Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 4

Apresiasi Puisi
Indonesia
Anggota :
Persetya Helpyatna
Elham Nurahman Setiawan
Ade Fadly
Reva Fadilah Agustina
Lisa Yustika Muthmainnah
Faris Al Faisal
Sastrawan Indramayu
Faris Al Faisal lahir di Indramayu
Karya-karya yang dihasilkan beliau ada yang Fiksi dan ada yang
Non fiksi. Yang Fiksi seperti Cerpen; Siger (KOMPAS.id), Puisi;
Bunga Duri, Silika, Kipas Zamrud, Rumah Kayu, Teater Pagi. Dan
yang non fiksi; Mengenal Rancang Bangun Rumah Adat di
Indonesia
Pada kali ini kita akan membahas karya fiksi beliau
kategori Puisi

KARYA
FIKSI
Puisi; Bunga Duri, Silika, Kipas
Zamrud, Rumah Kayu, Teater
Pagi.
BUNGA DURI
Oleh Faris Al Faisal

Melihat bunga duri, tak ada yang tidur.


Ia berdiri, akarnya menancap
ke spons ulu hati.
Di mana huruf-huruf mencari,
ke mana semak pembuluh yang
terbakar.
Tengkorak kengerian
di bawah bulan, tengkorak biru dalam
teater.
Malam menyalin pakaianku
baju berkantong bintang-bintang.
Aku bisa tidur mendengkur di
gugusannya…lelap, lelap, lelap.
Cabang-cabang itu,
menuju sungai dan muara yang
hening…seekor ratu jangkrik
menyanyikan luka.
Tapi aku merasa merdeka, bebas, dari
segala.

2022
SILIKA
Oleh Faris Al Faisal

Kilau pasir, kilau silika


seseorang berdiri menyanyikan dukacita
angin laut dalam soprano yang naik
di balik punggungnya, kota kecil dengan jutaan
lampu
tak ada yang terdekap
tak ada suara lain
lalu sunyi

klimaks memantik malam dan tenggelam


—menelan lekuk semenanjung
melucuti bintang
tubuh yang menghadang maut
seandainya dapat menghindar
dari kebasan sayap hitam
dan seterusnya,
gelombang baru
tangkapan suara di telinga
potongan sajak
hidupmu, bahagiamu, instingmu,
intuisimu
membasahi kaki
air itu mengalir di sela jari
membuat pijakan, membuka pikiran

Indramayu, 2021
KIPAS ZAMRUD
Oleh Faris Al Faisal

Angin asia memutar kipas zamrud


bermil-mil laut dalam lembar pagina yang biru
anak-anak lelap di surga
yang diciptakan
dongeng dan mitos
esok akan mereka temukan bumi yang hijau
udara yang melambungkan tubuh
di ketiak tumbuh sayap
mengantarkan mimpi
dalam pesawat
membawa telur-telur
dan buah tropis
mengelilingi dunia
terbanglah… sesulit apapun yang dibayangkan
permata menyukariakan jiwa
respon kecil
bagi hari yang indah
membangun rumah
cangkang besar cinta
yang sebentar lagi terisi embrio-embrio
mula dari hidup

Indramayu, 2021
RUMAH KAYU
Rumah kayu di depanku
mengayunkan lentera yang damai
melawan hutan yang gelap
bunyi malam
dan berbagai suara yang jauh
menimbulkan kecemasan
pemanduku tersesat
ke dalam belantara, lembah berbintang
di mana kesunyian dilemparkan ke tepian… meluncur cepat
dan sekarat
kini kuketuk-ketuk pintu, hilang lagi di kedap daun
sebelum kuulangi
seseorang menariknya ke dalam, tampak isinya
sebuah prosesi bertamu dimulai
dia menunjukkan kelembutan
aku mencintai keramahan
selamanya akan begitu
aku bermalam
tak kurasakan panjangnya
hingga pagi tiba
kutahu aku telah berutang padanya

Indramayu, 2021
TEATER PAGI
Lelaki berkemeja itu setengah berlari mengejar pagi
kereta komuter mengajaknya berteater
menyisihkan banyak hal
kelahi kecil kakinya dengan sepatu-sepatu bot
tangannya meraih sesuatu
—handgrip
bermain peran primata
ranting melipatnya
kelu menghampiri sejak pekik peluit pertama
mengganti siul burung yang mati di kabel-kabel listrik

Indramayu, 2021
TERIMA KASIH
You can enter subtitle here

Anda mungkin juga menyukai