Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nofita H.

Pontoh
NIM : 311421032
Kelas / Jurusan : B ( Bahasa Dan Sastra Indonesia )
Mata Kuliah : Kajian Puisi

 Puisi dari omong-omong.com


Ciptaan : Al-faiq agma
Link : https://omong-omong.com/author/azzaky-al-faiq-agma/
1) Nyali yang Tersisa
Tak ada petang yang lebih perak daripada saat ini
Kau menebas jam-jam celaka
Aku mengunyah kematian yang hilang-timbul
Sebentar lagi kita akan tiba
Meniup seratus nyali, tak lagi bersembunyi
Cinta tak terbuang, tersimpan di kasur panjang
Kesepian bercerceran, di bibir jalan kita tinggalkan

2) Aku Mencipta Apiku Sendiri


Napasku berakhir terbakar
Kamar tidur dengan jendela besar
Aku goyah, untuk mati yang pertama
Lahir bersama kecemasan
Lalu menyaksi separuh dusta
Yang meluncur dari kejadian-kejadian
Terlantar mimpi-mimpi tua
Aku terdampar kasar
Menyerbu seribu celaka
Sendirian. Menguntai api;
Dan Tuhan tak kunjung tiba.
3) Saat Bunda Ngemil Jantungku
Wajahku, corat-coret lumpur
Singlet abu, koyak-moyak di punggung
Kaki lepuh, menangkap-nangkap angin
Menguber layangan bocah desa sebelah
Darah tergelincir, bogem melesat ke pipi merah
Magrib terbang ke langit-langit
Daster berkibar ibu mereka memanggil
Sapu lidi mengunyah badan cungkring mereka
Telinga selebar lapangan bola, jeweran ibu mereka yang juara
Aku sendirian
Menyeret kaki tak bersendal
Menabrak ayah yang patung
Teras rumah hitam dan putih
Di saat semacam itu, bunda ngemil jantungku
Tubuhnya yang kalah tenggelam dalam pusara

 Puisi dari basa-basi.com


Ciptaan : Abed ilvas
Link : https://basabasi.co/puisi-abed-ilyas/
1) Petak Umpet
Setelah hompimpa, kututup mata
Berhitung sepuluh angka
Mencari sembunyi kata-kata
Kucari dalam kemiringan matahari
Geliat angin dan air
Tapi tak aku temukan
Hanya bayang bayang
Dan alir dingin hari
Kupejamkan mata tanpa hompimpa
Satu persatu, kata mulai menyala
Menjadi pijar puisi giliran aku yang bersembunyi

2) Tawanan Air
Sebaris sunyi menyala
Dalam hati kanak-kanak nya
Membuka tekanan belantara air
Selepas tertawan sihir kedalaman
Ia baca lamban gurat air
Dan nyala ganggang
Diatas air menari-menyanyi
Lagu kecil bintang

3) Soneta
Kita terpisah mak,
Umur beri jarak
Aku yang dulu menggamit kumbang
Kini sibuk mencari kembang
Aku rantau mak,
Ke kota yang sesak
Bukan lapang hunian tebu
Tempat kupungut manis di senyummu
Mak, aku sakit dalam kelana
Berderai kerut jerit Mustafa
Mengapa tak ada kecup dan air do’a
Mak, sungguh langit makin gulita
Terlalu tinggi kamar-kamar diatas kepala
Tak sebilik pun terjangkau letihku yang papa
 Puisi dari bacapetra.com
Ciptaan : Sengat ibrahim
Link: https://www.bacapetra.co/tag/sengat-ibrahim/
1) Pikiran pada Jam Kosong-Kosong Lewat Seperempat
Giliran jam segini sepi banget
Seharusnya kau lagi nempel di kulitku
Sambil mencari bagian dari tubuhmu
Yang paling asing di bawah lampu
Yang tak terlalu semangat menyala.
Sebuah pesawat televisi dinyalakan
Oleh seorang ibu tempatku bermalam
Kurasa malam ini adalah gelap yang
Begitu sempurna tetapi sia-sia.
Seharusnya, aku lagi tersenyum pada
Wajahmu sambil pura-pura menggigil
Seperti sebuah kulkas rindukan daging.

Ciptaan : Adhimas prasetyo


Link: https://www.bacapetra.co/tag/adhimas-prasetyo/
2) Kalau Dunia Berakhir
Kalau dunia benar berakhir,
Maksudku berakhir begitu saja,
Tanpa gunung meletus, tanpa wabah
Tanpa gempa bumi, tanpa tsunami,
Dan segala yang hidup tak perlu mati.
Kalau dunia berakhir dengan layar berwarna hitam
Lalu closing credit naik pelan-pelan,
Kamu pikir lagu apa yang cocok jadi soundtrack-nya?
Cuma What A Wonderful World Louis Armstrong

Yang terpikirkan olehku sekarang.


Tapi itu tidak buruk juga,
Barangkali itu lagu yang tepat.

3) Setiap Kau Kangen


Kau tak pernah mengerti
Segala gelap.
Kau Cuma tahu
Bahwa malam tercipta
Dari dinding yang dingin,
Dari ruang tanpa sekadar lilin,
Dari jerit kangen George Harrison:
“Tuan, Tuhanku yang manis,
Sejauh mana kau tinggalkan diriku?”
Maka waktu malam ini,
Sekali lagi,
Kau tak pernah mengerti segala gelap,
Kau Cuma ingin mengerti arti cahaya.
Sementara kau tahu, rasa kangen ini
Tidak akan lama lagi.

Anda mungkin juga menyukai