Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hampir semua restoran ataupun rumah tangga menyediakan tusuk

gigi, mulai dari yang memperhatikan kebersihan (terbungkus) sampai

sekadar dari potongan kayu/lidi yang diletakkan di atas meja makan

(Grace, 2011). Menurut citra kusumasari, tusuk gigi merupakan alat bantu

untuk membersihkan gigi sebelum di temukanya sikat gigi.

Zaman dahulu sebelum adanya Dokter gigi, nenek moyang bangsa

Spanyol diketahui melakukan perawatan kebersihan gigi dengan bahan-

bahan alami yang ada di sekitar seperti ranting-ranting pohon dimana

terlihat dari fosil-fosil manusia purba yang telah diteliti secara

mikroskopis, diduga hal ini menjadi awal dikembangkannya tusuk gigi

pada era modern seperti sekarang (Lozanodkk 2013).

Tusuk gigi adalah sebatang kayu atau plastik yang digunakan untuk

menyingkirkan sisa-sisa makanan dari gigi. Penggunaan tusuk gigi yang tidak

tepat dapat melukai jaringan lunak sekitar gigi dan menyebabkan keradangan

pada jaringan lunak mukosa rongga mulut. Hal itu dapat menyebabkan

keradangan pada jaringan lunak mukosarongga mulut, dan juga menjadi

penyebabsaku gusi(Doktersehat, 2015).

1
Saku gusi di kalangan medis disebut "poket periodontal",dengan

kedalaman normal 1-2 mm. Pada gigi yang mengalami periodontitis (penyakit

gusi dan tulang rahang).Periodontitis dimulai dengan plak. Plak adalah

penumpukan bakteri saat Anda tidak menyikat gigi. Plak memburuk apabila

Anda makan makanan manis dan mengandung pati. Menggosok dan

menggunakan tusuk gigi dapat mengangkat plak, namun plak cepat terbentuk

kembali dan dapat menimbulkan peradangan. Peradangan dapat menyebabkan

tumbuhnya kantung-kantung berisi plak, karang gigi dan bakteri di antara gusi

dan gigi. Banyak plak dan karang gigi di sekitar leher gigi dan juga di bawah

gusi. Perlekatan gusi menjadi rusak, poket periodontal semakin dalam .

Perluasan infeksi dari poket periodontal dapat menyebabkan perubahan

patologi dalam pulpa.Gejala awal pasien periodontitis kronis adalah terdapat

tanda gusi berdarah pada saat makan atau ketika menyikat gigi, adanya

kegoyangan gigi, atau tanggalnya gigi. Rasa nyeri kemungkinan muncul pada

gigi tanpa karies yang disebabkan oleh akar yang sensitif pada panas, dingin,

atau keduanya. Periodontitis kronis merupakan penyakit dengan tipe progresif

yang lambat. Penyakit periodontal dipengaruhi faktor lokal dalam tubuh dan

luar tubuh. faktor sistemik, seperti diabetes, perokok, kebiasaan buruk , atau

penggunaan tusuk gigi yang kurang tepat, progres penyakit akan lebih cepat

karena faktor tersebut dapat merubah respon host terhadap saku gusi. Yang

bisa mendorong lebih ceptnya munculnya penyakit periodontal.

2
B. Rumuaan Masalah

Dari uraian di atas adalah apa hubungan kebiasaan membersihkan gigi

dengan menggunakan tusuk gigi berbahan kayu atau bambu terhadap

kedalaman saku gusi ?

C. Tujuan

1. Tujuan umum :

Untuk mengetahui hubungan penggunaan tusuk gigi terhadap

terjadinya saku gusi.

2. Tujuan khusus :

Untuk mengetahui kedalaman dan gambaran klinis penggunaan

tusuk gigi terhadap terjadinya saku gusi.

D. Manfaat

1. Manfaat praktis :

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat menjadi acuan bagi

mahasiswa kedokteran gigi untuk memperbaiki perilaku dalam menjaga

kesehatan gigi agar sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki sehingga

dapat mengedukasi pasien serta masyarakat luas.

2.Manfaat teoritis :

Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat menjadi arsip serta

acuan bagi penelitian serupa yaitu mengenai hubungan tingkat pengetahuan

dan perilaku pengaruh penggunaan tusuk gigi berbahan kayu atau bambu

terhadap terjadinya saku gusi.

Anda mungkin juga menyukai