Anda di halaman 1dari 71

Kumpulan puisi umbu nababan

Terimakasih mama tercinta dan ayahku Serta eko ira dan none Kalian berkat terhebat terindah untukku

Dari sela sela mata ilalang Benih benih karang Mulai tumbuh kokoh Bermandi aksara Aksara yang jatuh dari langit Saat gerhana gulita setengah bersama ayat ayat suci membelai tanah purba membentuk simphoni agung dalam melodi kata kata yang bersabda kami semesta marapu

Juni, 2011..

Puisi sumba

Sajak nestapa apu


Apu kini sendiri, terjebak dalam istana alang alang Hanya berteman dengan rindu renta pada umbu tua di negeri sabang

Kala fajar terpancar melewati alang alang jarang Apu merangkai jejak menuju kubur batu purba di dekat menara Lengan berayun menyapu lumut zaman Terkuak ukiran umbu dan apu di bawah arca ratu dan raja

Saat mentari di tengah hari Telapak telapak keriput menyusuri lembah ilalang Sekilas mengingat jejak lalu kala umbu dan rambu muda Menulis cinta lugu di antara karang dan ilalang

Ah umbu tua Apu semakin nestapa bila langit memerah Mata hanya menyapa cakrawala perbukitan jauh Tanpa menyeka tetesan pilu menatap ilusi Berharap ada siluet umbu tua tiba walau hanya sekejap

Malam akhirnya runtuh kelu Menyelimuti kulit tua yang menanti semenjak muda Penuh harap pada umbu, kembali membawa janji tentang cinta sempurna tanpa ratap

Depan kampus warmadewa, 18,mei,2011

* apu ; nenek / panggilan khas untuk wanita sumba yang sudah tua
5

Bapak jangan tuli!! Buka mata!!!!

Tambang mengambang Karrna asing merambang tanah mahaparang

Kami garang Kami berang Dewa marapu mengerang

Bapak !!!!!!! Kami akan membakar hingga ke akar

Bapak!!!!!! Kami akan membunuh ampuh hingga rubuh

Bapak!!!!! Jangan tuli!!!! Seakan tak punya nyali Apakah kau sudah dibeli??!!!

Bapak jangan buta!!! Ayo buka mata!!!

Kamar laba laba putih,11,mei,2011 TOLAK TAMBANG SUMBA

sebait jejak di sumba II

Petang belum mejemput Jejak sepasang menabuh bumi Melewati mata mata ilalang Serta merta mengirim bahu di samping karang Di perbukitan kering kerontang Menanti siang turun runtuh Bercengkrama bersama bunga rumput khas sabana Penuh tawa penuh rindu bercerita tentang yang dulu

Akhirnya siang benar benar jatuh Menyapa alas bukit meja dari kejauhan Sudah waktunnya kuda kuda kembali ke kandang Di temani gembala berkumandang merdu

Sepasang jejak jenuh pada padang Lengan kaki kembali berayun Melangkah menuju patung kembar Sejenak menikmati suara malam Sejenak menikmati jagung bakar Bersama sang pujaan hati Bercerita tentang rumah menara kembar Bercerita tentang rumah rakyat Bercerita tentang apu dan boku

****** Kawan Mampirlah sebentar di tanahku Tanah yang didiami para kabihu Yang bercerita tentang dewa-dewa marapu Dan keajaiban-keajaiban yang turun dari lagit biru

Kamar laba laba putih, 26 , mei, 2011

Swara Bumi

Apalagi yang di miliki ku Tersisa hanya rumah menara purba Hanya kubur batu tua Dan karang yang memeluk ilalang renta . Anakku hilang seribu bahkan seratus ribu Melangkah dan pergi ke tanah barat Tengelam dalam lautan amoral semu Terbang bersama angin kemolekan zaman . Kini ku hanya bermodal diri Berjuang sendiri tanpa henti Menantang rupiah dan industri . Aku bukan lagi tarian dalam karang selatan Aku bukan lagi wangian cendana dewa Aku bukan lagi kuda gagah di padang cokelat Aku hanya Aku hanya Aku kini hanya emas jutaan dollar . . . Denpasar,20,mei,2011 *untuk tanah sumba

Anak anak karang


(INSPIRASI; SALAH SATU SD PARALEL DI SUMBA)

Pagi datang tersendat di balik bukit Mata manusia memandang anak anak karang Berbondong menuju gubuk sakit Mencari ilmu jarang

