KAJIAN PUSTAKA
2.1 Tendon
menghubungkan otot ke tulang dan memindahkan kekuatan (force) dari otot ke tulang
berbentuk bulat seperti tali, pipih seperti sabuk atau pita. Tendon terdiri dari 30%
kolagen, 2% elastin, dan 68% air dan sel-sel tenosit yang terdapat dalam matriks
ekstraseluler. Kolagen utama yang terkandung dalam tendon adalah kolagen tipe I
(86% berat kering) (Nicola et al., 2005). Asam amino yang terdapat dalam
konsentrasi tinggi didalam kolagen antara lain Glisin (33%), prolin (15%),
hidroksiprolin (15%), dan hidroksilisin (1.3%). Hampir dua per-tiga dari struktur
utama rantai kolagen terdiri dari 3 asam amino, yaitu glisin, prolin, dan hidrosiprolin
(O’Brien, 2005).
2.1.2 Kolagen
serat-serat komponen yang utama dari jaringan ikat dan protein ekstraseluler terbesar
dalam tubuh manusia. Pada tendon manusia, serat kolagen membentuk bagian
terbesar dari matriks ekstraseluler dan terdiri dari kira-kira 30% persen berat kering
tendon. Bagian terbesar kolagen di tendon tersimpan sebagai ikatan besar dengan
serat yang dibentuk oleh fibril dengan arah yang teratur dan disusun dengan cara
berurutan, yang menghasilkan pola garis silang yang dapat dilihat dengan mikroskop
elektron. Garis silang secara jelas nampak seperti pita berurutan dengan jarak
GAMBAR 2.1
Mikrograf elektron serat kolagen menunjukkan
pola ikatan regular dengan interval sekitar 70 nm
Bentuk dasar kolagen yaitu kolagen tipe I, merupakan kolagen terbanyak di tendon
dan banyak pada jaringan ikat lain. Molekul kolagen tipe I mempunyai berat molekul
rantai lainnya seperti untai tali sehingga molekul kolagen mempunyai struktur triple
helix. Hal ini membuat molekul kaku, bentuk seperti batang dengan dimensi rata-rata
Gambar 2.2
Gambaran struktur kolagen tipe I. serat kolagen (I), dimana pada mikroskop elektron
nampak sebagai periodisitas yang berurutan (lihat gambar 2.1), yang tersusun oleh
molekul-molekul kolagen membentuk susunan empat garis yang teratur (II). Masing-
masing molekul kolagen tipe I memiliki struktur seperti batang dengan panjang
sekitar 300 nm (III) terdiri dari tiga polipeptida tunggal, yang dikenal dengan rantai
α, yang saling melingkari membentuk simpul dalam suatu triple helix dengan arah ke
kanan (IV). Masing-masing rantai terdiri dari asam amino dengan urutan Gly-X-Y
yang berulang (V); seperti yang dikatakan, posisi X seringkali ditempati oleh residu
prolil, dan posisi Y seringkali ditempati oleh residu 4-hidroksiprolyl. Rantai α
tunggal mempunyai struktur sekunder helix ke kiri dengan puncak 0,95 nm.
Struktur spesial dari kolagen triple helix digambarkan oleh komposisi asam
amino yang tidak biasa pada rantai α. Khususnya, masing-masing rantai α pada
kolagen tipe I mempunyai rata-rata 1000 asam amino dan glicine (Gly), asam amino
terkecil, tercatat rata-rata 1/3 dari total asam amino, terdistribusi merata pada bagian
kolagenus dari polipeptida. Oleh karena itu rantai polipeptida pada kolagen dapat
digambarkan seperti triplet (Gly-X-Y). Posisi X dan Y pada susunan berurutan dapat
ditempati oleh asam amino yang bervariasi tetapi posisi X biasanya ditempati oleh
prolin dan posisi Y oleh hidrosiprolin. Asam amino ini berjumlah rata-rata 22% dari
total komposisi asam amino kolagen tipe I. Secara relatif isi dari asam amino dan
distribusi glisin pada tiap tiga posisi penting untuk penyesuaian triple helix dari
pada suhu tubuh. Penyesuaian triple-helix memberikan sifat unik pada kolagen dan
triple-helix stabil dan mencegah pembentukan serat kolagen. Hal ini akan
bundle), fasikel (secondary bundle), fasikel (tertiary bundle) dan yang terakhir
menjadi tendon. Lapisan yang membungkus fasikel terdiri dari endotenon, epitenon,
dan paratenon. Epitenon merupakan jaringan ikat longgar yang halus yang melapisi
tendon dan membawa pembuluh darah, limfatik, dan saraf. Endotenon adalah
membatasi fasikel yang satu dengan yang lain. Sedangkan paratenon merupakan
Gambar 2.3
Anatomi dari Tendon Normal
2.1.2.2 Pembentukan Kolagen
2005).
1. Tahap intraseluler
amino terminal.
acid (mRNA).
kondisi fisiologis, dan tidak akan dihasilkan serat kolagen pada ruang
ekstraseluler.
Enzim lisil hidroksilasi berperan dalam hidroksilasi lisin menjadi
kolagen ekstraseluler.
d. Proses Glikosilasi
3. Tahap ekstraseluler.
b. Pembentukan fibril
Gambar 2.4
Sintesa kolagen tipe I (Mc Gray-Hill, 2006)
2.1.3 Elastin
mengandung hidroksiprolin atau hidroksilisin dalam jumlah banyak, tapi kaya akan
glisin dan prolin. Valine, desmosine, isodesmosine juga terdapat dalam jumlah yang
banyak dan berfungsi membentuk ikatan silang antara rantai polipeptide. Elastin tidak
membentuk struktur helik dan bersifat hidrophobik dan memiliki panjang rata-rata
2.1.4 Sel
Tipe sel yang terdapat pada tendon adalah tenosit dan tenoblas (fibroblas).
