Analisis Kasus “Boeing Ingin Dirikan Pabrik di China” dalam Pandangan Manajemen Stratejik
1. Five Forces Analysis
a. Threats of new entrants (Hambatan bagi pendatang baru) Kekuatan ini menentukan seberapa mudah atau sulit untuk masuk ke industri tertentu. Sebelumnya di China, sudah ada dua pabrik Airbus yang memproduksi pesawat level bawah, dan saat ini Boeing ingin mendirikan pabrik di China, karena China diperkirakan akan memerlukan 7.240 pesawat komersial dengan nilai pasar yang cukup besar, ini disebabkan karena terjadi lonjakan jumlah warga kelas menengah dan kebutuhan pesawat komersial yang terus meningkat. Untuk masuk kedalam industri ini tentu membutuhkan modal yang besar, teknologi yang tinggi, sumber daya yang memadai. Bagi Boeing tidak ada hambatan yang berarti diantara peluang pasar yang diciptakan oleh China untuk Boeing memperoleh penjualan dan profit yang tinggi. b. Bargaining Power of Suppliers (Daya Tawar Pemasok) Daya tawar pemasok menjadi tinggi apabila hanya sedikit pemasok yang menyediakan bahan baku. Untuk industri penerbangan ini, pemasok dan pembeli itu saling mempengaruhi, karena pemasok dalam industri komponen pesawat terbang hanya beberapa saja, dan yang menjadi pembeli merupakan beberapa perusahaan dalam industri yang berkaitan. Oleh karena itu, terjadinya transaksi sesuai dengan kesepakatan pemasok dan pembeli dimana permintaan bertemu dengan penawaran. c. Bargaining Power of Buyers (Daya Tawar Pembeli) Kekuatan ini menilai daya tawar atau kekuatan penawaran dari pembeli/konsumen,semakin tinggi data tawar pembeli dalam menuntut harga lebih rendah, maka semakin rendah profit atau laba yang akan didapatkan oleh perusahaan produsen.