Anda di halaman 1dari 13

PENILAIAN BERBASIS KOMPETENSI

Dosen Pengampuh : Richway, M.Pd.I

Di susun oleh :
Roy Pernando : 2022.31.2229

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM


STIT-YPI LAHAT
TAHUN PELAJARAN 2023/2024
KATA PENGHANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Penilaian berbasis kompetensi merupakan pendekatan penilaian yang mengevaluasi
keterampilan dan kemampuan individu berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditentukan.
Latar belakang konsep ini muncul sebagai respons terhadap kebutuhan dunia pendidikan dan
dunia kerja yang semakin membutuhkan keterampilan praktis individu dan kemampuan
menerapkan pengetahuan dalam situasi kehidupan nyata.
Di era globalisasi dan informasi, penting untuk memiliki tidak hanya pengetahuan
akademis tetapi juga keterampilan praktis yang dapat diterapkan dalam berbagai situasi.
Pendekatan penilaian berbasis kompetensi juga mengakui keberagaman individu dan
menyadari bahwa setiap orang mempunyai kekuatan dan kelemahan yang unik. Oleh karena
itu, pendekatan ini berfokus pada hasil dan kinerja di dunia nyata daripada sekadar mengukur
pemahaman teoritis. Penilaian ini mungkin mencakup penggunaan proyek, simulasi, atau
ujian praktik yang memungkinkan individu untuk secara langsung menunjukkan
keterampilan mereka.
Dengan cara ini, penilaian berbasis kompetensi menciptakan hubungan yang lebih erat
antara pendidikan dan dunia kerja, membantu individu untuk lebih mempersiapkan diri
menghadapi tuntutan pekerjaan dan tantangan masa depan. Selain itu, penilaian berbasis
kompetensi juga mendukung pendekatan pembelajaran sepanjang hayat, karena fokusnya
adalah pada pengembangan keterampilan yang relevan dengan kebutuhan saat ini.
Dengan memerinci keterampilan dan kompetensi yang dibutuhkan, penilaian tersebut
memungkinkan pendidik, siswa, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mengidentifikasi
bidang-bidang perkembangan yang perlu ditingkatkan, sehingga memungkinkan Anda
menciptakan lingkungan belajar yang lebih tepat sasaran dan memenuhi kebutuhan pribadi
Anda. Oleh karena itu, penilaian berbasis kompetensi tidak hanya sekedar alat penilaian,
namun juga sarana untuk meningkatkan kualitas pelatihan dan pengembangan profesional
secara keseluruhan.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana dampak penggunaan penilaian berbasis kompetensi terhadap hasil
2. pembelajaran siswa di tingkat pendidikan menengah?
3. Bagaimana persepsi guru terhadap efektivitas penilaian berbasis kompetensi
dalam memandu proses pembelajaran di kelas?
C. Tujuan
1. Memahamin penilaian berbasis kompetensi
2. Mampu merancang Teknik evaluasi tes esai
3. Mampu memahami instrument evaluasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kriteria Penilaian Berbasis Kompetensi (Performance Assessment Criteria)
Ada tujuh kriteria yang harus dipenuhi dalam menyusun tes berbasis kompetensi yang
berkualitas.1
1. Generability, apakah kompetensi peserta tes (student’s performance) dalam tugas
yang diberikan tersebut dapat digeneralisasikan, dalam arti dapat dibandingkan
dengan tugas-tugas yang lainnya dalam kehidupan sehari-hari. Semakin mudah
tugas tersebut digeneralisasikan, semakin mudah tugas tersebut dibandingkan
dengan tugas sehari-hari, tugas tersebut semakin baik.
2. Authentic, apakah tugas yang diberikan tersebut sudah serupa dengan hal yang
sering dihadapinya dalam praktek kehidupan sehari-hari.
3. Multiple fact, apakah tugas yang diberikan kepada peserta tes sudah mengukur
lebih dari satu kemampuan yang diinginkan (more than one instructional
outcomes).
4. Teachability, apakah tugas yang diberikan merupakan tugas yang hasilnya
semakin baik karena adanya usaha mengajar guru dikelas. Jadi tugas yang
diberikan dalam penilaian kompetensi harus relevan dengan materi atau
kecakapan yang diajarkan guru di kelas.
5. Fairnes, apakah tugas yang diberikan sudah adil (fair) untuk semua peserta tes.
Jadi tugas yang diberikan harus dipikirkan agar tidak bias untuk semua jenis
kelamin, suku bangsa, agama, status sosial ekonomi.
6. Feasibility, apakah tugas yang diberikan dalam penilaian ketrampilan memang
relevan untuk dapat dilaksanakan mengingat faktor-faktor seperti: biaya, ruangan
(tempat), waktu atau peralatannya.
7. Seorability, apakah tugas yang diberikan nantinya dapat diskor dengan akurat dan
realibel. Hal ini perlu diperhatikan karena salah satu yang sensitif dari penilaian
ketrampilan adalah penskorannya.

