Anda di halaman 1dari 8

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI UNIVERSITAS

GADJAH MADA
FAKULTAS TEKNIK
DEPARTEMEN TEKNIK GEOLOGI

TUGAS GEOLOGI LINGKUNGAN


MITIGASI BENCANA GEMPA BUMI

Disusun Oleh :
NURARIFAH AMALIAN SARI
(16/395092/TK/44384)

Dosen Pengampu:
Dr. Ir. HERU HENDRAYANA

YOGYAKARTA
MEI
2018
Mitigasi Bencana Gempa Bumi

A. Pengertian Gempa Bumi


Gempa bumi adalah getaran partikel batuan atau goncangan pada kulit bumi yang
disebabkan oleh pelepasan energi secara tiba-tiba akibat aktivitas tektonik (gempa bumi
tektonik) dan rekahan akibat naiknya fluida (magma, gas, uap dan Iainnya) dari dalam bumi
menuju ke permukaan, di sekitar gunung api, disebut gempa bumi gunung api/vulkanik.
Getaran tersebut menyebabkan kerusakan dan runtuhnya struktur bangunan yang
menimbulkan korban bagi penghuninya. Getaran gempa ini juga dapat memicu terjadinya tanah
longsor, runtuhan batuan dan kerusakan tanah Iainnya yang merusakkan permu-kiman
disekitarnya. Getaran gempa bumi juga dapat menyebabkan bencana ikutan yang berupa
kebakaran, kecelakaan industri dan transportasi dan juga banjir akibat runtuhnya bendungan
dan tanggultanggul penahan lainnya.
Sumber gempa bumi di Indonesia banyak dijumpai di lepas pantai/di bawah laut yang
disebabkan oleh aktivitas subduksi dan sesar bawah laut. Beberapa gempa bumi dengan sumber
di bawah laut, dengan magnitude besar dengan mekanisme sesar naik dapat menyebabkan
tsunami.

(a) Titik hiposentrum adalah titik dimana gempa terpusat di dalam lapisan bumi. (b) Titik episentrum
adalah titik kejadian gempa di muka bumi yang paling dekat dan tegak lurus dengan hiposentrum.

B. Jenis – jenis Gempa Bumi


Gempa yang dikenal oleh para ahli terdapat dua macam, yakni gempa tektonik dan juga gempa
vulkanik.
1. Gempa Tektonik
Gempa Tektonik adalah gempa yang disebakan oleh pergeseran kulit bumi secara tiba-
tiba di dalam bumi dan berkaitan sekali dengan gejala pembentukan pegunungan. Dalam kulit
bumi terus menerus terjadi yang disebut dengan proses geologis yang memiliki akibat
konsentrasi dan terkekangnya suatu tegangan-tegangan serta regangan-regangan yang dalam
waktu geologis mampu menghasilkan suatu perubahan-perubahan pembentukan pegunungan-
pegunungan.
Jika kondisi tersebut meningkatkan maka dapat melampaui kekuatan pada batas kulit
bumi, terjadilah dikatakan suatu pergeseran-pergeseran sepanjang bidang terlemah yang
disebut dengan patahan lempengan (fault) atau pergeseran blok-blok batuan untuk mencari
suatu keseimbangan baru. Gempa tektonik tersebut memiliki gelombang gempa yang besar
dan terjadi berulang-ulang serta tidak dapat diprediksi dapat terjadi.
Gempa bumi terjadi ketika dua lempeng tektonik bergerak berlawanan dan menghasilkan
gesekan yang ada pada pusat hiposenter hingga menghasilkan getara. Getaran yang terjadi menyebar
hingga ke episenter yaitu titik dimana gempa sampai di permukaan atas hiposenter. Jika gempa terjadi
dibawah laut, potensi tsunami dapat terjadi.

Ciri-Ciri Gempa Tektonik


 Dikenal sebagai gempa dislokasi
 Terjadi jika terbentuk patahan baru atau terjadi pergeseran sepanjang patahan
 Berdasarkan rekaman, 90% dari seluruh gempa dikategorikan sebagai gempa tektonik.
 Penyebaran gempa sangat luas, kekuatan menengah - tinggi
 Korban yang ditimbulkan berupa kerusakan bangunan dan juga korban manusia.

2. Gempa Vulkanik
Gempa vulkanik adalah gempa yang disebabkan oleh aktivitas gunung api. Ketika
sebuah gunung berapi meletus, letusan yang diakibatkan tersebut mengalirkan gelombang-
gelombang yang tercatat oleh alat seismograf. Namun jika letusan yang diakibatkan sangat
besar, maka gerakannnya dapat dirasakan langsung.
Gempa vulkanik memiliki sifat lokal dengan getaran yang lemah. Sebagian besar energi
dilepaskan dalam suatu bentuk suara ledakan. Gempa vulkanik dapat terjadi ketika berulang-
ulang dalam sehari atau bahkan dalam hitungan jam. Intensitas getaran gelombangnya tidaklah
besar sehingga tidak dapat mengakibatkan suatu kerusakan parah pada bangunan. Gelombang
gempa vulkanik masih dapat diprediksi waktu terjadinya.
Ciri-Ciri Gempa Vulkanik
 Gempa vulkanik disebabkan oleh aktivitas gunung berapi.
 Terjadi sebelum, selama, dan sesudah letusan gunung berapi
 Faktor utama gempa vulkanik ialah tertekannya magma dengan dinding tubuh gunung
api dan gas kemudian terjadi peledakan hebat.
 Perpindahan cepat dari magma di dalam dapur magma
 |Berdasarkan rekaman gempa terjadi, kurang lebih 7% digolongkan ke dalam gempa
vulkanik.

Selain itu ada juga yang berpendapat bahwa terdapat 4 jenis-jenis gempa bumi atau macam-
macam gempa bumi yakni sebagai berikut:
3. Gempa Bumi Runtuhan
Gempa bumi runtuhan adalah salah satu dari jenis bencana alam yang umumnya terjadi
di daerah dekat dengan pertambangan atau gunung yang berkapur. Jenis gempa tersebut
sebenarnya jarang terjadi dan bahaya yang diakibatkan atau dampak dari gempa tersebut relatif
kecil dibandingkan dengan gempa bumi tektonik dan vulkanik.

4. Gempa Bumi Buatan


Gempa bumi buatan pada umumnya bukanlah gempa yang termasuk dalam kategori
bencana alam, akan tetapi menjadi kategori bencana alam karena memiliki akibat sangat besar.
Penyebab gempa bumi ini berasal dari aktivitas manusia yang berlebihan misalnya bom,
peledakan dinamit, nuklir, hingga permukaan bumi di sekitarnya terguncang.
Macam-macam gempa bumi juga dibedakan menjadi dua yaitu gempa daratan dan juga gempa
lautan. Pembagian gempa atau macam-macam gempa bumi berdasarkan atas jarak episentrum,
terdiri atas:
 Gempa setempat dengan jarak episentrum <10.000 km
 Gempa jauh kurang lebih jarak episentrum 10.000 km
 Gempa sangat jauh jarak episentrum > 10.000 km

Tidak hanya itu, ada juga pembagian macam-macam gempa bumi berdasarkan jarak fokus
yaitu sebagai berikut:
 Gempa dangkal dengan kedalaman fokus kurang lebih 50 km
 Gempa intermediet dengan kedalaman fokus 100-300 km
 Gempa dalam dengan kedalaman fokus 300-700 km

C. Klasifikasi Gempa
Gempa dapat diklasifikasikan berdasarkan: akibat, letak hiposentrum, letak episentrum, bentuk
episentrum, dan jarak episentrum.
a. Berdasarkan akibatnya, gempa bumi terdiri dari:
1) Gempa vulkanik, yaitu karena aktivitas vulkanisme di batolit.
2) Gempa tektonik, yaitu karena aktivitas tektonisme di lempeng bumi.
3) Gempa runtuhan (turban), yaitu karena runtuhnya bebatuan di gua tanah.
b. Berdasarkan letak hiposentrum, gempa bumi terdiri dari:
1) Dangkal, yaitu jarak ke permukaan 300 km.
2) Menengah (intermediet), yaitu jarak ke permukaan 100-300 km.
3) Dalam, yaitu jarak ke permukaan >300 km.
c. Berdasarkan letak episentrum, gempa bumi terdiri dari:
1) Gempa daratan, terjadinya di daratan.
2) Gempa lautan, terjadinya di dasar laut atau samudera dan dapat menimbulkan tsunami.
d. Berdasarkan bentuk episentrum, gempa bumi terdiri dari:
1) Gempa linear, yaitu bentuk episentrumnya garis, terjadi pada gempa tektonik.
2) Gempa sentral, yaitu bentuk episentrumnya titik, terjadi pada gempa vulkanik dan turban.
e. Berdasarkan jarak episentrum, gempa bumi di suatu tempat tergolong menjadi:
1) Gempa lokal/setempat, yaitu jarak episentrum 10,000 km pada daerah tersebut.
2) Gempa menengah, yaitu jarak episentrum ±10,000 km pada daerah tersebut.
3) Gempa jauh, yaitu jarak episent

D. Dampak Gempa Bumi


Adapun yang disebabkan oleh gempa bumi, bukanlah suatu persoalan bisu ketika terjadi
sebuah dampak gempa bumi. Indonesia yang sering dilanda fenomen demikian, tidaklah
sedikit anggaran dan berbagai akibat atau dampak yang diterima oleh Indonesia akibat
terjadinya proses gempa bumi. Akibat gempa bumi atau dampak gempa bumi tersebut dibagi
kedalam dua macam dampak gempa bumi yakni sebagai berikut:
a. Dampak fisik :
1) Bangunan banyak yang hancur atau roboh.
2) Tanah longor akibat goncangan.
3) Jatuhnya korban jiwa.
4) permukaan tanah menjadi merekat, retak dan jalan menjadi putus.
5) Banjir karena rusaknya tanggul.
6) Gempa dasar laut dapat menyebabkan tsunami.

b. Dampak sosial:
1) Menimbulkan kemiskinan.
2) Kelaparan.
3) Menimbulkan penyakit.
4) Bila pada skala yang besar ( dapat menimbulkan tsunami yang besar), bisa melumpuhkan
politik, system ekonomi dan lain-lain.
5) Menimbulkan trauma.
E. Mitigasi Gempa Bumi
Dampak dari bencana gempa bumi khususnya di Negara kita Indonesia dirasa sangat
merugikan baik berupa materi maupun non-materi. Oleh sebab itu, perlu dibuatnya langkah-
langkah untuk mengurangi dampak yang timbul akibat bencana gempa bumi sehinga
mengurangi resiko yang ada. Cara mengatasi dampak gempa bumi adalah sebagai berikut.

a. Sebelum Terjadinya Gempa Bumi

1) Merancang peraturan yang berkaitan dengan mitigasi bencana yang termasuk di


dalamnya pengawasan terhadap desain bangunan tahan gempa dan lain-lain.
2) Mengenali lingkungan dari tempat bekerja dan tinggal serta memastikan bahwa struktur
dan letak dari rumah dapat terhindar dari bahaya yang disebabkan oleh gempa bumi
(longsor, liquefaction dan lain-lain).
3) Mengevaluasi dan merenovasi ulang struktur bangunan agar terhindar bahaya gempa
bumi.
4) Memperhatikan tanda peringatan bahaya di sekitar kita. Mengetahui letak pintu, lift,
serta tangga darurat.
5) Belajar melakukan P3K
6) Belajar menggunakan pemadam kebakaran.
7) Mencatat nomor telepon penting ketika terjadi gempa bumi
8) Meningkatkan pengetahuan dan pengertian tentang prinsip-prinsip gempa bagi profesi
kontraktor, konsultan sipil dan arsitektur, pemerintah, dan masyarakat

b. Saat Terjadi Gempa

1) Lindungi kepala dan badan dari reruntuhan bangunan


2) Mencari tempat paling aman
3) Berlari keluar ketika masih bisa.
4) Ketika diluar bangunan hindari gedung, tiang listrik dan pohon dll. Kemudian
perhatikan tempat anda berpijak dan hindari retakan tanah.
5) Jika mengendari mobil, segera keluar, turun dan menjauh dari mobil. Kemudian
perhatikan tempat berpijak. Hindari berada di dekat pantai. Hindari daerah pegunungan
yang mungkin dapat terjadi longsor.

c. Setelah Gempa Bumi

1) Periksa lingkungan sekitar dan keselamatan diri (apakah mengalami luka)


2) Mencari pertolongan untuk keselamatan
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2017. Gempa Bumi: Pengertian Gempa Bumi, Jenis, Penyebab, & Dampak Gempa
Bumi. www.artikelsiana.com/2017/08/gempa-bumi-pengertian-gempa-bumi-jenis.html.
Diakses 1/5/2018 pukul 23.34.
Ma’ruf, Moh. 2006. Pedoman Umum Mitigasi Bencana. http://www.gitews.org/tsunami-
kit/en/e6/further_resources/national_level/peraturan_menteri/permendagri%2033-
2006_lampiran.pdf. Diakses 1/5/2018 pukul 23.00.
Sukandarrumidi. 2010. Bencana Alam dan Bencana Anthropogene: Petunjuk Praktis untuk
Menyelamatkan. Yogyakarta: Kanisius. Hlm: 43-48.

Anda mungkin juga menyukai