Tanpa alas kaki Beradu dengan bumi terjal Dengan tapak tapak sakti Mengejar mimpi di bawah awan

Berbaju lapuk Semangat tiada runtuh rapuh Tetap nyala di semai angin ilalang Impian membelai menjelang

Selembar raffia dan kantong hitam Berisi senjata bergambar garuda Mengelayut mesra bahu kekar Bekas pembaringan kayu bakar

Kala jejak berakhir Berhadap hadap pada gubuk Di tengah padang sunyi Beralas debu

10

Beratap helai alang Berdinding gedek bolong anyam

kamar laba laba putih, 02,mei,2011 (hardiknas)

11

Bupati mangkat

Ramai ramai kamboja disemai Dirangkai dalam bangkai Kala bapak menjala bala Pada rakyat dengan bual hikayat

Akan tiba tanpa iba Berangkat tanpa pangkat dan mangkat!!! Menuju neraka pekat Dan darahmu diramu menjadi jamu iblis

Kami mengirim sumpah serapah Umpat tak henti sempat Melihat mu mati pasti Karna tambang mengambang .. Selamat jalan wahai jalang Bangga surga menolakmu juga

Kamar laba laba betina,09,mei,2011

12

Aku di negri, penghujung negara

Terlahir di pembaringan dewa marapu Darah bunga mengalir kencang dalam tiap jengkal badan Di besarkan oleh senandung angin rumput savanna Buatku nyenyak di bebatuan kerontang

Di sana negri dewa Terkawal hentakan derap sandle Sampaikan irama irama kebebasan Membuat nyali tau jawa terbang

Bila tiba waktuku Terbelitlah tubuh dengan kombu ku ingin berbaring bersama petir Di lembah wanggametti

Kamar laba laba putih 06 april 2011

13

Gerhana Menara Setengah

malam menelan kenangan senjakala bersembunyi menikmat bayang angan

pada menara tinggi mata merampas gerhana dari mangsa awan

padang berlaut alang menari ghaib menulungkup betis karang

menara lapuk membunuh gerhana gulita setengah

juni, 2011

14

Nafsu Ku Pada Sumba

Aku sangat mencintai kekeringanmu Ingin memeluk setiap ketandusanmu bercinta dengan karang kokohmu dan mencium bibir pantaimu

lekuk tubuh sandlewoodmu mempesonaku membuatku slalu berhayal beronani dengan kenagan masa kecil menyemburkan sperma yang penuh nafsu tentang kelaparanmu terimalah cintaku peluklah aku dalam gelombang perbukitanmu laksana payudara aphrodite yang slalu telanjang tanpa hutan

aku sangat mencintaimu bernafsu bila memikirkanmu

15

dan berhasrat bercinta denganmu lepaskanlah seluruh baju mu biar terlihat keaslian tubuhmu yang penuh borok dan kau akan tau sebesar apa aku mencintaimu

home swit home, 12 nonember 2009

16

00000000
Binatang babi bingung bingung Mengendus emas kian kemari Sebentar kesana sebentar kesini Membaui kilau satu Satu

Tiba tempat milik para rato Babi merangkak dengan lembar lembaran

Bintang dan kejora berlutut lutut Membaui harum lembaran

Hmmmm.

Apa daya bintang tak kejora Tertawan kilau lembar lembaran Menghamba pada binatang babi Lupakan tangis tangis kami

kamar laba laba putih, 15 april 201

17

Senja di dermaga lama I

Tubuh berbaring pada angin barat Senjakala tiba ketuk kenangan penuh jerat Kaki muda melangkah menuju bulan sore Di pelabuhan tua aku mencari malam

Kapal kapal tua padat antri Pemancing ramai murungberseri Sampan kecil malu malu Mengintip cinta remaja bertalu talu

Biru berdendang hanyut tenang Belai jiwa jiwa yang tiada senang Hangat bulan sore memanggil yang di kenang Cerita lama yang kembali benderang

mata memandang sepasang madu berkejaran mengganggu dua insane keropos yang lagi menikmati kenangan kala muda di pelabuhan lama

di pelabuhan ini damai di semai saat bayang lekuk bukit bercumbu senja bulan sore yang hampir berbaring di gunung meja rubah cakrawala biru jadi merah
18

semua satu dalam pelukan angin laut yang kadang marah

hmmm.