B. Langkah-langkah Membuat Penilaian Berbasis Kompetensi

1
Rohmat and Kusrini, “Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Sistem Pendukung
Keputusan Penilaian Kinerja Guru.”
Langkah-langkah membuat penilaian berbasis kompetensi dapat dijelaskan sebagai
berikut:2
1. Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan
mempengaruhi hasil akhir (output) yang terbaik.
2. Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan yang sfesifik (operasional) yang
penting dilakukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang
terbaik.
3. Usahakan untuk membuat kriteria kemampuan yang diukur tidak terlalu banyak
sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan
tugas.
4. Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan
kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable) atau karakteristik
produk yang dihasilkan.
5. Advertisement Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur
berdasarkan urutan yang dapat diamati.
6. Periksa kembali apa yang telah dibuat dan kalau mungkin bandingkan dengan
kriteria kemampuan yang sudah ada, yang telah dibuat sebelumnya oleh orang
lain di lapangan.
Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menilai atau menskor kemampuan
(performance assessment) peserta tes, antara lain dengan menggunakan cheklist dan rating
scale. Penilaian dengan menggunakan cheklist adalah penilaian yang paling sederhana.
Penilaian ini dilakukan dengan mengamati kriteria kemampuan tertentu pada siswa atau
produk yang dihasilkan oleh siswa. Ada beberapa kelemahan penilaian dengan cara cheklist:
1. Penilaian atau penskor hanya bisa memilih dua pilihan absolut, yaitu teramati dan
tidak teramati, jadi tidak ada nilai tengahnya (bila misalnya siswa ada pada
kemampuan yang ada ditengahnya).
2. Sukar untuk menyimpulkan kemampuan seseorang dalam satu skor, misalnya
untuk mengurutkan beberapa siswa.
Sedangkan penilaian dengan menggunakan rating scale adalah cara yang
memungkinkan penilaian atau penskor untuk menilai kemampuan peserta tes secara
kontinum. Ada tiga jenis rating scale, yaitu:
1. Numerical rating scale

2
Suryandari, “PERFORMANCE ASSESSMENT SEBAGAI INSTRUMEN PENILAIAN UNTUK MENINGKATKAN
KETRAMPULAN PROSES Pada PRAKTIKUM KIMIA DASAR DI TADRIS KIMIA.”
2. Graphic rating scale
3. Descriptive rating scale
C. Klasifikasi Penilaian
Penilaian dapat diklasifikasikan kedalam:3
1. Penilaian Kelas
Penilaian kelas dilakukan oleh guru untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar
siswa, mendiagnosa kesulitan belajar, memberikan umpan balik atau perbaikan proses
belajar mengajar dan penentuan kenaikan kelas. Penilaian kelas terdiri atas ulangan
harian, pemberian tugas dan ulangan umum. Bahkan penilaian kelas dikembangkan
berdasarkan pada kurikulum dan dilaksanakan sesuai dengan kalender.
2. Tes Kemampuan Dasar
Tes kemampuan dasar dilakukan untuk mengetahui kemampuan membaca,
menulis dan berhitung yang diperlukan dalam rangka memperbaiki program
pembelajaran (program remidial). Tes kemampuan dasar dilakukan pada setiap tahun.
3. Penilaian Akhir Satuan Pendidikan dan Sertifikasi
Pada setiap akhir semester dan tahun pelajaran diselenggarakan kegiatan
penilaian guna mendapatkan gambaran secara utuh dan menyeluruh mengenai
ketuntasan belajar peserta didik dalam satuan waktu tertentu, untuk keperluan
sertifikasi, kinerja dan hasil belajar yang dicantumkan dalam Surat Tanda Tamat
Belajar tidak semata-mata didasarkan atas hasil penilaian pada akhir jenjang sekolah.
4. Benchmarking
Benchmarking merupakan suatu penilaian terhadap proses dan hasil untuk
menuju ke suatu keunggulan yang memuaskan. Ukuran keunggulan dapat ditentukan di
tingkat sekolah, daerah atau nasional. Penilaian dilaksanakan seacara
berkesinambungan sehingga siswa dapat mencapai suatu tahap keunggulan
pembelajaran yang sesuai dengan kemampuan usaha dan keuletannya.
Untuk dapat memperoleh data dan informasi tentang pencapaian Benchmarking
tertentu dapat dilaksanakan penilaian nasional yang dilaksanakan pada akhir satuan
pendidikan. Hasil dari penilaian tersebut dapat dipakai untuk memberikan peringkat
sekolah dan untuk memberikan nilai akhir siswa. Hal ini dimaksudkan sebagai satu
dasar untuk pembinaan guru dan kinerja sekolah.

3
Sutrisno, Pratama, and Damar Rani, “Pengembangan Media Pembelajaran Video Tutorial Untuk
Meningkatkan Keterampilan Pada Mata Pelajaran Teknik Animasi 2 Dimensi Dan 3 Dimensi Siswa Jurusan
Multimedia SMK Negeri 1 Tonjong.”
5. Penilaian Program
Penilaian program dilakukan secara berkala dan terus menerus oleh Departemen
Pendidikan Nasional dan Dinas Pendidikan. Penilaian program dilakukan untuk
mengetahui kesesuaian kurikulum dengan dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional,
serta kesesuaiannya dengan tuntutan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat.
D. Penilaian Berbasis Kelas Dan Ragam (Bentuknya)
Penilaian yang dikembangkan dalam KBK adalah penilaian kelas atau penilaian
berbasis kelas. Penilaian kelas adalah proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh
guru untuk memberikan nilai terhadap hasil belajar siswa berdasarkan tahapan kemajuan
belajarnya sehingga didapatkan potret atau profil kemampuan siswa sesuai dengan daftar
kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum.4
Diterapkannya standar kompetensi membawa implikasi pada orientasi dan strategi
penilaian di kelas oleh guru yang lebih menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran tuntas.
Penilaian kelas harus bersifat otentik, yakni penilaian yang menggunakan berbagai metode
dan tehnik yang sesuai dengan tujuan dan proses serta pengalaman belajar siswa. Penilaian
kelas harus merupakan bagian integral dari keseluruhan proses belajar mengajar, agar tujuan
dan fungsi penilaian lebih berdaya guna bagi perbaikan belajar anak, berbagai metode dan
tehnik harus digunakan dalam melakukan penilaian kelas.
Adapun ragam dan bentuk penilaian kelas antara lain:
1. Penilaian Portofolio
Porto folio adalah kumpulan berkas atau bahan pilihan yang dapat memberi
informasi bagi suatu penulisan kinerja yang objektif. Berkas tersebut dapat berupa
gambar-gambar atau dokumen-dokumen atau hasil kerja yang menunjukkan apa yang
telah dilakukannya dalam lingkungan dan suasana kerja alamiah yang ilmiah.
Dalam dunia pendidikan portofolio adalah kumpulan hasil kerja siswa yang
menunjukkan hasil pemikiran, minat, usaha, tujuan dan cita-cita mereka dalam berbagai
bidang. Portofolio membantu siswa untuk melihat kembali bagaimana pikiran,
perasaan, hasil kerja dan perkembangan mereka dalam kurun waktu tertentu.
Dalam penilaian protofolio peserta didik memiliki kesempatan yang lebih banyak
untuk menilai diri sendiri dari waktu ke waktu. Pengorganisasian dalam penilaian
protofolio adalah hal yang sangat penting. Terdapat beberapa cara portofolio, tetapi

