Anda di halaman 1dari 2

Assalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh

Alhamdulillahi hamdan katsiran kama amar. Asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna
muhammadar rasulullah.

Allahumma sholli ala Muhammad wa ala ali sayyidina wa maulana Muhammad.

Yang terhormat, Bapak/Ibu Kepala….

Yang terhormat, Bapak/Ibu Tamu Undangan Kegiatan Peringatan Maulid Nabi

Serta anak-anak yang saya sayangi

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan kita nikmat kesehatan
dan nikmat kesempatan sehingga hari ini, 12 Rabiul Awal kita bisa berkumpul di ruangan yang penuh
berkah dalam rangka melaksanakan kegiatan Maulid Nabi.

Shalawat berbingkai salam kita sampaikan kepada Baginda Nabiyullah Muhammad SAW. Muhammad
akhirul anbiya, Muhammad al Mustofa. Rasul terbaik penutup para Nabi. Semoga dengan seringnya
bershalawat kita akan mendapat syafaat beliau di Yaumul Akhir nanti.

Bapak, Ibu, serta hadirin yang dirahmati oleh Allah;

Hari ini adalah hari bahagia. Di hari yang sama tepatnya pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah
yang bertepatan 20 April 571 Masehi telah lahir seorang tauladan berbudi pekerti agung.

Dialah Muhammad, dialah Nabi Muhammad SAW. Tiada henti kita lantunkan shalawat atas beliau,
karena bahkan Allah dan malaikat-Nya saja selalu bershalawat untuk Rasulullah.

Tidak hanya sekadar berbahagia, ada beragam peristiwa besar yang mengiringi kelahiran Nabi. Sebut
saja seperti hancurnya Pasukan Gajah, keluarnya cahaya yang menyinari istana-istana Syam pada saat
kelahiran Rasulullah, runtuhnya 14 balkon istana Kisra, padamnya api Majusi, hingga runtuhnya
gereja di Buhairah,

Sungguh! Di sanalah awal titik balik Islam untuk kembali memunculkan kilaunya.

Hadirin yang berbahagia;

Di era milenial seperti hari ini, apakah cukup bagi kita hanya sekadar bershalawat dan mengenal Nabi
terbaik saja?

Tentu saja tidak. Sombong sekali rasanya jika kita mengaku sudah cinta kepada Nabi, sudah sayang
kepada Rasul, namun tidak berusaha untuk meneladan perjuangan, akhlak, serta kepribadian ala
Rasulullah.

Padahal Allah sudah berfirman dalam Surah Al-Qalam ayat 4: “Wa innaka la’ala khuluqin Azhim” yang
artinya; Dan sesungguhnya dia memiliki budi pekerti yang luhur/agung. Sungguh! Rasulullah adalah
contoh alias teladan yang sangat baik untuk kita ikuti.

Maka dari itulah, pada momentum yang berbahagia ini, marilah kita jadikan Maulid Nabi bukan
sekadar peringatan, bukan sekadar perayaan, melainkan kesempatan untuk menumbuhkan kecintaan
terhadap Rasulullah.

Hadirin yang berbahagia;

Setidaknya ada beberapa langkah dan upaya dalam menumbuhkembangkan kecintaan terhadap
Rasulullah.
Pertama, kita sebagai pribadi dan keluarga mesti senantiasa bershalawat kepada Nabi, mendekatkan
diri kepada Al-Quran, serta konsisten membaca sembari memetik hikmah dari kisah Rasul.

Ya, ada banyak sekali kisah yang tertuang dalam Sirah Nabawiyyah. Di sana kita bisa mengambil
banyak sekali pelajaran sekaligus bekal untuk meningkatkan kecintaan kepada Rasulullah.

Kedua, istiqomah melaksanakan Sunnah Nabi Muhammad SAW dan dimulai dari yang kecil dan
ringan.

Benar sekali. Kita tidak perlu mencari amalan yang susah-susah dan berat demi merengkuh pahala.
Soalnya Allah lebih suka dengan amalan yang ringan namun konsisten. Contohnya? Banyak. Misalnya
rutin bersedekah, puasa Senin-Kamis, dan masih banyak lagi.

Adapun yang ketiga dan yang paling utama adalah memulai mencintai dan menumbuhkembangkan
kecintaan terhadap Nabi Muhammad dari diri sendiri.

Iya. Kita tidak boleh hanya sekadar menyuruh orang untuk bershalawat, sedangkan kitanya enggan.
Kita pula tidak boleh hanya sekadar mengajak orang untuk melaksanakan Sunnah Nabi, sedangkan
kitanya malah angin-anginan.

Soalnya, dalam Quran Surah As-Shaff ayat 2-3 Allah berfirman bahwa Dia membenci orang-orang
yang berkata tapi tidak melakukan. Nauzubillah! Semoga kita tidak termasuk salah satu di antara
mereka yang dibenci oleh Allah SWT.

Bapak, Ibu, serta para tamu undangan yang berbahagia;

Maulid Nabi Muhammad 1443 Hijriah adalah momentum yang sangat baik bagi kita untuk
memperbaiki diri, hati, keluarga, bangsa dan negeri ini. Islam akan semakin kuat jika ditopang oleh
pasukan muslim yang berakhlak mulia.

Maka dari itu, mari kita memanfaatkan kesempatan umur yang sedikit ini untuk meningkatkan iman
dan takwa kepada Allah seraya menumbuhkembangkan kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW.

Demikianlah pidato yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Banyak maaf. Saya akhiri;

Buah semangka buah pepaya

Tumbuhnya di dekat batang ubi

Kita doakan Islam menjadi jaya

Lalu tumbuhkan cinta kepada Nabi

Wassalamu’alaykum Warahmatullah Wabarakatuh

Anda mungkin juga menyukai