menjeritkan kematian? di jazirah, di kota tua makkah Oase di tengah Jazirah tangis kelahiran itu nyaring ke pendengaran adzan semesta kembali membuka dunia gajah-gajah abrohahkah yang kembali menjeritkan kematian? lalu beribu shalawat para malaikat di jazirah, di kota tua makkah menyingkap kelambu langit yang pekat tangis kelahiran itu nyaring ke pendengaran lalu burung-burung ababil berhamburan adzan semesta kembali membuka dunia menyemburkan kerikil, adalah bara yang bertumbuhan di kepala mereka lalu beribu shalawat para malaikat tapi, bagi bayi akhir nabi menyingkap kelambu langit yang pekat ia ngucap doa semata lalu burung-burung ababil berhamburan menyemburkan kerikil, adalah bara yang gajah-gajah abrohahkah yang kembali bertumbuhan di kepala mereka ngepung jazirah itu? tapi, bagi bayi akhir nabi mata mereka nanar ia ngucap doa semata mengincar dara-dara dan dinar lalu mereka pun runtuh hanya buat debu, gajah-gajah abrohahkah yang kembali dan debu ngepung jazirah itu? sedang langit tunduk mata mereka nanar sedang pohon-pohon kurma merunduk mengincar dara-dara dan dinar sedang kafilah onta pun terduduk lalu mereka pun runtuh hanya buat debu, di jazirah, di kota tua makkah dan debu dari rumah yang mendekat pada ka’bah sedang langit tunduk dari rahim bunda siti aminah sedang pohon-pohon kurma merunduk nyaring ayat kelahiran itu ke pendengaran sedang kafilah onta pun terduduk insan di jazirah, di kota tua makkah lalu kembali mendekap langit pada bumi dari rumah yang mendekat pada ka’bah yang dari rahim bunda siti aminah sepulang isa, lima abad disumbat berhala nyaring ayat kelahiran itu ke pendengaran insan tapi, abad-abad telah jauh terlewat lalu kembali mendekap langit pada bumi orang-orang menutup pintu dan hati yang bagi kasidah kelahiran sepulang isa, lima abad disumbat berhala dan sepi lagi tapi, abad-abad telah jauh terlewat orang-orang menutup pintu dan hati bagi kasidah kelahiran dan sepi lagi