Anda di halaman 1dari 3

Nama : Selvi Miana Oktavia

Npm : 2188201060
Mata Kuliah : Apresiasi Puisi
Dosen : Loliek Kania Atmaja, M.Pd

Carilah naskah drama puisi, masing-masing mahasiswa 5 puisi Karya Lailatul Kiptiyah

Tahun Ketujuh
tahun ketujuh kutinggali tanah ini
tanah rantau kedua dari tempatku
lahir kutemui ikankangkung dan padi
seolah berdenyut abadi di jantung air
jalan-jalan yang belum kuhafal
arahnya diberi nama para guru
dan tetua kubawa diriku berjalan
menunduk belajar membaca
riwayat; kisah-kisah yang tercatat
yang terucap tanah ini, tanah yang
dijaga oleh air di atasnya aku belajar
mendengar bahasa. Sasak, hutan-hutan,
gili-gili yang belum kumasuki
dan di depan pasar di tepi kali itu
seekor kuda tertambat pandangannya
jauh, seakan ke seberang waktu
menyembunyikan ringkiknya dariku

Ampenan, November 2021


Memandang Kembali Laut

memandang kembali laut biru


tersaput ombak terlontar pada batu,
pecah menanjak membentang merupa
sayap burung menyusun gerak di udara
aku menyeberang dari tanah lahir basah,
mengeringkembali basahdua selat,
empat dermaga darinya kusaksikan
jatuh peluh dan luka memandang kembali
laut kubangun rumah dari kata-katadari
atap serbuk berguguran seperti serbuk sari
bunga ke teras, dapur, tumpukan baju,
sepatu, buku-buku juga ke kamar, ke
selembar tikar pandan di luar malam
dan hujan mencecap nyeri duri, manis
akar-akar tanaman paginya aku seolah hafal
matahari seperti kupu-kupu memperlihatkan
paras baru; kuning menyala mengepak ke
udara dengan napas panjang,
mengitari Nusa Tenggara
Pantai Ampenan, 2021-2022

Di Sebuah Kota
di bawah lampu-lampu menyala begitu
subur air mata begitu rimbun luka-luka
sebelum fajar membuka di bawah menara
seorang tua membungkuk berdiri, membungkuk
lagi seperti kisah tangan yang menggapai
ia temukan pada tanah meggelinding mencari
tempat rendah sebutir karunia yang jatuh

Ampenan, 2018-2021

Kaktus
ia ingin menjadi yang tidak dikenali
menyelinap di antara tubuh-tubuh tinggi
atau berumah di tebing-tebing rendah
menyaksikan penggembala dan. lantas
berhias, mengharumkan diri musafir lewat
sebelum petang gelap tak terlihat oleh
berpasang-pasang mata duri
Ampenan, 2021

Benih
kaulah benih terhimpun dari keindahan
paling putih akar-akar tunasmu tumbuh
bernas memanjang menembus batas remang
sementara aku; rahim yang berdiam sendiri
tak lelah pada kurun-kurun tersepi menantikan
kapan sekiranya keindahanmu kesabaran lain itu
Engkau tiupkan
Mataram, 2017-2019

Anda mungkin juga menyukai