Metalurgi Lancar Fix
Metalurgi Lancar Fix
Kelompok 7
Margaretha Dewi Astuti 1513023012
Ratu Anggita Oktaviana 1513023011
Reskawati 1513023040
PENDIDIKAN KIMIA
PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah Kimia Industri yang berjudul “Industri Metalurgi”
dapat diselesaikan tepat waktu.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada Ibu
Dr. Noor Fadiawati, M.Si. selaku dosen yang telah membimbing penulis selama
proses pembuatan makalah.
Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan, baik secara isi maupun
bahasa yang digunakan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................................1
1.2 Rumusan masalah .........................................................................................2
1.3 Tujuan...........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Metalurgi. ...................................................................................3
2.2 Sejarah Industri Metalurgi. ...........................................................................4
2.3 Klasifikasi Logam. .......................................................................................6
2.4 ProsesIndustri Metalurgi. .............................................................................9
2.5 Jenis-Jenis Metalurgi. .................................................................................13
2.6 Aloi. ............................................................................................................17
2.7 Jenis-Jenis aloi............................................................................................18
2.8 Pembuatan aloi. ..........................................................................................39
2.9 Manfaat IndustriMetalurgi. ........................................................................41
2.10 DampakIndustri Metalurgi. ........................................................................42
BAB III KESIMPULAN ........................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada makalah ini akan dibahas mengenai pengolahan logam yang merupakan
bagian yang tidak kalah penting mangingat manfaat logam yang sangat luas
menyentuh semua aspek kehidupan. Oleh karena itu, perlu dipahami bahwa
sifat-sifat logamdan kaitannya dengan sumber-sumbernya di alam. Logam
umumnya dibayangkan sebagai bahan yang “keras”, mempunyai densitas dan
titik leleh tinggi, dapat ditempa, dan merupakan konduktor panas yang baik.
Ada beberapa perkecualian sifat yang mencolok misalnya, densitas litium
hanya 0,543 g cm-3 sedangkan platina 21,45 g cm-3. Raksa (merkurium)
berwujud cair pada temperatur kamar, tetapi osmium meleleh pada suhu
30350C. Demikian juga natrium dan kalium yang cukup lunak jika dipotong
dengan pisau.
Logam yang digunakan saat ini merupakan hasil dari suatu proses yang
panjang. Berbagai proses dilakukan untuk memisahkan logam yang
diinginkan dari unsur-unsur pengotornya. Rangkaian yang digunakan dalam
menghasilkan suatu bahan atau material disebut Siklus Material. Siklus
Material ini menggambarkan perjalanan secara singkat bagaimana bahan atau
material diperoleh, diolah menjadi suatu komponen, dipakai dan apabila telah
rusak dibuang atau didaur ulang.
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Sifat-sifat yang dimiliki oleh suatu logam akan berkaitan satu dengan lainnya.
Suatu komponen yang terbuat dari logam didalam aplikasinya sangat
ditentukan dimana logam tersebut berada sehingga pengetahuan yang
meliputi berbagai karakteristik logam haruslah dimiliki oleh orang yang
berkecimpung didalamnya.
1. Metalurgi Ekstraktif
2. Metalurgi Fisik
Adalah mempelajari struktur dan sifat fisik lainnya dari logam dan
paduannya. Untuk mengetahui sifat fisik diperlukan peralatan seperti
mikroskop optic, mikroskop electron untuk mempelajari struktur logam
dan sinar X untuk mempelajari struktur kristal dasar.Juga dipelajari sifat
magnetic, daya hantar listrik dan panas, susut muai logam dan tahanan
listriknya. Semua penelitian dilakukan dalam keadaan padat.
3
3. Metalurgi Mekanik
Perak, tembaga, timah dan besi meteor juga dapat ditemukan bebas, dan
memungkinkan pengerjaan logam dalam jumlah terbatas. Senjata Mesir yang
dibuat dari besi meteor pada sekitar 3000 SM sangat dihargai sebagai "belati
dari langit". Dengan pengetahuan untuk mendapatkan tembaga dan timah
dengan memanaskan bebatuan, serta mengkombinasikan tembaga dan timah
untuk mendapatkan logam paduan yang dinamakan sebagai perunggu,
teknologi metalurgi dimulai sekitar tahun 3500 SM pada masa Zaman
Perunggu.
Ekstraksi besi dari bijihnya ke dalam logam yang dapat diolah jauh lebih
sulit. Proses ini tampaknya telah diciptakan oleh orang-orang Hittit pada
sekitar 1200 SM, pada awal Zaman Besi. Rahasia ekstraksi dan pengolahan
besi adalah faktor kunci dalam keberhasilan orang-orang Filistin.
4
pertengahan, Cina kuno dan pertengahan, India kuno dan pertengahan, Jepang
kuno dan pertengahan, dan sebagainya.