Damai sudah hati Kilau lampu bersahut sahut Tanda malam akan tinggi Mengundang kaki muda beranjak pergi

Dermaga lama, waingapu,2009

19

Taman tarimbang

Aku akan memberi cerita Tentang tanah landai Di peluk bukit berpohon jarang Berpeluh hangat angin tropis Bersembunyi di selatan marapu

Bila ingin sedikit damai Pergilah mengejar biru yang mencumbu pasir Di selimuti tarian ombak tiada malas Saling berlomba menabur buih pada kokoh karang purba

Kala pagi bangun Harum cemara menyambut hidung Pipit pipit pagi beruji suara dengan ombak Ada setapak berbuntu laut bermandi tetes embun

Bila siang tinggi Cahaya menikam nikam mata dan badan Wanita wanita bertelanjang kaki, Beradu dengan barisan tiga batu berasap rempah Pria pria bercinta dengan lumpur hitam harum sawah,

Saat senjakala Apalagi yang bisa terurai kata Damai dan mata duduk berdampingan Menatap kemerahan dipermukaan biru hingga cakrawala

20

Layaknya jembatan yang di bangun Mahawarna

Akhirnya malam klimaks Pelita tergantung pada gedek lusuh Hening hanya suara ombak, sepoi cemara Bintang bintang jadi lentera Bersama kunang kunang ramai

Sempat lah mampir pada tarimbang Tanah landai di selatan

Kamar laba laba putih, 28, april,2011

21

Dalam satu malam di awal tahun Sayup sayup simphoni terdengar miris dari uma marappu Lirih menyatu isak di ruang tanpa pelita Memekik nyaring dalam hening bulan rendah Tubuh belia bersahut sahutan Mengirim nyanyian sedih ke alam baka Membias menusuk hati para wanita tua...

2011

22

Puisi aku

23

Syair tak sempurna buat "mama" yang sempurna

Wajahmu kini mulai keriput goresan umur yg mulai lapuk tak surutkan sosok wanita yg sempurna "mama sa mau baju yang itu" "tunggu umbu e... Pas mama dapat gaji dulu e.."

sentuhan tangan mengajarkan ku pada kasih yang tulus kata mereka surga di bawah telapak kaki ibu tapi bagiku kaulah surga itu... "mama ajar sa dansa dulu" "satu, dua, satu... Ingat kau yang bawa perempuan!!"

kau menerangi dalam intaian kejamx lucifer.. Kau menjelaskan tentang gambar hidup.. "ma.. Knapa sa pu teman su ada jerawat" "lahu ni.. Kau kan masih kecil.. Nanti ti lama juga kau pasti mengerti.. Hahahahaha"

ma' sungguh engkau empunya cinta dan kasih lewat senyum dan tangismu yan jaga aku dalam hidup.. "oe.. Suara perempuan sapa lai disitu.?" "tidak ma.. Ini adik adik perempuan disini"

24

ketika ku datang hanya kau yang menyambut ku dgn ciuman hidung bentuk kasih sayan seorang wanita sumba saat ku pergi kau melepaskan ku dengan "tanda salib" di dahiku menguatkan kau sebagai ibu yang khatolik "umbu ingat ew.." "ia ma' sa jalan dulu ew.. Daaaaa"

maaaf mama ew.. I luv u mom sori tak bisa mengucap langsung betapa cintanya aku padamu..

Teruntuk : elisabeth praing ibu terbaik sedunia bagiku

25

Hampa

Pada suara keriput sayu Rindu jauh berteduh dalam malam layu Pada telapak menua umur Pada cinta terpendam haru

Wanita

2011

26

Spidey-x

Suara deru di atas abu Menabuh bumi tanpa ragu rabun Menyusuri lorong kolong langit Gagah penuh sengit

10 tahun telah lewat Dirimu semakin tak terawat Berwarna pucat gawat

Terkadang aku melupakan Tak menemanimu selama sepekan Melihat mu berantakan

Ah... maafkan aku Aku salah laku

Semoga besok ku terbangun Dan bersamamu lagi Menyusuri lorong kolong langit

2011

27

Pada nona

Apakah lelaki boleh bertanya Tentang cinta Ataukah cinta yang boleh bertanya Bisakah lelaki mencinta

Pada nona Bila kau menanyakan cinta Kuberikan pelangi warna berkasta Bila kau menanyakan rindu Kuberikan langit biru sendu Pada nona

Pada nona Sepi bercengkrama malam Hati diam kelam Melepuh keluh karam.. Dua arca tuhan berhadapan

Nona tak menanyakan lelaki mencinta Bagi nona lelaki hanya bercinta Tapi aku juga lelaki muda Penuh doa agar nona bahagia tanpa jeda Apakah menurut nona ini bercanda Ataukah ini cinta lelaki muda ............ Mei,2011
28

Tubuh Muda
Percik meringkik Dalam kelam Kamar samar TUBUH MUDA Suram temaram Mengingat sangat Cinta wanita Mata berkasta TUBUH MUDA Bisu lesu Menatap atap Mencari cari Gadis manis Karya raya LENGAN TUHAN

Denpasar,juni,2011

29

Rindu Ratap

Apa harus menipu Kalau hati memang rapuh Tersisa hanya setumpuk abu Menanti raga rubuh Untuk mu yang entah dimana Aku bernyanyi perih merana Penuh irama ratap Cinta ini tak beratap Kala engkau melangkah pergi Mencari langi tinggi Dan aku hanya diam disini Sendiri kini Hanya berharap nanti Ada hati terganti Tapi tak ada yang sepertimu Bisa mendalam sepertimu

Aku rindu suaramu Aku rindu tawamu Aku rindu sentuhanmu Aku rindu nafasmu Aku benar benar merindukanmu

Untukmu yang membawa nafasku Kembalilah sekali saja Dan untu kali ini saja Aku memohon

Juni,2011

30

Surat dari adik perempuan


Kaka. Kaka ada di mana? Saya lagi sendiri Di sudut kamar sendiri Memandang sekilas pigura Bergambar dirimu Kala masih di smp

Kaka Kemarin engko baru pulang Duduk ketawa dengan mama Di sudut teras bertiang dua Tapi malam ini Hanya mama sendiri di teras itu Dari semalam sendiri Menatap ke depan Menunggu harap Kaka pulang Tapi tanpa peti.

O iya kaka Masih ada boneka itu Berbentuk babi berwarna pink Hadiah ulang tahun darimu Tahun lalu Katamu ini untukku Wanita pertama yang kau beri boneka
31

Kini berbaring lesu di samping bantal Basah sejak semalam Terbasuh air mataku

Kaka.. Kalo engko pulang Jangan pake peti.. Kasian bapa.. Kasian adi Apalagi mama.. Kaka tolong jangan pake peti

I love u ka

Juni,2011 *selamat jalan kawan

32

Laba laba putih

Laba laba itu sendirian Tak lagi dalam gerombolan Berkurang kawan Semakin sering lawan

Laba laba itu belum beruban Hanya semangatnya terlalu renta Cakar mulai keropos karna jaman Mata makin keriput saat malam

Apakah mati mendekat? Apakah malaikat maut lagi mengintip hangat?

Pernah dulu dalam roda waktu Laba laba bertarung melawan kumbang jantan Di elukan selaksa layaknya pahlawan

Pernah dulu dalam satu masa Laba laba bertarung dengan ratu lebah Layaknya seorang pejuang disembah

Tapi masa dan waktu ada kalanya Menghimpit tajam cakar laba laba Yang berusaha robohkan dinding

33

Semua akan tiba dalam nadir Menuju neraka penuh lendir Yang di bangun dari campuran kemunafikan

Kamar laba laba putih,03,mei,2011

34

Angin Senja

Hari itu di beranda Angin senja melanda Membawa harum nafas adinda Hangatkan udara di sekitar kakanda

Apa kabarmu? Semoga belum jemu Berteman dengan bayang semu Yang setia hapuskan jenuh

Kabar ku baik baik saja Masih merindumu bila senja Walau terkadang terasa durjana Tapi apa daya hati masih terlena

waktu tibalah cepat bila tiada ku kirim pelukan lewat angin yang sempat memeluk dengan rapat biar terasa, kakanda yang berbeda tempat.

kamar laba laba putih, 07,mei,2011

35

Cinta? (sebuah perenungan humanis)

Apa itu cinta? Apakah sebuah senyuman Apakah rasa dan lirikan mata Ataukah sebuah perjumpaan kelamin semata? (bukti cinta)

Dimakah cinta? Apakah di hati Apakah di bibir merekah Ataukah terletak di ujung kemaluan? (kepuasan cinta)

Cinta? Cinta Cinta? Di Tanya manusia yang katanya lahir karena cinta? Ataukah kompromi

2011

36

Kata rindu buat ibu

Kalut di ujung larut Di negri sabang aku berkubang bimbang

Entah patah Karna sakaw putaw Entah muntah Karna tugas tiada bergegas

Ibu.. Ibu.. Ibu..

Beri doamu Kan kujamu Kan ku ramu Untuk rindu semu kelu .. Ibu Aku ingin pulang gemilang Ibu.. Aku bukan anak hilang

Kamar laba laba putih,10, mei,2011

37

Dalam Hujan

Hujan menyapamu Dalam bentukku Rinainya rindu padamu Ingin mendekap dalam gerimis

Menarilah dalam hujan Di taman mawar Yang sempat ku titipkan dulu Dalam diarymu.

2011

38

Rindu Maya

Malam runtuh saat bintang belum padam Tintaku mulai menyebar mencari secercah mu di maya Selembut angin laut selimuti kembali kenangan yang ku kenali dulu Helai rambutmu ku temukan dalam aksara malam sepi

...Jerintan memekik nyaring merapuh tubuh layu Sudutkan di sisi dinding kamar berwarna hijau kusam Sepucat cerita yang penuh jejak lalu

Ku penuhkan saja bintang dengan aksara namamu dan menantang langit

2011

39

Lafaz Adinda

Aku hanya beraksara cinta Membelai beberapa kata Meramu dengan tinta nyata Berharap pada sadar adinda Kakanda sedang merindu cinta

Dunia terlalu kejam Mengambil adinda saat terpejam Bersembunyi dalam lafaz allah Kami rubuh kalah

Tapi kami bisa bersuara lantang Tentang cinta berawal pagi hingga petang Menanti waktu ilahi berdentang Mengirim kembali adinda Di haribaan kakanda

mei,2011

40

Aggrek Merah Jambu Di Pelangi

hari itu mulai pagi kelopak mata ku menemukan kupu kupu bersayap jingga berloncat girang di taman hati kita taman yang dulu kau namakanpelangi

ina... pernah di taman itu pada satu waktu yang juga pagi biru kau menanam mawar berwarna merah jambu lembut berdampingan mesra dengan anggrek hutan ungu yang ku semai dari hutan larangan kini mawar itu sudah mulai mekar semenjak kemarin kunamai dia kenangan tapi sayang ina ew... anggrek hutan ungu ku sudah layu semenjak kau hilang jejak dari taman itu... tak ada yang membelainya lagi, aku terlalu sibuk berpeluk mesra dengan mawar merah jambu mu

sayang.. berbahagia ku tak terkira belum pudar menikmati kupu kupu bersayap jingga itu berloncat kegirangan mencumbu mahkota kuncup mawar mu walau anggrek hutan unguku terkulai layu tidur rata tanah di taman hati kita yang dulu kau namai pelangi

ina... kalau waktu depan kau sempat datanglah mampir


41

setidaknya menjenguk cinta pada anggrek hutan ungu ku kalaupun tak sempat mengajak waktu tak apa apa..

warnet surabaya, 25, mei, 2011 *ina; panggilan sayang untuk seorang gadis, kebanyakan panggilan ini berasal dari indonesia bagian timur

42

Sajak Malam Merindu


apa kabarmu hari ini, kemarin kata sakti saat rindu..... jawablah dan kirim lewat malam biar tiba saat bermimpi

...hanya pada perempuan itu doa terangkai sederhana tiap malam malu malu bermimpi tentangya saja

melodi di kepala pemuda semakin duka saat sendu semakin sering cepatkan saja kabar biar cepat tersenyum pada malam yang sangat gulita

Kamar laba laba putih, 13 april 2011

43

Sajak Siang Dirindu


Siang menebar panas Kabar datang lewat cahaya ganas Memeluk pemuda renung malas Guratkan senyum merona jambu

Riang gelapkan siang Pertanda hati memekik girang Tersampai sudah salammu Pada jiwa yang menati semu

Apa kabarmu mantra sakti pemuda Larutkan lamun yang suntuk lama Terbasuh sudah rindu pada perempuan Saat tetesan cinta membalut mesra

Kamar laba laba putih, 14 april 2011

44

Untukmu Daud

Aku tak tau siapa kau?

