Anda di halaman 1dari 8

BAB 1

LANDASAN TEORI

1.1 Dasar Teori

Anjing (canis familiaris) merupakan hewan liar yang telah mengalami


proses domestikasi. Anjing mempunyai banyak kegunaan dalam kehidupan
sehari-hari sehingga banyak yang memelihara dan mengembangbiakkannya.
Siklus reproduksi anjing sangat unik dari hewan lainnya. Umumnya hanya
mengalami 2 kali musim kawin dalam setahun (monoestrus) dan periode
n=birahi yang panjang. Menurut (mac Donald 1983) anjing merupakan hewan
pertama yang didomestikasikan, diantara hewan –hewan piara lainya. Sistem
reproduksi anjing jantan terdiri dari testis, epididimis, duktus deferens, kelenjar
prostat, uretra dan penis (Dellmann dan Brown, 1992; Junaidi, 2006).
Pemeriksaan dilakukan dengan metode adspeksi dan palpasi. Adspeksi
dilakukan untuk mengetahui adanya perubahan pada preputium, lubang
preputium dan skrotum. Palpasi dilakukan pada preputium dan penis
ekstrapelvis untuk mengetahui status pertumbuhan, adanya rasa sakit dan
kebengkakan.

Testis merupakan organ reproduksi yang utama pada hewan jantan.


Testis mempunyai dua fungsi utama yaitu sebagai penghasil spermatozoa dan
hormon sex jantan (Androgen) (Evans, 1993). Setiap hewan mamalia domesti
memiliki sepasang testis yang terletak di dalam skrotum. Ukuran testis anjing
berkisar antara panjang, lebar dan tebal adalah 3x2x1.5 cm (Junaidi , 2006).

Epididimis merupakan alat kelamin aksesori dinamik, tergantung pada


androgen testikularis untuk menjaga status deferensiasi epitel. epididimis terdiri
dari kepala (caput), badan (corpus), dan ekor (cauda) muncul secara medial dan
berlokasi di permukaan dorsolateral testis dan terbungkus oleh tunika albugenia
yang terdiri dari jaringan ikat padat tidak teratur, dibalut oleh selaput visceral
(Dellman dan Brown, 1992; Junaidi, 2006). Vas eferens berfungsi membawa
sel-sel sperma dari testis menuju kantung sperma (epididimis). Vas deferens
merupakan kelanjutan dari duktus epididimis yang setelah membuat lengkung
tajam pada ujung ekor, kemudian berlanjut lurus membentuk duktus deferens
dengan ciri histologinya.

Uretra adalah saluran yang terdapat didalam penis. Uretra meupakan


saluran akhir dari saluran reproduksi. Uretra terdapat dalam penis yang berfungsi
untuk menyalurkan urine dan semen. Urethra anjing dibagi menjadi segmen
prostat, membranosa dan spongiosa. Pada anjing jantan, duktus deferent
bermuara pada urethra.

Penis merupakan organ untuk kopulasi pada anjing jantan. Penis anjing
diklasifikasikan antara tipe vaskuler dan tipe fibroelastik. Tipe vaskuler banyak
ditemukan pada penis kuda jantan. Pada tipe vaskuler banyak ditemukan adanya
pembuluh darah pada korpus cavernosa. Tetapi pada tipe fibroelastis
mengandung sedikit pembuluh darah dan banyak jaringan ikat (Evans, 1993).
Penis anjing terdiri dari tiga bagian utama yaitu radix, corpus, dan gland penis
(Johnston et al, 2001).

1.2 Maksud dan Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bagaimana


pemeriksaan umum sistem genitalia pada anjing jantan.
BAB 2
MATERI DAN METODE

2.1 Waktu dan Tempat


Praktikum Diagnosa Klinik mengenai “Pemeriksaan Umum Genitalia Anjing
Jantan” yang dilaksanakan pada:
Hari, tanggal :Kamis, 26 April 2018
Waktu :13:00-15:00 WITA
Tempat :Laboratorium Diagnosis Klinik Veteriner, Fakultas
Kedokteran Hewan, Universitas Udayana

2.2 Materi dan Metode


2.2.1 Materi
Anjing
2.2.2 Metode
1. Pastikan anjing dalam kondisi tenang
2. Lakukan pengamatan pada anjing serta pemeriksaan dengan
bantuan alat
3. Mencatat data yang diperoleh
BAB 3
HASIL

