Anda di halaman 1dari 11

JURNAL RISET PENDIDIKAN MATEMATIKA

Volume 2 – Nomor 2, November 2015, (251 - 261)


Available online at JRPM Website: http://journal.uny.ac.id/index.php/jrpm/index

PENGEMBANGAN PERANGKAT ASSESSMENT PEMBELAJARAN MATEMATIKA


POKOK BAHASAN GEOMETRI DAN PENGUKURAN SMP/MTs

Robert Edy Sudarwan 1), Heri Retnawati 2)


Universitas Islam Negeri Lampung 1), Universitas Negeri Yogyakarta 2)
redysudarwan@gmail.com 1), retnawati.heriuny1@gmail.com 2)

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengembangkan produk perangkat assessment pembelajaran
pada pokok bahasan geometri dan pengukuran yang berorientasi pada aspek pengetahuan,
keterampilan dan sikap peserta didik SMP/MTs kelas VII dan VIII sebagai hasil pengembangan
berdasarkan kajian teori, pendapat ahli, dan pendapat pengguna dengan kualifikasi baik; dan (2)
mendeskripsikan kualitas produk assessment pembelajaran pada pokok bahasan geometri dan
pengukuran yang berorientasi pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik
SMP/MTs kelas VII dan VIII berdasarkan aspek kevalidan, kepratisan dan keefektifan. Teknik analisis
data yang digunakan untuk menghitung reliabilitas dengan menggunakan α-reliability, untuk α ≥ 60
maka reliabel. Percentage of Agrements (PA) untuk mengetahui tingkat kesepakatan antar pengamat,
dengan PA ≥ 70 maka tepenuhi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) produk pengembangan
perangkat assessment pembelajaran pokok bahasan geometri dan pengukuran yang berorientasi pada
aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik SMP/MTs kelas VII dan VIII sebagai hasil
pengembangan berdasarkan kajian teori, pendapat ahli, dan pendapat pengguna mencapai tarap
kualifikasi baik. (2) kualitas produk assessment pembelajaran pada pokok bahasan geometri dan
pengukuran yang berorientasi pada aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap peserta didik
SMP/MTs kelas VII dan VIII berdasarkan aspek kevalidan, kepratisan dan keefektifan telah terpenuhi
dengan kualitas baik.
Kata kunci: assessment, perangkat, matematika.

DEVELOPING MATHEMATIC ASSESSMENT PRODUCT OF LEARNING GEOMETRIC


AND MEASURING FOR STUDENTS JUNIOR HIGH SCHOOL

Abstract
The objectives of this research were: (1) to develop mathematic assessment product of learning
tools for geometric and measuring subject that was oriented to knowledge, skill, and attitude aspect
for students of junior high school grade 7 and 8 according to literature, expert judgement, and user’s
opinion that has good qualification; (2) to know the quality of assessment product of geometric and
measuring learning tools that was oriented to knowledge, skill, and attitude aspect of students in
Junior High School grade 7 and 8 according to validity, effiiciency, and effectiveness aspect. The data
were analyzed using α-reliability and precentage of aggrement (PA). It’s realiable for α ≥ 60, while
the precentage of aggrement was to know the agreement between observer, it’s fulfilled if PA ≥ 70.
The results of this research show that: (1) the development product assessment of learning tools for
geometric and mesuring subject that is oriented to knowledge, skill, and attitude aspect for students of
junior high school grade 7 and 8 according to literature, expert judgement, and user’s opinion has
good qualification; (2) the quality of assessment product of geometric and measuring learning tools
that is oriented to knowledge, skill, and attitude aspect of students in Junior High School grade 7 and
8 according to validity, efficiency, and effectiveness aspect is fulfilled well.

Keyword: assessment, tools, math.

Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2 (2), November 2015 - 252
Robert Edy Sudarwan, Heri Retnawati

PENDAHULUAN informasi yang dapat digunakan untuk membuat


kesimpulan tentang karakteristik orang atau
Pendidikan merupakan investasi tak
benda. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
terbatas yang menjadi prioritas dan perhatian
pemanfaatan data hasil penilaian untuk memodi-
semua pihak. Semua yang terlibat dalam dunia
fikasi pembelajaran menjadi lebih baik, dengan
pendidikan tentu menginginkan yang terbaik
mengatakan bahwa penilaian sebagai semua
dalam kualitasnya. Sementara usaha untuk me-
aktivitas yang dilakukan oleh guru dan peserta
ningkatkan kualitas pendidikan harus mencang-
didik untuk menilai diri mereka sendiri, yang
kup upaya menyempurnakan sistem penilaian
memberikan informasi untuk digunakan sebagai
yang digunakan. Assessment pembelajaran ber-
umpan balik untuk memodifikasi aktivitas
fungsi sebagai cara dalam proses pembelajaran
pembelajaran.
yang digunakan penetapan skor hingga pelapor-
Assessment pembelajaran memiliki tahap-
annya sehingga gambaran dari hasil pembel-
an untuk menjawab pertanyaan secara spesifik.
ajaran yang dilaksanakan oleh guru dapat dike-
Misalnya, seorang guru ingin mengungkap per-
tahui bukan hanya oleh peserta didik, tetapi juga
masalahan matematika apa yang dihadapi oleh
oleh semua pihak. Assessment dapat dijadikan
peserta didik, serta mengetahui bagaimana cara
sebagai suatu bahan kajian serta pijakan di
membantu peserta didik tersebut agar kemampu-
dalam mengambil kebijakan.
annya dapat berkembang secara optimal. Tentu
Assessment pembelajaran menjadi sangat
guru harus mengumpulkan banyak informasi
penting dalam melihat tingkat berhasil atau
mengenai peserta didik tersebut seotentik mung-
tidaknya suatu pembelajaran, sebaliknya hasil-
kin melalui proses assessment. Informasi seperti
hasil penilaian dapat digunakan untuk meran-
ini sangat membantu guru mengidentifikasi per-
cang proses pembelajaran yang sesuai dengan
masalahan yang dihadapi peserta didik sebelum
kebutuhan peserta didik. Penilaian didefinisikan
ia memutuskan tindakan yang akan dilakukan
sebagai proses pengumpulan informasi tentang
untuk membantu peserta didik tersebut.
kinerja peserta didik, untuk digunakan sebagai
Di sisi lain proses assessment dipandang
dasar dalam membuat keputusan, hal ini
sebagai kegiatan yang dilakukan terpisah dari
diungkapkan oleh Nitko dan Brookhart
pembelajaran dan umumnya dilakukan melalui
(2011,p.3):
tes pencapaian (achievement test). Padahal pro-
Assessment is a broad term defined as a ses penilaian mesti meliputi aspek yang meliputi
process for obtaining information that is pengetahuan, keterampilan dan sikap. Maka
used for making decisions about students; menjadi pertanyaan apakah tes yang seperti bia-
curricula, programs, and schools; and sanya dilakukan diakhir kegiatan pembelajaran
educational policy. untuk mengukur hasil belajar peserta didik dapat
Didefinisikan sebagai proses untuk men- menjawab kebutuhan evaluasi. Banyak argumen
dapatkan informasi yang digunakan dalam mem- yang menyatakan bahwa tes pencapaian sampai
beri keputusan tentang peserta didik, kurikulum, sekarang ini masih relevan untuk mengukur
program, dan sekolah dan kebijakan pendidikan. hasil dari proses belajar dan menentukan peserta
Dalam penilaian kompetensi peserta didik dalam kegiatan remediasi sebagai upaya
didik, kita membutuhkan sarana guna mengum- penuntasan belajar. Namun sebenarnya tidak da-
pulkan informasi untuk membantu menentukan pat dipungkiri bahwa dinamika dunia pendidik-
sejauh mana peserta didik telah mencapai target an khususnya pembelajaran sangat dinamis
pembelajaran. Berbagai teknik dapat digunakan sesuai dengan kondisi zaman.
dalam proses pengumpulan informasi, hal ini Dari proses assessment ini tentu kita ber-
meliputi pengamatan formal dan informal dari harap dapat mengambil dan mengisi kekurangan
peserta didik, dengan demikian kemampuan dan kelebihan pada proses pembelajaran. Seperti
memutuskan teknik yang terbaik untuk situasi yang di ungkapkan oleh Popham (1995, p. 7)
pembelajaran sangat diperlukan. alasan perlunya melakukan assessment adalah
Cecil (2009, p.3) secara tegas mengatakan untuk:(1) mendiagnosa kekuatan dan kelemahan
bahwa “assessment is any systematic procedure peserta didik,(2) memantau kemajuan belajar,(3)
for collecting information that can be used to memberi atribut pemberian nilai, dan(4) menen-
make inferences about the characteristics of tukan efektifitas pengajaran.
people or objects”. Bahwa penilaian adalah Melalui assessment guru terpandu menen-
prosedur yang sistematis untuk mengumpulkan tukan metode atau pendekatan yang harus dila-

Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2 (2), November 2015 - 253
Robert Edy Sudarwan, Heri Retnawati

kukan agar pembelajaran efektif dan memiliki ment tools. The options include selected
nilai tambah bagi peserta didik. Melalui peng- response (multiple choice, true/false, match-
amatan dan refleksi dari kegiatan yang dilaku- ing and fill in), extended written response,
kan maka kita akan mendapatkan proses untuk performance assessments (based on obser-
bagaimana pembelajaran menjadi efektif. Se- vation and judgment), and direct personal
mua informasi yang diperoleh dari berbagai communication with the student. The
sumber dan melalui berbagai teknik assessment challenge in all contexts is to match a
dijadikan acuan untuk menentukan jenis dan assessment method with an intended
bentuk tindakan pembelajaran. achievement target.
Assessment autentik meliputi tugas-tugas
Secara umum diurai tersebut guru, hen-
terstruktur, tugas–tugas kinerja, proyek, porto-
daknya memiliki berbagai alternatif penilaian
folio, demonstrasi, eksperimen, presentasi lisan,
untuk fokus pada target yang ingin dicapai. Ke-
dan simulasi (Nitko dan Brookhart, 2007, p.
simpulan penilaian yang akurat tergantung pada
259). Prinsip assessment hendaknya harus aku-
pemilihan atau pengembangan alat penilaian
rat, ekonomis dan mendorong peningkatan kua-
yang tepat. Pilihan ini dapat mencakup pilihan
litas hasil belajar; oleh sebab itu sistem asess-
ganda, benar/salah, pencocokan dan essay, di-
ment yang digunakan di setiap lembaga pendi-
perpanjang tanggapan tertulis, penilaian kinerja
dikan harus mampu: (1) memberikan informasi
(berdasarkan pengamatan dan penilaian), dan
yang akurat, (2) mendorong peserta didik bel-
komunikasi personal langsung dengan peserta
ajar, (3) memotivasi tenaga pendidik mengajar,
didik. Tantangan dalam pembelajaran adalah
(4) meningkatkan kinerja lembaga, serta (5)
untuk mencocokkan metode penilaian dengan
meningkatkan kualitas pendidikan. Namun
yang akan dicapai.
kenyataan yang kita dapati bahwa assessment
Terdapat enam prinsip dasar assessment
hanya sebatas proses belajar yang dilaksanakan
hasil belajar yang harus dipedomani (Depdiknas,
diahir pelajaran tanpa melihat bagaimana proses
2004 dan 2006) yaitu:
yang berjalan.
Pada Permendikbud 81A tahun 2013 yang Prinsip Validitas
membahas tentang implementasi kurikulum pe- Validitas dalam assessment mempunyai
doman umum pembelajaran, penilaian diartikan pengertian bahwa dalam melakukan penilaian
sama dengan assessment. Ada tiga hal yang da- harus menilai apa yang seharusnya dinilai dan
pat didefinisikan terkait dengan proses assess- alat penilaian yang digunakan sesuai dengan apa
ment, yakni pengukuran, penilaian, dan evaluasi. yang seharusnya dinilai dengan menggunakan
Ketiga istilah tersebut memiliki makna yang alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.
berbeda, walaupun memang saling berkaitan.
Pengukuran adalah kegiatan membandingkan Prinsip Reliabilitas
hasil pengamatan dengan suatu kriteria atau Pengertian Reliabilitas berkaitan dengan
ukuran. Sementara penilaian adalah proses konsistensi hasil penilaian. Penilaian yang
mengumpulkan informasi/bukti melalui peng- (reliable) memungkinkan perbandingan yang
ukuran, menafsirkan, mendeskripsikan dan reliable, menjamin konsistensi, dan keterperca-
menginterpretasi bukti-bukti hasil pengukuran. yaan. Misal, dalam menilai unjuk kerja,
Dan evaluasi diartikan sebagai proses meng- penilaian akan reliabel jika hasil yang diperoleh
ambil keputusan berdasarkan hasil-hasil itu cenderung sama bila unjuk kerja itu dilaku-
penilaian. kan lagi dengan kondisi yang relatif sama.
Pedoman dalam proses assessment men- Untuk menjamin reliabilitas petunjuk pelaksana-
jadi sesuatu yang sangat penting. Prinsip assess- an unjuk kerja dan penskorannya harus jelas.
ment pembelajaran hendaknya menjadi patokan
yang harus dipedomani oleh guru dalam mela- Terfokus pada kompetensi
kukan assessment proses dan hasil belajar, Rick Tentunya dapat dipahami bahwa konse-
(2013, p. 5) mengungkapkan sebagai berikut: kuensi perubahan kurikulum juga akan menuntut
Teachers have a variety of assessment alter- perubahan dalam sistem penilaiannya. Pada
natives from which to select as they focus on kurikulum berbasis kompetensi, penilaian harus
the valued leaning targets. Accurate assess- terfokus pada pencapaian kompetensi (rangkaian
ment conclusions are dependent on the kemampuan), bukan pada penguasaan materi
selection or development of proper assess- (pengetahuan). Untuk bisa mencapai itu penilai-

Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2 (2), November 2015 - 254
Robert Edy Sudarwan, Heri Retnawati

an harus dilakukan secara berkesinambungan, Sehingga dalam hal ini peneliti menyeder-
dimana penilaian dilakukan secara terencana, hanakan bahwa ada empat komponen penting
bertahap dan terus menerus untuk memperoleh dalam assessment pembelajaran, yaitu: (1) pen-
gambaran pencapaian kompetensi peserta didik deteksian kompetensi peserta didik mencakup
dalam kurun waktu tertentu. proses dan hasil belajar. Penilaian dilakukan
selama proses pembelajaran berlangsung pada
Prinsip Komprehensif
setiap pertemuan dan beberapa pertemuan beri-
Dalam proses pembelajaran sebagai pen- kutnya (dilakukan pada awal, pertengahan atau
didik pasti telah menyusun rencana pembelajar- akhir pertemuan), (2) kompetensi peserta didik
an yang secara jelas menggambarkan standar menjadi tujuan pembelajaran yang utama dan
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus memiliki kesatuan yang utuh (holistik) pengeta-
dikuasai peserta didik serta indikator yang huan, dimulai dari keterampilan serta nilai-nilai
menggambarkan keberhasilannya. Untuk itu pe- dan sikap yang dapat ditampilkan peserta didik
nilaian yang dilakukan harus menyeluruh men- dalam berpikir dan bertindak. Assessment yang
cakup seluruh domain yang tertuang pada setiap dilakukan harus mencakup ranah pengetahuan,
kompetensi dasar dengan menggunakan bera- keterampilan dan sikap, (3) assessment dilaku-
gam cara dan alat untuk menilai beragam kom- kan selama rentang proses pembelajaran, mak-
petensi atau kemampuan peserta didik sehingga nanya bahwa assessment menjadi satu kesatuan
tergambar profil kemampuan peserta didik. integral dalam merancang dan melaksanakan
pembelajaran, bukan bagian yang terpisah dari
Prinsip Objektivitas
pembelajaran, dan (4) proses pengambilan kepu-
Obyektif dalam konteks penilaian di kelas tusan dalam assessment didasarkan pada karak-
adalah bahwa proses penilaian yang dilakukan teristik peserta didik secara individual. Maksud-
harus meminimalkan pengaruh-pengaruh atau nya bahwa keputusan tentang tingkat pencapaian
pertimbangan subyektif dari penilai. Dalam kompetensi peserta didik harus memperhatikan
implementasinya penilaian harus dilaksanakan konstruk pengetahuan yang dibangun oleh
secara obyektif. Dalam hal tersebut, penilaian masing-masing peserta didik secara individual,
harus adil, terencana, berkesinambungan, meng- selaras dengan paradigma konstruktivisme.
gunakan bahasa yang dapat dipahami peserta Namun yang menjadi persoalan adalah
didik, dan menerapkan kriteria yang jelas dalam pada tataran empirik, penelitian Depdiknas
pembuatan keputusan atau pemberian angka (2006) menemukan lemahnya keterampilan pe-
(skor). serta didik dalam berfikir serta hanya mampu
Prinsip Mendidik dan terampil dalam menghafal. Semua hal ter-
sebut tentu tidak terlepas dari kebiasaan guru
Penilaian dilakukan bukan untuk mendis- yang hanya mengukur tingkat kemampuan yang
kriminasi peserta didik (lulus atau tidak lulus) rendah saja melalui tes tertulis. Peserta didik
atau menghukum peserta didik, tetapi untuk dengan potensi berfikir tingkat tinggi tidak di-
mendiferensiasi peserta didik (sejauh mana beri kesempatan untuk berkembang. Kebiasaan
seorang peserta didik membuat kemajuan atau guru untuk melakukan assessment hanya untuk
posisi masing-masing peserta didik dalam mengukur tingkat berfikir rendah.
rentang cakupan pencapaian suatu kompetensi). Sedangkan ketika mengacu pada pada
Berbagai aktivitas penilaian harus memberikan landasan yuridis formal assessment sebagai pi-
gambaran kemampuan peserta didik, bukan jakan praktik pembelajaran di sekolah telah
gambaran ketidakmampuannya. Jadi, penilaian ditetapkan oleh pemerintah melalui PP No.19 ta-
yang mendidik artinya proses penilaian hasil hun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
belajar harus mampu memberikan sumbangan Pasal 64 ayat 1 menyatakan bahwa penilaian
positif pada peningkatan pencapaian hasil bel- hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik seca-
ajar peserta didik, dimana hasil penilaian harus ra berkesinambungan untuk memantau proses,
dapat memberikan umpan balik dan motivasi kemajuan dan perbaikan. Selanjutnya pada Per-
kepada peserta didik untuk lebih giat belajar. mendikbud No. 81 A tahun 2013 tentang Imple-
Pada akhirnya proses dan hasil penilaian dapat mentasi Kurikulum Pedoman Umum Pembel-
dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki ajaran, yang mengatakakan bahwa penilaian me-
proses pembelajaran bagi guru, meningkatkan rupakan serangkaian kegiatan untuk memper-
kualitas belajar dan membina peserta didik agar oleh, menganalisis, dan menafsirkan data ten-
tumbuh dan berkembang secara optimal.
Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika
Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2 (2), November 2015 - 255
Robert Edy Sudarwan, Heri Retnawati