Ku persilahkan kau menyentuh jari jemarinya Ku persilahkan kau mengecup keningnya Ku persilahkan kau mencium bibirnya Ku persilahkan kau kepadanya

Ku persilahkan Aaaaaarrrrrrgggghhhh.. ku persilahkan kau lebih melingkarkan cincin di jari tangannya

demi setiap darah yang mengalir di tubuhku demi setip detak jantungku demi setiap yang ada di tubuhku dan demi Tuhan yang ku sembah

ku persilahkan kau buat dia bahagia

kamar laba laba putih, 05, desember,2010

45

Dia Cuma bisa duduk terpaku Di atas bangku tua di taman itu Dengan Sorot mata hampa layu Bersandar padat kepulan asap dari cigarette djisamsu

Semenjak dia muda; Sampai beruban Slalu di taman itu Duduk merokok sendiri, Menulis di agenda hitam kecil Merokok lagi, menulis lagi

sesekali terlihat airmatanya jatuh, Namun cepat-cepat dia membakar cigaretnya lagi Dan menegadah ke atas,Agar tenang hatinya, dengan seketika berkurang air matanya

pernah suatu malam kalau tak salah, hari kamis tanggal 16 semptember secarik kertas bertulis puisi tertinggal di bangku itu teruntuk M.S.M Letih ku berdiri di bawah terik mentari Semenjak engkau melangkah menjauh pergi Hingga rambut ini mulai memutih Masih tak kutemui engkau kembali Letih hanya saja raga ini blumlah mati Hingga jiwa terus saja meminta tuk menunggumu disini
46

Sampai engkau hadir Sampai larut penantian menjadi bagian dari takdir

Waktu terasa sangat cepat berjalan Rambutnya semakin banyak beruban Seiring cigarette yang dia hisap, entah telah berapa ribu bungkus Untuk tenangkan hatinya sejenak Dan melanjutkan puisi-puisinya di agenda kecil hitam.

Akhirnya lelaki tua itu sampai pada akhir umur Mati di bangku tua hanya beralas kemeja putih bergaris biru, Tangan kanannya memegang erat kalung khas buatan prambanan jogja Tertera tulisan berinisial U dan N. Tangan kirinya memeluk hangat agenda hitam kecil Dengan sedikit oretan yang mulai buram di sampulnya.

Semuanya untuk dia M.S.M. Seseorang yang membuatku jatuh cinta tanpa alas an Seseorang yang melepasku tanpa alas an Seseorang yang membuatku beertahan tanpa alasan 21 Agustus

2009

47

Puisi kumpulan lain

48

Cerita Si Bolong

Si bolong Pakaiannya sudah bolong bolong Sandalnyapun sudah bolong Tak punya kerja Karna ijazahnya bolong Tak ada makan Karna kantongnya bolong

Kasian si bolong Hari harinya slalu bolong Atap rumahnya bolong Anak wanitanya sudah bolong

Kini si bolong Sudah tidak bolong lagi Karna sudah tertidur hingga siang bolong Tak bangun bangun si bolong Maka di kirimlah si bolong Ke tanah yang bolong Untung saja peti matinya ga bolong

pagi ini.... 06 april 2011 kamar laba laba putih

49

Diam Berbicara
Diam 100 bahasa Karnah gundah yang berasa Tiada lagi asa Pada cinta disuatu masa Kini aku berdiri Di tepian sungai sendiri Bercengkrama pada gemericik air Hasratku tak jua mencair Masih banyak luka Sejenak terobati dengan jika Agar tak terbawa ke alam baka Tak lagi aku berdaya Tak habis aku berupaya Tapi semua hanya maya Semua tersembunyi dalam bisu Cinta yang semakin kusut Rasa yang semakin lusuh Saat hati tak lagi di basuh Hati berteriak kegeraman Mulut bisu tetap beri senyuman Berharap nanti berguman Ku ingi kau menjadi teman

Kamar laba laba putih,26, april, 2011

50

fajar

Saat bintang mulai padam Terhantar terang merah temaram Merayu embun turun satu Satu Basahi lembut daun dan batu

Ayam jago tiada teburu Bangun dari nyenyak semalam suntuk Setia mengawal dari seluruh penjuru Terbangkan nyanyian irama pagi

cahaya makin jauh memecah hening pertanda detik hari mulai berdenting .. Pagi akan tiba Kala fajar memberi iba

Kamar laba laba putih,06,mei,2011

51

Anak jalang

Aku sedang jalan, menemukan mereka hidup jalang Anak anak kecil yang menemukan tawa di bawah kolong jembatan Menemukan cinta di lampu merah Menemukan sayang di pinggiran sungai

