Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No.

2, Juni 2011

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN


MASYARAKAT BEROBAT DI PUSKESMAS KECAMATAN BUAYAN

Andi Hermawan1, Cokro Aminoto2 Cahyu Septiwi3


1,3Jurusan Keperawatan STIKes Muhammadiyah Gombong
2Dinkes Kabupaten Kebumen

ABSTRACT
A lot of the factors that decide the grade of medical community, it
seems the access to health services is hold an important action.
Indonesian health development is aiming to reach the realization,
willingness, and ability to living well for every people. This research is to
find out of factors that related to patients who come to Buayan
community health center for having medications.
The method in this research is used descriptive cross sectional
approximation, with 94 responder’s. Independent variable : medical
service, cost, recovery experience, motivation, and distance. Dependent
variable: patients who come to Buayan community health center for
having medications. To analyze the data used Kendall’s Tau.
The research result show, there are relation between health service
factor (p = 0,030), cost service factor (p = 0,002), recovery experience
factor (p = 0,027), motivation factor (p =0,000), distance factor(p = 0,022)
with Patients Who Come to Buayan Community Health Center for Having
Medications.
.
Keywords: Factors, Having medications, Buayan community health center.

PENDAHULUAN akan terganggu (Muninjaya,


Tingginya biaya pelayanan 2004).
kesehatan di Indonesia saat ini Menurut Departemen
merupakan masalah yang sangat Kesehatan RI (1998),
serius karena membebani pembangunan kesehatan
masyarakat pengguna jasa Indonesia telah diarahkan guna
pelayanan kesehatan sehingga tercapainya kesadaran, kemauan
perlu dicarikan jalan keluarnya. dan kemampuan untuk hidup
Masalah tingginya biaya sehat bagi setiap penduduk agar
pelayanan kesehatan ini dapat mewujudkan derajat
semakin dirasakan setelah krisis kesehatan yang optimal.
ekonomi melanda Indonesia Kebijakan strategis yang
karena sebagian besar dikembangkan pemerintah
komponen perawatan seperti untuk menghadapi krisis di
obat-obatan dan tekhnologi bidang kesehatan diantaranya
kedokteran masih diimpor yaitu mengantisipasi masalah
sementara nilai tukar rupiah kekurangan pangan (sektor
belum terangkat. Di sisi lain pertanian) yang juga berdampak
kemampuan dana pemerintah pada sektor kesehatan dalam
juga semakin terbatas sehingga bentuk kekurangan gizi.
subsidi pemerintah kepada Masalah ini akan semakin terasa
masyarakat yang kurang mampu oleh kelompok-kelompok

91
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 2, Juni 2011

masyarakat dari keluarga pra Indonesia Sehat 2010 (Depkes


sejahtera dan sejahtera I RI, 2001). Peningkatan mutu
(penduduk miskin). Di sisi lain pelayanan kesehatan primer
harga kebutuhan 9 bahan pokok baik di Puskesmas maupun di
(sembako) semakin meningkat Rumah Sakit Kabupaten harus
(sektor ekonomi) dan dijadikan indikator penerapan
pendapatan masyarakat secara kebijakan baru di bidang
umum masih tetap rendah pelayanan kesehatan. Untuk itu
(Muninjaya, 2004). Pemda wajib meningkatkan
Walaupun banyak faktor kapasitas Puskesmas (capacity
penentu tingkat kesehatan building) dan mobilisasi dana
masyarakat, tampaknya akses kesehatan untuk membantu
terhadap fasilitas pelayanan penduduk miskin (Muninjaya,
kesehatan memegang peranan 2004).
penting. Berdasarkan hasil Pelayanan kesehatan
penelitian rata-rata orang tingkat pertama (primary health
Indonesia jika sekali jatuh sakit care) diperlukan untuk
dan harus dirawat di rumah masyarakat yang sakit ringan
sakit maka ia harus kehilangan dan masyarakat yang sehat
penghasilannya selama 1 sampai untuk meningkatkan kesehatan
2 bulan (Depkes, 2000), bahkan mereka atau promosi kesehatan.
untuk 20% kelompok Oleh karena jumlah kelompok
penghasilan rendah harus ini di dalam suatu populasi
kehilangan sekitar 8 bulan sangat besar (lebih kurang 85%).
penghasilannya. Akibatnya, Pelayanan yang diperlukan oleh
banyak masyarakat yang kelompok ini bersifat pelayanan
sebenarnya harus dirawat di kesehatan primer atau utama
rumah sakit namun cukup (primary health care). Bentuk
dirawat sendiri atau mencari pelayanan di Indonesia adalah
pengobatan alternatif lain ke Puskesmas, Puskesmas
dukun, “orang tua” dan lain-lain, pembantu, Puskesmas keliling
yang menurut pandangannya dan Balkesmas.
lebih murah dan memberikan Di setiap wilayah
harapan serta secara kultural- masyarakat sudah terdapat
spiritual diterima masyarakat berbagai tempat pelayanan
(Mukti, 2003). kesehatan ataupun tempat
Sejalan dengan hal berobat dari mulai bidan desa,
tersebut di atas, sesuai dengan posyandu, puskesmas
arah dan kebijakan yang pembantu, puskesmas, klinik
ditetapkan Menteri Kesehatan dan rumah sakit. Dalam memilih
dan Kesejahteraan Sosial RI berbagai pelayanan kesehatan
maka pembangunan pada ini masyarakat memiliki hak
dasarnya upaya peningkatan ataupun kebebasan untuk
dan pemeliharaan kesehatan sarana berobat mereka, yang
tanpa mengabaikan pelayanan mana disesuaikan dengan
penyembuhan dan rehabilitasi keadaan ekonomi dan
serta meningkatkan kebutuhan mereka sendiri.
pemberdaaan sumber daya Masalah biaya pelayanan
kesehatan untuk mencapai visi kesehatan ternyata tidak lepas

92
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 2, Juni 2011

dari sistem pelayanan kesehatan orang dan pada tahun 2008


yang diselenggarakan baik yang mengalami penurunan yaitu
menyangkut sub sistem sebanyak 20.158 orang.
finansialnya, sub sistem Sedangkan data pada bulang
penyampaian pelayanan terakhir pasien yang berobat
kesehatan maupun intra pada bulan mei 2009 sebanyak
struktural atau tekhnologi dan 1.525.
bahkan tingkah laku atau Dari hasil wawancara
kebiasaan para dokter. dengan beberapa pasien, mereka
Tekhnologi kedokteran juga mengatakan berobat ke
semakin tinggi, sehingga baik Puskesmas Buayan karena
biaya riset dan harga tekhnologi merasa tertarik dan puas dengan
juga semakin mahal. Pelayanan pelayanan yang ada di
kesehatan oleh dokter sudah Puskesmas Buayan. Selain itu
tentu akan memerlukan biaya juga alasan lainnya dikarenakan
yang lebih besar dibanding berobat di Puskesmas Buayan
dengan biaya kesehatan oleh cepat sembuh dan biaya berobat
tenaga-tenaga di bawahnya yang lebih murah. Sebagian dari
(Sulastomo, 1998). mereka juga mengatakan letak
Berbagai upaya sudah Puskesmas Buayan yang dekat
dilakukan pemerintah terutama dengan tempat tinggal mereka
di sektor kesehatan yaitu guna menjadi salah satu alasan untuk
menciptakan masyarakat berobat di Puskesmas Buayan.
menuju Indonesia Sehat 2010, Dari fenomena dan latar
yang mana pemerintah juga belakang di atas maka penulis
dengan tidak lupa tertarik ingin mengetahui
memperhatikan masyarakat dari “Faktor-Faktor yang
keadaan sosial ekonomi Berhubungan dengan
masyarakat, seperti halnya biaya Masyarakat Berobat di
untuk mengakses pelayanan Puskesmas Buayan”.
kesehatan, agar lebih mudah
terjangkau oleh masyarakat. METODE PENELITIAN
Menurut Dunlop dan Metode penelitian adalah
Zubkoff yang dikutip oleh cara yang digunakan oleh
Fitriawati (2008) menyebutkan peneliti dalam mengumpulkan
faktor-faktor yang data penelitiannya. Rancangan
mempengaruhi demand penelitian ini adalah deskriptif
(permintaan) diantaranya adalah dengan pendekatan crossectional
faktor ekonomi seperti tarif, ada yang bertujuan untuk
tidaknya sistem asuransi dan mendapatkan fenomena dari
penghasilan. perbandingan antara persamaan
Dari hasil studi dan perbedaan pada obyek yang
pendahuluan pada tanggal 01 diteliti (Notoatmodjo, 2002).
juni 2009 didapatkan bahwa Menurut arikunto (2006),
jumlah penduduk di Kecamatan populasi adalah keseluruhan
Buayan adalah sebanyak 62. subjek penelitian. Apabila
379 jiwa. Sedangkan yang seseorang ingin meneliti semua
berobat ke Puskesmas selama elemen yang ada dalam wilayah
tahun 2007 adalah 22. 029 penelitian, maka penelitiannya

93
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 2, Juni 2011

merupakan penelitian populasi. dalam penelitian ini yaitu


Populasi dalam penelitian ini menggunakan purposive
adalah masyarakat yang berobat sampling, yaitu dengan cara
di Puskesmas Buayan pada memilih sampel diantara
bulan mei yaitu sebanyak 1.525 populasi sesuai dengan yang
pasien. dikehendaki peneliti (Nursalam,
Sampel adalah sebagian 2003). Dalam menentukan
atau wakil populasi yang diteliti. besarnya sampel sesuai dengan
Dimaksud penelitian sampel kriteria populasi (Syafarudin
apabila kita bermaksud untuk Siregar, 2004 : 112) dengan
menggeneralisasikan hasil rumus :
penelitian sampel (Arikunto,
2006). Prinsip yang digunakan
N!
CNa =
1 + ( N − a)
N = Jumlah populasi
n = Jumlah sampel
α = tingkat signifikan (kesalahan yang ditolerir)
1525
n=
1 + (1525x0,01)
1525
n= =93,8
16,25
Variabel merupakan gejala Variabel terikat
yang menjadi fokus peneliti (dependent variable) adalah
untuk diamati sebagai atribut variabel yang dipengaruhiatau
dari sekelompok orang/objek menjadi akibat karena adanya
yang mempunyai variasi antara veriabel bebas (Sugiyono, 2006).
satu dengan yang lainya dalam Dalam hal ini variabel terikat
kelompok itu (Sugiyono, 2006). yaitu masyarakat yang berobat
Variabel bebas (independent di Puskesmas Buayan. Analisi
variable) adalah variabel yang sbivariat merupakan analisis
menjadi sebab untuk mengetahui interaksi dua
timbulnya/berubahnya variabel variabel baik komparatif,
terikat (dependent variable) asosiatif, maupun korelasi
dengan kata lain variabel yang (Saryono, 2008). Pada analisis
mempengaruhi (Sugiyono, 2006). bivariat ini dilakukan uji
Dalam hal ini variabel bebasnya, statistik menggunakan Korelasi
yaitu: Kendall Tau (t). Korelasi kendal
a. Pelayanan kesehatan tau digunakan untuk mencari
b. Biaya/ tarif hubungan dan menguji hipotesis
c. Pengalaman antar dua variabel atau lebih,
kesembuhan bila data berbentuk ordinal atau
d. Motivasi rangking. Rumus dasar yang
e. Jarak digunakan adalah sebagai
berikut:

94
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 2, Juni 2011

: koefisen korelasi kendal tau yang besarnya (-1<0<1)


∑A: jumlah rangking atas.
∑B: jumlah rangking bawah.
N: jumlah anggota sampel.