tang proses dan hasil belajar peserta didik yang baik pada proses pembelajaran matematika
dilakukan secara sistematis dan berkesinam- selanjutnya.
bungan, sehingga menjadi informasi yang ber- Berdasarkan latar belakang masalah dan
makna dalam pengambilan keputusan. pembatasan masalah yang telah diuraikan,
Pada proses pembelajaran kita mengha- tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab
rapkan peserta didik memiliki kualifikasi kom- semua permasalahan yang telah dirumuskan.
petensi yang baik, tidak hanya pada kompetensi Secara operasional tujuan penelitian dirumuskan
pengetahuan tetapi juga pada kompetensi sikap sebagai berikut: (1) mengembangkan produk
dan kompetensi keterampilan. Keterlitbatan perangkat assessment pembelajaran materi
secara aktif oleh guru dan peserta didik pada geometri dan pengukuran yang berorientasi pada
proses pembelajaran akan membawa dampak aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap
positif terhadap perkembangan peserta didik. peserta didik SMP/MTs kelas VII dan VIII
Rasa tanggung jawab akan tumbuh dalam diri sebagai hasil pengembangan berdasarkan kajian
peserta didik, jika didukung oleh pembelajaran teori, pendapat ahli, dan pendapat pengguna
pada mata pelajaran yang memiliki konsep- dengan kualifikasi baik; dan (2) mendeskripsi-
konsep yang terstruktur. kan kualitas produk assessment pembelajaran
Matematika merupakan pengetahuan da- materi geometri dan pengukuran yang berorien-
sar yang diperlukan oleh peserta didik untuk tasi pada aspek pengetahuan, keterampilan dan
menunjang keberhasilan belajarnya guna me- sikap peserta didik SMP/MTs kelas VII dan VIII
nempuh pendidikan yang lebih tinggi. Matema- berdasarkan aspek kevalidan, kepraktisan, dan
tika merupakan suatu ilmu yang tersusun secara keefektifan.
hirarkis, konsep yang satu menjadi dasar untuk
METODE
mempelajari konsep selanjutnya. Sifat ini mem-
berikan makna bahwa, penguasaan materi mate- Jenis Penelitian
matika peserta didik pada proses pembelajaran Penelitian ini merupakan Research &
dipengaruhi oleh kemampuannya menguasai Development (Research & Developmental).
materi matematika sebelumnya. Dalam kaitan Model pengembangan yang dipergunakan ada-
dengan itu, matematika memiliki ciri penalaran lah tahap pengembangan perancangan pendidik-
yang bersifat deduktif, yaitu kebenaran suatu an dari Plomp (2013, p.13) disertai beberapa
pernyataan diperoleh dalam matematika bersifat modifikasi dengan memperhatikan langkah-
konsisten. Begitu juga dalam menyelesaikan langkah penelitian R & D, dan pengembangan
permasalahan matematika, kebenaran suatu material (produk) pembelajaran oleh Nieveen
tahap penyelesaian dipengaruhi oleh kebenaran (1999, pp. 127-128). Model pengembangan
tahap penyelesaian sebelumnnya. Plomp (2013, p. 13) meliputi: (1) fase investi-
Mengingat pentingnya pelajaran matema- gasi awal, (2) fase desain, (3) fase realisasi/
tika, guru perlu merancang model assessment konstruksi, (4) fase tes, evaluasi dan revisi, dan
yang dapat mengungkapkan secara jelas pengua- (5) fase implementasi.
saan peserta didik terhadap konsep matematika
secara tahap demi tahap. Hal tersebut diperlukan Waktu dan Tempat Penelitian
agar guru lebih mudah mengetahui letak kekuat- Penelitian dan pengembangan ini dilak-
an, kelemahan, dan kesalahan konsep peserta sanakan pada Januari 2014-Mei 2014 di SMPN
didik. Selain itu perangkat penilaian juga harus 1 Sewon, SMPN 1 Bantul, SMPN 1 Kasihan,
melibatkan peserta didik secara aktif dalam Kabupaten Bantul.
penilaian diri mereka sendiri dan memberi ke-
sempatan kepada peserta didik untuk mengko- Target/Subjek Penelitian
munikasikan gagasan serta masalah-masalah Uji coba perorangan (Uji coba I) dilaku-
yang dihadapinya selama pembelajaran. kan pada peserta didik kelas VII SMP N 1
Dengan demikian, dari beberapa hal terse- Bantul. Kegiatan uji coba perorangan ini dilak-
but yang berkaitan dengan assessment pembel- sanakan selama 1 minggu. Subjek uji coba
ajaran, kompetensi peserta didik hingga pembel- terdiri atas; 3 (tiga) orang peserta, 1 orang guru.
ajaran matematika. Maka perlu adanya assess- Uji coba II (Uji coba kelompok kecil) dikenakan
ment pembelajaran matematika yang kompre- kepada peserta didik kelas VII dan VIII di 3
henship dan dapat menjadi bahan acuan yang sekolah, mengambil lokasi di SMP N 1 Bantul,
SMP N 1 Sewon dan SMP N 1 Kasihan,

Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2 (2), November 2015 - 256
Robert Edy Sudarwan, Heri Retnawati

Kabupaten Bantul, DIY. Kegiatan uji coba ini pelaksanaanya di dalam proses pembelajaran,
berlangsung selama 1 minggu. Subjek uji coba (b) ekspektasi peserta didik terhadap perangkat
melibatkan 21 peserta didik, 9 peserta didik assessment yang diterapkan pada proses pembel-
kelas VIII dan 12 peserta didik kelas VII, dan 3 ajaran, (c) keterlibatan pihak guru/sekolah
guru mata pelajaran di 3 sekolah. Kegiatan ini dalam pelaksanaan assessment pembelajaran, (d)
merupakan langkah pengembangan lanjutan dari ekspetasi peserta didik terhadap kompetensi
uji coba yang dilaksanakan sebelumnya yang akan diperoleh dalam proses pembelajaran
sehingga diperoleh perangkat assessment yang matematika pada pokok bahasan geometri. Pada
memenuhi kriteria valid, efektif dan praktis. tahapan development dibutuhkan data berkaitan
Kegiatan uji coba diperluas (uji coba III) dengan validasi perangkat assessment yang
yang berlangsung kurang lebih selama 2 dikembangkan, yakni antara lain berupa:
minggu. Pada uji coba ini, subjek coba terdiri Pengembangan Produk Perangkat Assessment
atas peserta didik kelas VII SMP sebanyak 30 Pembelajatan dan Intrument Penelitian.
peserta didik x 3 sekolah = 90 peserta didik, Pada penelitian ini, dikembangkan ten-
kelas VIII SMP sebanyak 30 peserta didik x 3 tang produk pengembangan assessment pembel-
sekolah = 90 peserta didik. Dan 6 Guru mata ajaran matematika. Serta instrumen pengumpul-
pelajaran matematika pada 3 sekolah. Pemilihan an data yang meliputi (1) lembar penilaian pro-
keefektifan ketiga SMP sebagai sekolah sampel duk assessment; (2) angket keefektifan produk
adalah dengan pertimbangan bahwa dari survai assessment (diisi oleh guru); (3) angket keefek-
awal diperoleh informasi bahwa sekolah-sekolah tifan produk assessment (diisi oleh peserta
tersebut telah memiliki sarana prasarana yang didik); (4) lembar pengamatan keterlaksanaan
baik dan telah menerapkan kurikulum 2013. produk assessment dalam kelas; (5) lembar
pengamatan aktifitas guru selama pembelajaran
Prosedur
berlangsung; (6) angket penilaian diri angket
Kegiatan pokok pada tahap pra penilaian; (7) lembar pengamatan aktifitas
pengembangan meliputi fase–fase investigasi peserta didik; (8) angket penilaian antar teman.
awal, desain, dan realisasi/konstruksi. Kegiatan
Teknik Analisis Data
pokok pada tahap pengembangan hanya sampai
pada fase: tes, evaluasi, dan revisi, dan tidak Bagaimana Sebelum instrumen-instrumen
sampai ke fase implemantasi seperti yang dila- yang telah disebutkan digunakan di lapangan,
kukan pada Plomp. Hal ini dilakukan karena untuk mengukur kevalidan, kepraktisan dan
diharapkan melalui ke empat fase di atas, sudah keefektifan, perangkat assessment harus terlebih
diharapkan dapat mencapai tujuan penelitian dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Namun
yang ditetapkan, atau dapat menjawab pertanya- demikian validitas instrumen yang berbentuk
an penelitian yang ditetapkan dan pertanyaan format validasi, lembar observasi, dan angket
peneliti yang diajukan. hanya diselidiki validitas teoritisnya melalui
penilaian ahli dan pakar.
Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan
Untuk memperoleh data kevalidan dari
Data
perangkat-perangkat dan instrumen-instrumen
Pada tahap pengembangan perangkat yang dikembangkan, format-format validasi ber-
assessment. Subjek uji coba terdiri antara: (a) sama dengan perangkat-perangkat dan instru-
peserta didik kelas VII dan VIII SMP yang se- men-instrumen yang akan divalidasi diberikan
dang menempuh pembelajaran pada pokok kepada para pakar/praktisi yang dipandang layak
bahasan geometri dan pengukuran di Kabupaten untuk memberikan penilaian terhadap aspek-
Bantul, DIY pada sekolah yang telah melaksa- aspek yang tercantum dalam perangkat/instru-
nakan kurikulum 2013, (b) Guru mata pelajaran men tersebut. Aspek-aspek yang dinilai pada
matematika. Kedua unsur subjek uji coba terse- umumnya terdiri atas aspek petunjuk, isi dan
but akan selalu terlibat dalam prosedur pengem- bahasa.
bangan, yakni mulai dari uji coba perorangan Kategori validasi setiap aspek atau kese-
(Uji coba 1), uji coba kecil (Uji coba II), hingga luruhan aspek yang dinilai ditetapkan berdasar-
uji coba diperluas (Uji Coba III). kan kriteria pengkategorian kualitas perangkat
Pada tahap pra-pengembangan (research) yang diadaptasi dari pengkategorian menurut
dibutuhkan data untuk pengembangan perangkat Azwar (2002, p. 163) sebagai berikut:
assessment, yang antara lain berupa data: (a)
jenis assessment yang diterapkan dan prosedur
Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika
Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2 (2), November 2015 - 257
Robert Edy Sudarwan, Heri Retnawati

Tabel 1. Skala Azwar Disagreements (D) adalah besarnya frekuensi


yang tidak cocok antara data validator peng-
Skala Kategori
3,5 ≤ M ≤ 4,0 Sangat Valid/Sangat Baik amat.
2,5 ≤ M < 3,5 Valid/Baik Batas bawah koefisien reliabilitas yang
1,5 ≤ M < 2,5 Kurang Valid/Cukup Baik digunakan untuk suatu tes yang baik sebesar
0,5 ≤ M < 1,5 Tidak Valid/Kurang Baik 0,70.
Kriteria yang digunakan untuk memutus- Analisis data merupakan salah satu
kan bahwa instrumen memiliki derajat validitas rangkaian dari kegiatan penelitian. Pada peneli-
yang memadai adalah apabila rerata (M) hasil tian ini, analisis data dilakukan secara deskriptif-
penilaian untuk keseluruhan aspek minimal ber- kualitatif dengan memberikan narasi yang logis
ada dalam kategori “valid”. Apabila tidak demi- sesuai dengan kepentingan penelitian. Di sam-
kian, maka perlu dilakukan revisi berdasakan ping itu, data yang telah dikumpulkan dengan
saran para validator atau dengan melihat kem- menggunakan instrumen–instrumen penelitian
bali aspek-aspek yang nilainya kurang. Selanjut- selanjutnya dianalisis secara kuatitatif dan kuali-
nya dilakukan validasi ulang lalu dianalisis kem- tatif, dan diarahkan untuk menjawab pertanyaan
bali. Demikian seterusnnya sampai memenuhi “apakah perangkat assessment pembelajaran
nilai rerata minimal berada di dalam kategori matematika pada pokok bahasan geometri dan
valid. pengukuran sudah valid, praktis, dan efektif atau
Untuk menentukan koefisien reliabilitas belum?”. Data diperoleh dari hasil validasi oleh
penilaian digunakan rumus koefisien alpha dari para ahli dianalisis untuk menjawab pertanyaan
Ebel (1991,p. 85), sebagai berikut. “apakah perangkat assessment bersifat valid atau
tidak?” adapun hasil uji coba digunakan untuk
menjawab pertanyaan “apakah perangkat
assessment sudah memenuhi kriteria praktis dan
Keterangan: efektif?”.
k = banyak butir tes Untuk menguji kepraktisan perangkat
= varians skor butir ke-1 assessment pembelajaran dapat dilihat dari hasil
= varians skor total penilaian perangkat assessment oleh praktisi
(guru) dan peserta didik pada uji coba perangkat
Setelah diperoleh koefisisen reliabilitas assessment. Hasil penilaian oleh praktisi diana-
dicari standar eror pengukuran menggunakan lisis dengan koefisien alpha untuk melihat ting-
rumus dari Ebel (1991, p. 96) dan Alen (1979, p. kat reliabilitas instrument dan produk pengem-
89) sebagai berikut: bangan perangkat assessment. Selanjutnya untuk
memastikan kepraktisan dari pengembangan
produk perangkat assessment data dianalisis
Keterangan: dengan menggunakan Skala Azwar.
SE/SEM= standar eror pengukuran Untuk menguji keefektifan perangkat
SX = standar deviasi skor assessment dapat dilihat dari hasil assessment
= koefisisen reliabilitas instrument pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan
peserta didik pada proses pembelajaran, juga
Selanjutnya, untuk mengukur tingkat ke- pengamatan terhadap keterlaksanaan produk pe-
sepakatan antar penilai terhadap hasil pengamat- rangkat assessment. Konsistensi hasil penilaian
an pada proses pembelajaran, dianalisis dengan dapat diketahui dari tingginya koefisien korelasi
statistik Percentage of Agreements dari Nitkho hasil penilaian (kesesuaian) dari ketiga sumber
dan Brokhart (2011, p. 80). Kemudian untuk tersebut, yakni kesamaan kesepakatan antar
menghitung tingkat Percentage of Agrements penilai dalam pemberian skor terhadap objek
(PA) antara dua penilai yang datanya hanya ya penilaian dengan menghitung tingkat Percen-
atau tidak, digunakan rumus sebagai berikut, tage of Agrements (PA).
Konsistensi hasil assessment dari kedua
sumber penilaian (peserta didik, guru) juga ha-
rus dilihat dari ada atau tidak adanya perbedaan
Keterangan: rerata skor hasil penilaian tersebut. Jika hasil
Agreement (A) adalah besarnnya frekuensi keco- pengujian menunjukan tidak terdapat perbedaan
cokan antara data dua validator pengamat. yang signifikan, berarti hasil penilaian tersebut

Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2 (2), November 2015 - 258
Robert Edy Sudarwan, Heri Retnawati

dinyatakan memiliki konsistensi yang baik. Dan dapat dilihat pada bagian ke dua). Adapun
untuk melihat tingkat keefektifan dari hasil keterlaksanaan uji coba pengembangan produk
penilaian pengamat, maka dianalisis dengan assessment secara umum adalah sebagai berikut:
mengunakan Skala Azwar.
Analisis Penilaian Perangkat Assessment oleh
HASIL DAN PEMBAHASAN Peserta Didik
Produk pengembangan yang telah dibuat Pada tahapan pelaksanaan uji coba tahap
telah melalui beberapa rangkaian penyusunan, 1 dan 2 selain menguji validitas dari perangkat
berawal dari masa pra-pengembangan, yang assesment yang digunakan, juga untuk menguji
pada masa tersebut terdapat beberapa tahapan reliabilitas dari instrument yang digunakan.
meliputi fase investigasi, fase desain dan fase Sehingga tampak seperti pada gambar 1 bahwa
relialisasi. Sehingga dari fase tersebut di dapat pada kriteria α ≥ 0,60, diuji coba tahap 1 ke-2
prototipe produk yang sudah di validasi dan siap dan uji coba II ke-2 belum mencapai tarap
untuk diujicobakan. reliabel. Sehingga hal yang menjadikan kondisi
Pada fase pengembangan, setelah melalui tersebut terjadi dapat segera ditindak lanjuti
beberapa revisi dari para ahli, maka ada 3 tahap sebelum pada uji coba tahap selanjutnya untuk
uji coba dalam menghasilkan produk yang valid, mencapai hasil maksimal.
efektif dan praktis. Uji coba tahap 1 merupakan
uji coba perorangan, uji coba tahap II adalah uji
coba kelas terbatas dan uji coba tahap III meru-
pakan uji coba kelas diperluas.
Prototipe produk yang telah divalidasi
dalam proses uji coba tidak hanya di ukur pada
kualitas valid, praktis dan efisien. Namun juga
tingkat reliabilitas atau konsistensi dari instru-
men penelitain juga tidak luput dari analisa.
Pada fase ini yang menjadi prioritas adalah pe-
laksanaan tes, evaluasi dan revisi yang dilaksa- Gambar 1. Hasil Analisis Reliabilitas
nakan secara marathon sesuai dengan jadwal
Namun pada hasil validasi penilaian yang
yang telah ditentukan pada pelaksanaan
dilakukan oleh peserta didik, tampak yang ter-
penilaian.
tera pada gambar 2 telah mencapai tarap yang
Secara garis besar prototipe ahir dari
diharapkan. Secara umum terlihat bahwa pe-
pengembangan produk assessment pada bagian
rangkat assessment telah mencapai pada tarap
pertama membahas tentang pembelajaran mate-
valid.
matika dan pendekatan kurikulum 2013. Pada
pembahasan ini di lebih menekankan pada aspek
landasan pembelajaran dari pendekatan teori
para ahli, selanjutnya disusul oleh proses pende-
katan ilmiah yang menjadi tulang pungung me-
kanisme pelaksanaan kurikulum 2013. Langkah-
langkah dan aplikasi dalam penerapan kuriku-
lum dengan pendekatan ilmiah juga tidak
tertinggal.
Pokok bahasan yang kedua lebih mene-
kankan assessment pembelajaran yang meliputi
hakikat, tujuan dan prinsip assessment. Pemba-
hasan selanjutnya menekankan pada materi Gambar 2. Grafik Hasil Penilaian Perangkat
pembelajaran geometri dan pengukuran, melipu- oleh Peserta Didik
ti KI (Kompetensi Inti), KD (Kompetensi Dasar) Dari kedua hal tersebut menggambarkan
juga Indikator ketercapaian pembelajaran. bahwa ketidakstabilan pada uji coba tahap ke-2
Selanjutnya tidak kalah penting dari semua hal lebih terjadi pada subjek penelitian. Bukan
tersebut pada pembahasan selanjutnya lebih mengarah pada pengembagan perangkat yang
mengupas tentang teknik assessment berikut dilaksanakan.
contoh penilaian. (secara lengkap bentuk produk

Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2 (2), November 2015 - 259
Robert Edy Sudarwan, Heri Retnawati

Analisis Penilaian Perangkat Assessment oleh


Guru
Produk pengembangan yang telah di vali-
dasi, pada tahap uji coba telah mengalami bebe-
rapa kali revisi yang didasari dari masukan dan
penilaian guru. Lain dari itu pada proses pe-
ngembangan yang dilaksanakan pada proses uji
coba I mengisyaratkan untuk adanya beberapa
hal yang dibenahi dalam produk pengembangan
assessment, namun secara umum assessment
hasil yang diperoleh dari penilaian masuk dalam Gambar 4. Hasil Penilaian Produk Assessment
kategori baik dan valid. oleh Guru
Pada uji coba II dan uji coba III, proses Pada grafik tersebut dapat dilihat secara
pengembangan yang dilaksanakan telah melalui jelas bahwa rerata dalam validitas uji coba II
beberapa tahapan tes, revisi dan evaluasi. Hal dan III mendapatkan hasil yang valid/baik.
ini tentu akan menjadikan protipe produk
pengembangan menjadi lebih reliabel dan valid. Analisis Keterlaksanaan Produk Assessment
Berikut peneliti paparkan grafik yang berkaitan Pelaksanaan uji coba dilihat dari keterlak-
dengan reliabilitas dan validitas: sanan produk assessment secara analisa general
dapat dikatakan bahwa hasil yang dicapai telah
sampai kepada tahap reliabel dan valid. Hal ini
tercermin pada grafik pengamatan bawah ini:

Gambar 3. Hasil Reliabilitas


Penilaian Produk oleh Guru
Pada grafik capaian reliabilitas dari uji
coba ke II dan ke III di dapat hasil yang relatitf
berkembang. Kriteria instrumen dikatakan reli-
abel jika nilai α ≥ 0,60, sehingga pada uji coba II
ke-1 instrument belum mencapai tahap reliabel.
Setelah melalui tinjauan ulang terkait instrument Gambar 5. Keterlaksanaan Produk Assessment
dan subjek penelitian, maka pada uji coba II ke-
Pada tarap reliabilitas kriteria yang digu-
2 telah mencapai tarap reliabel.
nakan ketika rerata ≥ 0,70, keterlaksanaan pro-
Kondisi tersebut kembali berulang pada
duk assesment mencerminkan terjadinya bebe-
uji coba III atau uji coba diperluas, terlihat pada
rapa capaiaan yang harus diperbaiki dari uji
grafik nilai α instrumen penilaian sudah menca-
coba tahap II. Hal ini mendorong peneliti untuk
pai nilai lebih besar dari 0,60, sehingga dikata-
memberikan simulasi dan penyamaan persepsi
kan dapat dikatakan reliabel.
dari para pengamat. Namun sejalan dengan uji
coba tersebut, hasil penilaian yang didapat
mencapai pada tarap valid/baik.

Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2 (2), November 2015 - 260
Robert Edy Sudarwan, Heri Retnawati

keterlaksanaan Produk, aktifitas guru dan


aktifitas peserta didik memberikan respon
positif.

Saran
Berdasarkan hasil pengembangan dan
kajian produk akhir yang telah dikemukakan
didepan, maka saran pemanfaatan produk pene-
litian adalah sebagai berikut: (1) Produk pe-
ngembangan perangkat assessment pembelajar-
an pada materi geometri dan pengukuran untuk
Gambar 6. Hasil Pengamatan Aktifitas Guru kelas VII dan VIII SMP/MTs ini merupakan
dan Peserta Didik bagian kecil dari proses assessment yang ada
pada pembelajaran matematika. Bagian dari
Begitu juga pada grafik aktifitas guru dan
pengembangan ini masih terbatas pada materi
peserta didik, pada fase ke-2 juga mengalamai
tertentu, tidak dapat dijadikan sebagai landasan
yang lebih rendah dari 0,70, keterlaksanaan pro-
primer dalam pelaksanaan pembelajaran. Se-
duk assessment mencerminkan terjadinya bebe-
hingga perlu adanya penelitian yang lebih lanjut
rapa capaiaan yang harus diperbaiki dari uji
dalam pengembangan perangkat assessment
coba tahap II. Hal ini mendorong peneliti untuk
pembelajaran matematika secara menyeluruh.
memberikan simulasi dan penyamaan persepsi
(2) Pengembangan perangkat asssessment pem-
dari para pengamat. Sama halnya pada keterla-
belajaran ini lebih berorientasi pada pelaksanaan
ksanan produk, hasil validasi yang didapat dari
kurikulum 2013, secara teknis dan aplikasi ma-
aktifitas guru dan peserta didik mencapai pada
sih menitik beratkan pada sudut pandang per-
tarap valid/baik. Dengan demikian maka keter-
aturan Menteri. Sehingga perlu adannya kajian
laksanaan produk assessment pada proses pem-
yang lebih mendalam dalam pengembangan
belajaran dapat dinyatakan dalam efektif.
perangkat selanjutnya agar lebih kontektual dan
SIMPULAN DAN SARAN sejalan dengan pelaksanaan kurikulum yang
berlaku.
Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan hasil pengembangan dan
kajian produk akhir yang telah dikemukakan di Allen, M. J., & Yen, W.M. (1978). Introduction
depan, maka dapat dirumuskan simpulan peneli- to meansurement theory. California:
tian sebagai berikut (1) Produk pengembangan Wadsworth,Inc.
berupa perangkat assessment pembelajaran yang Azwar, Saifuddin. (2002). Tes prestasi: fungsi
mengintegrasi hasil penilaian pada kompetensi dan pengembangan pengukuran prestasi
sikap, pengetahuan dan keterampilan berdasar- belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
kan kajian teori, pendapat ahli, dan pendapat
pengguna dengan kualifikasi baik, (2) Produk Brookhart, S.M., & Nitko, A.J. (2008).
pengembangan perangkat assessment pembel- Assessment and grading in classrooms.
ajaran mencapai tarap valid, efektif, dan praktis, Upper Saddle River, New Jersey:
untuk menilai kompetensi sikap, kompetensi Pearson Education, Inc.
pengetahuan dan kompetensi keterampilan pe- Ebel, R. L., & Frisbie, D.A. (1991). Essentials
serta didik dalam pembelajaran dengan kualitas of educational meansurement. New
baik, (3) Hasil penilaian kualitas pengembangan Delhi: Prentice-Hall, Inc.
perangkat assessment oleh para ahli/praktisi Haylock, D., & Thangata, F. (2007). Key
pendidikan termasuk kategori valid untuk dite- concepts in teaching primary
rapkan dalam rangka penilaian peserta didik, (4) mathematics. London: Sage
Hasil analisis kepraktisan produk pengembagan Publications Ltd.
assessment pembelajaran menunjukkan bahwa
guru dapat melaksanakan dengan baik pelaksa- Introduction to Student-Involved Assessment
naan assessment sesuai dengan panduan produk FOR Learning.Classroom Assessment
perangkat pengembangan assessment, (5) Hasil for Student Success [versi electronik].
analisis keefektifan produk menunjukkan bahwa Diambil pada tanggal 3 April 2014, dari

Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503
Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 2 (2), November 2015 - 261
Robert Edy Sudarwan, Heri Retnawati

http://jan.ucc.nau.edujf36chapter1stiggi Upper Saddle River, New Jersey:


ns.pdf. Pearson Education, Inc.
Johnson, D.W., & Jhonson, R.T. (2002). Nitko, A.J,. & Brookhart, S.M.. (2011). Library
Meaningful assessment; a managable of congress cataloging-in-publication
and cooperative process. Boston: data. Boston: Pearson Education, Inc.
Person Education Company. Panggabean, M. (2000). Studi tentang penilaian
Kemendikbud. (2013). Materi Pelatihan Guru pembelajaran matematika sekolah di
Implemantasi Kurikulum 2013, SMU Medan. Tesis, tidak diterbitkan,
SMP/MTs Matematika. Univeristas Negeri Surabaya, Surabaya.
Kemendikbud. (2013). Peraturan Menteri Peraturan Pemerintah No.19. (2005). Tentang
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor Standar Nasional Pendidikan
68, Tahun 2013, Tentang Kerangka Peraturan Pemerintah No.28. (1990). Tentang
Dasar Struktur Kurikulum SMP/MTs. Pendidikan Dasar
Kemendikbud. (2013). Peraturan Menteri Plomp, T., & Nieveen, N. (2013). Educational
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor design research. Enschede: Netherlands
66, Tahun 2013, Tentang Standar Institute for Curiculum development
Penilaian
Popham, W. J. (1995). Classroom assessment
Kemendikbud. (2013). Peraturan Menteri what teacher need to know. University
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor of California: Los Angeles.
81 A, Tahun 2013, Tentang
Implementasi Kurikulum Reynolds, C.R., Livingston, R.B., & Willson, V.
(2009). Measurement and assessment in
Kemendikbud. (2013). Peraturan Menteri education. Upper Saddle River, New
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor Jersey: Pearson Education, Inc.
65, Tahun 2013, Tentang Standar
Proses Pendidikan. Rick, Stiggins. & Chappuis, Jan. Using Student-
Involved Classroom Assessment to
Key Stages 1 & 2. (2007). Council for the Close Achievement Gaps, Journal Into
curriculum, examinations and Pratice, 44 1,11-18.
assessment, assessment for learning. http://florin.pbworks.comfUsing+Studen
Belfast: A PMB Publication, [versi tinvolved+assessmentpdf.pdf. Diambil
electronik]. Diambil pada tanggal 25 pada 4 Februari 2014
Maret 2014, dari
http://www.nicurriculum.org.ukdocsasse Sriraman, Bharath. (2007). Perspectives on
ssment_for_learningtrainingafl- Talent Development in Mathematics
guidance-ks12.pdf Education. Mediterranean Journal for
Research in Mathematics Education:.
Mardapi, Djemari. (2012). Pengukuran dan Volume 6 No. 1&2.
penilaian & evaluasi pendidikan.
Yogyakarta: Nuha Medika Sriraman, Bharath. (2010). Theories of
mathematics education. London:
Miller, M.D., Linn, R.L., & Gronlund, N.E. Springer-Verlag Berlin Heidelberg
(2009). Measurement and assessment in
teaching. New Jersey: Pearson Stiggins, R.J., Arter, J.A., Chappuis, J., &
Education, Inc. Chappuis, S. (2007). Classroom
assessment for student learning. New
Nieveen, Nienke. (1999). “Prototyping to reach Jersey: Pearson Education, Inc
product quality”. In Jan Van den Akker,
R.M. Branch, K. Gustafson, N. Nieveen Tilaar, H.A.R. (2012). Kaleiodoskop pendidikan
& Tj. Plomp (Eds). Design Approaches nasional. Jakarta: Kompas.
and Tools in Education and Training Undang-Undang No 2 (1989). Tentang sistem
(pp 125-135). Dordrecht: Kluwer pendidikan nasional.
Academic Publishers Undang-Undang No 20 (2003). Tentang sistem
Nitko, A.J,. & Brookhart, S.M. (2007). pendidikan nasional.
Educational assessment of students.

Copyright © 2015, Jurnal Riset Pendidikan Matematika


Print ISSN: 2356-2684, Online ISSN: 2477-1503

Anda mungkin juga menyukai