Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 TUJUAN
1.3 RUMUSAN MASALAH
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian
Tumor buli-buli adalah tumor yang didapatkan dalam buli-buli (Kandung
Kencing).
Karsinoma buli-buli merupakan tumor superfisial. Tumor ini lama
kelamaan dapat mengadakan infiltrasi ke lamina phopria, otot & lemak
perivesika yang kemudian menyebar langsung ke jaringan sekitar (Basuki B.
Purnomo, 2000).
Tumor buli-buli adalah tumor buli-buli yang dapat berbentuk papiler,
tumor non invasif (insitur), noduler (infiltratif) atau campuran antara bentuk
papiler dan infiltratif.
Dapat disimpulkan bahwa carsinoma buli-buli adalah tumor yang
didapatkan pada buli-buli atau kandung kemih yang akan terjadi gross
hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air kencing warna merah terus.

2.2 Klasifikasi

1. Staging dan klasifikasi

Klasifikasi DUKE-MASINA, JEWTT dengan modifikasi STRONG-MARSHAL


untuk menentukan operasi atau observasi:

a. T = pembesaran lokal tumor primer


Ditentukan melalui : Pemeriksaan klinis, uroghrafy, cystoscopy,
pemeriksaan bimanual di bawah anestesi umum dan biopsy atau
transurethral reseksi.
No Kode Keterangan
1. 1. Tis Carcinoma insitu (pre invasive Ca)
2. 2. Tx Cara pemeriksaan untuk menetapkan
penyebaran tumor, tak dapat dilakukan
3. 3. To Tanda-tanda tumor primer tidak ada
4. 4. T1 Pada pemeriksaan bimanual didapatkan
masa yang bergerak
5. 5. T2 Pada pemeriksaan bimanual ada indurasi
daripada dinding buli-buli.
6. 6. T3 Pada pemeriksaan bimanual indurasi atau
masa nodular yang bergerak bebeas dapat
diraba di buli-buli.
7. 7. T3a Invasi otot yang lebih dalam
8. 8. T3b Perluasan lewat dinding buli-buli
9. 9. T4 Tumor sudah melewati struktur
sebelahnya
10. 10. T4a Tumor mengadakan invasi ke dalam
prostate, uterus vagina
11. 11. T4b Tumor sudah melekat pada dinding pelvis
atau infiltrasi ke dalam abdomen

b. N = Pembesaran secara klinis untuk pembesaran kelenjar limfe,


pemeriksaan kinis, lympgraphy, urography, operative.
No Kode Keterangan
1. 1. Nx Minimal yang ditetapkan kel. Lymfe
regional tidak dapat ditemukan
2. 2. No Tanpa tanda-tanda pemebsaran kelenjar
lymfe regional.
3. 3. N1 Pembesaran tunggal kelenjar lymfe
regional yang homolateral.
4. 4. N2 Pembesaran kontralateral atau bilateral
atau kelenjar lymfe regional yang multiple
5. 5. N3 Masa yang melekat pada dinding pelvis
dengan rongga yang bebeas antaranya dan
tumor
6. 6. N4 Pemebesaran kelenjar lymfe juxta regional

c. M = Metastase jauh termasuk pembesaran kelenjar limfe yang jauh,


Pemeriksaan klinis , thorax foto, dan test biokimia.
No Kode Keterangan
1 Mx Kebutuhan cara pemeriksaan minimal
untuk menetapkan adanya metastase jauh,
tak dapat dilaksanakan.
2 M1 Adanya metastase jauh.
3 M1a Adanya metastase yang tersembunyi pada
test-test biokimia.
4 M1b Metastase tunggal dalam satu organ yang
tunggal.
5 M1c Metastase multiple dalam satu terdapat
organ yang multiple.
6 M1d Metastase dalam organ yang multiple

2. Type dan Lokasi


Type tumor didasarkan pada type selnya, tingkat anaplasia dan invasi.
a. Efidermoid Ca, kira-kira 5% neoplasma buli-buli –squamosa cell. 12
anaplastik, invasi yang dalam dan cepat metastasenya.
b. Adeno Ca, sangat jarang dan sering muncul pada bekas urachus.
c. Rhabdomyo sarcoma, sering terjadi pada anak-anak laki-laki (adolescent),
infiltasi, metastase cepat dan biasanya fatal.
d. Primary Malignant lymphoma, neurofibroma dan pheochromacytoma,
dapat menimbulkan serangan hipertensi selama kencing.
e. Ca dari pada kulit, melanoma, lambung, paru dan mamma mungkin
mengadakan metastase ke buli-buli, invasi ke buli-buli oleh endometriosis
dapat terjadi.

2.3 Anatomi dan Fisiologi


Sistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjdinya proses
penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang yang tidak
dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh
tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dlam air dan
dikeluarkan berupa urin (air kemih).
Sistem perkemihan terdiri dari: a) dua ginjal (renal) yang menghasilkan
urin, b) dua ureter yang membawa urin dari ginjal ke vesika urinaria (kandung
kemih), c) satu vesika urinaria (VU), tempat urin dikumpulkan, dan d) satu
urethra, urin dikeluarkan dari vesika urinaria.
Vesika urinaria bekerja sebagai penampung urin. Organ ini berbentuk
seperti buah pir (kendi) dan letaknya di belakang simfisis pubis di dalam rongga
panggul. Vesika urinaria dapat mengembang dan mengempis seperti balon karet.

Dinding kandung kemih terdiri dari:


a. Lapisan sebelah luar (peritoneum).
b. Tunika muskularis (lapisan berotot).
c. Tunika submukosa.
d. Lapisan mukosa (lapisan bagian dalam).

Buli-buli adalah organ berongga yang dindingnya terdiri dari otot-otot


halus yang disebut muskulus detrusol. Otot ini terdiri dari yang arah seratnya
sedemikian rupa sehingga bila berkontraksi menyebabkan buli-buli mengkerutdan
volumenya mengecil. Di bagian distal yaitu dekat dasar panggul (Diafgrama
Urogenital) otot detrusor membentuk tabung dan melapisi uretra posterior.
Lapisan sebelah dalam dari buli-buli adalah mukosa yang terdiri dari
epitel sel transisi. Disebelah luar dilapisi oleh serosa dan bagian fundus (kubah)
ditutup oleh peritonium. Bila buli-buli penuh peritonium terdesak kekranial. Buli
terletak dirongga perut bagian bawah, tepatnya didalam rongga pelvis dan extra
peritonial. Berada tepat dibelakang simfis pubis. Pada pria dibagian belakang
berdekatan dengan rektum dan pada wanita berdekatan dengan uterus dan vagina.
Berbeda dengan traktus urinarius bagian atas (ginjal dan ureter), maka untuk
traktus urinarius bagian bawah, buli ke distal, persyaratan amat penting
peranannya untuk menjalankan fungsi organ tersebut. Persyarafan buli dan uretra
dilaksanakan oleh system syaraf otonom yang terdiri dari parasimpatis dan
simpatis. Persyarafan ini berpusat di medula spinalis segmen torakolumbal. (Th
XII – LIII) dan segmen sakral II-IV ( parasimpatis).
Terdapat tiga fungsi penting dari buli yaitu reservoir, ekspulsi urin, dan
anti reflek. Sebagai reservoir, buli-buli manusia mempunyai kapasitas antara 200
sampai dengan 400 ML. Setelah miksi buli-buli diisi lagi dengan urin yang datang
dari ginjal. Selama pengisian ini sampai kapasitasnya terpenuhi, tekanan dalam
buli-buli tetap rendah, kurang dari 20 cm H20. bila buli-buli penuh dindingnya
teregang dan menyebabkan rangsangan pada reseptor di dinding buli- buli,
akibatnya tekanan dalam buli-buli meningkat dan dirasakan sebagai perasaan
ingin kencing. Pada keadaan demikian uretra posterior otomatis membuka. Urin
belum keluar karena masih ditahan oleh sfingter eksterna yang terdiri dari otot
bergaris dengan persyasarafan sema omotoris yang bekerja secara disadari (
volunter ). Sfingter ini akan membuka bila di perintahkan oleh yang bersangkutan.
Pada waktu ekspulasi tekanan dalam buli- buli meningkat antara 70 – 100 cm
H20. Urin yang ada dalam buli-buli tidak akan mengalir ke arah ginjal. Arah
ureter bagian distal yang serong. Panjangnya ureter intravesikal serta lokasinya
yang submukos menyebabkan terjadinya mekanisme klep yang mencegah urin ke
arah ginjal (refluk).

Anda mungkin juga menyukai