto,2000).
2.3.3 Kerakteristik dan Tipe Lensa
Lensa intaocular lensa buatan yang terbuat dari bahan seperti plastik
(polimetilmetakrilat) yang stabil, transparan dan ditoleransi dengan baik oleh tubuh.
Lensa ini sangat kecil, konsistensinya lunak dengan kisaran diameter antara 5-7mm dan
tebal 1-2mm (Seto,2000).
• Beda Lensa Asli dan IOL adalah IOL lebih memantulkan cahaya “sifat kaca” dari pada
lensa asli.
Bruce James, Chris Chew, Anthony Bron. Lecture Notes Oftalmologi. Edisi 9. Erlangga.
Jakarta : 2005
Dry Eye Workshop Committe (DEWS). Report of the dry eye workshop. Ocul Surf. April 2007
Guyton AC, Hall JE, “text Book of Medical Physiology” Edisi ke-10,. WB Saunders:
Philadelphia, USA; 2000. 651-653.
Ilyas, Sidarta. Katarak (Lensa Mata Keruh) Cetakan Ketiga. Jakarta : Balai Penerbit FK UI.
2003
Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata Edisi 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2009
Kanski J Jack. Clinical Ophthalmology. Sixth Edition. Elsevier. London : 2007
Moss S, Klein R, Klein B. Prevalence and risk factor for dry eye syndrome, American medical
association. New York : 2000
Sagung, Seto. Perhimpunan Spesialis Mata Ind0nesia. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter
Umum dan Mahasiswa Kedokteran. Jakarta : 2005
Vaughan, Dabhiel G. General Ophthalmology. 17th Edition. Mc Graw Hill