Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Edema paru akut adalah keadaan patologi dimana cairan intravaskuler keluar ke

ruang ekstravaskuler, jaringan interstisial dan alveoli yang terjadi secara akut. Pada

keadaan normal cairan intravaskuler merembes ke jaringan interstisial melalui kapiler

endotelium dalam jumlah yang sedikit sekali, kemudian cairan ini akan mengalir ke

pembuluh limfe menuju ke vena pulmonalis untuk kembali ke dalam sirkulasi (Flick, 2000,

Hollenberg, 2003, Nedrastuti dan Soetomo, 2010). Edema paru akut merupakan keadaan

darurat medis yang membutuhkan perawatan segera. Meskipun edema paru kadang-

kadang bisa berakibat fatal (Mayo, 2011).


Edema paru adalah salah satu kondisi kegawatan yang tersering dan sangat

mengancam jiwa. Penatalaksanaan yang agresif harus segera dilakukan setelah dicurigai

diagnosis edema paru. Tanda dan gejala yang tampak adalah representasi perpindahan

cairan dari kompartemen intravaskular ke dalam jaringan interstisial dan selanjutnya ke

dalam alveoli. Kelainan kardiak dan nonkardiak dapat menyebabkan edema paru

sehingga kita harus mengetahui kondisi dasar yang mencetuskan edema paru agar

penatalaksanaan yang dilakukan tepat dan berhasil. Kadang masalahnya kompleks

karena pada pasien selain terdapat problem kardiak sekaligus terdapat juga problem

nonkardiak (Subagyo, 2013).


Edema paru akut dapat terjadi karena penyakit jantung maupun penyakit di luar

jantung (edema paru kardiogenik dan non kardiogenik). Angka kematian edema paru akut

karena infark miokard akut mencapai 38–57% sedangkan karena gagal jantung mencapai

30% (Haas, 2002, Nedrastuti dan Soetomo, 2010). Pengetahuan dan penanganan yang

tepat pada edema paru akut dapat menyelamatkan jiwa penderita. Penanganan yang
rasional harus berdasarkan penyebab dan patofisiologi yang terjadi (Alpert, 2002,

Nedrastuti dan Soetomo, 2010).


Dalam kebanyakan kasus, masalah jantung menyebabkan edema paru. Tapi

cairan dapat menumpuk karena alasan lain, termasuk pneumonia, paparan racun dan

obat-obatan tertentu, dan berolahraga atau tinggal pada ketinggian tinggi (Mayo, 2011).

Kondisi klien dapat diperbaiki ketika klien menerima pengobatan yang tepat, bersama

dengan pengobatan untuk masalah yang mendasar untuk pengobatan edema paru akut,

pengobatan pada edema paru akut bervariasi tergantung pada penyebabnya, tetapi

umumnya termasuk oksigen dan obat-obatan (Mayo, 2011).


Menurut penelitian pada tahun 1994, secara keseluruhan terdapat 74,4 juta

penderita edema paru di dunia. Di Inggris sekitr 2,1 juta penderita edema paru yang perlu

pengobatan dan pengawasan secara komprehensif. Di Amerika Serikat diperkirakan 5,5

juta penduduk menderita edema. Di Jerman 6 juta penduduk. Ini merupakan angka yang

cukup besar yang perlu mendapat perhatian dari perawat di dalam merawat klien edema

paru secara komprehensif bio psiko social dan spiritual (Harun S dan Sally N, 2009).
Penyakit edem paru pertama kali di Indonesia ditemukan pada tahun 1971. Sejak

itu penyakit tersebut menyebar ke berbagai daerah, sehingga sampai tahun 1980 seluruh

provinsi di Indonesia. Sejak pertama kali ditemukan, jumlah kasus menunjukan

kecenderungan meningkat baik dalam jumlah maupun luas wilayah. Di Indonesia insiden

tersebar terjadi pada 1998 dengan incidence rate (IR)=35,19 per 100.000 penduduk dan

CFR=2%. Pada tahun 1999 IR menurun tajam sebesar 10,17%, namun tahun-tahun

berikutnya IR cenderung meningkat yaitu 15,99 (tahun 2000); 19,24 (tahun 2002) dan

23,87 (tahun 2003) (Soemantri, 2011).

Anda mungkin juga menyukai