Anda di halaman 1dari 30

OSTEOARTHRI OLEH :

ANDI NUR HIJRIYANI

TIS KNEE
ANNISA BERLIANI
DAHMADI
OSTEOARTHRITIS ??
Osteoarthritis dikenal sebagai “wear and
tear” arthritis, yaitu suatu kondisi yang
menimbulkan kerusakan alamiah dari
permukaan cartilago sendi, akibatnya tulang
pembentuk sendi mengalami gesekan satu
sama lain karena menurunnya efek shock-
absorber dari cartilago.

Gesekan tersebut menimbulkan nyeri,


bengkak, kekakuan, menurunnya kemampuan
untuk bergerak dan terbentuknya formasi
spur tulang
Insiden

 Osteoarthritis sendi lutut merupakan penyakit sendi yang paling sering terjadi dengan

prevalensi yang tinggi pada usia di atas 40 tahun.

 Prevalensi osteoarthritis sendi lutut lebih banyak terjadi pada perempuan (42,7 per 1000

perempuan) daripada laki-laki (24,5 per 1000 laki-laki) di Belanda.

 Risiko osteoarthritis sendi knee meningkat dengan bertambahnya usia, dan puncaknya pada

usia di atas 70 tahun.


ANATOMI KNEE JOINT
1. Tibiofemoral joint
 Dibentuk oleh 2 condylus femur yang konveks dan 2 dataran tibia yang
konkaf.
 Modified hinge joint yang memiliki 2 axis gerak
 Diantara kedua permukaan sendi terdapat 2 meniskus yaitu meniskus medial
dan meniskus lateral.
 Condylus medial femur lebih panjang daripada condylus lateral femur
sehingga memberikan kontribusi terhadap mekanisme penguncian di knee.

2. Patellofemoral Joint
• Dibentuk oleh os patella yang bersendi dengan sulcus
intercondylaris (trochlear groove) pada bagian anterior dari
distal femur.
• Permukaan sendinya dilapisi oleh cartilago hyaline yang halus
• Dihubungkan ke tibia melalui ligament patellaris
• Ligamen yang memperkuat patellofemoral joint adalah ligament
patellaris
LIGAMENTUM PEMBENTUK
SENDI LUTUT
Ligamentum crusiatum anterior,  yang berjalan dari depan eminentia
intercondyloidea tibia,  ke permukaan  medial condylus lateralis femur,
fungsi menahan hiperekstensi dan menahan bergesernya tibia ke depan.
Ligamentum crusiatum posterior, berjalan dari  facies lateralis condylus
medialis femoris, menuju fossa intercondyloidea tibia, berfungsi  menahan
bergesernya tibia,  ke arah belakang.
Ligamentum collateral lateralle yang berjalan dari epicondylus lateralis ke
capitulum fibulla, yang berfungsi menahan gerakan varus atau samping luar.
Ligamentum collateral mediale tibia,  yang berfungsi menahan  gerakan
valgus atau samping dalam dan eksorotasi, dan secara bersamaan ligament
collateral  juga  berfungsi menahan bergesernya ke depan pada posisi lutut
fleksi 90 derajat
Ligamentum  popliteum  abligum,  berasal dari  condylus lateralis femoris
menuju ke  insertio musculus semi membranosus  melekat pada  fascia
musculus popliteum.
Ligamentum transversum genu, membentang pada permukaan anterior
meniscus medialis  dan  lateralis.
SISTEM OTOT
• Bagian anterior adalah  musculus rectus femoris, musculus vastus lateralis, musculus Vastus
medialis, musculus vastus intermedius.
• Bagian posterior adalah musculus biceps femoris, musculus semitendinosus, musculus
semimembranosus, dan musculus gastrocnemius.
• Bagian  medial  adalah musculus Sartorius
• Bagian lateral adalah  musculus Tensorfacialatae
BIOMEKANIK KNEE
A. osteokinematika

Osteokinematika yang memungkinkan terjadi adalah gerakan fleksi dan ekstensi pada
bidang sagital dengan lingkup gerak sendi fleksi antara 120-130 derajat, bila posisi  hip
fleksi penuh, dan dapat mencapai 140 derajat, bila hip ekstensi penuh, untuk gerakan
ekstensi, lingkup gerak sendi antara 0 – 10 derajat dan gerakan putaran pada bidang
rotasi dengan lingkup gerak sendi untuk endorotasi antara 30 – 35 derajat, sedangkan
untuk eksorotasi antara 40-45 derajat dari posisi awal mid posision. Gerakan rotasi ini
terjadi pada posisi lutut  fleksi 90 derajat
B. artrokinematika
1. Open kinematic chain
pada posisi ini gerak roll dan slide pada knee akan searah dengan hukum konkaf terhadap
konveks. Pada fleksi knee tibia akan slide ke arah dorsal searah gerak angularnya sedangkan pada
gerak ekstensi tibia akan slide ke anterior searah gerak angularnya.

