Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

MENGANALISIS BENTUK PENILAIAN PEMBELAJARAN BAHASA


DAN SASTRA INDONESIA

Disusun oleh:

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA


INDONESIA

FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO


2023

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................

1.3 Tujuan............................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................

2.1 Model Penilaian Pembelajaran Bahasa dan Sastra ( Bentuk Penilaian Ulangan,

Pengamatan, Penugasan, dan Bentuk lain )...................................................................

2.2 Analisis Ujian Sekolah ( Penilaian Belajar Oleh Satuan Pendidikan )..........................

2.3 Penilaian Hasil Belajar Oleh, Pemerintah ( Analisis Ujian Nasional Penilaian

Belajar Oleh Pemerintah ).............................................................................................

BAB III PENUTUP.............................................................................................................

3.1 Kesimpulan....................................................................................................................

3.2 Saran..............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Menganalisis Bentuk Penilaian
Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Indonesia” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
pada matkuliah..... Yang diampu oledosen....... Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami menyadari bahwa makalah ini belum sempurna masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
dari rekan-rekan sangat dibutukan agar kami agar dapat memperbaiki makalah ini dengan
baik.

Gorontalo, Februari 2023

Kelompok
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Penilaian adalah proses kegiatan untuk mengetahui apakah suatu program yang telah
ditetapkan sebelumnya berhasil dengan baik atau tidak untuk mengetahui informasi tentang
penilaian tersebut digunakan pengukuran. Pengukuran adalah kegiatan membandingkan hasil
pengamatan dengan suatu kriteria atau ukuran. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan
instrumen tes maupun nontes. Tes adalah penyajian seperangkat pertanyaan atau tugas untuk
dijawab atau dikerjakan. Untuk mengetahui hasil tes tersebut, diadakan ujian. Ujian adalah
cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan pada waktu dan tempat tertentu pula.
Evaluasi meliputi mengukurdan menilai. Evaluasi bukan hanya memberi angka dan menilai
berhasil tidaknya sesuatu program, melainkan Juga digunakan untuk membuat keputusan
berdasarkan hasil-hasil penilaian, Sebab-sebab ketidakberhasilan, tindak lanjut dan solusi
pemecahannya. Jadi, evaluasi (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan
beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang pencapaian hasil belajar. Proses
pemberian angka atau usaha memperoleh deskripsi dari suatu Tingkat karakteristik tertentu
pada seseorang itulah yang dinamakan measurement jadi, penilaian pendidikan adalah proses
untuk menentukan kemajuan pendidikan dan usaha memperoleh umpan balik dari
penyempurnaan pendidikan. Penilaian merupakan proses mengumpulkan informasi melalui
pengukuran, menafsirkan, mendeskripsikan, dan menginterpretasi bukti-bukti hasil
pengukuran. Penilaian merupakan proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana,
dan dalam hal apa, bagaimana ketercapaian tujuan pendidikan, apa dan bagaimana yang
belum tercapai dan apa sebabnya, serta apa tindak lanjutnya.

Prinsip Penilaian Pembelajaran Bahasa dan Sastra

Prinsip penilaian yang dimaksud adalah:


1. Sahid, berarti penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan

yang diukur.

2. Objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak

dipengaruhi subjektivitas penilai.

3. Bersistem, berarti seluruh kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan

pengembangan diri diselenggarakan seimbang, keterkaitan, dan kesinambungan

yang cocok dan memadai antarkelas dan jenis serta jenjang pendidikan. 4.

Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan

mengikuti langkah-langkah baku.

4. Menyeluruh, berarti penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi

dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai untuk memantau

perkembangan kemampuan peserta didik.

5. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak

terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.

6. Ternbuka atau transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, an dasar

pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan.

7. Adil, berati penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena

berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat

istiadat, status sosial ekonomi, dan gender. Semua indikator dalam penilaian diberi

bobot, baik nilai proses dan hasil sehingga benar-benar menggambarkan hasil

belajar sebagai keseluruhan kegiatan siswa.

8. Beracuan kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi

yang ditetapkan.
9. Akuntabilitas, berarti penilaian dapat dipertanggung jawabkan, baik dari segi

teknik, prosedur, maupun hasilnya.

10. Edukatif, berarti penilaian dilakukan untuk kepentingan dan kemajuan pendidikan

peserta didik.

11. Berbasis Kompetensi ujian yang diberikan kepada siswa tidak terlepas dari

pengembangan kompetensi dasar yang dijabarkan dalam bentuk indikator-

indikator. Guru seharusnya membuat soal berdasarkan indikator, isi bahan ajar, dan

butir soal yang digunakan sebagai rincian. Setiap indikator diuji kelayakannya.

Apakah soal itu memiliki korelasi antara indikator dengan soal ujian. Soal inilah

akan menjadi alat ukur hasil belajar dari setiap materi pelajaran setelah selesai

dipelajari. Penilaian berbasis kompetensi dasar ditujukan untuk mengetahui

tercapai tidaknya kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dengan kompetensi

dasar, dapat diketahui tingkat penguasaan materi oleh peserta didik, baik yang

menyangkut aspek intelektual (kognitif, afektif, dan psikomotor) maupun

emosional, spritual, kreativitas, dan morel. Popham (Sederadjat, 2004: 123)

mengemukakan tujuh kriteria yang harus dipenuhi dalam menyusun tes berbasis

kompetensi yang berkualitas, sebagai berikut:

a. Generability, apakah peserta tes dalam tugas yang diberikan dapat

digeneralisasi dengan tugas-tugas lain dalam kehidupan sehari-hari? Dengan

demikian, peserta tes diberikan penilaian dengan pemberian tugas yang

berlainan.

b. Authentic, apakah tugas yang diberikan tersebut sudah serupa dengan hal yang

sering dihadapinya dalam praktik kehidupan sehari-hari.

c. Multile fact, apakah tugas yang diberikan kepada peserta tes sudah mengukur

lebih dari satu kemampuan yang diinginkan.


d. Teachability, apakah tugas yang diberikan merupakan tugas yang hasilnya

semakin baik karena adanya usaha guru di kelas? Jadi, tugas yang diberikan

dalam penilaian kompetesi harus relevan dengan materi atau kecakapan yang

diajarkan guru di kelas.

e. Fairness, apakah tugas yang diberikan sudah adil untuk semua peserta tes.