Bentuk dari tenosit bervariasi, dapat berbentuk pipih (flat), runcing, spindle
longitudinal, dan stellate yang terlihat pada potongan melintang. Tenosit berjajar
terdapat dalam jumlah yang sedikit diantara fibril-fibril kolagen. Tenoblas berbentuk
spindle atau stellate, runcing dengan inti pipih yang bersifat eosinopilik. Tenoblas
endoplasma kasar yang berkembang dengan sangat bagus dan merupakan tempat
2005).
Bahan dasar adalah campuran yang komplek dari proteoglikan dan glikoprotein
yang mengelilingi serat-serat kolagen. Bahan dasar ini memiliki viskositas yang
tinggi yang berfungsi sebagai penyokong struktur, lubrikasi, dan menjaga jarak antara
serat-sarat kolagen yang penting untuk gliding tendon. Bahan dasar ini merupakan
media untuk pertukaran makanan, gas, dan mengatur perubahan prokolagen menjadi
kolagen pada ekstraseluler. Bahan dasar terdiri dari 60-80% air, proteoglikan dan
glikoprotein kurang dari 1% berat kering tendon. Proteoglikan dan glikoprotein juga
tersusun menyilang kolagen pada posisi 90˚ dan masing-masing molekul proteoglikan
dapat berinteraksi dengan 4 molekul kolagen. Proteoglikan juga tersusun secara acak
pada posisi paralel dengan serat-serat kolagen. Matriks diganti dan diremodeling
secara konstan oleh fibroblas dan dirusak oleh enzim kolagenase, proteoglikanase,
yang ditemukan didalam tendon adalah bigycan, decorin, dan aggrecan. Aggrecan
adalah chondroitin sulfat yang membawa proteoglikan dalam jumlah yang banyak
pada daerah tendon yang banyak mengalami regangan. Proteoglikan terutama terdiri
ekstraseluler dengan berat molekul yang tinggi. Fibronektin berperan penting dalam
perlekatan sel (sel ke sel, sel ke substrat) dan migrasi sel. Fibronektin penting untuk
penyatuan fibril-fibril kolagen tipe I dan kolagen tipe III menjadi bundle dan
remodeling.
tinggi, berinteraksi dengan fibronektin untuk membuat penghubung pada migrasi sel.
Integritin adalah matriks ekstraseluler yang mengikat protein dengan reseptor spesifik
di permukaan sel. Aggrecan dan biglycan terdapat dalam jumlah yang besar pada
Produksi kolagen dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain keturunan,
Danlos, scurvy, dan progessive systemic sclerosis. Atropi otot dan tendon yang dapat
menyebabkan kandungan kolagen menurun dapat terjadi bila supply pembuluh darah
ke tendon terputus. Aktivitas yang menurun atau tidak adanya aktivitas dapat
latihan fisik atau olah raga yang teratur akan menyebabkan sistesis, jumlah, dan
banyak di urine yang mengakibatkan terjadinya kerusakan kolagen. Salah satu obat-
obatan yang dapat merusak tendon yang banyak digunakan adalah ciprofloxacin
(O’brien, 2005).
Table 2.1
Penyakit Sistemik yang Menyebabkan Gangguan pada Tendon
4 Menkes kinky hair Kerusakan ikatan silang pada kolagen dan elastin
syndrome
yang disebabkan oleh pemberian ciprofloxacin baik pada manusia maupun binatang
percobaan. Pada fase awal pemberian ciprofloxacin terjadi reaksi inflamasi di dalam
ataupun disekitar tendon. Hal ini merangsang fibroblas untuk memproduksi sitokin
inflamasi, salah satunya adalah IL-1 β, yang kemudian merangsang pelepasan MMP-
1 pada level mRNA dan protein (Riley, 2003). Aktivitas MMP-1 yang meningkat
interstitial (MMP-1) akan membelah secara spesifik rantai α1(I) pada ikatan glycine-
isoleucine dan rantai α2 pada ikatan glysin-leucine. Kerusakan pada triple helix akan
berakibat produksi kolagen terutama kolagen tipe 1 akan berkurang disertai diameter
serat kolagen yang berkurang (Vitto et al., 2008). Akibat berkurangnya produksi
kolagen maka sel fibroblas akan berusaha mempertahankan hemostatis tendon dengan
degenerasi dengan ukuran besar terdapat diantara serat-serat kolagen dimana vakuola
Pendapat lain menyatakan bahwa pada fase awal pemberian ciprofloxacin dapat
diameter serat-serat kolagen berkurang (Shakibaei dan stahlmann, 2003). Selain itu
juga terlihat proses hialinisasi dari bundel kolagen yang disertai dengan tidak
teraturnya arah bundel kolagen. Yang paling khas adalah proses degenerasi mukoid
2.3 Vitamin C
Vitamin C atau disebut juga asam askorbat berperan sebagai suatu kofaktor
enzim yang ion metalnya harus berada dalam keadaan tereduksi, dan dalam keadaan
tertentu juga bersifat sebagai antioksidan (Rosmiati dan Wardhini, 1995). Vitamin C
dibutuhkan untuk mempercepat perubahan residu prolin dan lisin pada prokolagen
triple helix yang terbentuk, sedangkan hidroksilisin berperan dalam stabilisasi ikatan
Akibat penurunan IL-1β maka MMP-1 yang dihasilkan oleh fibroblas juga menurun
Gambar 2.5
Struktur Kimia Vitamin C