Inilah Indonesiaku,
potongan syurga yang Tuhan kirimkan kepada rakyat kita
Inilah Indonesiaku
Keindahan Lukisan TUhan yang tergores di kanvas negeriku
Inilah Indonesiaku
Hamparan Keindahan yang menghias tanah airku
Inilah Indonesiaku
Tanah kebanggaan hingga maut mengakhiri perpisahan
Kemana Perginya Alamku Yang Lestari
Sering aku melihat hamparan hijau sawah yang beratapkan birunya langit, namun itu dulu
Lapisan tanah senantiasa becek dan berwarna coklat setiap hujan reda
Tuhanku,
WajahMu membayang di kota terbakar
dan firmanMu terguris di atas ribuan
kuburan yang dangkal
Mimbar Indonesia
Th. XIV, No. 25
18 Juni 1960
——————
GERILYA
Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling di jalan
Angin tergantung
terkecap pahitnya tembakau
bendungan keluh dan bencana
Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling dijalan
Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling dijalan
Tubuh biru
tatapan mata biru
lelaki berguling dijalan
Siasat
Th IX, No. 42
1955
————-
GUGUR
Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Tiada kuasa lagi menegak
Telah ia lepaskan dengan gemilang
pelor terakhir dari bedilnya
Ke dada musuh yang merebut kotanya
Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Ia sudah tua
luka-luka di badannya
Ia merangkak
di atas bumi yang dicintainya
Belum lagi selusin tindak
mautpun menghadangnya.
Ketika anaknya memegang tangannya
ia berkata :
” Yang berasal dari tanah
kembali rebah pada tanah.
Dan aku pun berasal dari tanah
tanah Ambarawa yang kucinta
Kita bukanlah anak jadah
Kerna kita punya bumi kecintaan.
Bumi yang menyusui kita
dengan mata airnya.
Bumi kita adalah tempat pautan yang sah.
Bumi kita adalah kehormatan.
Bumi kita adalah juwa dari jiwa.
Ia adalah bumi nenek moyang.
Ia adalah bumi waris yang sekarang.
Ia adalah bumi waris yang akan datang.”
Hari pun berangkat malam
Bumi berpeluh dan terbakar
Kerna api menyala di kota Ambarawa
Berpendidikanlah ..
Maka hidupmu akan berubah Berpendidikanlah ..
Maka mata yang mulanya hitam akan terang
Berpendidikanlah ..
Maka resahanmu akan menjadi emas
Berpendidikanlah ..
Dunia tidak hanya membutuhkan kepandaianmu
Kini dunia tidak butuh itu
Karena cuma pandai itu tidak cukup
Yang dibutuhkan hanya tekadmu
Niatmu ..
Semangatmu ..
Usahamu ..
Lihat dirimu
Apa kau ingin seperti orangtuamu
Air mata yang terus membasahi pipinya
Apa tak kasihan
Di mana hatimu ..