4
Aprizia and Sandra, “PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO BERBASIS PREZI DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA
MATERI MENGGAMBAR RAGAM HIAS PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 PADANG.”
semuanya mengandung hal yang paling penting dari suatu tugas atau task, yaitu
pengumpulan (storing)m pemilihan (sorting), dan penetapan (dating).
2. Tujuan portofolio
Tujuannya ditetapkan berdasarkan apa yang harus dikerjakan dan siapa yang akan
menggunakan jenis portofolio. Dalam penilaian kelas, portofolio dapat digunakan untuk
mencapai beberapa tujuan, antara lain:
a. Menghargai perkembangan yang dialami siswa
b. Mendokumentasikan proses pembelajaran yang berlangsung
c. Memberi perhatian pada prestasi kerja siswa yang terbaik
d. Merefeksikan kesanggupan mengambil resiko dan melakukan
eksperimentasi
e. Meningkatkan efektifitas proses pengajaran
f. Bertukar informasi dengan orang tua atau wali siswa dan guru lain
g. Membina dan mempercepat pertumbuhan konsep diri positif pada siswa.
h. Meningkatkan kemampuan melakukan refleksi diri dan membantu siswa
dalam merumuskan tujuan.
3. Prinsip portofolio
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan dijadikan pedoman
dalam menggunakan portofolio di sekolah, antara lain:
Langkah-langkah kunci yang perlu diperhatikan oleh guru dalam
penggunaan penilaian portofolio di sekolah adalah sebagai berikut:
1. memastikan bahwa siswa memiliki berkas portofolio.
2. menentukan bentuk dokumen atau hasil pekerjaan yang perlu dikumpulkan
3. siswa mengumpulkan dan menyimpan dokumen dan hasil pekerjaannya.
4. menentukan kriteria penilaian yang digunakan.
5. mengharuskan siswa menilai hasil pekerjaannya sendiri secara
berkelanjutan
6. menentukan waktu dan menyelenggarakan pertemuan portofolio.
7. melibatkan orang tua dalam proses penilaian portofolio
8. Keunggulan dan kelemahan
Adapun langkah-langkah penilaian kinerja, meliputi:
1. Melakukan identifikasi terhadap langkah-langkah penting yang diperlukan
atau yang akan mempengaruhi hasil akhir (output ) yang terbaik.
2. Menuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan
diperlukan untuk menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir
(output) yang terbaik.
3. Membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur, jangan terlalu
banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa
melaksanakan tugas.
4. Mendefinisikan kriteria kemampuan-kemampuan yang akan diukur
berdasarkan kemampuan siswa yang harus dapat diamati (observable).
5. Urutkan kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan
yang dapat diamati.
6. Kalau ada periksa kembali dan bandingkan dengan kriteria-kriteria yang
dibuat sebelumnya oleh orang lain di lapangan.
7. Tes tertulis
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam kesimpulan, penilaian berbasis kompetensi membawa perubahan signifikan
dalam pendekatan evaluasi dan pembelajaran. Konsep ini muncul sebagai tanggapan terhadap
tuntutan dunia pendidikan dan pekerjaan yang semakin kompleks, memandang pentingnya
tidak hanya pengetahuan teoritis, tetapi juga kemampuan praktis yang dapat diterapkan dalam
situasi nyata. Penggunaan penilaian berbasis kompetensi telah menunjukkan potensi untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran siswa dengan memfokuskan pada hasil nyata dan
pengembangan keterampilan yang relevan.
Penerapan penilaian berbasis kompetensi juga dapat dilihat sebagai upaya untuk
mengurangi kesenjangan antara dunia pendidikan dan dunia kerja. Dengan menetapkan
kriteria evaluasi yang mencerminkan kebutuhan industri dan masyarakat, penilaian ini
membantu melatih siswa agar lebih siap menghadapi tantangan di era modern, seperti
revolusi industri 4.0. Pengakuan terhadap keberagaman individu dalam penilaian berbasis
kompetensi juga membuka peluang untuk pendidikan inklusif, memastikan bahwa setiap
siswa dapat mengembangkan potensi mereka tanpa memandang latar belakang atau
kemampuan khusus.
Meskipun demikian, implementasi penilaian berbasis kompetensi juga menghadapi
sejumlah tantangan. Diperlukan dukungan dan pelatihan yang memadai bagi pendidik agar
dapat mengintegrasikan penilaian ini secara efektif dalam proses pembelajaran. Evaluasi
terhadap pengaruh positif dan dampak penilaian berbasis kompetensi terhadap kesiapan siswa
perlu terus dilakukan agar dapat mengidentifikasi area perbaikan dan peningkatan. Dalam
mengambil langkah ke depan, kolaborasi antara pendidik, pemerintah, dan industri menjadi
krusial untuk mengoptimalkan manfaat dari penilaian berbasis kompetensi dan
mempersiapkan generasi muda untuk tantangan masa depan.
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami paparkan dan kami merasa bahwa dalam makalah ini
masih terdapat banyak sekali kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharap kepada pembaca
yang budiman untuk memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun guna untuk
perbaikan makalah ini. Dan kami berharap semoga isi makalah ini bermanfaat bagi kami
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Aprizia, Rosalena, and Yofita Sandra. “PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO BERBASIS PREZI
DALAM PEMBELAJARAN SENI RUPA MATERI MENGGAMBAR RAGAM HIAS
PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 6 PADANG.” Serupa The Journal of Art
Education 11, no. 1 (March 8, 2022): 78. https://doi.org/10.24036/stjae.v11i1.117980.
Rohmat, M.Andi and Kusrini. “Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Sistem
Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Guru.” METIK JURNAL 5, no. 1 (June 24, 2021):
55–62. https://doi.org/10.47002/metik.v5i1.217.
Suryandari, Ervin Tri. “PERFORMANCE ASSESSMENT SEBAGAI INSTRUMEN PENILAIAN
UNTUK MENINGKATKAN KETRAMPULAN PROSES Pada PRAKTIKUM KIMIA
DASAR DI TADRIS KIMIA.” Phenomenon : Jurnal Pendidikan MIPA 3, no. 2 (February 24,
2016): 19–34. https://doi.org/10.21580/phen.2013.3.2.132.
Sutrisno, Sutrisno, Afis Pratama, and Handini Arga Damar Rani. “Pengembangan Media
Pembelajaran Video Tutorial Untuk Meningkatkan Keterampilan Pada Mata Pelajaran Teknik
Animasi 2 Dimensi Dan 3 Dimensi Siswa Jurusan Multimedia SMK Negeri 1 Tonjong.”
Joined Journal (Journal of Informatics Education) 2, no. 2 (January 1, 2020): 1.
https://doi.org/10.31331/joined.v2i2.957.

Anda mungkin juga menyukai