Artinya, tugas yang diberikan harus dipikirkan agar tidak bisa untuk semua

jenis kelamin, suku bangsa, agama, dan status sosial ekonomi.

f. Feaatnatsibility, apakah tugas-tugas yang diberikan dalam penilaian

keterampilan memang relevan untuk dapat dilaksanakan, mengingat faktor-

faktor seperti biaya, ruangan/tempat, waktu, perangkat peralatan-nya.

g. Scoarability, apakah tugas yang diberikan nantinya dapat diskor dengan akurat

dan reliabel? Hal ini perlu diperhatikan karena salah satu yang sensitif dari

penilaian keterampilan adalah penskoran.

12. Beragam, berarti penilaian beragam dan bervariasi dari segi multi strategi,

multimedia, teknologi, dan sumber belajar, baik media cetak, media elektronik,

serta lingkungan.

13. Sesuai Karakteristik anak didik Perkembangan kondisi peserta didik diarahkan

menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal ini, peserta didik

harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang bermutu, serta memperoleh

kesempatan untuk mengekspresikan dirinya secara bebas, dinamis, dan

menyenangkan.

14. Tuntas
Penilaian tuntas berhubungan dengan pembelajaran tuntas. Pada prinsipnya,

penilaian tuntas didasarkan pada pembelajaran tuntas yang asumsi dasarnya

adalah: (1) semua peserta didik akan belajar jika diberikan kesempatan dan waktu

yang cukup sesuai dengan yang diperlukan, (2) ketuntasan berdasarkan pada ranah

dan jenjang Taksonomi Bloom (kognitif, afektif, dan psikomotor), (3) materi

pembelajaran dibagi menjadi unit-unit yang lebih kecil dan perlu diurutkan, serta

dirancang sesuai kondisi sehingga unit yang satu dengan yang lain menjadi

prasyarat dikuasai sebelum unit berikutnya, dan (4) peserta dinilai berdasarkan

pada kriteria, bukan berdasarkan perbandingan dengan kawan-kawannya. Dengan

dmikian, penilaian tuntas memperhatikan beberapa hal, yakni: bakat dan kecepatan

belajar, penguasaan materi oleh peserta didik, mutu program pembelajaran,

keuletan peserta didik, dan waktu yang disesuaikan.

15. Penilaian Berkelanjutan

Penilaian berkelanjutan maksudnya penilaian diawali dengan penyusunan soal

pada semua indikator, kemudian hasilnya dianalisis untuk mengetahui kemampuan

yang dimiliki siswa dan kendala yang dihadapi oleh masing-masing siswa.

Penentuan teknik ujian yang digunakan dan hasil yang dicapai sebaiknya ditelaah

bersama guru sejawat dalam bidang yang sama. Hasil ujian yang didapatkan

selanjutnya danalisis untuk menentukan per-baikan, berupa program remedial.

Apabila nanti ditemui sebagian besar siswa di atas 75% belum menguasai

kemampuan dasar tertentu, maka dilakukan proses pembelajaran, sedangkan yang

telah menguasai diberi tugas penga-yaan untuk masing-masing mereka.

16. Tindak lanjut

Berbagai upaya yang dapat dilakukan sebagai tindak lanjut pembelajaran untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran, antara lain: mencakup peningkatan aktivitas


dan kreativitas peserta didik, serta peningkatan motivasi belajar. Berdasarkan

upaya peningkatan aktivitas dan kreativitas peserta didik tersebut, ada tujuh prinsip

yang dapat diterapkan untukeningkatkan moti-vasi peserta didik, yaitu: (a)

pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik, (b) pembelajaran

yang bersifat holistik, humanistik, kontekstual dan bermakna, © keterlibatan

peserta didik secara fisik dan mental (emosional dan spritual), (d) pembelajaran

yang beragam dan bervariasi, baik individual maupun kelompok, € penggunaan

bahan dan sumber belajar yang beraneka ragam, (f) penggunaan strategi

pembelajaran yang bervariasi dan efektif atau diistilakan dengan Paikem

( pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan), dan (g) pemberian

umpan balik, baik hadiah atau penghargaan yang berbeda terhadap keberhasilan

siswa.

1.2. Rumusan masalah

1. Bagaimana analisis bentuk penilaian ulangan, pengamatan, penugasan dan

bentuk lain ?

2. Bagaimana analisis dari ujian sekolah ( Penilaian belajar oleh satuan

pendidikan )

3. Bagaimana analisis dari ujian nasional ( penilaian belajar oleh

pemerintah )

1.3. Tujuan

1. Untuk Mengetahui analisis bentuk penilaian ulangan, pengamatan,

penugasan, dan bentuk lain!

2. Untuk Mengetahui analisis dari ujian sekolah ( Penilaian belajar oleh

satuan pendidikan )
3. Untuk Mengetahui analisis dari ujian nasional ( Penilaian belajar oleh

pemerintah )

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Model Penilaian Pembelajaran Bahasa dan Sastra ( Bentuk Penilaian Ulangan,
Pengamatan, Penugasan, dan Bentuk lain )

Model penilaian yang dimaksud adalah:

Penilaian Berbasis Kelas

 Pengertian Penilaian Berbasis Kelas

Penilaian berbasis kelas merupakan salah satu pilar dalam pelaksanaan KTSP yang berbasis
kompetensi dan salah satu penilaian dalam kurikulum 2013. Penilaian berbasis kelas adalah
penilaian yang dilakukan oleh guru di kelas untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar
peserta didik, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik untuk perbaikan
proses pembelajaran, dan penentuan kenaikan kelas. Dari proses ini diperoleh profil
kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah kompetensi inti dan kompetensi dasar
yang tercantum dalam kurikulum.
 Ciri-Ciri Penilaian Berbasis Kelas Umar dan Kaco (2008: 7-9)

mengemukakan ciri ciri penilaian berbasis kelas adalah:

1) Belajar Tuntas

Yang dimaksud belajar tuntas adalah: (a) peserta didik tidak diper-kenankan mengerjakan
tugas berikutnya sebelum mereka mampu menyele-saikan tugas dan prosedur yang benar dan
hasil yang baik, (b) jika peserta didik dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuannya
untuk beberapa mata pelajaran dan diajarkan sesuai dengan karakteristik mereka, maka
sebagian besar dari mereka akan mencapai ketuntasan, (c) guru harus memper-timbangkan
antara waktu yang diperlukan berdasarkan karakte-ristik peserta didik dan waktu yang
tersedia di bawah kontrol guru, (d) Peserta didik yang belajar lambat perlu diberi waktu lebih
lama untuk materi yang sama. Mereka dapat berhasil jika kompetensi awal mereka
terdiagnosis secara benar.

2) Otentik, berarti memandang penilaian dan pembelajaran secara terpadu, mencerminkan


masalah dunia nyata bukan dunia sekolah, menggunakan berbagai cara dan kriteria, dan
holistik (kompetensi utuh merefleksi pengetahuan, keterampilan, dan sikap)

3) Berkesinambungan, berarti memantau proses, kemajuan, dan patokan hasil terus-menerus


dalam bentuk ujian harian, tengah semester, akhir semester, dan kenaikan kelas.

4) Berdasarkan Acuan Kriteria/Patokan, berarti prestasi kemampuan lkglk peserta didik tidak
dibandingkan denga peserta kelompok, tetapi dengan kemampuan yang dimiliki sebelumnya
dan patokan yang ditetapkan.

5) Menggunakan berbagai cara dan alat penilaian

Penilaian berbasis kelas mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang


bervariasi dan menggunakan penilaian yang beragam: tertulis, lisan, produk, portofolio, unjuk
kerja, proyek, pengamatan, penilaian diri sendiri, dan penilaian teman sejawat.

 Bentuk Penilaian Berbasis Kelas

Penilaian berbasis kelas dapat dilakukan dalam bentuk pretes, postes, kuis, tugas individu,
tugas kelompok, laporan kerja praktik dan praktikum, responsi atau ujian praktik, ulangan
harian, ulangan umum/ulangan semester, ulangan kenaikan kelas, dan ujian akhir.
Semua bentuk penilaian ini bisa secara lisan, tertulis, dan perbuatan atau unjuk kerja. Bentuk
penilaian diuraikan berikut ini.

1) Pretes

Pretes adalah pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan disajikan. Hal ini
dilakukan untuk mengetahui apakah materi yang akan disajikan sudah diketahui sebelumnya
oleh peserta didik atau belum.

2) Postes

Postes adalah pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang baru disajikan.
Hal Ini dilakukan untuk mengetahui apakah peserta didik telah memahami atau menguasai
materi yang telah disajikan tersebut.

3) Kuis

Kuis adalah pertanyaan yang diajukan kepada siswa dalam waktu yang terbatas, kurang lebih
15 menit. Pertanyaan tersebut berupa jawaban singkat. Kuis ini dilakukan untuk mendapatkan
gambaran materi sebelumnya yang telah disajikan kepada peserta didik. Waktu pelaksanaan
kuis pada umumnya diawal pembelajaran. Apabila ditemukan bahwa materi sebelumnya
belum dikuasai siswa, sebaiknya pendidik menjelas-kan kembali materi tersebut.

4) Tugas individu

Tugas individu adalah tugas yang diberikan secara individu yang dapat diberikan setiap
minggu, baik soal objektif maupun uraian pada semua ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Tugas individu ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan, keteram-pilan,
bahkan bakat dan minat setiap siswa pada bidang tertentu.

5) Tugas kelompok

Tugas kelompok ini digunakan untuk menilai siswa dalam kemampuan kerja kelompok,
toleransi, tanggung jawab, bekerja sama, dan empati sesama temannya. Penilaiannya dapat
dilengkapi dengan format pengamatan. Misalnya, para siswa dianjurkan mencari data
lapangan atau melakukan pengamatan terhadap sesuatu fenomena, membuat suatu kegiatan
terencana yang dilakukan berkelompok.

6) Laporan praktik atau laporan praktikum


Laporan ini dilaksanakan apabila siswa ditugasi melakukan sesuatu yang berbentuk praktik,
lalu melaporkan hasil praktik itu melalui laporan tertulis atau lisan. Misalnya, siswa ditugasi
mengamati sebuah pementasan drama. Kemudian, mereka mengomentari pementasan drama
tersebut, baik dari segi pemain, dekorasi, dan lain-lain. Berdasarkan pengamatan, mereka
menuliskan sebuah laporan, baik individu maupun secara kelompok.

7) Responsi atau ujian praktik

Responsi yang dilakukan adalah mata pelajaran yang berkaitan dengan praktik dan
laboratorium. Ujian ini dilaksanakan untuk mengetahui penguasaan akhir siswa terhadap
materi pelajaran, baik kognitif maupun psikomototor.

8) Ulangan harian

Ulangan harian minimal dilakukan tiga kali dalam setiap semester. Ulangan harian ini
terutama ditujukan untuk memperbaiki program pembelajaran atau dapat juga sebagai bahan
pertimbangan dalam memberikan nilai bagi peserta didik.

9) Ulangan umum/ semester

Ulangan umum biasa juga disebut sebagai ulangan kenaikan kelas. Ulangan umum
dilaksanakan setiap akhir semester dengan bahan yang diuji akan, yakni: (a) ulangan umum
semester pertama soalnya diambil dari materi semester pertama, (b) Ulangan umum semester

kedua soalnya merupakan gabungan dari materi semester pertama dan kedua dengan
penekanan pada materi semester kedua.

10) Ujian akhir

Ujian akhir dilakukan pada akhir program pendidikan. Bahan-bahan yang diujikan meliputi
seluruh kompetensi dasar yang telah diberikan, dengan penekanan pada kompetensi dasar
yang dibahas pada kelas-kelas tinggi. Hasil evaluasi ujian akhir ini terutama digunakan untuk
menentukan kelulusan bagi setiap peserta didik. Dan layak tidaknya untuk melanjutkan
pendidikan pada tingkat di atasnya.

 Manfaat Penilaian Berbasis Kelas

Surapranata dan Hatta (2006: 5-6) menjelaskan bahwa penilaian berbasis kelas bermanfaat
bagi guru, peserta didik, dan orang tua. Manfaat penilaian berbasis kelas bagi guru adalah:
1) Memberikan umpan balik pada program jangka pendek yang dilakukan oleh peserta didik
dan guru dalam kegiatan proses belajar sehingga memungkinkan pembuatan koreksi hasil
penilaian.

2) Memberikan kegunaan hasil pembelajaran peserta didik dengan melibat-kan peserta didik
secara maksimal.

3) Membantu pembuatan laporan secara baik dan meningkatkan efisiensi pembelajaran.

4) Mendorong para pengajar sebagai proses penilaian formatif yang melibatkan banyak
waktu untuk melakukan umpan balik dan perbaikan hasil peserta didik.

Manfaat penilaian berbasis kelas bagi peserta didik adalah : (a)

Memantau pembelajaran dirinya secara lebih baik, dan (b) Menitik beratkan pembelajaran
pada kebutuhan perubahan kemampuan, keterampilan dan nilai.

Manfaat penilaian berbasis kelas bagi orang tua adalah: (a) Mengetahui kelemahan dan
peringkat anaknya, (b) Melibatkan orang tua siswa untuk melakukan bimbingan kepada
anaknya, dan (c) melibatkan orang tua siswa untuk melakukan diskusi dengan guru/sekolah
dalam hal perbaikan kelemahan peserta didik.

 Jenis Penilaian Berbasis Kelas Surapranata dan Hatta (2006: 18-21)

mengemukakan jenis penilaian berbasis kelas adalah:

1) Tes tertulis

Tes tertulis adalah alat penialian yang penyajiannya maupun penggunaannya dalam bentuk
tertulis.

2) Tes perbuatan

Tes perbuatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung yang memungkinkan
terjadinya praktik. Artinya, pengamatan dilakukan terhadap peserta didik pada saat proses
pembelajaran berlangsung.

3) Pemberian tugas

Pemberian tugas dilakukan untuk semua mata pelajaran mulai awal kelas sampai akhir kelas
sesuai dengan materi dan perkembangan peserta didik. Pelaksanaan pemberian tugas dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (a) Banyaknya tugas tidak memberatkan siswa, (b)
Jenis dan materi tugas harus didasarkan pada tujuan pemberian tugas, yaitu untuk melatih
peserta didik untuk menerapkan, menggunakan, dan memperkaya pengetahuannya, (c)
Pemberian tugas dapat mengembangkan kreatifitas dan rasa tanggung jawab serta
kemandirian.

4) Penilaian proyek

Penilaian proyek adalah penilaian yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Penilaian
proyek dilakukan mulai dari pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, hingga
penyajian data.

5) Penilaian produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap penguasaan keterampilan peserta didik dalam
membuat suatu produk dan kualitas hasil kerja peserta didik. Penilaian produk meliputi:
pemilihan, cara menggunakan alat, prosedur kerja, kualitas teknis maupun estetik suatu
produk.

6) Penilaian sikap

Penilaian sikap adalah penilaian yang berhubungan dengan konsep psikologis yang
kompleks, yaitu sikap terhadap mata pelajaran, terhadap proses pembelajaran, terhadap
materi pembelajaran, dan nilai-nilai kehidup-an. Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan
cara: observasi perilaku, pertanyaan langsung, laporan pribadi, dan penggunaan angket skala
sikap.

7) Penilaian portofolio Penilaian portofolio adalah kumpulan karya peserta didik yang
tersusun secara sistematis dan terorganisir yang diambil selama proses pembelajaran dalam
kurun waktu tertentu, digunakan oleh guru dan peserta didik untuk memantau perkembangan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran tertentu.

 Fungsi Penilaian Berbasis Kelas

Jihad dan Haris (2009: 95) menjelaskan fungsi penilaian berbasis kelas adalah:

a) Menggambarkan sejauh mana seorang siswa telah menguasai suatu kompetensi.


b) Mengevaluasi hasil belajar siswa dalam rangka membantu mereka memahami dirinya,
membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk pemilihan program,
pengembangan kepribadian maupun penjurusan.

c) Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Hal ini
juga sebagai alat diagnosis yang membantu guru menentukan apakah seseorang perlu
mengikuti remedial atau pengayaan.

d) Menemukan kelemahan atau kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung


guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.

e) Sebagai kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan perkembangan peserta didik.

 Prinsip Penilaian Berbasis Kelas

Prinsip penilaian berbasis kelas menurut Supranata dan Hatta (2008: 6-13) menguraikan
bahwa: (1) Tujuan program pembelajaran setiap mata pelajaran yang harus dicapai siswa
berdasarkan kompetensi yang ditetapkan oleh kurikulum, (2) Standar keberhasilan harus
dicapai oleh siswa berdasarkan kriteria yang dijadikan rujukan, (3) Penilaian internal yang
dilakukan guru merupakan bagian terintegral dari penilaian eksternal yang dilakukan oleh
pihak lain, (4) Model penilaian berbasis kelas menitikberatkan pada aspek perbaikan mutu
pengajaran guru dan pembelajaran siswa di kelas dengan berpedoman pada rambu-rambu
kurikulum, dan (5) Pemanfaatan hasil penilaian berbasis kelas akan sangat beragam dari satu
penilai dengan penilai lain.

Umar & Kaco (2008: 18-24) dan Jihad & Haris (2008: 96) menguraikan prinsip penilaian
berbasis kelas adalah: (a) belajar tuntas, (b) otentik, (c) berkesinambungan, (d) berdasarkan
Acuan Patokan, dan (d) menggunakan berbagai cara dan alat penilaian, (e) penilaian secara
terpadu, (f)valid, (g) menyeluruh, (h) adil dan objektif, (i) sesuai dan koheren, (j) mendidik,
(k) dapat ditindaklanjuti, (l) bermakna, (m) diskriminasi, dan akuntabilitas

2.2 Analisis Ujian Sekolah ( Penilaian Belajar Oleh Satuan Pendidikan )

Jika berdasarkan pada aspek atau ranah belajar, tujuan penilaian adalah menilai aspek belajar
peserta didik secara menyeluruh, yaitu menilai aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Berdasarkan permendikbud Nomor 23 Tahun 2016, tujuan penilaian dapat dilihat dari
pelaksanaanya. Ada penilaian yang dilakukan oleh pendidik, penilaian oleh satuan
pendidikan, dan penilaian oleh pemerintah.

Tujuan satuan pendidikan melakukan penilaian adalah menilai pencapaian standar


kompetensi lulusan (SKL) untuk semua mata pelajaran. Informasi yang diperoleh dari
kegiatan penilaian dapat membantu sekolah dalam mengukur ketercapaian standar
kompetensi lulusan peserta didiknya. Jika kesimpulan atau keputusan dari penilaian telah
ditentukan, maka sekolah bisa menentukan kebijakan terkait hasil penilaian tersebut. Hasil
belajar peserta didik yang sudah baik akan mendorong sekolah untuk meningkatkan dan
mempertahankan faktor-faktor yang mendukung. Contohnya adalah meningkatkan
pemeliharaan sarana dan prasarana belajar. Jika hasil belajar peserta didik belum mencapai
standar, sekolah akan memperbaiki sistem, kebijakan, maupun program-program sekolah.

Pemerintah melakukan penilaian untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara


nasional. Contohnya adalah pelaksanaan ujian nasional (UN). UN dilaksanakan di seluruh
wilayah Indonesia. Hasil penilaian secara nasional tersebut menjadi data yang digunakan
pemerintah untuk melakukan pemetaan pendidikan. Meskipun demikian, UN bukanlah satu-
satunya tolak ukur keberhasilan pendidikan. UN merupakan salah satu atau bagian dari
penilaian pendidikan secara nasional.

Menurut Yusuf (2015: 23) tujuan dan fungsi penilaian dalam pendidikan adalah sebagai
penyedia informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran. Informasi
tersebut di antaranya adalah penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada peserta
didik, pengendalian mutu pendidikan dan pembelajaran, serta pengambilan keputusan tentang
peserta didik. Selain itu, penilaian dalam pendidikan juga sebagai bentuk akuntabilitas dan
regulasi administratif.

Terkait dengan peraturan sebelumnya, Permendikbud nomor 104 Tahun 2014 hanya
menjelaskan mengenai tujuan penilaian oleh pendidik. Tujuan penilaian yang dimaksud
adalah untuk mengetahui dan menetapkan tingkat capaian atau penguasaan peserta didik
terhadap kompetensi belajar. Selain itu, tujuan lainnya adalah untuk menyiapkan program
perbaikan dan pengayaan, serta memperbaiki proses pembelajaran.

Bentuk Penilaian

Yusuf (2015: 14) menyatakan bahwa fokus utama asesmen adalah untuk mengetahui
pencapaian dan kemajuan peserta didik dalam belajar serta memperbaiki proses dan kegiatan
pembelajaran. Penilaian dapat dilakukan dalam berbagai bentuk sesuai dengan pelaksana
penilaian dan aspek kompetensi yang akan dinilai. Bentuk-bentuk penilaian yang dijelaskan
dalam permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 adalah penilaian oleh pendidik, penilaian oleh
satuan pendidikan, dan penilaian oleh pemerintah. Penilaian yang dilakukan pendidikan dapat
berupa ulangan, pengamatan, penugasan, dan bentuk lainnya yang relevan dengan
kompetensi yang akan dinilai.

Penilaian oleh pendidik bertujuan untuk mengetahui ketercapaian tujuan pembelajaran pada
setiap materi pelajaran. Penilaian oleh pendidik juga digunakan sebagai dasar untuk
menentukan kenaikan kelas bagi peserta didik.

Penilaian oleh satuan pendidikan yaitu ujian sekolah atau madrasah. Ujian sekolah atau
madrasah digunakan untuk menentukan kelulusan. Sekolah memanfaatkan penilaian yang
dilakukan oleh pendidik untuk memperbaiki mutu pendidikan.

Penilaian yang dilakukan pemerintah berupa ujian nasional. Ujian nasional yang dilakukan
oleh pemerintah bertujuan untuk pemetaan program dan satuan pendidikan, pertimbangan
seleksi peserta didik ke jenjang berikutnya, serta pembinaan kepada satuan pendidikan.

Bentuk penilaian yang dijelaskan pada Permendikbud nomor 104 Tahun 2014 hanya
penilaian yang dilakukan oleh pendidik. Bentuk penilaian yang dimaksud adalah penilaian
autentik dan penilaian non autentik. Penilaian autentik meliputi observasi atau pengamatan,
pemberian tugas ke lapangan, portofolio, projek, produk, jurnal, pemberian tugas di
laboratorium, unjuk kerja, serta penilaian diri. Penilaian non autentik berkaitan dengan
pemberian soal, yang meliputi tes, ulangan, atau ujian.

Mekanisme Penilaian

Mekanisme penilaian diatur berdasarkan pelaksana penilaian. Mekanisme penilaian oleh


pendidik terdiri dari perencanaan strategi penilaian dalam penyusunan RPP, penilaian sikap,
pengetahuan, dan keterampilan dengan teknik yang relevan. Peserta didik yang belum
mencapai KKM harus mengikuti kegiatan remedial. Hasil penilaian dilaporkan dalam bentuk
angka dan deskripsi.

Penilaian oleh satuan pendidikan dimulai dengan penetapan KKM, penilaian pada semua
aspek belajar, dan pelaksanaan penilaian berupa ujian akhir sekolah/ madrasah. Kemudian,
penetapan laporan hasil penilaian dan kenaikan kelas atau kelulusan peserta didik. Penilaian
oleh satuan pendidikan memerlukan kerja sama semua pihak, termasuk antar guru di sekolah
maupun antar sekolah.

Penilaian oleh pemerintah dilakukan dalam bentuk ujian nasional, survei, dan sensus melalui
kerja sama dengan pihak-pihak yang terkait. Hasil penilaian dalam bentuk ujian nasional
disampaikan kepada peserta didik dan sekolah. Penilaian yang dilakukan pemerintah
bertujuan untuk pemetaan mutu pendidikan dan dasar pembinaan kepada satuan pendidikan.

Prosedur Penilaian

Menurut Uno dan Koni (2012: 2) penilaian merupakan proses pengukuran dan non
pengukuran guna memperoleh data tentang karakteristik belajar peserta didik yang
dilaksanakan melalui cara-cara tertentu. Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 tidak
menjelaskan secara sistematis terkait prosedur penilaian. Penjelasan yang disampaikan lebih
kepada kriteria-kriteria yang berkaitan dengan ketuntasan hasil belajar peserta didik.

Prosedur penilaian sikap di antaranya adalah mengamati perilaku peserta didik, mencatat
hasil pengamatan, menindaklanjuti hasil pengamatan, dan mendeskripsikan perilaku peserta
didik. Prosedur penilaian untuk pengetahuan dan keterampilan adalah menyusun perencanaan
penelitian, mengembangkan instrumen penilaian, melaksanakan penilaian, memanfaatkan
hasil penilaian, serta melaporkan hasilpenilaian dalam bentuk angka dan deskripsi. Setiap
tahap dalam prosedur penilaian saling berkaitan satu dengan yang lain.

Prosedur atau tahap-tahap penilaian yang dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan
pemerintah secara umum terdiri dari kegiatan mengumpulkan, mengolah, dan
menginterpretasikan data. Mengumpulkan data diawali dengan perencanaan dan penyusunan
instrumen penilaian, kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan penilaian. Mengolah data
dilakukan dengan menindaklanjuti dan memanfaatkan hasil penilaian. Adapun
menginterpretasikan data adalah membuat laporan hasil penilaian, baik dalam bentuk angka
maupun deskripsi.

Instrumen Penilaian

Instrumen penilaian adalah alat yang digunakan untuk melakukan penilaian sehingga dapat
terkumpul data dari kompetensi yang dinilai. Instrumen penilaian yang digunakan pendidik
adalah tes, pengamatan, penugasan, praktik, dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik
peserta didik serta aspek yang akan dinilai. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan
pendidikan berupa ujian akhir sekolah/ madrasah yang telah memenuhi syarat berdasarkan
standar penilaian. Instrumen penilaian yang digunakan pemerintah adalah dalam bentuk UN
yang hasilnya harus dapat menggambarkan pemetaan mutu pendidikan secara nasional.

Ketentuan instrumen penilaian pada Permendikbud nomor 104 Tahun 2018 hanya instrumen
penilaian yang digunakan pendidik. Instrumen penilaian dibedakan menjadi instrumen
penilaian sikap, instrumen penilaian pengetahuan, dan instrumen penilaian keterampilan.
Ketentuan yang disebutkan adalah instrumen penilaian sikap paling sedikit harus memuat
materi. Instrumen penilaian pengetahuan harus memuat materi, konstruksi, dan bahasa.
Instrumen penilaian keterampilan paling sedikit harus memuat materi dan konstruksi.

Posisi UN dalam Standar Penilaian Pendidikan

Salah satu bentuk penilaian dalam pendidikan adalah penilaian yang dilakukan oleh
pemerintah. Penilaian pendidikan oleh pemerintah diatur dalam Permendikbud nomor 4
Tahun 2018 yang memuat aturan atau ketentuan tentang penilaian hasil belajar oleh satuan
pendidikan dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Permendikbud tersebut sekaligus
menghapus peraturan sebelumnya yang terkait, yaitu Permendikbud Nomor 3 Tahun 2017
tentang penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan penilaian hasil belajar oleh
pemerintah, serta permendikbud Nomor 58 Tahun 2015 tentang penyelenggaraan ujian
sekolah/ madrasah atau bentuk lain yang sederajat.

Penilaian oleh pemerintah yang ada di Indonesia berupa ujian nasional. Pengertian ujian
nasional seperti yang dijelaskan dalam Permendikbud Nomor 4 Tahun 2018 adalah kegiatan
penilaian yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengukur capaian kompetensi lulusan
peserta didik pada mata pelajaran tertentu. UN dilakukan dengan mengacu pada standar
kompetensi lulusan (SKL). Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 menyebutkan bahwa hasil
UN adalah sebagai masukan bagi setiap satuan pendidikan untuk memperbaiki
prosespembelajaran. UN dalam standar penilaian dapat dikatakan sebagai alat pemetaan
pendidikan.

Salah satu informasi penting yang perlu dipahami dalam dunia pendidikan terkait dengan
penilaian oleh pemerintah adalah posisi UN dalam penilaian. Posisi UN dapat dilihat dari
uraian tiga fungsi UN yang terdapat pada pasal 17 Permendikbud Nomor 4 Tahun 2018. UN
diselenggarakan sebagai dasar untuk pemetaan mutu, baik program maupun satuan
pendidikan. UN menjadi salah satu pertimbangan saat peserta didik mengikuti seleksi untuk
jenjang pendidikan yang berikutnya. Kemudian, UN merupakan bentuk pembinaan dan
pemberian bantuan dari pemerintah kepada satuan pendidikan dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikan. Beberapa fungsi UN tersebut juga sama seperti yang disebutkan dalam
Permendikbud Nomor 23 tahun 2016. UN bukan lagi sebagai penentu kelulusan, namun
sebagai bentuk penilaian terhadap penyelenggaraan pendidikan dalam lingkup nasional.

2.3 Penilaian Hasil Belajar Oleh Pemerintah ( Analisis Ujian Nasional Penilaian Belajar
Oleh Pemerintah )

Penilaian hasil belajar yang ditetapkan oleh Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan melingkupi penilaian hasil belajar oleh pendidik, penilaian
hasil belajar oleh satuan pendidikan, dan penilaian hasil belajar oleh pemerintah. Penilaian
hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses,kemajuan
belajar, dan perbaikan hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk memantai dan
mengevaluasi proses, kemajuan besar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara
berkesinambungan. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai
pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran. Penilaian hasil belajar
oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada
mata pelajaran tertentu.standar penilaian oleh pendidik menurut BSNP mencakup : standar
umum penilaian, standar perencanaan, standar pelaksanaan, standar pengolahan dna
pelaporan hasil penilaian serta standar pemanfaatan hasil penilaian. Masing-masing standar
ini memiliki prinsip-prinsip dan kriteria yang ditetapkan oleh BSNP.

A. Bentuk Penilaian

Penilaian hasil belajar dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai bentuk penilaian.
Ditinjau dari tekniknya, penilaian dibagi menjadi 2 macam yaitu tes dan non tes. Bentuk
penilaian yang dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah adalah berbeda.
B. Instrumen Penilaian

Instrumen adalah alat bantu untuk mengumpulkan data atau informasi. Berdasarkan lampiran
Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan disebutkan bahwa
instrument penilaian harus memenuhi persyaratan: substansi yang mempresentasikan
kompetensi yang dinilai, konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk
instrument yang digunakan, dan penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatf
sesua dengan tingkat perkembangan peserta didik. Berikut adalah tabel instrument penilaian
yang digunakan oleh pendidik, satuan pendidikan dan pemerintah.
C. Mekanisme Penilaian

Mekanisme penilaian adalah system/ teori/ upaya yang dilakukan untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk
memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan
belajar peserta didik. Untuk mengukur keberhasilan proses pencapaian kompetensi peserta
didik, perlu ditetapkan KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah kriteria ketuntasan
belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan.

Mekanisme penilaian hasil belajar pendidik terdapat pada pasal 9 bab VI Permendikbud No.
23 Tahun 2016, yaitu:

1) Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus

2) Penilaian aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan dan teknik penilaian yang
relevan, dan pelaporanya menjadi tanggung jawab wali kelas, atau guru kelas

3) Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui teks tertulis, tes lisan, dan penugasan
sesuia dengan kompetensi yang dinilai

4) Penilaian keterampilan dilakukan melaui praktik, produk proyek portofolio dan/ atau
teknik lain sesuian dengan kompetensi yang dinilai
5) Peserta didik yang belum mencapai KKM satuan pendidikan harus mengikuti
pembelajaran remedial, dan

6) Hasil penilaian pencapaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan peserta didik


disampaikan dalm bentuk angka dan/ atau deskripsi.

Mekanisme penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan terdapat pada pasal 10 Bab VI
Permendikbud No. 23 Tahun 2016, yaitu:

1) Penetapan KKM yang harus dicapai oleh peserta didik melalui rapat dewan

pendidik

2) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan pada semua mata pelajaran

mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan

3) Penilaian pada akhir jenjang pendidikan dilakukan melalui ujian sekolah/

madrasah

4) Laporan hasil penilaian pendidikan pada akhir semester dan akhir tahun

ditetapkan dalam rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh satuan

pendidikan dan hasil penilaian oleh pendidik

5) Kenaikan kelas dan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan ditetapkan

melaui rapat dewan pendidik

Mekanisme penilaian hasil belajar oleh pemerintah terdapat pada pasal 11 Bab VI
Permendikbud NO. 23 Tahun 2016, yaitu:

1) Penilaian hasil belajar oleh pemerintah dilakukan dalam bentuk Ujian

Nasional(UN) dan/ atau dalam bentuk lain dalam rangka pengendalian mutu

pendidikan

2) Penyelenggaraan UN oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

bekerjasam dengan instansi terkait untuk mengukur pencapaian kompetensi

lulusan
3) Hasil UN disampaikan kepada peserta didik dalm bentuk sertifikat hasil UN

4) Hasil UN disampaikan kepad satuan pendidikan untuk dijadikan masukan

dalam perbaikan proses pembelajaran

5) Hail UN disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan sebagai dasar

untuk pemetaan mutu program/ dan / atau satuan pendidikan, pertimbangan

seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, serta pembinaan dan pemberian

bantuan kepada satuan pendidikan dalm upanya meningkatkan mutu

pendidikan.

6) Bentuk lain penialain haisl belajar oleh pemerintah ddapat dilakukan dalam

bentuk survey dan/ atau sensus, dan bentuk lain diatur oleh Peraturan Menteri.

D. Prosedur Penilaian

Dalam sebuah proses penilaian ada beberapa langkah yang harus ditempuh agar memberikan
penilaian yang lebih bermakna dan otentik. Hal ini sangant diperlukan agar hasil dari
penilaian dapat dimanfaatkan oleh banyak pihak yang terlibat dalam pendidikan dan
berkaiatan dengan objek yang dinilai. Penilaian aspek sikap dilakuakn melalui tahapan:

Mengamati perilaku peserta didik selama pembelajaran, mencatat perilaku peserta didik
dengan menggunkan observasi/ pengamatan, menindaklanjuti hasil pengamatan, dan
mendeskripsikan perilaku peserta didik. Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui
tahapan: menyusun perencanaan penilaian, mengembangkan instrument penilaian,
melaksanakan penilaian, memanfaatkan hasil penilaian dan melaporkan hasil penilaian dalam
bentuk angka dengan 0-100 dan deskripsi.

Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan yang sama dengan penilaian aspek
pengetahuan.
Dalam pasal 13 Permendikbud no. 23 Tahun 2016 disebutkan bahwa prosedur penilaian
proses dan hasil belajar yang dilakukan oleh :

Pendidik :

1) Menetapkan tujuan penilaian dengan mengacu pada RPP yang telah disusun

2) Menyusun kisi-kisi penilaian

3) Membuat instrument penilaian berikut pedoman penilaian

4) Melakukan analisa kualitas instrumen

5) Melakukan penilaian

6) Mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian

7) Melaporkan hasil penilaian

8) Memanfaatkan laporan hasil penilaian

Satuan pendidikan:

1) Menetapkan KKM

2) Menyusun kisi-kisi penilaian mata pelajaran

3) Menyusun instrument penilaian dan pedoman pengekornya

4) Melakukan analisis kualitas instrument

5) Melakukan penilaian

6) Mengolah,menganalisis,dan menginterpretasikan hasil penilaian

7) Melaporkan hasil penilaian

8) Memanfaatkan laporan hasil penilaian

Pemerintah:

1) Menyusun kisi-kisi penilaian

2) Menyusun instrument penelitian dan pedoman pengukurannya


3) Melakukan analisis kualitas instrument

4) Melakukan penilaian

5) Mengolah, menganalisis, dan menginterpretasikan hasil penilaian

6) Melaporkan hasil penilaian

7) Memanfaatkan laporan hasil penilaian

Mengingat pentingnya penilaian dalm menentukan kualitas pendidikan maka upaya


merencanakan dan melaksanakan penilaian hendaknya memperhatikan beberapa prosedur
tersebut. Data hasil penilaian sangat bermanfaat bagi pendidik maupun peserta didik.
Demikian juga data hasil penilaian harus dapat ditafsirkan sehingga pendidik dapat
memahami peserta didik terutama prestasi dan kemampuan yang dimilikinya. Hasil penilaian
juga hendaknya menjadi bahan untuk menyempurnakan program pengajaran, memperbaiki
kelemahan-kelemahan pengajaran, dan memberikan bimbingan belajar pada peserta didik
yang memerlukan. Lebih jauh lagi dapat dijadikan bahan untuk memperbaiki instrument
penilaian itu sendiri.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Standar Penilaian merupakan salah satu dari Standar Nasional Pendidikan,

sehingga keberadaannya tidak dapat terlepas dari seluruh kegiatan pendidikan.

Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai lingkup, tujuan,

manfaat, prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrument penilaian hasil belajar

peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar
peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.Landasan

Yuridis Penilaian Pendidikan di Indonesia adalah Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang kemudian diturunkan

kedalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan yang dirubah kedalam Peraturan Pemerintah Nomor 32

Tahun 2013 dan Peraturan Pemerintah Nomor13 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua atas PP Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional

Pendidikan. Peraturan Pemerintah tersebut kemudian dijelaskan melalui

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Dari peraturan yang

berlaku, bahwa Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah dilakukan oleh

Pendidik, Satuan Pendidik, dan oleh Pemerintah. Sedangkan aspek yang dinilai

adalah aspek sikap (yang terdiri dari sikap spiritual dan sosial), aspek

pengetahuan dan aspek keterampilan. Adapun bentuk dan instrument penilaian

dari masing-masing aspek berbeda. Hasil penilaian aspek sikap berupa

kualitatif deskripsi, sedangkan aspek pengetahuan dan keterampilan berupa

kuantitatif deskripsi.

Standar penilaian pendidikan di Indonesia telah memuat kriteria yang jelas

dalam penilaian. Kriteria penilaian meliputi ruang lingkup, tujuan, manfaat,

prinsip, mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta

didik. Penilaian menjadi bagian yang terintegrasi dalam sistem pendidikan

karena merupakan salah satu pilar penting dalam pembelajaran.

A. SARAN
Standar penilaian pendidikan sebaiknya menjadi pedoman bagi pendidik, satuan

pendidikan, dan pemerintah dalam melaksanakan penilaian. Penilaian dilakukan

dengan memperhatikan prinsip-prinsip dan kriteria lainnya.


DAFTAR PUSTAKA

1. Journal.unesa.ac.id https://journal.unesa.ac.id › PDF. ANALISIS

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

2. Media.neliti.com https://media.neliti.com › 74 PDF SISTEM PENILAIAN

DALAM PEMBELAJARAN – Neliti

3. Journal.unpak.ac.id https://journal.unpak.ac.id › PDF ANALISIS

STANDAR PENILAIAN PENDIDIKAN – Journal Unpak


4. Eprints.unm.ac.id http://eprints.unm.ac.id › PDF PENILAIAN

PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

5. Core.ac.uk https://core.ac.uk › PDF PENILAIAN PEMBELAJARAN

SASTRA BERBASIS KOMPETENSI

Anda mungkin juga menyukai