HASIL DAN BAHASAN pelayanan keperawatan, faktor


Penelitian dilakukan di biaya/ tarif dan faktor
Puskesmas Buayan mengenai pengalaman kesembuhan.
analisis faktor-faktor yang Faktor yang paling dominan
berhubungan dengan pasien dengan nilai OR terbesar
berobat di Puskesmas Buayan. dibandingkan faktor lainnya
Data hasil penelitian diperoleh yaitu 12,789. Penelitian dari
dengan memberikan pertanyaan warseno (2006) tentang faktor-
menggunakan kuesioner faktor yang mempengaruhi
mengenai faktor-faktor yang minat berobat yaitu faktor
berhubungan dengan berobat pelayanan, tarif, dan
pasien di Puskesmas Buayan kesembuhan. Ditinjau dari hasil
yaitu faktor mutu pelayanan, penelitian terdauhulu maka
biaya, pengalaman kesembuhan, penelitian ini hampir sama
motivasi, dan jarak. Dari dengan penelitian Fitriawati
penelitian terhadap 80 (2008) tentang faktor-faktor yang
responden pasien yang berobat mempengaruhi masyarakat
di Puskesmas Buayan yang berobat antara lain: pelayanan,
dijadikan sampel diperoleh hasil biaya/ tarif dan pengalaman
penelitian sebagai berikut : kesembuhan.
Faktor-faktor yang berhubungan
dengan masyarakat berobat di Faktor pelayanan kesehatan
Puskesmas Buayan. Berdasarkan uji statistik
Hasil dari penelitian dengan kendall’s tau, tingkat
tentang faktor-faktor yang kepercayaan 95%, tingkat
berhubungan dengan kesalahan yang ditentukan yaitu
masyarakat berobat di α = 5% diperoleh tingkat
Puskesmas Buayan, faktor- signifikan atau probabilitas p =
faktor yang berhubungan yaitu 0,030 lebih kecil dari tingkat
faktor pelayanan kesehatan, probabilitas yang ditentukan α =
faktor biaya/ tarif, faktor 0,05. Karena besarnya p = 0,030
pengalaman kesembuhan, faktor < α = 0,05 maka H0 ditolak, yang
motivasi dan faktor jarak. berarti terdapat hubungan
Menurut penelitian Fitriawati antara mutu pelayanan dengan
(2008) tentang faktor-faktor yang berobat pasien di Puskesmas
mempengaruhi masyarakat Buayan. Faktor pelayanan
untuk berobat kepada perawat di kesehatan berhubungan dengan
wilayah kecamatan gombong. masyarakat berobat di
Hasil penelitian faktor yang Puskesmas Buayan. Sebagian
mempengaruhi adalah faktor besar responden beranggapan
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 2, Juni 2011

bawa hpelayanan di Puskesmas kesalahan yang ditentukan yaitu


Buayan baik. Mayoritas α = 1% diperoleh tingkat
responden merasa puas signifikan atau probabilitas p =
terhadap pelayanan kesehatan di 0,002 lebih kecil dari tingkat
Puskesmas. Hal ini disebabkan probabilitas yang ditentukan α =
responden merasa aman dan 0,01. Karena besarnya p = 0,002
nyaman apabila berobat di < α = 0,01 maka H0 ditolak, yang
Puskesmas Buayan. Responden berarti terdapat hubungan
berpendapat bahwa persediaan antara biaya/tarif dengan
obat di Puskesmas Buayan berobat pasien di Puskesmas
sudah lengkap. Selain itu Buayan. Faktor biaya/tarif
pelayanan yang cepat dan berhubungan secara signifikan
keterbukaan mengenai dengan masyarakat berobat di
pelayanan di Puskesmas Buayan Puskesmas Buayan. Sebagian
diinformasikan kepada pasien. besar responden dalam
Pelayanan yang ramah penelitian ini mempunyai
juga membuat responden tanggapan yang tinggi, yaitu
kembali memanfaatkan jasa mereka beranggapan bahwa
pelayanan di puskesmas.Jasa berobat di Puskesmas Buayan
pelayanan adalah tindakan atau biayanya bisa terjangkau oleh
perbuatan yang diberikan responden. Mayoritas masyrakat
kepada pihak lain, pelayanan ini yang berobat di Puskesmas
tidak berwujud dan tidak dapat Buayan pekerjaannya adalah
menjadi barang kepemilikan. sebagai petani. Penghasilan rata-
Mutu pelayanan kesehatan rata petani adalah tidak tetap,
adalah yang menunjukan pada hal ini dikarenakan petani hanya
tingkat kesempurnaan mendapatkan penghasilan
pelayanan kesehatan, yang selama satu tahun tiga kali yaitu
disatu pihak dapat dari hasil bercocok tanam di
meninggalkan kepuasan pada sawah ataupun ladang. Pada
setiap pasien sesuai dengan musim-musim tertentu mereka
tingkat kepuasan rata-rata kadang tidak bisa panen atau
penduduk, serta pihak lain tata bercocok tanam, seperti halnya
cara penyelenggaraannya sesuai yaitu pada saat banjir ataupun
dengan standard dan kondisi kemarau.
etik profesi yang telah ditetapkan Biaya pelayanan
(Azwar, 1996).Penelitian dari kesehatan saat ini yang mahal
fitriawati (2008), mengatakan seperti di rumah sakit, dokter,
terdapat hubungan antara ataupun perawat sangat
berobat ke perawat dengan berperan penting bagi
pelayanan pada penelitiannya masyarakat untuk memilih
faktor-faktor yang pelayanan kesehatan yang lebih
mempengaruhi masyarakat bisa terjangkau oleh mereka
untuk berobat kepada perawat di terutama masyarakat yang
wilayah Kecamatan Gombong. berobat di Puskesmas Buayan.
Oleh sebab itu sebagian besar
Faktor biaya/ tariff dari mereka, dalam memilih
Berdasarkan uji statistik pelayanan kesehatan dengan
dengan kendall’s tau, tingkat berobat ke Puskesmas atau

96
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 2, Juni 2011

mencari tempat pelayanan besar masyarakat yang berobat


kesehatan yang lebih terjangkau di Puskesmas Buayan memiliki
oleh mereka.Biaya adalah pengalaman kesembuhan yang
sejumlah uang yang harus tinggi yaitu sembuh setelah
dibayarkan kepada pihak berobat di Puskesmas Buayan.
pelayanan kesehatan selaras Apabila sakit responden
dengan pelayanan yang diterima memberi tanggapan selalu
oleh pasien seperti biaya tenaga berobat di Puskesmas Buayan.
kesehatan, obat-obatan. Sebagian besar dari responden
Masyarakat dengan ekonomi setelah berobat di Puskesmas
rendah tidak mampu untuk Buayan adalah banyak yang
menerima beban biaya sembuh.
pelayanan yang lebih tinggi Pengalaman
sehingga memilih pelayanan kesembuhan adalah ungkapan
kesehatan yang biayanya dapat kesembuhan yang dikemukakan
dijangkau (Wirawan, 2008). pasien setelah berobat di
Perekonomian yang ada di Puskesmas. Setiap orang pasti
sekitar kita terdapat ekonomi mengalami pengalaman, baik
ekonomi rendah, sedang, dan dalam masalah pekerjaan,
tinggi. Masalah biaya dalam kesehatan atau yang lain. Dalam
pelayanan kesehatan tidak lepas masalah kesehatan seseorang
dari system pelayanan tentunya memiliki pengalaman
kesehatan. Selain itu biaya berobat sendiri (Wirawan, 2008)..
kesehatan saat ini ditentukan
sesuai dengan kemampuan Faktor motivasi,
ekonomi masyarakat (Sulastomo, Berdasarkan uji statistik dengan
1988). kendall’s tau, tingkat kesalahan
yang ditentukan yaitu α = 1%
Faktor pengalaman diperoleh tingkat signifikan atau
kesembuhan probabilitas p = 0,000 lebih kecil
Berdasarkan uji statistik dari tingkat probabilitas yang
dengan kendall’s tau, tingkat ditentukan α = 0,01. Karena
kepercayaan 95%, tingkat besarnya p = 0,000 < α = 0,01
kesalahan yang ditentukan yaitu maka H0 ditolak, yang berarti
α = 1% diperoleh tingkat terdapat hubungan antara
signifikan atau probabilitas p = motivasi dengan berobat pasien
0,000 lebih kecil dari tingkat di Puskesmas Buayan.
probabilitas yang ditentukan α = Faktor motivasi
0,01. Karena besarnya p = 0,027 berhubungan secara signifikan
< α = 0,01 maka H0 ditolak, yang dengan masyarakat berobat di
berarti terdapat hubungan Puskesmas Buayan. Sebagian
antara pengalaman kesembuhan besar dari responden memberi
dengan berobat pasien di tanggapan yang tinggi terhadap
Puskesmas Buayan. Faktor motivasi. Dalam penelitian ini
pengalaman kesembuhan responden sebagian besar
berhubungan secara signifikan memberi tanggapan apabila
dengan masyarakat berobat di mereka berobat di Puskesmas
Puskesmas Buayan. Hasil Buayan karena keinginan dari
penelitian menyatakan sebagian diri sendiri atau motivasi

97
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 2, Juni 2011

internal. Motivasi eksternal dari kota/ kecamatan Buayan. Untuk


orang lain, keluarga ataupun mencapai atau berkunjung
orang-orang yang berobat di berobat di Puskesmas Buayan
Puskesmas Buayan juga dapat di jangkau dengan
menjadikan penyebab mereka menggunakan kendaraan umum
untuk berobat di Puskesmas atau pun pribadi. Sebagian dari
Buayan. Hal ini menunjukan responden memberi tanggapan
bahwa masyarakat memiliki apabila rumah mereka dekat
motivasi yang tinggi dalam dengan puskesmas dan dapat di
memanfaatkan pelayanan jangkau dengan jalan kaki
kesehatan yang dibutuhkan ataupun dengan naik sepeda.
terutama yaitu berobat di Dan apabila hendak
Puskesmas Buayan. Swanburg, menggunakan kendaraan umum
C. Russel yang dikutip oleh dapat di jangkau dengan cepat.
fitriawati (2008) mengungkapkan Kebanyakan responden
motivasi adalah konsep yang berpendapat bahwa jarak
menggambarkan baik kondisi berobat dari rumah ke
ekstrinsik yang merangsang puskesmas adalah penting
perilaku tertentu dan respon karena faktor jarak sangat
intrinsik yang menampakan berperan dalam pemanfaatan
perilaku manusia. Pada pelayanan kesehatan. Kemauan
penelitian Nurhayati (1999) yang masyarakat untuk menempuh
berhubungan secara signifikan jarak yang jauh tergantung pada
terhadap perilaku suatu individu penyakit, tingkat pelayanan,
adalah orang tua, dokter/ sosiodemografi dan musim.
petugas dan anggota keluarga Menurut Stock yang dikutip
lain atau orang lain. Nurhayati (1999), jarak adalah
satuan ukur yang memisahkan
Faktor jarak antara lokasi satu dengan lokasi
Berdasarkan uji statistik yang lain. Dimana jarak memiliki
dengan kendall’s tau, tingkat pengaruh yang besar dalam
kepercayaan 95%, tingkat memilih sebuah pelayanan
kesalahan yang ditentukan yaitu kesehatan. Jarak adalah satuan
α = 5% diperoleh tingkat ukur yang memisahkan antara
signifikan atau probabilitas p = lokasi satu dengan lokasi yang
0,022 lebih kecil dari tingkat lain, dimana jarak memiliki
probabilitas yang ditentukan α = pengaruh yang besar dalam
0,05. Karena besarnya p = 0,022 memilih sebuah pelayanan
< α = 0,05 maka H0 ditolak, yang kesehatan. Menurut Stock yang
berarti terdapat hubungan dikutip oleh Nurhayati (1999),
antara jarak dengan berobat faktor jarak sangat berperan
pasien di Puskesmas Buayan. dalam pemanfaatan pelayanan
Faktor jarak dalam penelitian ini kesehatan.
berhubungan secara signifikan
dengan masyarakat berobat di SIMPULAN
Puskesmas Buayan. Puskesmas 1. Penelitian mengenai
Buayan yang letaknya strategis analisis faktor-faktor yang
untuk dijangkau masyarakat berhubungan dengan
yaitu terletak di tengah-tengah masyarakat berobat di

98
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 2, Juni 2011

Puskesmas Buayan Berdasarkan uji statistik


didapatkan hasil bahwa dengan kendall’s tau,
faktor-faktor yang tingkat kepercayaan 95%,
berhubungan yaitu faktor tingkat kesalahan yang
pelayanan kesehatan, ditentukan yaitu α = 1%
faktor biaya tarif, faktor diperoleh tingkat signifikan
pengalaman kesembuhan, atau probabilitas p = 0,000
faktor motivasi dan faktor lebih kecil dari tingkat
jarak. probabilitas yang
2. Faktor pelayanan ditentukan α = 0,01.
kesehatan Karena besarnya p = 0,027
Hasil penelitian dengan uji < α = 0,01 maka H0 ditolak,
kendall’s tau terdapat yang berarti terdapat
hubungan antara faktor hubungan antara
pelayanan kesehatan pengalaman kesembuhan
dengan masyarakat berobat dengan berobat pasien di
di Puskesmas Buayan Puskesmas Buayan.
diperoleh tingkat signifikan 5. Faktor motivasi
atau probabilitas p = 0,030 Berdasarkan uji statistik
lebih kecil dari tingkat dengan kendall’s tau,
probabilitas yang tingkat kesalahan yang
ditentukan α = 0,05. ditentukan yaitu α = 1%
Karena besarnya p = 0,030 diperoleh tingkat signifikan
< α = 0,05 maka H0 ditolak, atau probabilitas p = 0,000
yang berarti terdapat lebih kecil dari tingkat
hubungan antara mutu probabilitas yang
pelayanan dengan berobat ditentukan α = 0,01.
pasien di Puskesmas Karena besarnya p = 0,000
Buayan. < α = 0,01 maka H0 ditolak,
3. Faktor biaya/ tariff yang berarti terdapat
Berdasarkan uji statistik hubungan antara motivasi
dengan kendall’s tau, dengan berobat pasien di
tingkat kesalahan yang Puskesmas Buayan.
ditentukan yaitu α = 1% 6. Faktor jarak
diperoleh tingkat signifikan Berdasarkan uji statistik
atau probabilitas p = 0,002 dengan kendall’s tau,
lebih kecil dari tingkat tingkat kepercayaan 95%,
probabilitas yang tingkat kesalahan yang
ditentukan α = 0,01. ditentukan yaitu α = 5%
Karena besarnya p = 0,002 diperoleh tingkat signifikan
< α = 0,01 maka H0 ditolak, atau probabilitas p = 0,022
yang berarti terdapat lebih kecil dari tingkat
hubungan antara probabilitas yang
biaya/tarif dengan berobat ditentukan α = 0,05.
pasien di Puskesmas Karena besarnya p = 0,022
Buayan. < α = 0,05 maka H0 ditolak,
4. Faktor pengalaman yang berarti terdapat
kesembuhan hubungan antara jarak