2. Closed Kinematic Chain


Pada posisi ini, gerak roll dan slide pada knee akan berlawanan arah dengan hokum konveks
terhadap konkaf. Condylus femur akan akan slide ke posterior sedangkan tibia akan roll ke anterior
pada gerakan fleksi begitupula pada gerak ekstensi dimana condyles femur akan slide ke anterior
terhadap tibia yang roll ke posterior.

Pada patellofemoral joint, gerakan yang terjadi merupakan gerak penyerta dimana patella hanya slide
disepanjang sulcus intercondylaris selama gerakan fleksi-ekstensi knee. Pada saat ekstensi knee, maka
patella akan slide kearah cranial, sedangkan pada saat fl eksi knee, maka patella akan slide kearah
caudal.
GAMBARAN
OSTEOARTHRITIS
Etiologi – klasifikasi osteoarthritis

Osteoarthritis sendi lutut primer :

Tidak diketahui penyebabnya

Diduga akibat perubahan intrinsik didalam jaringan sendi itu sendiri 

berhubungan dengan bentuk kaki/tungkai

mempengaruhi beberapa sendi dalam pola yang klasik umumnya terjadi pada

wanita pasca menopause.


Etiologi – klasifikasi osteoarthritis
Osteoarthritis sendi lutut sekunder :
 Sebagian besar berawal dari perubahan mekanik sendi ; dapat disebabkan oleh
trauma sebelumnya, trauma kecil yang berulang-ulang, aktivitas pekerjaan
berat/olahraga yang melibatkan sendi lutut.
 Osteoarthritis lebih sering muncul pada orang-orang yang memiliki riwayat
cedera atau fraktur sebelumnya pada sendi tertentu.
 Adanya deformitas dapat meningkatkan resiko terjadinya osteoarthritis
Etiologi – klasifikasi osteoarthritis
Osteoarthritis sendi lutut sekunder :
 Gerakan abnormal sendi dapat menjadi faktor predisposisi osteoarthritis pada sendi.

 Berat badan yang berlebihan dapat memicu berkembangnya osteoarthritis sendi


lutut ; insidennya lebih banyak terjadi pada perempuan daripada laki-laki ;
berhubungan dengan varus deformitas
 Overweight/obesitas cenderung menghasilkan kelelahan otot secara dini sehingga
menyebabkan terjadinya abnormal kinematik pada knee joint dan memicu
perkembangan osteoarthritis sendi lutut
PATOFISIOLOGI
 Secara khas, osteoarthritis lutut dimulai dari pola yang tidak terduga dan tahap awalnya

tidak terdeteksi pada beberapa orang karena tulang rawan sendi yang tidak memiliki

saraf.

Osteoarthritis mempengaruhi kartilago dimana terjadi fibrilasi atau keretakan dalam

menit dan hilangnya kadar air dapat menyebabkan pelunakan, pemecahan dan

fragmentasi kartilago.
PATOFISIOLOGI

 Serpihan-serpihan kartilago yang rusak/pecah tersebut akan terambang bebas

didalam sendi, dan dampaknya diantara permukaan sendi adalah terjadi

penguncian, peradangan dan iritasi synovial.

Akibat osteoarthritis, membrane synovial dapat mengalami hipertropi dan

menjadi edema.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

 Pada osteoarthritis lutut, masalah nyeri lutut yang berhubungan dengan penuaan, nyeri

dan kaku sendi di pagi hari atau sore/malam hari lebih memperkuat diagnosis

osteoarthritis lutut dibandingkan pemeriksaan radiologi.

 Pemeriksaan radiologi tidak berhubungan langsung dengan gejala klinis dan tingkat

keparahan nyeri pada osteoarthritis lutut, hanya menambah keakuratan diagnosa klinis

 dibutuhkan untuk memastikan luasnya kerusakan sendi


PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Kriteria diagnostik berdasarkan radiologi menurut Kellgren dan Lawrence adalah :
Grade 0 : normal radiograph

Grade 1 : penyempitan celah sendi dan kemungkinan terdapat osteofit

Grade 2 : formasi osteofit yang jelas dan penyempitan celah sendi yang jelas

Grade 3 : moderate osteofit dan penyempitan celah sendi, beberapa sclerosis, dan
kemungkinan deformitas
Grade 4 : large osteofit, penyempitan celah sendi yang semakin jelas, sclerosis
berat, dan deformitas yang jelas.
Gambaran klinis (Tanda dan Gejala)

 Nyeri

 Kekakuan pada pagi hari

 Hambatan gerak sendi

 Pembesaran sendi (Deformitas)

 Krepitasi

 Perubahan gaya berjalan


PROSES FISIOTERAPI
ANAMNESIS KHUSUS
IDENTITAS UMUM PASIEN

• Keluhan Utama: Nyeri pada kedua lutut saat berjalan


Nama : Ny. A
• Keluhan Tambahan: Nyeri Pinggang
Tanggal Lahir : 6 Juni 1936 • Lama Keluhan : ± 2 tahun yang lalu.
• Lokasi Nyeri: Kedua lutut
Umur : 82 tahun • Sifat Keluhan: pada saat menggerakkan kaki sisi kanan
timbul nyeri tertusuk-tusuk pada kedua lutut saat berjalan
Jenis Kelamin : Perempuan irregular.
• Riwayat Perjalanan Penyakit: Pasien mengeluh nyeri
Agama : Islam pada lutut sejak ± 2 tahun yang lalu, pasien bisa berjalan
tetapi pincang.
Status : Kawin • Riwayat Penyakit Dahulu: Diabetes tidak ada dan
hipertensi tidak ada
INSPEKSI /OBSERVASI
Statis :
• Keadaan umum baik
Pemeriksaan Fisik
• Mimic wajah pasien tampak menahan rasa nyeri.
Vital Sign
• Bentuk dada skoliosis
Tekanan Darah : 98//60 mmHg
Denyut Nadi : 64 bpm  
Dinamis
  :
Frekuensi Pernafasan : 18 rpm
• Saat berjalan pasien merasakan nyeri
Suhu : 36°C
• Gait antalgic
• Genu varus dengan posisi fleksi knee 10°

 
Palpasi : suhu pada area lutut normal, tidak ada oedem, ada bunyi krepitasi dan nyeri tekan pada
 
sisi medial knee
TES ORIENTASI
Gerakan duduk ke berdiri. Hasil : Nyeri pada kedua lutut
Gerakan Jongkok ke berdiri. Hasil : Nyeri pada kedua lutut

PEMERIKSAAN FUNGSI DASAR


Tes Gerak Aktif
Gerakan Hasil
Kanan Kiri
Fleksi knee 100° 100°
Ekstensi Knee Tidak Tidak TIMT
mampu mampu
ekstensi ekstensi
Gerakan Hasil
(fleksi 10°) (fleksi
Kanan Kiri
10°)
Fleksi knee Mampu Mampu
melawan melawan
tahanan tahanan
Tes Gerak Pasif
Ekstensi Knee Mampu Mampu
Gerakan Hasil melawan melawan
Kanan Kiri tahanan tahanan
Fleksi knee Nyeri dan Nyeri dan
Firm firm
Endfeel endfeel
Ekstensi Knee Nyeri dan Nyeri dan
firm firm
endfeel endfeel
PEMERIKSAAN SPESIFIK DAN
PENGUKURAN FISIOTERAPI

1. Nilai VAS : 5 3. Fluctuation test (-)

2. Tes Stabilitas Sendi Lutut


4. Patellar Apprehension Test (+)

 Anterior Drawer Test (+)


5. Manual Muscle Testing
 Fleksi Knee : 3
 Psoterior Drawer Test (+)
 Ekstensi Knee : 3
 Tes Valgus : (+) Kanan dan () kiri
6. Tes mobilitas patella : krepitasi
 Tes Varus (-)
patella
 Test Gravity Sign (+)
7. Tes ADL Knee (WOMAC) :
moderate
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Genu (R) Ap/Lat :
- Tampak osteofit pada tibia plateau,
subchondral sclerosing
- Celah sendi kesan menyempit sisi medial

Kesan : Osteoarthritis grade II-III


Diagnosa ICF : Knee Pain with Hipomobile Et
Causa Osteoarthritis Genu Unilateral.

 Activity Limitation
Problematik Fisioterapi Keterbatasan saat duduk ke berdiri
 Impairments Berjalan lama
Adanya nyeri Naik turun tangga
Keterbatasan gerak pada knee joint  
Penurunan kekuatan otot  Participation Restriction
Instabilitas sendi knee joint Gangguan dalam beribadah (sholat) karena nyeri
Kekakuan pada sendi Gangguan berinteraksi sosial dalam masyarakat
PROGRAM INTERVENSI
FISIOTERAPI
 Ultrasound

 Traksi Tibiofemoral

 Mobilisasi Wiith Movement

 Static Kontraksi

 Strengthening ( dengan Teraband)


HOME PROGRAM
Hamstring set exercise Quadriceps – hamstring set exercise
Heel slide exercise Heel slide exercise
wall slide exercise wall slide exercise
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai