Hari ini adalah hari bahagia. Di hari yang sama tepatnya pada tanggal 12
Rabiul Awal tahun Gajah yang bertepatan 20 April 571 Masehi telah lahir
seorang tauladan berbudi pekerti agung.
Di era milenial seperti hari ini, apakah cukup bagi kita hanya sekadar
bershalawat dan mengenal Nabi terbaik saja?
Tentu saja tidak. Sombong sekali rasanya jika kita mengaku sudah cinta
kepada Nabi, sudah sayang kepada Rasul, namun tidak berusaha untuk
meneladan perjuangan, akhlak, serta kepribadian ala Rasulullah.
Padahal Allah sudah berfirman dalam Surah Al-Qalam ayat 4: “Wa innaka
la’ala khuluqin Azhim” yang artinya; Dan sesungguhnya dia memiliki budi
pekerti yang luhur/agung. Sungguh! Rasulullah adalah contoh alias
teladan yang sangat baik untuk kita ikuti.
Maka dari itulah, pada momentum yang berbahagia ini, marilah kita
jadikan Maulid Nabi bukan sekadar peringatan, bukan sekadar perayaan,
melainkan kesempatan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap
Rasulullah.
Ya, ada banyak sekali kisah yang tertuang dalam Sirah Nabawiyyah. Di
sana kita bisa mengambil banyak sekali pelajaran sekaligus bekal untuk
meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah.
Benar sekali. Kita tidak perlu mencari amalan yang susah-susah dan berat
demi merengkuh pahala. Soalnya Allah lebih suka dengan amalan yang
ringan namun konsisten. Contohnya? Banyak. Misalnya rutin bersedekah,
puasa Senin-Kamis, dan masih banyak lagi.
Adapun yang ketiga dan yang paling utama adalah memulai mencintai dan
menumbuhkembangkan kecintaan terhadap Nabi Muhammad dari diri
sendiri.
Iya. Kita tidak boleh hanya sekadar menyuruh orang untuk bershalawat,
sedangkan kitanya enggan. Kita pula tidak boleh hanya sekadar mengajak
orang untuk melaksanakan Sunnah Nabi, sedangkan kitanya malah angin-
anginan.
Soalnya, dalam Quran Surah As-Shaff ayat 2-3 Allah berfirman bahwa Dia
membenci orang-orang yang berkata tapi tidak melakukan. Nauzubillah!
Semoga kita tidak termasuk salah satu di antara mereka yang dibenci oleh
Allah SWT.
Bapak, Ibu, serta para tamu undangan yang berbahagia;
Maulid Nabi Muhammad 1444 Hijriah adalah momentum yang sangat baik
bagi kita untuk memperbaiki diri, hati, keluarga, bangsa dan negeri ini.
Islam akan semakin kuat jika ditopang oleh pasukan muslim yang
berakhlak mulia.
Maka dari itu, mari kita memanfaatkan kesempatan umur yang sedikit ini
untuk meningkatkan iman dan takwa kepada Allah seraya
menumbuhkembangkan kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW.
Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini.
Banyak maaf. Saya akhiri;