Apa itu gedung sekolah? Apa itu rumah mungil tepi pantai? Mereka hanya tau tentang sebukus nasi berharga lima ribu Mereka hanya tau gitar bolong titipan preman

Pagi mereka mandi di sungai yang penuh taik tetangganya Yang sakit perut dari semalam Memakai baju sisa lebaran 4 taon lalu Menyiapkan senjata berupa topi usang.. Berbekal suara yang parau dan cepreng

Mereka di bis kota Mereka di pasar Mereka di kolong jembatan Mereka di terminal

Mereka tidak ada di mall Mereka tidak ada di swalayan Mereka tak ada di perumahan Mereka tak ada di apartemen apalagi hotel berbintang lima

Malam larut, mata terasa hampir layu


52

Bermodal lima ribu Mencari psk seharga itu Biasanya yang berumur 40an ke atas Sejenak mengeluarkan sperma. Biar tersenyum dan nyenyak Hati puas sudah

Kamar laba laba putih,06,mei, 2011

53

sajak lagu rakyat

Ku dengar nyanyian sumbang Bersuara usang Bernada kotor Karna kalian koruptor

...Kudengar lagi nyanyian merdu Dari pemulung bersuara sendu Sejenak buat kami lelap Di trotoar malam gelap

kamar laba laba putih,29,april,2011

54

Marsinah.

Suaramu masih merdu Terdegar dari kubur batu Berteriak dengan suara Satu ayo lawan.. ayo lawan

Marsinah.

Gadis kecil semampai kini di bawah rampai masih mengirim doa nyeri tentang buruh yang mati ngeri

kamar laba laba putih, 02,mei,2011 (may day)

55

Alam Sesat

aku tersesat dalam sesat mencari sari mentari pada hari

pada pagi tak beragi mimpi putus beratus ratus

pada siang tak tergiang semangat hilang hangat

pada senja ufuk manja arak mengarak hingga berjarak

pada malam kelam renung terus menggunung

pada subuh aku rubuh

kamar laba laba putih,09,mei,2011

56

Wahyu aksara

Aku merayu sekumpul tinta Meretas di atas kertas rata Membentuk aksara hati dan mata Terkulai sejenak dalam belai kata

Kala renung menggunung Wahyu rayu lengan berayun Agar terlewati pagar sangar Kemunafikan!!!!

Aku kini dalam kekinian Dari lalu dan slalu Merangkai aksara membara Tentang asa dari rasa basah

Kamar laba laba putih,08,mei,2011

57

Negri kelamin?

aku punya kelamin berhias denganya yang punya kelamin setiap hari mempertemukan kelamin karna aku dan nya menyukai kelamin . anakku masih hijau memiliki kelamin sedikit helai di kelamin setiap pagi ke sekolah untuk bertemu kelamin siang berjalan dengan kelamin kala senja menghisap kelamin teman anak ku juga memiliki kelamin tapi sangat kecil kelamin untuk besar kelamin dia berjalan ke internet belajar kelamin . kelamin kelamin kelamin hijau mencari kelamin kelamin renta menyukai kelamin hijau di sekolah ada yang menjual kelamin di rumah rakyat ada yang mencari kelamin ada juga undang undang kelamin . semakin banyak yang jual kelamin anak sma jual kelamin mahasiswa jual kelamin artis jual kelamin anggota dpr juga jual kelamin . apakah ini negri kelamin?

2011

58

Pemberontak Kecil

aku hanya ingin berontak melawan keadilan yang retak aku hanya ingin berteriak kencang kala penindasan mengguncang aku hanya ingin melawan saat hati nurani tertawan aku hanya ingin menangis bila melihat mereka sedang mengais aku hanya ingin mati waktu ku di tembak mati . . Denpasar,20,mei,2011

59

Meja Tua
Di meja tua berwarna coklat Gelas gelas kopi tumpuk mesra Berteman puntung yang lagi memeluk debu

Di meja tua Buku termatra sakti ucapan Ilmu membias kosmos idealisme Di ramu menjadi teriakan massa muda rakyat

Pada meja tua di sudut warung itu Muda muda berkumpul Menebar cinta, benci, mesum, amarah Membagi tawa, anjangsana, kesombongan dan ego

Tapi hari kemarin merubah meja tua Segerombolan loreng bersepatu merek Membeli meja tua Hanya menyisakan bangku kosong sepi Bangku kosong bisa apa? Tanpa gelas gelas kopi Tanpa sebungkus dji sam soe Tanpa meja tua itu

Kamar laba laba putih, 25, mei,2011 *inspirasi; perenungan diskusi bersama jolan dan terq di warung terompong

60

Vagina menganga
Vagina menganga Menelan gelap Bersaksi semalam

Berlutut berulang Satu dua Dua Satu

Selimut koyak Lampu pecah Jeritan menelan Vagina rasa mangga

Angin tiup tiup Keluh paru paru Lengan terbuka Vagina mengaga

Pohon hijau Terbakar api Vagina tertutup Hijau debu Mati bunting

Juni,2011

61

Wanita dalam dipan


Wanita dalam dipan Suara parau mantra Menghamba hitam Tinta jagat semesta

Benang lawo lambu Bertapa dalam dinding batu Hanya Bergaris satu warna Hitam kertas

Kaki pada semak Tanah tuangan kopi Tidak bersila Bersuara matra

Wanita dalam dipan

Juni, 2011

62

63

Mantra Sastra
Aksara membara Rekat hakikat

Mantra satra Kurawa bertaqwa

Kata berkasta Mahkota permata

Tinta bergenta ALLAH mengalah ............................

denpasar,juni,2011

64

Gula lontar
Hari siang pesisir selatan Wangi lelaut menggoyang nira Belati mengungkap rahim Menikam kulit tebal kasar

Seperempat tuak riuh ketakutan Menatap bara nyala sangar Lengan paksa tuang Alas lempengan wujud bentuk

Tiga tunggu berdupa Harum rempah bias bayu Berbaring pada bara sejenak Harap Bekukan cair kaku cokelat

Lengan tangan wanita lama berombak cinta bermantra keluh tersengat panas melepuh kulit Putih cair mulai kaku menkerut

Waktu secepat lembu Ranting melepas debu Putih cair tanpa sihir Mengharumi manis coklat bundar

Mei,2011

65

Sudut kota

Ada tua keropos terlihat Berjalan bersama terik di kulit tubuh Kaki kokoh tanpa 1 lengan berayun Memilih mencari makan di tengah hari siang

Berputar mencari sesaat biar berhenti Dapat trotoar di depan ruko megah rebah tubuh tangan menengadah menanti 1000 rupiah terlempar hina

belum sore datang perut melilit tercekat kosong semenjak pagi belum berisi hanya angin

mata menganga roti bekas sisa saudagar teronggok mesra di tong hitam memanggil perut kriput

secepat elang menyambar mangsa lahap tanpa basa basi tersedak sesak dan habis napaslah dia

kamar laba laba putih, 29,april,2011


66

Mustika tiga warna


Tanah berlubang Ada warna semesta Tiga warna Menjadi batu

Dalam bunga Tanpa ranpai Semenjak jaman Tanpa langit

Lelautan purba Berpisah setapak bukit Mustika dewa Menurun mosalaki

Tanah berlubang Tiga warna Tiga langit Mustika dewa

Juni ,2011

67

Terimakasih
Aku hanya orang Indonesia Berasal dari sumba

68

untuk wanitaku sahabat sahabat ku Dan untuk tanah marapuku

Salam tolak tambang di sumba!!

69

Biodata penulis

terlahir dari seorang pria berdarah ende lio dan seorang ibu yang berdarah sumbasabu.....dengan nama kecil umbu nababaN, namanya yang lucu karna umbu nama identitas orang sumba dan nababan adalah identitas orang batak... kata ortu saya biar bisa jadi orang besar kaya jendral nababan yang ketika saya lahir lagi berkunjung ke waingapu (kota kelahirannya saya)... btw nama lengkap saya florianus paulus ngera.. yang sangat kuat nuasa ende flores... dari kesekian nama itu saya memiliki bayak nama lagi yang saya bingung juga ada yang gangguan (umbu nadus), ada karna penokohan (umbu bali, umbu ikasoma)..... itu sedikit kelucuan tentang identitas saya... tapi yang pasti nama saya "UMBU" dan saya orang 'SUMBA' Nama : florianus paulus ngera Nama panggilan : umbu, umbu nababan Lahir di waingapu, sumba timur, NTT, 25 januari 1984, Lagi mengambil studi s1 di universitas warmadewa jurusan arsitektur Bergiat di komunitas sastra daun lontar dan 1000 puisi untuk sumba
70

71

Anda mungkin juga menyukai