Anda di halaman 1dari 37

REFRAT

ILMU BEDAH
UROLOGI
“STRIKTUR URETRA”
Pembimbing:
dr. Sakti Hoetama Sp.U

Penyusun:
Nidya Julinda Pampang
2016.04.2.0125
ANATOMI
URETRA
◦ Definisi : saluran urin dari buli-buli, keluar melalui meatus uretra ekstrerna
◦ Menurut jenis kelamin, uretra dibagi menjadi 2, yaitu pada pria dan wanita
URETRA PRIA
◦ Dibagi menjadi 2 bagian oleh diafragma urogenital, yaitu Posterior dan Anterior
◦ Panjang uretra Posterior 3 cm, Anterior
◦ Uretra posterior :
-dibagi lagi menjadi pars prostatica (melewati prostat) dan pars membranasea
(menembus diafragma urogenital, hingga sebelum memasuki corpora bulbosa).
-Pada pars prostatika terdapat muara saluran kelenjar prostat
◦ Uretra anterior:
Uretra Anterior adalah bagian uretra yang dibungkus oleh korpus spongiosum penis.
Uretra Anterior terdiri dari:
1. Pars bulbosa
2. Pars pendicularis
3. Fossa navikularis
4. Meatus uretra eksterna
◦ Di dalam lumen uretra anterior terdapat beberapa muara kelenjar yang berfungsi dalam proses
reproduksi, yaitu kelenjar Cowperi yang berada di dalam diafragma urogenitalis dan bermuara
di uretra pars bulbosa.
◦ Pada pria, uretra anterior merupakan satu kesatuan dengan penis. Dimana akar dari penis terfiksasi diperineum.
◦ Komponen anatomi utama dari penis adalah korpus, glans dan preputium.
◦ Korpus terdiri dari corpora cavernosa (jaringan rongga vaskular yang dibungkus oleh tunika albuginea) dan di
bagian inferior terdapat corpus spongiosum sepanjang uretra penis.
◦ Seluruh struktur ini dibungkus oleh kulit, lapisan otot polos yang dikenal sebagai dartos, serta lapisan elastik yang
disebut Buck fascia yang memisahkan penis menjadi dorsal (corpora cavernosa) dan ventral (corpus spongiosum).
◦ Bentukan corpora cavernosa bertemu dan bergabung dibawah pubis (hilus penis) untuk membentuk suatu bagian
utama dari badan penis.
◦ Corpora ini dipisahkan oleh suatu lapisan pembatas (septum) yang pada bagian distal berubah menjadi
suatu bentukan seperi sarang lebah, sehingga antar pembuluh darah pada corpora cavernosa dapat saling
berhubungan.
◦ Corpora cavernosa juga dilapisi oleh suatu tunica albuginea kuat, yang terbentuk oleh serabut kolagen.
◦ Tunica albuginea mempunyai dua lapisan, pada bagian luar berbentuk longitudinal dan pada bagian dalam
berbentuk sirkuler.
◦ Pada saat penis tidak ereksi, tunica albuginea akan berbentuk sebagai suatu gelombang dan saat ereksi
akan tampak ketat.
Vaskularisasi

◦ Pada penis terdapat sepasang arteri bulbouretra, yang merupakan cabang pertama dari arteri pudenda interna
yang memasok darah ke uretra
◦ Arteri pada penis berjalan membentuk kanal diatas lapisan perineum, dan terbagi dalam 3 cabang untuk
memasok darah ke badan erektil.
◦ Cabang pertama adalah arteri bulbourethral yang menembus membran perineum untuk memasuki spongiosum
dari atas, dan memasok darah ke uretra pars spongiosum dan gland penis
◦ Cabang kedua adalah arteri cavernosus, memasok sinus cavernosus
◦ Arteri dorsal penis, berada diantara vena dorsalis dan saraf pada dorsal penis
◦ Ketiga cabang arteri ini menempel pada bagian bawah dari fasia Buck
Persarafan
◦ Mukosa dari uretra persarafi melalui saraf urethrobulbar
◦ Dimana saraf tersebut merupakan cabang dari saraf yang menuju bulbus cavernosus, yang merupakan cabang dari saraf
pudenda
◦ saraf itu juga merupakan motorik pada sphincter uretra dan sensorik pada uretra dan gland penis
HISTOLOGI
◦ Uretra memiliki epitel yang bervariasi
◦ Pada pars Prostatika epitelnya adalah epitel transisional
◦ Pada pars Membranasea epitelnya berubah menjadi epitel berlapis kolumnar
◦ Pada pars Pendularis epitelnya berubah menjadi epitel peralihan dari epitel columner menjadi epitel skuamous
◦ Pada fossa Navicularis epitelnya terdiri dari epitel skuammous berlapis
STRIKTUR URETRA
Definisi

◦ Striktura Uretra adalah penyempitan atau penyumbatan dari lumen uretra


sebagai akibat  dari pembentukan jaringan fibrotik (jaringan parut) pada uretra
dan atau pada daerah peri uretra
Klasifikasi
◦ Berdasarkan derajat penyempitan, ada 3 tingkatan :
a. Ringan : oklusi terjadi <1/3 diameter lumen uretra
b. Sedang : oklusi terjadi 1/3 – 1/2 diameter lumen uretra
c. Berat : oklusi terjadi >1/2 diameter lumen uretra dan teraba spongiofibrosis
◦ Jenis striktur berdasarkan tempatnya:
a. Pars membranosa, biasanya disebabkan oleh trauma pelvis atau kesalahan saat kateterisasi
b. Pars bulbosa, disebabkan karena cidera pada selangkangan dan pasca uretritis
c. Pars bulbo membranosa, hal ini diakarenakan fiksasi kateter yang salah
d. Meatus uretra, disebabkan pasca meatitis
Etiologi

◦ Penyebab striktur uretra adalah:

a. kongenital
b. trauma
c. infeksi
d. tumor
Kongenital
◦ Hal ini jarang terjadi
◦ Misalnya: hipospodia
Trauma
Merupakan penyebab terbesar striktur:
◦ fraktur pelvis (trauma uretra posterior)
◦ Trauma uretra anterior, yaituTrauma tumpul pada selangkangan
(straddle injury)
◦ Katerisasi (fiksasi)
Infeksi
◦ Seperti uretritis akut dan kronis
◦ Bisa dikarenakan penyakit menular seksual (infeksi kuman gonokokus)
Patofisiologi
Proses peradangan/inflamasi (trauma, infeksi) pada uretra Mengumpul di rongga periuretra

Terbentuknya jaringan parut Jika terinfeksi, akan menimbulkan


(berisi kolagan dan fibroblast) abses periuretra

Proses penyembuhan Lalu pecah membentuk


fistula uretrokutan
Jaringan ini memenuhi semua lumen,
sehingga terjadi penebalan diameter uretra

Hembatan aliran urine

Aliran urine yang terhambat


mencari jalan keluar di tempat lain
◦ Anatomi striktur uretra anterior meliputi banyak kasus yang mendasari spongiofibrosis. (A) lipatan mukosa, (B) penyempitan iris, (C) ketebalan penuh dengan
fibrosis minimal dijaringan spons, (D) ketebalan pada spongiofibrosis, (E) peradangan dan fibrosis yang melibatkan jaringan luar korpus spongiosum, (F)
striktur kompleks yang rumit oleh fistula. Hal ini dilanjutkan dengan pembentukan abses, atau fistula dapat membuka pada kulit atau rectum
◦ Apabila terjadi perlukaan pada uretra, maka akan terjadi penyembuhan cara epimorfosis,
◦ Epimorfosis artinya, jaringan yang rusak diganti oleh jaringan lain (jaringan ikat) yang tidak sama dengan
semula. Jaringan ikat ini menyebabkan hilangnya elastisitas dan memperkecil lumen uretra, sehingga terjadi
striktur uretra.
Manifestasi klinis

◦ Diawali dengan sulit kencing


◦ Pasien harus mengejan untuk memulai kencing
◦ Urine hanya keluar sedikit-sedikit
◦ Disuria
◦ Hematuria
◦ Frekuensi kencing meningkat
◦ Jika curiga penyebabnya adalah infeksi, perlu ditanyakan adanya tanda-tanda radang seperti demam
atau keluar nanah
Diagnosis

◦ Anamnesa
Anamnesa yang lengkap :
Untuk mengetahui apakah ada uretritis, trauma, penggunaan kateter uretra dan kelainan sejak lahir

◦ Pemeriksaan Fisik:
Inspeksi: meatus eksternus sempit,pembengkakan serta fistula di daerah penis, skrotum, perineum,
suprapubik
Palpasi: teraba jaringan parut sepanjang perjalanan uretra anterior. Pada bagian ventral penis, muara fistula
bila dipijit mengeluarkan getah/nanah
Pemeriksaan penunjang
◦ Laboratorium:
Urin dan kultur urin untuk mengetahui adanya infeksi

◦ Uroflowmetri:
Uroflowmetri adalah pemeriksaan untuk menentukan kecepatan pancaran urin.
Volume urin yang dikeluarkan pada waktu miksi dibagi dengan lamanya proses miksi. 
Kecepatan pancaran urin normal pada pria adalah 20 ml/detik dan pada wanita 25 ml/detik. Bila kecepatan
pancaran kurang dari harga normal menandakan ada obstruksi
◦ Radiologi:
Diagnosis pasti terhadap striktur uretra, dapat dilakukan pemeriksaan radiologi dengan kontras.
Pemeriksaan ini dapat diketahui letak dan derajat strrikturnya. Pemeriksaan radiology dengan
kontras yang biasa dilakukan ialah Retrograde Urethrogram (RUG) with Voiding
Cystourethrogram (VCUG)
Penatalaksanaan
◦ Non operatif
◦ Medikamentosa
◦ Operatif
Non operatif
◦ Bisa dengan menggunakan kateter uretra
◦ Untuk terapi, kateter digunakan untuk menurunkan tekanan kantung kemih pasien dengan retensi urin
akut maupun kronik yang merupakan akibat dari obstruksi vesikuler bagian bawah.
Medikamentosa
◦ Analgesik untuk mengendalikan nyeri
◦ Medikasi antimikrobial untuk mencegah infeksi.
Operatif

◦ Uretrotomi interna, yaitu memotong jaringan sikatriks uretra dengan pisau Otis/Sachse.

◦ Sistostomi suprapubik segera, (retensi urin)

◦ Uretrotomi eksterna, adalah tindakan operasi terbuka berupa pemotongan jaringan fibrosis, kemudian
dilakukan anastomosis di antara jaringan uretra yang masih sehat

◦ Pemasangan Stent, stent adalah benda kecil, elastis yang dimasukan pada daerah striktur

◦ Urethroplasty, adalah rekonstruksi uretra terbuka berupa pemotongan jaringan fibrosis


Urethroplasty
Komplikasi

◦ Infeksi
◦ Perdarahan
◦ Uretra perforasi.
◦ Uretra fistula.
◦ Cedera pada corpora cavernosa
◦ Cedera pada spingter ekstema
Prognosis
◦ Striktur uretra kerap kali kambuh, sehingga pasien harus sering menjalani pemeriksaan yang teratur
oleh dokter. Penyakit ini dikatakan sembuh jika setelah dilakukan observasi selama 1 tahun tidak
menunjukkan tanda-tanda kekambuhan.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai