Riwayat Artikel : diterima: 16 Agustus 2020; direvisi: 16 Agustus 2020; disetujui: 16 September 2020
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan instrumen penilaian berbasis kompetensi ditinjau dari aspek kognitif,
afektif dan psikomotor yang diperlukan dalam pembelajaran matapelajaran di sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan
pendekatan Research and Development (R&D). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, tes, observasi dan diskusi
kalangan terbatas. Populasi dalam penelitian ini adalah guru pada di Kelompok Kerja Guru Gugus 8 Kecamatan Bogor Utara. Data
dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data diperoleh melalui validitas konstruk
menggunakan expert judgement dan validasi responden. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil
penelitian ini diketahui bahwa secara umum sistem penilaian di Kelompok Kerja Guru Gugus 8 Kecamatan Bogor Utara dapat
dikategorikan baik, meliputi: (1) Aspek antecedents (perencanaan penilaian) dapat dikategorikan baik. Hal ini ditunjukkan dengan
rata-rata perolehan skor berdasarkan kuesioner guru sebesar 2,93 dari skor maksimal 4. (2) Aspek transactions (pelaksanaan penilaian)
dapat dikategorikan baik. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata perolehan skor berdasarkan kuesioner siswa dan kuesioner guru sebesar
3,11dari skor maksimal 4. (3) Aspek outcomes (tindak lanjut) dapat dikategorikan baik. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata
perolehan skor berdasarkan kuesioner siswa dan kuesioner guru sebesar 2,82 dari skor maksimal 4. Presentase validitas isi/materi
produk instrumen adalah 93,45% , Presentase nilai validitas desain produk instrumen sebesar 84,76% kategori sangat valid, Presentase
praktikalitas instrumen penilaian sangat praktis dengan nilai rata-rata 84,86%, presentase kepraktisan produk berdasarkan respon
siswa sebesar 82,74% dengan kategori praktis. Penelitian pengembangan ini menghasilkan instrumen penilaian hasil belajar siswa
pada pembelajaran IPA yang valid dan praktis sehingga dapat digunakan sebagai alat evaluasi atau penilaian terhadap hasil belajar
siswa yang akurat pada aspek kognitif. Disarankan kepada guru untuk menerapkan produk instrumen penilaian hasil belajar siswa
dalam setiap proses penilaian, seperti saat mid semester maupun ujian semester dan ujian-ujian lainnya secara periodik.
Kata Kunci: instrumen penilaian; kualitas pembelajaran
- 119 -
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Guru Sekolah Dasar (JPPGuseda) Volume 03, Nomor 02, September 2020, Hal. 119 - 123
http://journal.unpak.ac.id/index.php/jppguseda e-ISSN: 2623-0232 ; p-ISSN: 2623-0941
Winarno [3] menyatakan bahwa evaluasi merupakan suatu transparansi atau keterbukaan (expicitness), (3) adil
proses yang sistematis untuk menentukan nilai berdasarkan (fairness), Data penilaian siswa yang dikumpulkan guru
data yang dikumpulkan melalui pengukuran. Proses melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan
pengambilan nilai harus dilakukan secara objektif, dan kompetensi yang harus dicapai oleh siswa atau indikator-
diusahakan unsur-unsur subjektif tidak masuk sebagai indikator yang telah ditentukan untuk dinilai. Alat penilaian
pertimbangan dan penilaian. Dengan kata lain dapat hasil belajar dapat memanfaatkan teknologi yang
dinyatakan bahwa evaluasi meliputi kedua langkah di depan, berkembang saat ini dimana penilaian hasil belajar siswa
yaitu mengukur dan menilai. Menurut Arifin [4] penilaian akan lebih cepat menggunakan mesin (komputasi),
merupakan suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan menjangkau segala pekerjaan rutin (otomatisasi), dan
berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang komunikasi dilakukan dari mana saja dan kapan
proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat saja.Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memiliki
keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan manfaat yang begitu luas terhadap pencapaian tujuan
tertentu. Tujuan penilaian menurut Poerwanti [5] adalah pendidikan.
untuk mengetahui seberapa jauh keberhasilan guru dalam Melalui TIK, guru dan siswa dapat mengoptimalkan
melaksanakan proses pembelajaran yang digunakan untuk potensi pendidikan yang ada sehingga tujuan pendidikan
umpan balik bagi guru dalam merencanakan proses yang telah direncanakan bisa segera tercapai. TIK
pembelajaran selanjutnya. Salah satu faktor yang memberikan kontribusi positif terhadap pembelajaran di
mendukung guru untuk bekerja dengan sebaik-baiknya sekolah dan supaya efektif diperlukan usaha sadar untuk
adalah kepuasan kerja. Artinya jika guru puas dengan saling bekerja sama antara kepala sekolah, guru, orang tua,
pekerjaannya maka mereka akan bekerja dengan penuh siswa serta seluruh komponen pendukungnya termasuk
semangat dan bertanggung jawab [6]. Seringkali dalam infrastruktur sarana dan prasarana yang memadai. Kepala
proses belajar mengajar aspek evaluasi hasil belajar sekolah dalam membina, mendorong dan mengarahkan guru
diabaikan [7]. Disebabkan guru terlalu memfokuskan apa agar dapat mencapai tujuan pendidikan secara efektif .
yang akan diajarkan kepada siswanya akibatnya proses Adapun indikatornya adalah: 1) pengawasan dalam
belajar mengajar berjalan dengan baik dan rapi tetapi alat- pendidikan, 2) pembinaan kepada guru, 3) pembinaan
alat penilaian yang digunakan tidak lagi melihat sasaran tanggung jawab guru 4) pengevaluasian pelaksanaan KBM
yang akan dinilai. Menurut Asmin [8] peningkatan mutu [13]. TIK yang terus berkembang juga berdampak pada
pendidikan tidak terlepas dari penerapan penilaian yang peran pendidikan sebagai modal pembangunan bangsa
dapat secara tepat mengukur hasil akhir dari suatu proses sehingga dituntut untuk semakin berperan aktif dalam
pembelajaran artinya untuk menilai hasil akhir dalam meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya
pembelajaran diperlukan alat ukur yang berkualitas. manusia. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Kemampuan guru dalam menyusun instrumen tes tentunya memiliki implikasi yang luas dalam kehidupan manusia
mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan instrumen tes sehingga manusia diharapkan perlu mendalami untuk
penilaian yang memenuhi kriteria tentunya hasil belajar mengambil manfaat secara optimal dan mereduksi implikasi
siswa akan terdeteksi dengan baik dan dapat dijadikan bahan negatif yang ada [14].
evaluasi untuk program pembelajarannya selanjutnya. Suatu Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
tes dikatakan baik apabila memiliki krtiteria antara lain: (1) yang semakin pesat saat ini, praktisi pendidikan mulai
validitas, (2) reliabilitas, dan (3) memiliki nilai kepraktisan mengarahkan ujian atau tes berpindah ke sistem
[9]. komputerisasi untuk meningkatkan kualitas dan mutu
Kegiatan penilaian siswa merupakan komponen pendidikan. Untuk itu, perlu dikembangkan media evaluasi
penting dan integral di dalam kegiatan belajar mengajar di menggunakan teknologi untuk menunjang proses penilaian
sekolah. Untuk memperoleh informasi tentang pencapaian hasil belajar siswa. Selama ini guru melakukan penilaian
hasil dari proses pembelajaran peserta didik sesuai dengan hasil belajar atau tes hasil belajar siswa menggunakan cara
tujuan yang telah ditetapkan, maka dibutuhkan penilaian konvensional yaitu berbasis kertas (paper based test).
hasil belajar. Menurut Wahidmurni [10] fungsi penting bagi Kelemahan paper based test atau paper and pencil test
pendidik dalam mengevaluasi belajar peserta didik adalah diantaranya pengadaan logistik berupa kertas dan
memberikan umpan balik kepada siswa dalam penggandaan soal memerlukan biaya yang cukup besar dan
mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi dari proses kurang ekonomis. Selain itu, soal hasil dari pencetakan atau
pembelajaran yang dilakukan. Miller [11] mendefinisikan fotokopi terkadang masih ada yang kualitasnya rendah,
penilaian belajar siswa sebagai berbagai prosedur untuk kurang menarik, buram, dan tulisan yang kurang jelas akibat
memperoleh informasi belajar siswa dan menentukan dari buruknya kualitas fotokopi atau kesalahan teknis dalam
keputusan berkaitan dengan kinerja atau hasil belajar siswa. penggandaan soal. Hal ini tentu akan menyulitkan siswa
Penilaian hasil belajar siswa merupakan kegiatan guru yang dalam membaca soal dan memakan waktu untuk meralat dan
berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang memperbaiki soal tersebut. Berbeda dengan tes secara
pencapaian kompetensi atau hasil belajar siswa selama komputerisasi, tampilan soal lebih menarik, terlihat jelas,
mengikuti proses pembelajaran. Penilaian hasil belajar ini dan tidak memerlukan biaya pencetakan soal atau
harus memenuhi prinsip sebagaimana diungkapkan oleh penggandaan soal, sehingga lebih ekonomis dan praktis.
Anderson [12] yaitu (1) bermakna (meaningfulness), (2) Beberapa aspek penting yang dapat dijadikan pertimbangan
- 120 -
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Guru Sekolah Dasar (JPPGuseda) Volume 03, Nomor 02, September 2020, Hal. 119 - 123
http://journal.unpak.ac.id/index.php/jppguseda e-ISSN: 2623-0232 ; p-ISSN: 2623-0941
- 121 -
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Guru Sekolah Dasar (JPPGuseda) Volume 03, Nomor 02, September 2020, Hal. 119 - 123
http://journal.unpak.ac.id/index.php/jppguseda e-ISSN: 2623-0232 ; p-ISSN: 2623-0941
kuesioner siswa dan kuesioner guru sebesar 3,11 dari belajar siswa ini digunakan untuk pengambilan keputusan
skor maksimal 4. Pada aspek pelaksanaan penilaian guru guru. Instrumen penilaian hasil belajar siswa berbasis TIK
telah melaksanakan proses penilaian dengan baik sesuai ini merupakan alat evaluasi yang dapat digunakan oleh guru
dengan metode penilaian dalam kelas terutama dalam untuk melakukan kegiatan penilaian hasil belajar siswa pada
melaksanakan penilaian melalui tes tertulis. Sistem ranah kognitif. Instrumen penilaian hasil belajar siswa
penilaian hasil belajar siswa pada aspek tindak lanjut hasil berbasis TIK dapat menggantikan penilaian hasil belajar
penilaian (outcomes) secara umum dapat dikategorikan baik. siswa berupa tes secara konvensional yang menggunakan
Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata perolehan skor kertas dengan tes secara komputerisasi sehingga dapat
berdasarkan kuesioner siswa dan kuesioner guru sebesar mengatasi kelemahan tes konvensional berbasis kertas. Tes
2,82 dari skor maksimal 4. Pada aspek tindak lanjut ini dilakukan setelah seluruh proses pembelajaran selesai.
hasil penilaian guru sudah melaksanakan kegiatan remidial Soal-soal yang terdapat pada instrumen penilaian hasil
dengan sangat baik, akan tetapi masih kurang baik dalam belajar siswa berbasis TIK yang digunakan sudah
pelaksanaan kegiatan pengayaan. disesuaikan dengan materi pembelajaran yang diajarkan oleh
Data hasil uji validitas isi/materi diperoleh dari dua guru pada saat proses kegiatan belajar mengajar berlangsung
orang validator yang merupakan praktisi atau guru yang sehingga instrumen penilaian ini mampu mengungkap
telah berpengalaman mengajar mata pelajaran DLE di kemampuan siswa yang sesungguhnya pada ranah kognitif.
sekolah. Ratarata nilai validitas isi/materi produk instrumen Instrumen penilaian hasil belajar siswa berbasis TIK ini telah
penilaian hasil belajar siswa berbasis TIK adalah 91,25% melalui tahap uji coba validitas, praktikalitas, efektivitas dan
dengan kategori sangat valid. Data nilai rata-rata uji validitas diimplementasikan untuk melakukan penilaian hasil belajar
isi produk berdasarkan aspek kualitas isi/materi, konstruksi siswa. Berdasarkan uji validasi yang telah dilakukan,
soal dan bahasa. Uji validitas desain produk instrumen didapatkan produk instrumen penilaian hasil belajar siswa
penilaian hasil belajar siswa berbasis TIK dilakukan oleh berbasis TIK yang valid. Nilai validasi isi/materi secara
dua validator. Rata-rata nilai validitas produk instrumen keseluruhan sebesar 89,72 dengan kategori sangat valid dan
penilaian siswa berbasis TIK sebesar 88,61% dengan validasi desain sebesar 88,61%, sehingga dari segi isi atau
kategori sangat valid. Data hasil uji validitas instrumen konten materi produk dan desain sudah layak untuk
penilaian siswa berbasis TIK ini berasal dari rata-rata nilai digunakan sebagai alat penilaian hasil belajar siswa sekolah
validitas produk dari validator pertama dan validator kedua dasar. Berdasarkan uji praktikalitas yang telah dilakukan,
yang mencakup indikator ketergunaan, keterpaduan, dihasilkan presentase kepraktisan produk berdasarkan respon
keseimbangan, bentuk, warna, dan bahasa. Data uji guru sebesar 82,73% dengan kategori sangat praktis dan
praktikalitas produk instrumen penilaian hasil belajar siswa presentase kepraktisan produk berdasarkan respon siswa
berbasis TIK diperoleh dari tanggapan atau respon guru dan sebesar 80,69% dengan kategori praktis. Produk instrumen
siswa terhadap kepraktisan produk yang dikumpulkan penilaian hasil belajar siswa berbasis TIK yang telah
menggunakan angket. Data hasil uji praktikalitas instrumen dikembangkan ini praktis untuk digunakan sebagai salah
penilaian hasil belajar siswa berbasis TIK dari respon guru satu instrumen penilaian hasil belajar siswa secara
di atas menunjukkan total nilai praktikalitas berdasarkan komputerisasi. Instrumen penilaian hasil belajar siswa
kualitas isi dan tujuan dan kualitas teknik. Rata-rata dari berbasis TIK ini mampu mengukur kompetensi siswa yang
nilai praktikalitas di atas menyatakan bahwa praktikalitas sesungguhnya secara akurat, hal ini dibuktikan dengan nilai
instrumen penilaian hasil belajar siswa berbasis TIK validitas dan reliabilitas tes yang tinggi, relevan dengan
dikategorikan sangat praktis dengan nilai rata-rata 85,70%. indikator yang telah ditetapkan dan diajarkan oleh guru di
Data hasil uji praktikalitas instrumen penilaian hasil sekolah, praktis digunakan untuk mempermudah
belajar siswa berbasis TIK dari respon siswa menunjukkan pelaksanaan tes hasil belajar siswa, deskriminatif dalam
total nilai praktikalitas berdasarkan kualitas isi dan tujuan, mengungkap perbedaan kemampuan kognitif setiap siswa,
kualitas teknik, dan kemudahan pelaksanaan tes. Rata-rata spesifik dan proporsional antara soal dengan tingkat
dari nilai praktikalitas di atas menyatakan bahwa kesulitan mudah, sedang maupun sulit. Hal ini sesuai dengan
praktikalitas instrumen penilaian hasil belajar siswa berbasis karakteristik penilaian yang baik seperti yang diungkapkan
TIK dikategorikan sangat praktis dengan nilai rata-rata 81%. oleh Arifin [20] yang menyatakan bahwa karakteristik
Penilaian hasil belajar siswa merupakan salah satu aspek instrumen tes yang baik harus mencakup validitas dan
penting dalam pendidikan yang merupakan rangkaian proses reliabilitas soal yang baik, relevan, representatif, praktis,
pembelajaran. Penilaian hasil belajar sebagai langkah untuk deskriminatif, spesifik dan proporsional.
melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran siswa yang
telah dilakukan. Pembelajaran yang berkualitas dan
IV. SIMPULAN
bermakna mampu meningkatkan kemampuan/kompetensi
siswa dan hasil belajar siswa, sehingga aspek hasil belajar Hasil penelitian ini diketahui bahwa secara umum
siswa menjadi tolok ukur keberhasilan proses pembelajaran. sistem penilaian di Kelompok Kerja Guru Gugus 8
Untuk mengukur hasil belajar siswa diperlukan alat evaluasi Kecamatan Bogor Utara dapat dikategorikan baik, meliputi:
atau instrumen yang valid, reliabel dan akurat sehingga (1) Aspek antecedents (perencanaan penilaian) dapat
dapat dengan tepat mengungkapkan kemampuan siswa yang dikategorikan baik. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata
sesungguhnya. Hasil dari pengukuran atau penilaian hasil perolehan skor berdasarkan kuesioner guru sebesar 2,93 dari
- 122 -
Jurnal Pendidikan dan Pengajaran Guru Sekolah Dasar (JPPGuseda) Volume 03, Nomor 02, September 2020, Hal. 119 - 123
http://journal.unpak.ac.id/index.php/jppguseda e-ISSN: 2623-0232 ; p-ISSN: 2623-0941
skor maksimal 4. (2) Aspek transactions (pelaksanaan [10] Wahidmurni, M., Mustikawan, A., & Ridho, A.
penilaian) dapat dikategorikan baik. Hal ini ditunjukkan 2010. Evaluasi Pembelajaran Kompetensi dan
dengan rata-rata perolehan skor berdasarkan kuesioner siswa Praktek. Yogyakarta: Nuha Litera.
dan kuesioner guru sebesar 3,11dari skor maksimal 4. (3) [11] Miller, M. D., Linn, R. L., & Gronlund, N.
Aspek outcomes (tindak lanjut) dapat dikategorikan baik. E. 2012. Measurement and assessment in teaching.
Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata perolehan skor New Jersey: Pearson Higher Education
berdasarkan kuesioner siswa dan kuesioner guru sebesar [12] Anderson, L. W. 2003. Classroom assessment:
2,82 dari skor maksimal 4. Presentase validitas isi/materi Enhancing the quality of teacher decision making.
produk instrumen adalah 93,45% , Presentase nilai validitas New Jersey: Lawrence Erl-baum Associates Inc.
desain produk instrumen sebesar 84,76% kategori sangat [13] Y. Suchyadi, N. Karmila, and N. Safitri, ―Kepuasan
valid, Presentase praktikalitas instrumen penilaian sangat Kerja Guru Ditinjau Dari Peran Supervisi Kepala
praktis dengan nilai rata-rata 84,86%, presentase kepraktisan Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Bogor Utara,‖ J.
produk berdasarkan respon siswa sebesar 82,74% dengan Pendidik. dan Pengajaran Guru Sekol. Dasar, vol. 02,
kategori praktis. Penelitian pengembangan ini menghasilkan pp. 91–94, 2019.
instrumen penilaian hasil belajar siswa pada pembelajaran [14] Mukhtar. 2011. Desain Pembelajaran Berbasis
IPA yang valid dan praktis sehingga dapat digunakan Teknologi Informasi Dan Komunikasi (Sebuah
sebagai alat evaluasi atau penilaian terhadap hasil belajar Orientasi Baru). Jakarta: Gaung Persada Press.
siswa yang akurat pada aspek kognitif. Disarankan kepada [15] Sutrisno, S. 2012. Kreatif Mengembangkan
guru untuk menerapkan produk instrumen penilaian hasil Aktivitas Pembelajaran Berbasis TIK. Jakarta:
belajar siswa dalam setiap proses penilaian, seperti saat Referensi.
evaluasi semester maupun ujian semester dan ujian-ujian [16] Pawasauskas, J., Matson, K. L., & Youssef, R.
lainnya secara periodik. 2014. Transitioning to computer-based testing.
Currents in Pharmacy Teaching and Learning,
6(2), 289–297.
REFERENSI [17] Mardapi, D. 2012. Pengukuran penilaian dan
evaluasi pendidikan. Yogyakarta: Nuha Litera.
[1] Ratumanan, T. 2003. Pengaruh Model Pembelajaran [18] Sugiyono. 2012. Metode penelitian kuantitatif
Dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Matematika Siswa SLTP Di Kota Ambon. Jurnal [19] Dick, W., Carey, L., & Carey, J. O. 2006. The sys-
Pendidikan Dasar, vol. 5 (1): 1-10 tematic design of instruction(4th Ed.). New York:
[2] N. Karmila and Y. Suchyadi, ―Supervisi Pendidikan Haper Collins College Pub-lishers
Di Sekolah Alam Bogor,‖ J. Pendidik. dan [20] Arifin, Z. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Ban-dung:
Pengajaran Guru Sekol. Dasar, vol. 03, pp. 31–33, Remaja Rosdakarya.
2020.
[3] Winarno, M.E. 2004. Evaluasi dalam Pendidikan
Jasmani dan Olahraga. Jakarta: Center Human
Capacity Development.
[4] Arifin, Z. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya.
[5] Poerwanti, E. 2001. Evaluasi Pembelajaran, Modul
Akta Mengajar. Malang: UMM Press.
[6] Y. Suchyadi et al., ―Increasing Personality
Competence Of Primary School Teachers, Through
Education Supervision Activities In Bogor City,‖ J.
COMMUNITY Engagem., vol. 01, no. 01, 2019.
[7] Maulana, N, dkk. 2012. Pengembangan Instrumen
Penilaian Pembelajaran Membaca Kelas VII SMP.
Malang: Artikel Skripsi.
[8] Asmin. 2006. Pengaruh Ragam Bentuk Tes
Objektif dan Gaya Berpikir terhadap Fungsi
Informasi Tes: Penelitian Quasi Eksperimental
dengan Analisis Item Response Theory di SMU
DKI Jakarta. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan.
062 (12):633—655.
[9] Winarno, M.E. 2011. Metodologi Penelitian dalam
Pendidikan Jasmani. Malang: Media Cakrawala
Utama Press.
- 123 -