Konsultasi Pemeriksaan Genitalia Jantan


LABORATORIUM DIAGNOSIS KLINIK VETERINER
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS UDAYANA
JALAN RAYA SESETAN, GANG MARKISA No. 6
BANJAR GADUH DENPASAR BALI

Tanggal : 26 April 2018

Nama Hewan/Ras : Pico/ mix peking

Berat Badan : 8,9

Pemilik : Buda Darmawan

Alamat :

Dokter hewan jaga :

Pemeriksa : Ni Luh Risna Cahyani

Pemeriksaan Organ Genitalia Jantan

SEJARAH HEWAN
1. Umur berapa ?
2. Ras apa ? mix peking
3. Bagaimana riwayat perkawinannya ?
4. Apakah ada masalah pada saat kawin?
5. Bagaimana kondisi tubuh hewan? Normal
6. Apakah vaksinasinya lengkap? Lengkap
7. Apakah pernah menderita penyakit tertentu? Tidak
8. Bagaimana lingkungan sehari-hari hewan ini? Bersih
9. Bagaimana kesuburan hewan ini? Normal
10. Apakah ada data silsilah hewan ini? -
11. Apakah hewan ini hasil inbreeding?
12. Kapan hewan ini kawin terakhir? -
13. Bagaimana hasil perkawinan tersebut? -
14. Berapa anaknya? -
15. Bagaimana nafsu seksual hewan ini? -
16. Apakah anak-anaknya ada yang diaborsikan -
dan mati?
Pemeriksaan fisik
1. Apakah teramati adanya penebalan skrotum? Tidak
Palpasi testis, korda spermatika dan epididimis
1. Bagaimana ukurannya? Simetris
2. Apakah letak dan ukurannya simetris? Simetris
3. Bagaimana kosistensinya? Normal
4. Apakah kedua testis ada dalam skrotum? Iya
Amati dan palpasi penis
1. Apakah ditemukan adanya frenula preputii Tidak
penis (lipatan dibawah glans penis yang
menghubungkan dengan prepusium)?
2. Apakah ada hipospadia (uretra bermuara ke Tidak
arah bawah)?
3. Apakah ditemkan fomisis? Tidak
4. Apakah ada balapostitis (radang glans penis Tidak
dan preputium)?
5. Apakah ada tumor? Tidak
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Pembahasan
Sebelum melakukan pemeriksaan terhadap pasien, sebaiknya
dilakukan signalement dan pemeriksaan riwayat pasien terlebih dahulu. Dari
hasil signalement hewan diperoleh identitas anjing bernama Pico dengan ras
mix peking. Jenis kelamin anjing ini betina dengan tubuh berwarna coklat
memilki berat badan 8,5kg. Umur ........, riwayat perkawinan ........ kodisi tubuh
normal dan tidak memiliki penyakit tertentu, pemilik sudah melakukan
vaksinasi dengan lengkap, lingkunga tempat tinggalnya bersih, kesuburan
anjing ini normal, anjing ini belom pernah mengalami kawin sama sekali.
Nafsu makan normal anjing tidak mengalami penurunan maupun peningkatan
nafsu makan.

Pemeriksaan fisik diawali dengan melakukan pemeriksaan skrotum.


Pada skrotum tidak ada perubahan signifikan yang terjadi seperti penebalan
maupun pembengkakan. Palpasi dilakukan pada daerah testis, korda
spermatika dam epididimis dengan ukuran dan letak yang simetris, konsistensi
normal dengan kedua testis ada di dalam skrotum.

Pemeriksaan penis dilakukan dengan palpasi. Pada daerah penis tidak


ditemukannya adanya frenula preputii penis, hipospadia, fimosis, balapostitis
dan tumor.
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dalam praktikum kali ini dapat disimpulkan bahwa anjing yang
digunakan dalam praktikum sistem genitalia secara umum dalam keadaan
normal. Tidak teramati adanya frenula preputii panis, hipospadia, fimosis,
balpostitis dan tumor.

5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan penulis yaitu dalam praktikum agar
menghandle anjing sebaik mungkin saat pemeriksaan, jangan biarkan anjing
dalam kondisi tegang maupun takut karena akan berpengaruh terhadap hasil
pemeriksaan.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai