KEHAMILAN
KEHAMILAN
ANATOMI FISIOLOGI
Anatomi Organ Reproduksi Wanita memang cukup rumit karena terdapat dua percabangan
indung telur. Pada wanita normal, setiap bulan kedua indung telur ini bergantian
menghasilkan sel telur dan apabila tidak dibuahi, maka akan menjadi menstruasi. Di dalam
organ reproduksi wanita juga beberapa kelenjar yang mempunyai peran masing-masing.
1. Rahim
Rahim (uterus) adalah Organ Reproduksi Wanita yang paling utama dengan salah
satu ujungnya adalah tabung falopian (tuba fallopi) dan ujung yang lainnya adalah leher
rahim (serviks). Rahim terletak di pelvis dan dorsal ke kandung kemih dan ventral ke
rectum. Alat Reproduksi ini ditahan oleh beberapa ligament. Di dalam rahim banyak
terdapat otot dan lapisan permanen jaringan otot yang paling dalam disebut endometrium.
Ketika wanita tidak dalam kondisi hamil, rahim hanya berukuran beberapa centimeter.
Rahim berfungsi menerima pembuahan ovum yang tertanam ke
dalam endometrium dan mendapatkan makanan dari pembuluh darah. Ovum yang
dibuahi tersebut akan berkembang menjadi embrio dan selanjutnya menjadi fetus dan
terus berkembang hingga kelahiran setelah berusia Sembilan bulan. Pemasangan KB
Spiraluntuk mencegah kehamilan juga didalam rahim.
2. Indung Telur (Ovarium)
Organ Reproduksi ini berupa kelenjar kelamin yang dimiliki oleh wanita dan
berjumlah dua buah. Fungsi Ovarium adalah memproduksi sel telur dan mengeluarkan
hormon peptide dan steroid seperti progesteron dan estrogen. Kedua hormon tersebut
akan mempersiapkan dinding rahim untuk implantasi telur yang telah dibuahi sel
sperma.. Hormon progesteron dan estrogen juga berperan memberikan sinyal pada
kelenjar hipotalamus dan pituari untuk mengatur siklus menstruasi. Sel telur yang telah
berovulasi akan masuk ke tuba fallopi dan bergerak menuju rahim. Dan apabila ada
sperma yang masuk, sel telur akan melakukan implantasi pada dinding uterus dan
terjadilah proses kehamilan.
3. Tuba Fallopi
Tuba fallopi (tabung falopi) adalah dua buah saluran halus yang menghubungkan
ovarium dengan rahim. Tuba falopi pada manusia adalah memiliki panjang antara 7
hingga 14 cm. Ketika sel telur berkembang di dalam ovarium, ia akan diselimuti oleh
folikel ovarium. Dan Apabila sel telur matang, maka folikel dan dinding ovarium akan
runtuh dan menyebabkan sel telur pindah memasuki tuba fallopi dan berlanjut ke dalam
rahim dengan bantuan cilia.
4. Leher Rahim (Serviks)
Leher rahim (serviks) adalah bagian dari Anatomi Organ Reproduksi Wanita yang
terletak di bagian bawah rahim. Fungsi Leher Rahim (Serviks) adalah membantu
perjalanan sperma dari vagina menuju ke rahim. Leher rahim juga mengeluarkan
beberapa jenis lendir dengan tugas yang berbeda-beda dan berada di daerah yang
berbeda-beda.
5. Vagina
Vagina adalah Organ Reproduksi Wanita yang paling luar, berbentuk tabung dan
menjadi penghubung rahim ke bagian luar tubuh. Alat Reproduksi dapat menghasilkan
berbagai macam sekresi, seperti cairan endometrial, keringat, oviductal, skene pada
vulva, cervical mucus dan lain-lain. Sekresi pada dinding vagina berfungsi untuk
meningkatkan gairah seksual pada wanita.
Ekosistem antara bakteri baik (95%) dan bakteri jahat (5%) di vagina yang tidak
seimbang disebabkan oleh diabetes mellitus, kontrasepsi oral, darah haid, antibiotika,
douching, cairan sperma, dan gangguan hormon seperti pubertas, kehamilan atau
menopause. Gangguan tersebut dapat menyebabkan infeksi dan tentu berbahaya untuk
wanita.
B. KEHAMILAN
Proses kehamilan dimulai saat terjadinya konsepsi (pembuahan), sebelum konsepsi
terjadi ada hal-hal yang terjadi pada tubuh wanita, yaitu:
1. Ovulasi
Ovulasi terjadi ketika sel telur (ovum) keluar dari sarangnya (ovarium=indung telur), di
dalam ovarium terdapat kantung-kantung (folikel) yang berisi cairan dan sel telur, pada
suatu ketika folikel menjadi matang kemudian pecah maka keluarlah sel telur yang ada
di dalamnya tadi. Ovulasi ini normalnya terjadi setiap bulan sesuai siklus menstruasi
dan rata-rata terjadi sekitar dua minggu sebelum periode (siklus) mens berikutnya.
2. Kenaikan Hormon
Setelah telur meninggalkan folikel, folikel berkembang menjadi sesuatu yang disebut
korpus luteum. Korpus luteum melepaskan hormon yang membantu menebalkan
lapisan rahim, untuk mempersiapkan ketika terjadi proses kehamilan nantinya.
3. Telur Berjalan ke Tuba Fallopi
Setelah telur dilepaskan, ia bergerak ke tuba falopi. Sel telur tinggal di sana selama
sekitar 24 jam, menunggu sel sperma untuk membuahi. Semua ini terjadi, rata-rata,
sekitar dua minggu setelah hari pertama menstruasi terakhir atau masa ini disebut juga
dengan masa subur. Telur memiliki hanya 12 sampai 24 jam sedangkan sperma bisa
bertahan selama sekitar 72 jam pada saluran reproduksi wanita. Oleh karena itu,
disimpulkan bahwa masa subur wanita itu lamanya 4 hari, yakni hari ke 12 – 16
dihitung dari hari pertama menstruasi. Jika sel telur tidak dibuahi Jika tidak ada sperma
yang masuk untuk membuahi sel telur, maka tidak terjadi proses kehamilan dan sel
telur akan bergerak menuju rahim (uterus) kemudian hancur. Kadar hormon yang
dihasilkan korpus luteum tadi kembali normal sehingga lapisan rahim yang menebal
tadi menjadi luruh, inilah yang disebut dengan menstruasi atau haid.
4. Jika sel telur tidak dibuahi
Jika tidak ada sperma yang masuk untuk membuahi sel telur, maka tidak terjadi proses
kehamilan dan sel telur akan bergerak menuju rahim (uterus) kemudian hancur. Kadar
hormon yang dihasilkan korpus luteum tadi kembali normal sehingga lapisan rahim
yang menebal tadi menjadi luruh, inilah yang disebut dengan menstruasi atau haid.
5. Fertilisasi (pembuahan)
Jika salah satu sel sperma masuk ke tuba fallopi dan bertemu sel telur yang telah
menanti, maka terjadilah fertilisasi (pembuahan), proses kehamilan dimulai dari sini.
Sel telur akan mengubah dirinya sehingga tidak ada sperma lain bisa masuk
(membuahi).
6. Implantasi
Telur yang telah dibuahi (zigot) tetap dalam Tuba Fallopi selama sekitar tiga sampai
empat hari, tetapi dalam waktu 24 jam setelah dibuahi, zigot mulai membelah diri
(zigot yang sudah membelah disebut embrio) sangat cepat menjadi banyak sel. embrio
terus membelah ketika bergerak perlahan-lahan melalui tuba falopi menuju rahim.
Ketika sampai rahim embrio akan menempel dan tertanam dalam dinding rahim yang
sudah menebal (lahan subur), inilah yang disebut implantasi (penanaman).
3. System Kardiovaskular
Peningkatan konsumsi O2, volume darah bertambah sekitar 35 – 50 %, terutama pada
pertengahan akhir kehamilan oleh karena faktor hormonal, aldosterone ada estrogen yang
sama-sama meningkat dalam kehamilan. Sumsum tulang sangat aktif dan mengahsilakan
sel-sel darah merah tambahan serta kelebihan volume cairan. Oleh sebab itu saat kelahiran
ibu memiliki kelebihan darah 1 - 2 liter dalam sirkulasinya. Hanya sekitar ¼ dari jumlah
tersebut yang hilang saat melahirkan bayi, sehingga memungkinkan adanya faktor keamanan
bagi ibu.
Penekanan pembuluh darah balik lebih besar akibat uterus yang membesar dan hal
ini dapat menyebabkan timbulnya varises. Pemompaan darah arteri bertambah 30 – 60 %
dan maksimal saat sidelying kekiri, karena uterus tidak menekan aorta. Oleh karena itu perlu
merubah posisi sidelying ke kiri, duduk, berdiri dan berjalan serta prenatal exercise senam
hamil agar system kardiovaskular terjamin saat hamil dan cepat pulih stelah melahirkan.
4. System Respirasi
Peningkatan metabolisme basal pada wanita hamil dan juga karena penambahan
berat tubuhnya, jumlah total oksigen yang digunakan oleh ibu sesaat sebelum meahiran
sekitar 20% diatas normal, serta terbentuk jumlah karbon dioksida yang sebanding. Efek ini
menyebabkan ventilasi semenit ibu meningkat. Disamping itu juga diyakini karena kadar
progesterone yang tinggi selama kehamilan akan meningkatakan sensivitas pusat pernapasan
terhadap karbon dioksida.
Hasil akhirnya dalah peningkatan ventilasi semenit sekitar 50% dan penurunan Pc02
arteri sampai beberapa mililiter air raksa dibawah nilai normal. Lingkar dada bertambah 5 -7
cm, diameter dada bertambah 2 cm, diafragma nail 4 cm. secara bersamaan uterus yang
membesar ukurannya sebelum kehamilan dari 5 sampai 10 cm setelah hamil, menekan isi
abdomen ke atas, dan selanjutnya isi abdomen akan mendorong diafragma ke atas, sehingga
total pergerakan diafragma berkurang. Akibatnya frekuensi pernapasan meningkat untuk
mempertahankan ventilasi tambahan.
5. System Urinaria
Kecepatan pembentuka urine oleh wanita hamil biasanya sedikit meningkat, karena
peningkatan cairan dan peningkatan beban produk-produk ekskresi. Disamping itu karena
terjadi beberapa perubahan khusu dari fungsi urinaria seperti :
a. Kemampuan reabsorpsi untuk nutrium, klorida dan air oleh tubulus ginjal meningkat
sebanyak 50% sebagai akibat peningkatan produksi hormone steroid oleh plasenta dan
korteks adrenal.
b. Laju filtrasi glomelurus juga meningkat sebanyak 50% selama kehamilan, yang
cenderung meningkatkan kecepatan hilangnya air dan elektrolit didalam urin. Factor
kedua normalnya hampir mengimbangi factor yang pertama, sehingga biasanya ibu
menjalani tambahan air dan garam hanya kira-kira 6 pon, kecuali jika ibu mendapat
preeclampsia.
Panjang gunjal bertambah 1 cm (0,5 inchi). Ureter atau saluran kencing, masuk ke
kandung kemih pada sudut tegak lurus karena pembesaran rahim. Hal tersebut dapat
mengakibatkan refluks urin dari kandung kemih kembali ke saluran kencing; oleh karena
itu, selama kehamilan besar kemungkinan nya jika terjadi peningkatan infeksi saluran
kemih karena status urin.
6. System Muskuloskeletal
a. Abdominal muscle
Abdominal muscle, terutama pada kedua sisi musculus rectus, terulur ketitik batas
elastic pada akhir kehamilan. Hal tersebut menurunkan kemampuan otot untuk
melakukan kontraksi dengan kuat, dan menurunkan efisiensi kontraksi. Perpindahan dari
center of gravity/pusat gravitasi juga menurunkan manfaat mekanis dari otot.
2. Keseimbangan
Dengan bertambahnya berat badan dan redistribusimasa tubuh ada kompensasi
untuk menjaga keseimbangan. Wanita hamil biasanya berjalan dengan dukunganbase
yang lebar dan ada peningkatan dari eksternal rotasi hips.
Perubahan sikap seiring dengan perumbuhan bayi membuat beberapa kegiatan
seperti berjalan. Membungkuk, menaiki tangga, mengangkat, meraih, dan kegiatan
hidup sehari-hari lainnya (ADL) menjadi semakin sulit.
Kegiatan yang membutuhkan keseimbangan yang baik dan perubahan yang cepat
dalam arah, seperti menari aerobic dan bersepeda, mungkin tidak disarankan,
terutama pada kehamilan trimester ketiga.
Sekitar 4% dari semua wanita hamil mengalami peningkatan tekanan darah arteri
yang cepat yang berhubungan dengan hilangnya sebagian besar protein dalam urin
selama beberapa bulan terakhir kehamilan, keadaan ini disebut preeclampsia atau
teksomia gravidarum. Preeklampsia sering ditandai oleh retensi garam dan air oleh
ginjal, peningkatan berat badan, dan timbulnya udem. Disamping itu spasme arteri terjadi
pada banyak bagian tubuh, khususnya pada ginjal, otak dan hati. Aliran darah ginjal
maupun laju filtrasi glomerulus menurun, berlawanan dengan perubahan yang terjadi
pada wanita hamil normal. Efek pada ginjal disebabkan oleh penebalan lempeng
glomerulus yang mengandung deposit proein pada membrane basalis.
Gejala klinik preeclampsia (ringan). Tekanan darah sekitar 140/90 atau kenaikan
tekanan darah 30 mm Hg untuk sistolik atau 15 mmHg untuk diastolic dengan interval
pengukuran selama 6 jam. Terdapat pengeluaran protein dalam urine 0,3 gram/liter atau
kualitatif +1 - +2, udema (bengkak pada kaki, tangan atau lainnya). Kenaikan berat badan
lebih dari 1 kg/minggu. Gejala preeclampsia berat ( lanjutan gejala preeclampsia ringan);
tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih, pengeluaran protein dalam urine lebih dari 5
gram/24 jam, terjadi penurunan produksi urine kurang dari 400cc/24 jam, terdapat udem
paru paru, sianosis serta terasa sesak napas. Terdapat gejala sebyektif seperti sakit kepala,
gangguan penglihatan serta nyeri daerah perut bagian atas.
Eklampsia merupakan tingkat ekstrem dari efek yang tampak pada preeclampsia
yang ditandai oleh spastisitas vascular yang ekstrem diseluruh tubuh, kejang klonik,
sering diikuti dengan koma, penurunan hebat keluaran ginjal, malfungsi hati, seringkali
dengan hipertensi berat, dan keadaan toksik umum pada tubuh. Eklampsia biasanya
terjadi segera sebelum persalinan. Tanpa pengobatan presentase penderita eklampsia
yang meninggal sangat tinggi.
F. LAMA KEHAMILAN
Proses kehamilan dibagi atas trimester yaitu ; trimester I, trimester II, trimester
III. Masing- masing trimester memperlihatkan perubahan yang berbeda sebagai berikut :
1. Trimeseter I
Pada trimester ini, bayi sudah mulai bertumbuh, ada peningkatan urine,
perubahan pada kulit dan rambut, pinggang mulai terasa kencang, perasaan mual dan
muntah serta lelah, dan energy menurun.
2. Trimester II
Berat janin bertambah, ibu hamil mulai merasa gerah/panas, tungkai terasa
kram, pelvic menjadi lebih relaks atau kendur dan hal ini menyebabkan low back
pain.
3. Trimester III
Setelah usia kehamilan memasuki trimester ke III, pertumbuhan janin menjadi
lebih cepat, ibu hamil mengalami nyeri punggung, terjadi pembengkakan pada
tangan, kaki dan tungkai, cepat merasa lelah dan resah atau gelisah, ada peningkatan
urine.
Gambar . Kolerasi tinggi fundus pada masa kehamilan dalam minggu
Gambar.
e. Tidur miring
Tidur miring dengan menjaga kedua knee tetap fleksi, dapat dibantu dengan
menggunakan bantal diantara kedua knee dan lainnya dibawah abdomen.
f. Massage pada punggung
g. Melakukan aktivitas fisik teratur
Aktivitas fisik yang teratur dapat memelihara kekuatan punggung dan mengurangi
nyeri selama kehamilan. Aktivitas fisik seperti berjalan dan berenang dapat dilakukan
juga dengan stretch pada low back untuk mengurangi nyeri.
h. Exercise terapi lainnya dengan memberikan latihan dengan pola-pola diantaranya
1) Cat camel exercise
2) Pelvic floor exercise
2. Varicose Vein
Varises adalah sebuah pembengkakan pembuluh darah yang paling dekat dengan kulit.
Varises akan membuat pembuluh darah terlihat berwarna biru atau ungu dan terkadang
bentuknya sangat mengerikan seperti jaringan pembuluh darah yang berkumpul. Bahkan
varises yang biasanya berkembang pada kaki juga bisa menyebar hingga ke bagian vulva
vagina dan anus yang kemudian meningkatkan resiko ambeien saat hamil atau wasir saat
hamil. Sementara bahaya ambeien untuk ibu hamil bisa terjadi sepanjang kehamilan
hingga setelah melahirkan. Varises akan lebih sakit jika ibu juga mengalami kaki
bengkak saat hamil yang membuat ibu hamil tidak bisa beraktifitas dengan bebas.
a. Gejala Varises pada Ibu Hamil
1) Rasa tidak nyaman pada bagian kaki atau bagian tubuh yang lain yang menjadi
pertanda awal munculnya varises. Ibu hamil cepat lelah berlebihan, perasaan
berat dan tidak nyaman saat digunakan untuk bergerak.
2) Kaki akan terasa berat melangkah, nyeri dan rasa sakit yang berlebihan saat
berdiri atau duduk.
3) Bagian vena yang akan membengkak terasa panas, nyeri, gatal dan berdenyut
yang terasa tidak nyaman.
4) Rasa sakit akan berkembang atau lebih parah pada pagi hari ketika ibu hamil
bangun tidur.
5) Pembuluh darah vena pada bagian kaki terasa sakit, berwarna ungu atau biru
dan muncul seperti pembuluh darah yang menggembung.
6) Kaki akan terasa lebih sering kram atau gatal yang terasa dari bagian dalam
kaki.
7) Jika sudah terjadi pendarahan varises maka bisa menyebabkan bagian varises
meradang dan muncul borok dari dalam kulit.
d. Intervensi fisioterapi
1) Exercise terapi diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan dan melancarkan
aliran darah, mencegah akumulasi cairan dalam vena tungkai.
2) Compression stocking
Dapat memperbaiki sirkulasi darah, mengurangi rasa nyeri dan rasa tidak enak
pada tungkai.