Proses metalurgi di mulai sejak 6000 tahun sebelum masehi, saat ini telah di
ketahui 86 logam dan hanya 24 jenis di temukan selama abad 18. Logam awal
di temukan adalah Emas (6000 SM ) dan tembaga (4200 SM). Tujuh logam
purbakala adalah : Emas (6000 SM), Tembaga (4200 SM), Perak (4000 SM),
Timbal (3500 SM), Timah (1750 SM), peleburan Besi (1500 SM) dan Air
raksa (750 SM). Kecuali besi dan tembaga (di padu dengan timah ) yang
bukan logam kontruksi adalah emas dan perak yang biasanya dipakai sebagai
alat makan-minum, perhiasan dan ornamen. Hampir semua logam terkandung
di lapisan bumi, manusia pertama kali belajar memproses biji menggunakan
sulfide atau oksida logam melalui proses reduksi dan oksidasi pada
temperature yang bertingkat. Pertama kali di temukan tidak sengaja akibat biji
logam jatuh kedalam api unggun. Tembaga di temukan secara natural di
tempat siprus, dan di tempa menjadi artefak. Tetapi selalu rapuh hingga
akhirnya ditemukan dengan cara meng-anilnnya dalam api unggun. Antara
tahun 5000 SM lembaran tembaga dibuat dengan cara di pukul. Artefak
tembaga lebur dari tahun 3600 SM di temukan di lembaga sungai Nil.
Sejak zaman Ir. Soekarno saat beliau menjabat menjadi presiden pertama di
Indonesia, proses industrialisasi Negara Indonesia telah dirintis oleh beliau.
Mulai dari berbagai pabrik pembuatan aneka bahan pokok di Indonesia, dan
lainnya. Industrialialisasi di Indonesia mulai berkembang pesat saat Bapak
Soeharto menjabat sebagai presiden. Puncaknya adalah mampunya Indonesia
menerbangkat pesawat buatan anak negeri sendiri, yaitu N250 – Gatotkaca
5
yang pada waktu itu dipelopori oleh BJ. Habibie. Setelah sukses melakukan
peluncuran tersebut, makin banyak industry-industri di Indonesia yang
berdiri. Kawasan Industri pun semakin bertebaran. Di Jawa Timur sendiri,
terdapat beberapa kawasan industri yang terkenal. Seperti di daerah Surabaya,
Gresik, Malang, dan lainnya. Mulai dari Industri berat sampai industri-
industri kecil
Logam dikenal karena konduktivitas termal dan listriknya yang tinggi. Logam
tidak tembus cahaya, dan umumnya dapat dipoles hingga mengkilat (Gambar
1). Umumnya, meski tidak selalu, logam relatif berat dan mampu dibentuk.
6
Logam yang digunakan saat ini merupakan hasil dari suatu proses yang
panjang. Berbagai proses dilakukan untuk memisahkan logam yang
diinginkan dari unsur-unsur pengotornya. Rangkaian yang digunakan dalam
menghasilkan suatu bahan atau material disebut Siklus Material (Gambar 2).
Siklus Material ini menggambarkan perjalanan secara singkat bagaimana
bahan atau material diperoleh, diolah menjadi suatu komponen, dipakai dan
apabila telah rusak dibuang atau didaur ulang.
Material logam memiliki konduktor panas dan listrik yang sangat baik. Tak
hanya itu, material ini juga memiliki sifat-sifat mekanis yang unggul
dibandingkan dengan jenis material yang lain. Ada beragam jenis material
logam yang ada saat ini, seperti yang terlihat di tabel periodik unsur, material
logam menempati mulai dari golongan IA dan IIA serta golongan B (logam
transisi). Dari sekian banyak jenis logam, ada beberapa logam yang
mendapatkan porsi besar di dalam apikasi-aplikasi dunia rekayasa
(engineering).
7
Logam-logam tersebut diklasifikasikan ke dalam istilah ferrous dan non-
ferrous. Logam ferrous adalah yang yang berbasis pada Besi (Fe) sebagai
komponen penyusun utama sedangkan non-ferrous adalah selain Fe yang
menjadi penyusun utamanya. Beberapa non-ferrous digolongkan ke dalam
base metal dikarenakan muda bereaksi dengan oksigen (terkorosi)
membentuk lapisan oksida di permukaannya. Beberapa non-ferrous tersebut
adalah Aluminium (Al), Tembaga (Cu), Timbal (Pb), Seng (Zn), Nikel (Ni),
dan Timah (Sn). Ada juga jenis non-ferrous lain yang juga banyak
diaplikasikan yakni Magnesium (Mg) dan Titanium (Ti).
Logam secara umum terbagi menjadi dua, yaitu logam besi (ferrous) dan
logam non-besi (non-ferrous). Skematik klasifikanya dapat dilihat pada
Logam besi diklasifikasikan menjadi dua, yaitu baja dan besi cor. Baja
didefinisikan sebagai paduan antara besi (Fe) dan unsur–unsur lainnya,
dengan karbon (C) sebagai unsur yang paling dominan tetapi kandungannya
8
dibatasi tidak lebih dari 2,11% C. Ditinjau dari kandungan karbonnya, maka
pembagian baja dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Sedangkan besi cor adalah paduan besi yang mengandung karbon di atas
2,1% C, silisium, mangan, fosfor dan belerang. Besi cor ini dapat
digolongkan menjadi empat jenis, yaitu:
1. Besi cor kelabu
2. Besi cor putih
3. Besi cor malleabel
4. Besi cor noduler
1. Aluminium
2. Tembaga
3. Nikel
4. Timah putih
5. Timbal
6. Magnesium
7. Titanium
8. Logam-logam mulia
Menurut Sugiarto dan Retno (2010), ada tiga tahap yang umum yaitu
pemekatan bijih, ekstraksi logam dan bijihnya termasuk reduksi logam, dan
pemurnian (refining) logam.
a. Pemekatan Bijih
Pada tahap ini mineral yang berharga di pisahkan semaksimal mungkin
dari batu-batuan yang tidak di inginkan. Biasanya hal ini di lakukan
9
dengan penggerusan bijih menjadi pecah-pecahan yang lebih kecil,
kemudian pemisahan di lakukan dengan metode flotasi (flotation).
Menutut metode ini, bijih gerusah harus di masukkan kedalam sebuah
tangki yang berisi air, agen pelengket, seperti minyak tusam (pine oil),
yang akan membasahi mineral pembawa logam tetapi tidak membasahi
partikel-partikel batu silikat yang tidak di inginkan, agen aktif permukaan
dan mungki juga agen pembuih. Agen aktif permukaan berfungsi seperti
molekul sabun atau deterjen yang memiliki satu ujung hidrofofobik
(hidrokarbon) yang dapat di tarik ke dalam gelembung membawa mineral
kedalam buih (busa). Campuran kemudian di aduk dengan kuat, dan arus
udara di semprotkan dengan kuat ke dalam tangki sehingga partikel
mineral terbawa ke permukaan oleh gelembung udara sebagai buih dan
selanjutnya dapat di pisahkan. Sebagian besar batu-batuan yang tidak
diinginkan tenggelam kedasar tangki.
b. Ekstraksi
Ekstraksi logam dari bijih pekat melibatkan proses reduksi logam dari
tingkat oksidasi positif menjadi logam bebas. Sebelum reduksi, biasanya
diperlukan beberapa perlakuan lain seperti proses sintering dan calcining.
10
Sintering (pelengketan) adalah sutu pemanasan bijih lembut tanpa
pelelehan untuk memperoleh bijih yang lebih besar ukurannya sedangkan
calcinning (kalsinasi) adalah suatu pemanasan bijih karbonat atau oksidasi
untuk membebaskan gas karbon atau oksidasi untuk membebaskan gas
karbon di oksida, misalnya :
c. Pemurnian Logam
Pemurnian logam kasar sangat penting ditinjau dari dua aspek. Pertama,
adanya pengotor mungkin mengakibatkan logam yang bersangkutan tidak
dapat dimanfaatkan sesuai dengan yang diinginkan, misalnya adanya
arsenic dalam persentase yang sangat kecil saja sebagai pengotor
umumnya dalam tembaga, mengakibatkan penurunan sifat konduktivitas
listrik 10-20% kedua, adanya pengotor dalam logam itu sendiri mungkin
sangat berharga, misalnya timbel dan tembaga.
11
Gambar 2.2 Bagan metode zone refining atau pemurnian metal
12
2.5 Jenis-Jenis Metalurgi
Jenis-jenis metalurgi terdiri dari pirometalurgi, hidrometalurgi, dan
elektrometalurgi.
1. Pirometalurgi
∆
ZnO(s) + C(s) Zn(s) + CO(g)
Lelehan logam dan slag membentuk lapisan yang terpisah dalam tungku
sehingga dapat dipisahkan. Slag dapat dipadatkan sebagai massa mirip
gelas untuk dibuang atau dipakai pada pembuatan semen Portland. Metode
pirometalurgi diterapkan untuk produksi tembaga, zink, dan besi.
13
sebagai fluks. Besi kasar (besi gubal – pig iron) diproduksi didalam
tanur tinggi, suatu tanur dengan ketinggian ~100 kaki dan diameter 25
kaki yang dilapisi dengan batu bata yang tahan panas.
Campuran bijih besi, kokas, dan batu kapur dimasukkan dari bagian
atas tanur (Gambar 2.5).Hembusan kuat (kecepatan ~350 mph) udara
panas atau oksigen ditiupkan melalui bagian bawah tanur tempat kokas
diubah menjadi gas CO yang kemudian berperan sebagai agen
pereduksi.
14
Proses reduksi bersifat dapat dibalik/reversible, dan reduksi sempurna
hanya terjadi jika karbon dioksida yang terbentuk dihilangkan. Hal ini
dapat dilakukan dengan penambahan kokas berlebihan yang akan
mereduksi karbon dioksida menjadi karbon monoksida.
b. Zink
Bijih Zink yang paling umum adalah sfalerit atau zinkblende, ZnS dan
smitsonit, ZnCO3. Lainnya adalah zinkit, ZnO dan franklinite,
(Zn,Mn)O. nFe2O3, dengan rasio Zn, Mn, dan Fe2O3 bervariasi. Titik
didih zink yang rendah (907oC) memungkinkan dapat dilakukan
distilasi terhadap lelehan bijih zink yang sering diikuti distilasi lanjut
untuk pemurnian logam zink.Metalurgi bijih franklinite sangat
menarik, karena pada reduksi pada temperature tinggi menghasilkan
zink, mangan dan besi.Zink dapat dipisahkan dengan distilasi
sedangkan campuran mangan-besi dapat langsung dijadikan logam
paduan atau baja.
Sebagaian besar, bijih zink dipanggang untuk mengubah sulfida
menjadi oksidanya, kemudian dilanjutkan dengan reduksi pada
temperature tinggi dengan karbon untuk menghasilkan logam zink
yang kemudian dikondensasi dan dimurnikan. Persamaan reaksinya
adalah :
∆
ZnO (s) + C (s)→ Zn (s) + CO (g)
Logam zink juga dapat diekstrak menurut proses hidrometalurgi.
Sebagai contoh, larutan zink sulfat dapat diperoleh secara peluluhan
dengan asam sulfat dan oksigen pada bijih sulfide yang telah
dipanggang sebelumnya. Persamaan reaksinya adalah :
∆
2 ZnS (s) + O2 (g) + 2 H2SO4(aq)→ ZnSO4 (aq) + 2 S (s) + 2 H2O (l)
Debu zink kemudian diaduk bersama dalam larutan zink sulfat untuk
mereduksi dan mengendapkan logam-logam yang lebih mudah
tereduksi daripada zink.Larutan kemudian disaring dan dielektolisis
untuk menghasilkan logam zink murni.
15
c. Tembaga
Pada umumnya, biji tembaga dipekatkan dengan penggerusan,
kemudian dipanggang dan dilebur dalam proses multitahap yang
memisahkan besi dan tembaga sulfida yang sebagian besar ada dalam
bijih tembaga (kalkosit-Cu2S, kalkopirit-CuFeS2). Bijih pertama-tama
dipanggang untuk membebaskan sebagian belerang sebagai belerang
dioksida dan belerang trioksida. Kemudian pemanasan dalam tungku
dengan fluks silikat akan mengubah oksida-oksida besi dan beberapa
besi belerang menjadi ampas (slag), dan memnghasilkan campuran
lelehan tembaga sulfida dan besi sulfida dengan ampas besi silikat
terapung di atas. Beberapa persamaan reaksi yang penting dalam
proses ini adalah:
∆
FeS2 (l) + O2 (g) → FeS(l) + SO2(g)
∆
3FeS(l) + 5O2(g) → Fe3O4(l) + 3SO2(g)
∆
2CuFeS2(l) + O2(g) → Cu2S(l)+ 2FeS(l) + SO2(g)
∆
Fe3O4(l) FeS(l) + 4SiO2 + O2(g) → 4FeSiO3(l) + SO2(g)
16
∆
SO2 (g) + 2C(s) →S(l) + 2CO(g)
17
2. Hidrometalurgi
Merupakan istilah umum untuk suatu proses yang melibatkan air dalam
ekstraksi dan reduksi logam. Dalam proses peluluhan atau peumeran
(leaching), logam atau senyawanya terlarut dan lepas dari bijihnya atau
langsung keluar dari endapan bijihnya oleh air, sehingga terbentuk larutan
logam tersebut dalam air.
Larutan ini dapat dimurnikan dan setelah itu, senyawa logam murni dapat
direduksi langsung menjadi logamnya, sedangkan jika yang terbentuk
berupa endapan dapat dipisahkan dengan penyaringan. Larutan hasil
peluluhan sering dapat diregerasi dan dipakai kembali untuk proses
peluluhan. Tembaga dapat diluluhkan oleh asam sulfat bersama oksigen,
dan emas oleh larutan sianida bersama oksigen menurut persamaan reaksi
berikut :
∆
2 CuFeS2 (s) + H2SO4(aq) +4 O2 (g)→ 2CuSO4 (aq) + Fe2O3 (s) + 3 S (s) +
H2O (l)
bijih tembaga larutan peluluh
∆
4 Au (s) + 8 CN-(aq) + O2 (g) + H2O (l)→ 4 [Au(CN)2]- (aq) + 4 OH-(aq)
Setelah larutan ion logamnya terbentuk, lalu ion logam tersebut direduksi
dengan logam lain yang lebih reaktif atau dengan pereduksi lain. Untuk
kedua ion logam diatas, dipakai masing-masing logam besi dan zink
sebagai reduktor menurut persamaan reaksi :
∆
CuSO4 (aq) + Fe (s) → FeSO4 (aq) + Cu (s)
∆
2 [Au(CN)2]-(aq) + Zn (s)→ 2 Au (s) + [Zn(CN)4]-(aq)
3. Elektrometalurgi
18
Merupakan suatu proses reduksi mineral atau pemurnian logam yang
menggunakan energy listrik. Natrium dan aluminium diproduksi menurut
metode elektrometalurgi.
a. Preparasi Natrium
Seperti logam-logam alkali yang lain, natrium tidak ditemukan dalam
keadaan murni di alam karena reaktivitasnya yang sangat tinggi. Logam
putih keperakan ini dalampabrik biasanya diproduksi secara
elektrometalurgi menurut proses Downs, yaitu mengelektrolis lelehan
natrium klorida (titik leleh sekitar 8010C)
Elektrolisis ini dikerjakan dalam sebuah sel silindrik dengan anode grafit
dipasang ditengah (sentral) dan kotode baja dibuat mengelilingi anode.
Untuk menurunkan suhu elektrolisis, ditambahkan kalsium klorida.
b. Preprasi Alumunium
Aluminium merupakan logam yang menduduki peringkat ketiga terbanyak
didunia. Di Indonesia alumnium terdapat di Pulau Bintan (Kijang) dan di
Kalimantan Barat (Tayan). Industri yang mengolah bijih bauksit menjadi
aluminium ingot terdapat di PT Inalum Asahan Sumatera Utara. Produksi
19
aluminium berawal dari penambangan dan pemurnian bauksit. Dengan
tahapan proses seperti ditunjukkan pada gambar 1.16 diperoleh aluminium
ingot murni.
Besi(III) oksida dan material lain sebagai pengotor yang tak larut dapat
dipisahkan dengan penyaringan. Filtratnya kemudian diencerkan dengan
air dan didinginkan sehingga diperoleh endapan aluminium hidroksida,
20
endapan ini kemudian dipisahkan dengan penyaringan dan diubah menjadi
aluminium oksida anhidrat dengan pemanasan, menurut persamaan reaksi :
21
Gambar 2.5 Bagan sel Heroult-Hall untuk produksi aluminium
Reaksi Elektrolisis :
Anoda (+) : 3O2-(l) → 3/2 O2(g) +6e-
Katoda (-) : 2Al3+(l) +6e-→ 2Al(l)
Reaksi Seluruh : 2Al3+(l) + 3O2(l) → 3/2 O2(g) + 2Al(l)
Logam paduan atau aloi merupakan bahan campuran yang mempunyai sifat-
sifat logam yang terdiri dari dua atau lebih unsur-unsur dan sebagai unsur
utamanya adalah logam. Atom-atom logam yang berbeda dalam aloi diikat
bersama oleh ikatan metalik. Hal ini sama halnya dengan molekul-mlekul
yang dibentuk dari pasangan atom-atom nonlogam yang berbeda yang diikat
oleh ikatan kovalen,dimana ikatan metalik paralel terhadap ikatan kovalen.
22
Kombinasi dua jenis logam atau lebih disebut aloi atau paduan logam.
Apabila leburan dari dua macam atau lebih logam dicampur atau leburan
suatu logam dicampur dengan unsur-unsur nonlogam kemudian campuran
yang terjadi didinginkan maka akan diperoleh suatu padatan. Padatan tersebut
mungkin merupakan suatu senyawa ionik, campuran sederhana, atau aloi
(alloy). Kemungkinan mana yang akan terjadi tergantung pada sifat kimia
serta ukuran relatif dari atom- atom unsur-unsur yang dileburkan. Aloi dapat
terbentuk apabila dalam padatan yang diperoleh atom-atom yang ada tidak
saling bereaksi serta tidak sekedar bercampur satu dengan yang lain dan
masih menunjukkan sifat-sifat sebagai logam. Aloi disebut juga dengan lakur
atau paduan. Aloi dapat merupakan larutan zat padat (solid solution) dengan
komposisi yang bervariasi atau suatu senyawa antarlogam (intermetallic
compound) dengan komposisi dan struktur internal tertentu. Aloi yang
merupakan larutan zat padat ada dua macam, yaitu aloi selitan (interstitial
alloy) dan aloi substitusi (substitution alloy).
23
Apabila perbandingan jari-jari atom unsur yang dipadukan dengan jari-jari
atom logam murni berkisar antara 0,225 - 0,414 maka atom-atom dari
unsur yang dipadukan akan menempati tempat selitan tetrahedral. Apabila
perbandingan jari-jari atom unsur yang dipadukan denagn jari-jari atom
logam murni berkisar antara 0,414 -0,732 maka atom-atom dari unsur yang
dipadukan akan menempati tempat selitan oktahedral. Atom hidrogen
karena ukurannya relatif kecil dapat menempati tempat selitan tetrahedral,
akan tetapi atom-atom kecil yang lain seperti boron, karbon, dan nitrogen
cenderung menempati tempat selitan oktahedral.
Aloi selitan ada dua macam yaitu aloi selitan acak (random) dan aloi
selitan teratur. Pada aloi selitan acak atom-atom dari unsur yang dipadukan
mengisi tempat-tempat selitan pada logam induk secara acak, sedangkan
pada aloi selitan teratur atom-atom dari unsur yang dipadukan mengisi
tempat-tempat selitan pada logam induk secara teratur dan berulang
(periodik). Salah satu model susunan atom-atom pada aloi selitan acak dan
aloi selitan teratur diberikan pada gambar berikut:
Aloi selitan acak diperoleh apabila leburan aloi didinginkan secara cepat.
Untuk memperoleh aloi selitan teratur perlu pendinginan leburan aloi
secara lambat. Hubungan antara keteraturan susunan atom-atom dalam aloi
dengan waktu pendinginan leburan aloi dapat dianalogikan dengan
pembentukan susunan mahasiswa yang akan mengikuti tes. Biasanya pada
waktu tes mahasiswa tidak boleh duduk berdampingan. Sering kali
24
pengisian tempat duduk dengan pola kosong-isi-kosong-isi. Seandainya
ada 50 mahasiswa yang mengikuti tes dan mereka hanya diberi waktu satu
menit untuk membentuk susunan kosong-isi-kosong-isi, maka susunan
tersebut cenderung sulit untuk dibentuk. Berbeda halnya bila mereka diberi
waktu 5 menit untuk mengatur diri, maka susunan yang diharapkan
cenderung lebih mudah terbentuk.
Komposisi dari aloi selitan yang diperoleh tergantung pada banyaknya
tempat selitan yang ditempati oleh atom-atom dari unsur yang dipadukan,
sehingga sifat fisik dari aloi selitan yang diperoleh adalah bervariasi.
Secara umum sifat fisik dari aloi selitan adalah sebagai berikut:
1. Struktur kristal dari logam induk pada aloi sama seperti struktur logam
dalam kristal murinya seperti ditunjukkan pada gambar diatas
2. Dapat menghantarkan panas dan listrik.
3. Lebih keras tetapi lebih rapuh dibandingkan logam murniya.
4. Lebih sulit ditempa atau diregangkan dibandingkan logam murniya.
5. Massa jenisnya lebih tinggi dibandingkan massa jenis logam murniya.
6. Titik leburnya relatif lebih tinggi dibandingkan titik lebur logam
murninya.
25
karbon, baja karbon tinggi mengandung 0,45 sampai 1,6% atom karbon.
Baja karbon semakin keras dan semakin kuat dengan bertambahnya
persentase atom C, akan tetapi semakin sulit ditempa atau diregangkan.
Massa jenis aloi selitan selalu lebih besar dibandingkan massa jenis logam
murninya karena beberapa tempat selitan yang semula kosong terisi oleh
atom dari unsur yang dipadukan. Massa jenis aloi selitan semakin besar
dengan bertambahnya persentase tempat selitan yang terisi oleh atom dari
unsur yang dipadukan.
b. Aloi Substitusi
Pada aloi substitusi atom-atom dari unsur yang dipadukan menggantikan
sebagian atom-atom dari logam murni. Aloi substitusi terjadi apabila
ukuran dari atom-atom unsur yang dipadukan lebih besar dari ukuran
tempat selitan tetrahedral dan tempat selitan oktahedral yang ada di dalam
kristal logam murninya. Ada dua macam aloi substitusi yaitu aloi
substitusi acak (random substitutional alloy) dan aloi substitusi teratur
(ordered substitusi alloy) atau kisi super (superlattice). Pada aloi substitusi
acak atom-atom dari unsur yang dipadukan menggantikan posisi dari
sebagian atom-atom logam murninya secara tidak teratur, sedangkan pada
aloi substitusi teratur atom- atom dari unsur yang dipadukan menggantikan
posisi dari sebagian atom- atom logam murninya secara teratur dan
periodik. Seperti pada gambar :
26
Seperti halnya pada pembuatan aloi selitan, aloi substitusi acak diperoleh
apabila leburan aloi didinginkan secara cepat. Untuk memperoleh aloi
substitusi teratur perlu pendinginan leburan aloi secara lambat.
Aloi substitusi dari dua macam logam atau lebih dapat terbentuk dengan
rentangan komposisi tertentu atau dengan segala komposisi. Aloi dengan
segala komposisi terbentuk apabila logam-logam yang dipadukan dapat
membentuk larutan zat padat (solid solution) dengan sembarang
komposisi.
Menurut Hume dan Rothery aloi substitusi dengan segala komposisi dapat
terjadi antara dua macam logam apabila tiga syarat di bawah terpenuhi
yaitu:
(1)Perbedaan jari-jari atom logam yang dipadukan tidak lebih dari 15%.
(2)Dua logam yang dipadukan memiliki struktur kristal yang sama.
(3)Dua logam yang dipadukan memiliki sifat kimia, khususnya elek-
tronvalensi yang sama.
27
IB) dan perbedaan jari-jari atomnya adalah kurang dari 12,5% . Tembaga
dan nikel juga dapat membentuk aloi substitusi dengan segala komposisi
karena dua logam tersebut memiliki struktur kristal yang sama (ccp),
keelektropositifan yang hampir sama (perbedaan keelektronegatifannya
kecil, χCu ~ 2,00; χNi = 1,91) dan perbedaan jari-jari atomnya hanya 2,4% .
Apabila satu, dua, atau tiga persyaratan di atas tidak terpenuhi maka dua
logam yang dipadukan hanya dapat membentuk aloi substitusi dengan
rentangan komposisi tertentu. Dalam hal ini ada kecenderungan bahwa
rentangan komposisi yang diperoleh semakin kecil dengan semakin
banyaknya persyaratan yang tidak terpenuhi.
Zink (Zn) dan tembaga (Cu) hanya dapat membentuk aloi yang disebut a-
kuningan (a-brass) dengan komposisi maksimal atom zink 38%. Hal ini
terjadi karena keduanya memiliki struktur kristal yang berbeda (Zn
mengadopsi susunan hcp, Cu mengadopsi susunan ccp) meskipun
perbedaan jari-jari atomnya hanya 7,03%. Rumus dari a- kuningan adalah
Cu1-x, Znx (0<x< 38%) dan struktur kristalnya sama dengan struktur kristal
tembaga.
Timah (Sn) dan timbel (Pb) membentuk aloi substitusi dengan rumus Pb1-
xSnx ( 2 < x < 63%). Sn dan Pb hanya membentuk aloi substitusi dengan
rentangan komposisi tertentu karena struktur kristal keduanya berbeda (Sn
mengadopsi struktur intan, Pb mengadopsi susunan ccp) meskipun
keduanya memiliki elektron valensi yang sama dan perbedaan jari-jari
atom hanya 8,02%. Aloi dari Sn dan Pb dengan komposisi atom Sn sekitar
30% disebut solder.
Nikel (Ni) dan titanium (Ti) membentuk aloi yang disebut nitinol. Nitinol
memiliki sifat yang istimewa karena dapat mengingat bentuknya semula
sehingga seringkali disebut aloi yang memiliki ingatan. Bentuk asli yang
dapat diingat oleh nitinol diperoleh dengan memanaskan aloi nikel dan
28
titanium pada temperatur 500 sampai 550°C selama sekitar satu jam dan
setelah itu aloi tersebut dibiarkan mengalami pendinginan. Pada
temperatur rendah aloi tersebut adalah cukup lunak sehingga mudah
dibengkokkan atau ditekuk sehingga bentuknya berubah dari bentuk
aslinya. Pada waktu dihangatkan aloi tersebut kembali ke bentuk aslinya.
Nitinol ditemukan pada tahun 1960 oleh William J. Buchler, seorang
insinyur metalurgi pada Naval Ordnance Laboratory di White Oak,
Maryland USA. Nama nitinol diambil dari nikel, titanium dan Naval
Ordnance Laboratory. Nitinol memiliki banyak kegunaan, seperti untuk
bingkai (frame) kacamata. Dalam bidang kedokteran nitinol dapat
digunakan untuk membuat kawat perapi gigi (brace), dan untuk mengganti
persendian tulang paha yang rusak.
Aloi substitusi yang mengandung lebih dari dua macam logam juga dapat
terbentuk. Alnico misalnya, merupakan aloi yang digunakan untuk
membuat magnet pada pengeras suara karena memiliki sifat magnetik
yang permanen. Alnico merupakan aloi dari lima macam logam yaitu Al
(8%), Ni (14%), Co (24%), Cu (3%), dan Fe (51%).
c. Aloi Campuran
Di samping aloi selitan dan aloi substitusi, ada juga aloi yang merupakan
gabungan dari aloi selitan dan aloi substitusi. Salah satu contohnya adalah
baja tahan karat (stainless Steel). Aloi ini terdiri atas besi, karbon,
kromium (18-20%) dan nikel (8-12%). Pada baja tahan karat atom karbon
menempati sebagian tempat selitan oktahedral yang ada, sedangkan atom
kromium dan nikel menggantikan sebagian posisi dari atom-atom besi.
Salah satu model susunan atom-atom pada baja tahan karat adalah sebagai
berikut:
29
Baja tahan karat mungkin mengandung unsur lain selain kromium dan
nikel. Beberapa unsur yang terdapat pada baja tahan karat beserta
fungsinya dapat dilihat pada tabel berikut ini:
30
Amalgam Hg Hg(50), Mudah Pengisi
gigi Ag(35), dan dibentuk gigi
Sn (15) berlubang
Baja Invar Fe Fe(64), Memiliki Meteran, pita
Ni(36), dan koefisien muai pengukur
C(0,5) yang kecil
Baja Karbon Fe Fe(98,4-99,8) Keras Kerangka
dan C(0,2-1,6) Bangunan
Baja Fe Fe(80-86), W Sifatnya tidak Alat
Kecepatan (14-20) dan berubah pada pemotong
Tinggi C(0,5) kecepatan dengan
tinggi kecepatan
tinggi
Baja Mangan Fe Fe(82-90), Mn Keras dan Rel kereta
(10-18) dan tahan bebam api,
C(0,5) kendaraan
tempur
Baja Nikel Fe Fe(96-98), Ni Keras, elastis, Kabel, roda
(2-4) dan dan tahan gigi
C(0,5) korosi
Baja Silikon Fe Fe(5-99), Si Keras, kuat, Magnet
(1-5) dan dan bersifat
C(0,5) magnetik
Duriron Fe Fe(84), Si Tahan korosi Pipa, ceret,
(145), C(1) dan tahan dan
dan Mn(1) asam kondensor
Emas 10 Au Au(42), Tahan lama Perhiasan
karat Ag(12-20),
dan Cu(38-46)
Emas 18 Au Au(75), Tahan lama Perhiasan
karat Ag(10-20),
dan Cu(5-15)
31
Gunmetal Cu Cu(88), Tahan Laras
Sn(10), dan benturan dan senapan,
Zn(2) tekanan bagian dari
mesin
Kuningan Cu Cu(67-90), Mudah Pipa
dan Zn (10- direnggangkan
33)
Lead shot Pb Pb (99,8) dan Keras dan Selongsong
As (0,2) tahan korosi peluru
Magnalium Al Al (70-90), Massa jenisnya Badan
dan Mg(10- rendah pesawat
30) terbang
Monel Ni Ni(60-70), Tahan korosi Peralatan,
Cu(25-35), Fe bagian dari
dan Mn mesin
dengan
persentase
yang
bervariasi
Nikrom Ni Ni (60), Memiliki daya Kabel listrik
Fe(25), dan tahan yang
Cr(15) tinggi
Pelat baterei Pb Pb (94) dan Cukup tahan Baterei
timbel Snb(6) korosi
Perak Jerman Cu Cu(60), Tahan korosi Teko, keran
(albata) Zn(25), dan
Ni(15)
Perak solder Ag Ag(63), Titik lebur Solder
Cu(30), dan yang tinggi dengan titik
Zn(7) lebur tinggi
Perak Ag Ag(92,5) dan Berkilau Perhiasana
Streling Cu (7,5)
32
Perunggu Cu Cu(70-95), Mudah Medali, bel
Zn(1-25), dan dibentuk
Sn (1-18)
Perunggu Cu Cu (90) dan Kers dan kuat Bak atau
alumunium Al (10) rumah mesin
dan batang
penghubung
Pewter Sn Sn ( 70-95), Tahan korosi Peralata
Sb(5-15), Pb makanan dan
(0-15) minum
Solder Pb Pb (67) dan Sn Titik lebur Sambungan
(33) rendah solder
3AL-2,5V Ti Ti(94,5), Kuat dan Frame
Al(3), dan ringan sepeda
V(2,5)
Wood’s Bi Bi (50), Titik lebur Sistem
metal Pb(25), rendah penyairam
Sn(13), dan air otomatis
Cd(12)
Salah satu aloi yang banyak digunakan untuk perhiasan adalah emas putih
(white gold). Emas putih bukan platina, emas putih merupakan aloi dari
emas dengan nikel atau aloi dari emas dengan paladium. Emas putih
kadang-kadang mengandung unsur logam ylngj lain seperti perak,
tembaga, atau zink dalam jumlah yang kecil. Emas putih memiliki kilau
seperti kilau platina. Sekarang nikel jarang digunakan untuk membuat
emas putih karena nikel dapat memberikan reaksi tertentu pada seseorang
yang menggunakan perhiasan dari emas putih. Emas putih yang banyak
digunakan sebagai perhiasan sekarang kebanyakan merupakan alaoi dari
emas dengan perak dan paladiun. Perhiasan yang terbuat dari emas putih
sering kali dilapisi dengan rodium (Rh) untuk menghasilkan kilau putih
yang lebih bagus. Sebagai pada emas kuning (yellow gold), kandungan
33
emas pada emas putih juga dinyatakan dengan karat. Kandungan emas
pada emas putih 18 karat adalah sama dengan kandungan pada emas
kuning 18 karat.
Adapun proses paduan logam (alloy) besi, misalnya baja. Baja diproduksi
dalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat maupun cair, besi
bekas (skrap) dan beberapa paduan logam. Ada beberapa proses pembuatan
baja, diantaranya adalah:
1. Proses konvertor
34
Terdiri dari satu tabung yang berbentuk tabung bulat lonjong dengan
menghadap kesamping.
Sistem Kerja:
-dipanaskan dengan kokas sekitar 1500oc
-dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja (1/8 dari
volumekonvektor)
-kembali ditegakkan
-udara dengan tekanan 1,5-2 atm dihembuskan dari kompresor
-setelah 20-25 menit konvektor dijungkirkan untuk mengeluarkan
hasilnya
35
sebagian dari CO2 bersama dengan zat arang membentuk zat yang
berada ditempat yang lebih atas yaitu gas CO.
CO + C 2CO
Di bagian atas dapur tinggi pada suhu 300 sampai 800 C oksid besi
yang lebih tinggi diubah menjadi oksida yang lebih rendah oleh
reduksi tidak langsung dengan CO tersebut menurut prinsip :
FeO + CO 2FeO+CO
Reduksi ini disebut tidak langsung karena bukan zat arang murni yang
mereduksi melainkan persenyawaan zat arang dengan oksigen.
Sedangkan reduksi langsung terjadi pada bagian yang terpanas dari
dapur, yaitu langsung di atas pipa pengembus. Reduksi ini berlangsung
sebagai berikut.
FeO+C Fe+CO
36
Terak yang keluar dari dapur tinggi dapat pula dimanfaatkan menjadi
bahan pembuatan pasir terak atau wol terak sebagai bahan
isolasi atau sebagai bahan campuran semen. Besi cair yang dihasilkan
dari proses dapur tinggi sebelum dituang menjadi balok besin kasar
sebagai bahan ancuran di pabrik penuangan, perlu dicampur
dahulu di dalam bak pencampur agar kualitas dan susunannya
seragam. Dalam bak pencampur dikumpulkan besi kasar
cair dari bermacam-macam dapur tinggi yang ada untuk mendapatkan
besi kasar cair yang sama dan merata. Untuk menghasilkan
besi kasar yang sedikit mengandung belerang di dalam bak
pencampur tersebut dipanaskan lagi menggunakan gas dapur tinggi.
37
CO2 + C 2CO
Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat
dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-mesin lain.
Adapun Manfaat dari industri metalurgi dalam kehidupan sehari hari untuk
membantu memudahkan kehidupan manusia dengan penggunaan hasil
produksi industri metalurgi. Seperti pada beberapa produk industri di bawah
ini:
a. Baja wolfram : mengandung wolfram, sangat keras, digunakan untuk
membuat alat perlengkapan mesin dan untuk perang.
b. Baja Krom : mengandung 18% Cr, merupakan baja tahan karat.
c. Baja nikel : mengandung 35% Ni, kuat dan tahan karat
d. Baja Mangan : mengandung 35% Mn, sangat keras
e. Stainless steal : mengandung 8% Ni dan 18% Cr,tahan karat
f. Alumunium: sebagai peralatan dapur, seperti panic, dan wajan
g. Industri makanan: aluminium foil untik membungkus produk bahan
makanan dan minuman.
h. Pesawat terbang: sebaga paduan logam, digunakan untuk membuat badan
pesawat.Contoh paduan logam ini adalah magnalium, yaitu campuran Al
dan Mg.
i. Perumahan: membuat kusen pintu dan jendela.
j. Sebagai konduktor.
k. Kaleng (besi yang dilapisi timah)
l. Timah solder: ada tiga jenis timah solder, yaitu antimonial tin solder (95%
Sn dan 5% Pb), tin silver solder (95% Sn dan 5% Ag) dan soft solder (70%
Sn dan 30% Pb)
m. Perunggu (70-95% Cu, 1-25%Zn, dan 1-18%Sn)
n. Pewter (92% Sn, 6% Sb, dan 2% Cu) digunakan untuk perhiasan dan
cinderamata
38
o. Baja Nikel (25%Ni): kuat, tahan karat, dan koefisien muai rendah
digunakan nuntuk alat ukur (meteran), kawat dan persenjataan
p. Monel (70%Ni, 28%Cu, dan sedikit Fe); tahan karat dan cemerlang
digunakan untuk alat – alat rumah tangga dan alat transmisi listrik
q. Nikrom (80% Ni, 15% Cr, dan sedikit besi): titik leleh tinggi dan
hambatan listrik besar digunakan sebagai elemen pemanas listrik
r. Alniko (Al, Ni, Fe dan Co) digunakan untuk membuat magnet yang dapat
mengangkat besi sampai 4.000 kali masa magnet.
s. Tembaga :Penghantar (kabel) listrik dan komponen elektronika, dll.
39
40
BAB III
KESIMPULAN
41
DAFTAR PUSTAKA
Petrucci, Ralph. 1987. Kimia Dasar Prinsip Dan Terapan Modern Jilid
3.Jakarta : Erlangga
42