99
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 2, Juni 2011

dengan berobat pasien di Notoatmodjo, S. 2002. Metodologi


Puskesmas Buayan. Penelitian Kesehatan. Edisi
Revisi. Jakarta: Rineka
Cipta
DAFTAR PUSTAKA Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu
Arikunto, S. 2006. Prosedur Kesehatan Masyarakat:
Penelitian Suatu Pendekatan Prinsip-Prinsip Dasar.
Praktik. Jakarta: Rineka Jakarta: Rineka Cipta.
Cipta. Nurhayati. 1999. Analisis
. 2000. Kepuasan Masyarakat
Prosedur penelitian suatu untuk Memanfaatkan
pendekatan praktik. Pelayanan Rawat Inap
Jakarta: Rineka Cipta Puskesmas Gubug I.
Azwar. 1996. Menjaga Mutu Yogyakarta: Universitas
Pelayanan Kesehatan. Gajah Mada.
Jakarta: Pustaka Sinar Saryono. 2008. Metodologi
Harapan. Penelitian Kesehatan.
Effendi. 1998. Dasar-Dasar Jogjakarta: Mitra candikia
Keperawatan Masyarakat Sofyan, Mustika, Dkk. 2006.
(Edisi 2). Jakarta: Salemba Bidan Menyongsong Masa
Medika. Depan, Cetakam VII.
Fitriawati, R. E. Faktor-Faktor Jakarta: PP IBI.
Yang Mempengaruhi Sugiyono. 2007. Statistik Untuk
Masyarakat Berobat Ke Penelitian. Bandung:
Puskesmas Di Wilayah Alfabeta
Kecamatan Gombong.
Gombong: STIKES Sulastomo. 1998. Bunga Rampai:
Muhammadiyah Gombong. Beberapa Masalah
Gaffar, L. O. J. 1999. Pengantar Pelayanan Kesehatan.
Keperawatan Profesional. Jakarta: Yayasan Bhineka
Jakarta: EGC. Tunggal Ika.
Gain, A. 1996. Perkembangan Warseno, A. 2006. Faktor-Faktor
Biaya dan Beberapa Yang Mempengaruhi
Tekhnik Pengendalian Biaya Berobat Mahasiswa PSIK
Pelayanan Kesehatan. UGM Di Gadjah Mada
Jakarta Center. Yogyakrta: PSIK FK
Mukti, A. G. 2003. Mencari UGM.
Alternatif Model Sistem Http://hadisugito.fadla.or.id/20
Pembiayaan Kesehatan 05/12/11.
Berbasis Asuransi Http://www.Bpkpenabur.Or.Id/
Kesehatan Sosial di Era Files/Hal.17-
Desentralisasi. Jurnal 35%20penguatan%20memb
Manajemen Pelayanan aca.Pdf.
Kesehatan. Vol 06 (02): 45- Http://Digilib.Petra.Ac.Id/Jiunk
50. pe/S1/Ikom/2007/Jiunkpe
Muninjaya, Gde. 2004. -Ns-S1-2007-51403118-
Manajemen Kesehatan. 6688-Empat_Mata-
Jakarta: EGC. Chapter2.Pdf.

100

Anda mungkin juga menyukai