Anda di halaman 1dari 3

No.

A. Pengembangan sistem informasi dengan menggunakan pendekatan insourcing atau

outsourcing

Pengembangan sistem informasi dengan menggunakan pendekatan insourcing atau outsourcing dapat

dilakukan karena penerapan sistem outsourcing maupun insourcing tak bisa lepas dari tujuan

dibentuknya Sistem Informasi Manajemen (SIM) yaitu supaya organisasi memiliki informasi yang

bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang menyangkut keputusan-keputusan

rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis. Sehingga SIM adalah suatu sistem yang

menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan

tugas-tugas organisasi.

Sistem ini dapat berjalan dengan baik apabila semua proses didukung dengan 1)teknologi yang tinggi,

2)sumber daya yang berkualitas, dan 3)komitmen perusahaan. Komitmen perusahaan untuk

menjalankan Sistem Informasi Manajemen sangatlah penting agar proses produksi yang terjadi

menjadi menguntungkan bagi perusahaan. Top Manajemen harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan

informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing-masing

tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya.

Outsourcing merupakan sebuah pemindahan operasi dari satu perusahaan ke tempat lain. Hal ini

biasanya dilakukan untuk memperkecil biaya produksi atau untuk memusatkan perhatian kepada hal

lain. Pemanfaatan outsourcing sudah sedemikian menjadi sarana perusahaan untuk lebih

berkonsentrasi pada core business-nya sehingga lebih fokus pada keunggulan produk servicenya.

Berbagai manfaat dapat dipetik dari melakukan outsourcing; seperti penghematan biaya (cost saving),

perusahaan bisa memfokuskan kepada kegiatan utamanya (core business), dan akses kepada sumber

daya (resources) yang tidak dimiliki oleh perusahaan.

B. Hal hal yang mempengaruhi kesuksesan dalam pengembangan insourcing atau

outsourcing
Membuat hubungan jangka panjang

Salah satu kunci kesuksesan dari outsource adalah kesepakatan untuk membuat hubungan jangka

panjang (long term relationship), tidak hanya kepada proyek jangka dekat. Bentuk outsourcing yang

umum dilakukan pada perusahaan-perusahaan di Indonesia adalah dalam bidang layanan kebersihan

ruangan tetapi dalam bidang teknologi informasi, beberapa bank di Indonesia telah menerapkan

outsourcing. Dalam hal ini, pengembangan sistem dilakukan oleh perusahaan perangkat lunak. Pada

prakteknya, outsourcing sistem informasi terkadang tidak hanya dalam hal pengembangan sistem,

melainkan juga pada pengoperasiannya. Terdapat tiga unsur penting dalam outsourcing, yaitu:

Pemindahan fungsi pengawasan, pendelegasian tanggung jawab atau tugas suatu perusahaan, dan

menitikberatkan pada hasil atau output yang ingin dicapai oleh perusahaan.

Meminimalkan Risiko

Penerapan outsourcing juga akan diikuti oleh munculnya risiko-risiko baru seperti penurunan dalam

kinerja sistem, penurunan moral staf, atau hilangnya kemampuan inovatif. Risiko tersebut

menyebabkan munculnya biaya-biaya yang tersembunyi (hidden cost). Risiko ini umumnya muncul

bila keputusan outsourcing didasari semata-mata oleh dorongan untuk memotong biaya dan pemilihan

sistem informasi yang akan di-outsource dilakukan secara asal-asalan dan tidak terencana.

Untuk meminimalkan risiko tersebut manajemen harus memisahkan fungsi sistem informasi yang

tidak memiliki nilai tambah dari fungsi kompetensi inti sistem informasi yang memiliki nilai tambah.

Disamping itu manajemen di perusahaan harus bisa menentukan tingkat risiko yang bisa ditolerir

pada biaya yang paling minimal. Pertimbangan terhadap risiko , biaya dan manfaat dari aktifitas

outsourcing akan mempengaruhi keputusan perusahaan untuk melakukan outsourcing atau tidak.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam system outsourcing

 Menentukan pengembang yang ditunjuk untuk membangun sistem informasi dengan hati-

hati. Sebaiknya, pihak luar yang dipilih memang benar-benar telah berpengalaman
 Menandatangani kontrak. Kontrak dimaksudkan sebagai pengikat tanggung jawab dan

dapat dijadikan sebagai pegangan dalam melanjutkan atau menghentikan proyek jika

terjadi masalah selama masa pengembangan

 Merencanakan dan memonitor setiap langkah dalam pengembangan agar keberhasilan

proyek benar-benar tercapai. Kontrol perlu diterapkan pada setiap aktivitas dengan maksud

agar pemantauan dapat dilakukan dengan mudah

 Menjaga komunikasi yang efektif antara personil dalam perusahaan dengan pihak

pengembang dengan tujuan agar tidak terjadi konflik atau hambatan selama proyek

berlangsung

 Mengendalikan biaya dengan tepat dengan misalnya memperhatikan proporsi pembayaran

berdasarkan persentasi tingkat penyelesaian proyek.Menurut O’Brien dan Marakas (2006),

beberapa pertimbangan perusahaan untuk memilih strategi outsourcing sebagai alternatif

dalam mengembangkan sistem informasi diantaranya:

1. Biaya pengembangan sistem sangat tinggi.

2. Risiko tidak kembalinya investasi yang dilkukan sangat tinggi.

3. Ketidakpastian untuk mendapatkan sistem yang tepat sesuai dengan spesifikasi

yang diinginkan.

4. Faktor waktu/kecepatan.

5. Proses pembelajaran pelaksana sistem informasi membutuhkan jangka waktu

yang cukup lama.

6. Tidak adanya jaminan loyalitas pekerja setelah bekerja cukup lama dan terampil

Anda mungkin juga menyukai