Anda di halaman 1dari 10

PENULARAN DAN PENCEGAHAN HIV/AIDS PADA ANAK

MAKALAH

Disusun Untuk Memenuhi Kelengkapan Tugas


Mata Kuliah HIV/AIDS

OLEH
KELOMPOK 4

 SITTI NURCHOLISYAH ISA (841416059)


 FADILLAH IRALISTY HUNTA (841416037)
 FEBBY WAHYUNITA KASIM (841416098)
 NURALVIAH SALEH (841416065)
 SRI AYUNITA MILE (841416123)
 DITA TIRAWATI SANGGILANG (841416009)
 RIZKY R. BADJUKA (841416093)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS OLAHRAGA DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai
Pencegahan dan Penularan HIV/AIDS pada anak.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi
Besar Muhammad SAW beserta seluruh keluarga dan sahabatnya.
Penyusunan makalah ini merupakan tugas mata kuliah Keperawatan HIV
AIDS di semester 4 tahun akademik 2017/2018. Dalam penulisan makalah ini,
tentunya banyak pihak yang telah memberikan bantuan baik moril maupun
materil. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tiada
hingganya kepada semua kerabat yang telah banyak memberikan bantuan,
dorongan serta motivasi sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini tentu banyak sekali kekurangan baik dari
segi isi maupun penulisan, jadi besar harapan kami atas kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca sehingga dapat menjadi suatu masukkan
untuk kesempurnaan makalah ini.

Gorontalo, 26 Marer 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

Daftar Isi.............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 3
1.3 Tujuan ..................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 4

2.1 Pencegahan HIV/AIDS pada anak ......................................................... 4


2.2 Proses penularan HIV pada anak ........................................................... 4

BAB III PENUTUP ............................................................................................ 6

3.1 Kesimpulan.............................................................................................. 6
3.2 Saran ........................................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam bidang kesehatan masyarakat, para ahli senantiasa memusatkan
perhatian pada masalah-masalah kesehatan yang menyangkut orang banyak. Di
masa lampau wabah penyakit dan bencana alam silih berganti mengancam
kehidupan umat manusia, namun berkat kemajuan ilmu kedokteran, dewasa ini
banyak diantara wabah penyakit tersebut telah dapat dikendalikan.
Pada umumnya negara maju dapat menikmati taraf kesehatan rata-rata
lebih baik, akan tetapi negara yang sedang berkembang masih berjuang untuk
mendapatkan pemerataan kesehatan. Dalam suasana demikian ini kita dihadapkan
pada kenyataan bahwa ada satu jenis penyakit yang dapat berjangkit dengan cepat
tanpa memandang bulu baik dinegara maju maupun dinegara sedang berkembang,
yakni penyakit AIDS.
Dewasa ini, Acquired Immune Deficiency (AIDS) merupakan salah satu
masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian dunia. WHO meramalkan
bahwa jumlah penderita AIDS dan kematian akibat AIDS seluruh dunia akan
meningkat 10 persen dalam waktu 8 tahun mendatang, yaitu dari satu setengah
juta saat ini menjadi 12-18 juta pada tahun 2000 Penyakit ini memang mempunyai
angka kematian yang tinggi dimana hampir semua penderita AIDS meninggal
dalam waktu lima tahun sesudah menunjukkan gejala pertama AIDS (Depkes
1988).
Di Indonesia, kasus AIDS yang pertama kali dilaporkan adalah seorang
wisatawan laki-laki berkebangsaan Belanda yang meninggal di Bali pada tahun
1987. Kasus kedua juga orang asing sedangkan kasus berikutnya terjadi pada
seorang pria Indonesia yang juga meninggal di Bali. Sejak itu, jumlah penderita
AIDS terus meningkat. Hal ini terlihat dalam data kumulatif Depkes RI dari 15
Propinsi dimana sampai bulan Maret 1995 kasus AIDS sudah mencapai 288
orang. Di propinsi Sumatera Utara dilaporkan adanya dua kasus yang menderita
HIV positif dan kemungkinan kasus ini akan bertambah banyak.
AIDS merupakan penyakit yang fatal, menular dan sampai sekarang belum
ada obatnya. Penderita AIDS tetap menularkan penyakit sepanjang hidupnya dan
biasanya HIV menyerang usia produktif. Masalah AIDS menjadi lebih berat lagi
karena pada kasus seropositif, penderita biasanya merasa sehat dan dari
penampilan luar juga tampak sehat namun merupakan pembawa virus yang
asimtomatik dan dapat menularkan HIV kepada orang lain.
Sebagaimana diketahui bahwa penularan HIV/AIDS dapat terjadi melalui
hubungan seksual, pemakaian jarum suntik secara bergantian, tranfusi darah serta
oleh ibu yang terinfeksi kepada bayi yang dikandungnya. Yang perlu diperhatikan
bahwa seorang pengidap HIV dapat tampak sehat tetapi potensial sebagai sumber
penularan seumur hidup.
Ketakutan terkena infeksi AIDS telah melanda semua orang termasuk
dokter gigi sebagai salah seorang tenaga kesehatan oleh karena dalam prakteknya
mereka selalu berkontak dengan saliva dan darah. Cara penularannya dapat berupa
infeksi silang antara pasien ke pasien melalui alat-alat tercemar. Dibidang
kedokteran gigi, tindakan perawatan yang beresiko penularan antara lain berupa
pencabutan gigi, pembersihan karang gigi, pengesahan gigi terutama didaerah
servikal, insisi serta tindakan lain yang dapat menimbulkan luka. Walaupun
kemungkinan kecil, tetapi mempunyai resiko yang pasti. Atas dasar itulah Oral
Health Department WHO menghimbau para dokter gigi di seluruh dunia agar
melakukan tindakan pencegahan untuk melindungi pasien maupun dirinya sendiri.
Di Amerika Serikat dilaporkan 2 orang penderita tertular HIV dipraktek
dokter gigi serta diperoleh bukti bahwa mereka tertular ditempat praktek dokter
gigi yang tidak melakukan tindakan pencegahan secara ideal (FDI, 1991). Apabila
di negara maju masih terdapat hal semacam itu, maka dapat diasumsikan bahwa di
negara berkembang seperti Indonesia tindakan pencegahan masih belum
memadai.

Perkembangan AIDS sejauh ini telah memberikan banyak perubahan dalam


mutu pelayanan kesehatan, bukan saja karena penyakit ini merupakan penyakit
baru tetapi juga merupakan penyakit yang telah memakan banyak porsi dana
kesehatan. Hal ini merupakan suatu tantangan bagi tenaga kesehatan untuk
mempersiapkan diri dan agar dapat menciptakan sistem perawatan yang semakin
baik.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pencegahan HIV/AIDS pada anak ?
2. Bagaimana proses penularan HIV pada anak ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui cara pencegahan HIV/AIDS pada anak.
2. Mengetahui proses penularan HIV pada anak.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pencegahan HIV/AIDS pada Anak


Penularan HIV dari dari ibu ke bayi bisa dicegah melalui 4 cara, mulai saat
hamil, saat melahirkan dan setelah lahir yaitu: penggunaan antiretroviral
selama kehamilan, penggunaan antiretroviral saat persalinan dan bayi yang
baru dilahirkan, penggunaan obstetrik selama selama persalinan,
penatalaksanaan selama menyusui.
Pemberian antiretroviral bertujuan agar viral load rendah sehingga jumlah
virus yang ada di dalam darah dan cairan tubuh kurang efektif untuk
menularkan HIV. Persalinan sebaiknya dipilih dengan metode sectio caecaria
karena terbukti mengurangi resiko risiko penularan HIV dari ibu ke bayi
sampai 80%.walaupun caesaria. demikian bedah caesar juga memiliki risiko
penularan HIV dari ibu kebayi sampai 80%. Bila bedah caesar selektif disertai
penggunaan terapi antiretroviral, maka risiko dapat ditirinkan sampai 87%.
Walaupun demikian bedah caesar juga mempunyai risiko karena imunitas
ibuyang rendah sehingga bisa terjadi keterlambatan penyembuhan luka, bahkan
bisa terjadi kematian saat operasi oleh karena itu persalinan pervaginam dan
sectio caecaria harus dipertimbangkan sesuai kondisi gizi, keuangan, dan
faktor lain. Namun jika melahirkan dengan pervaginam maka beberapa
tindakan harus dihindari untuk meminimalisir risiko, seperti terlalu sering
melakukan pemeriksaan dalam atau memecahkan ketuban sebelum pembukaan
lengkap (Nurs dan Kurniawan,2013:165).
2.2 Proses Penularan HIV Pada Anak
Lahirnya Millenium Development Goals tahun 2000 di New York
merupakan komitmen pemimpin dunia untuk mempercepat pembangungan
manusia dan pemberantasan kemiskinan. Namun di Indonesia, tujuan MDGs
dikembangkan dan diklasifikasikan menjadi delapan, antara lain: menurunkan
angkan kematian anak serta menerangi HIV/AIDS (Indriyani, Dian dan
Asmuji, 2014:18).
Penularan HIV ke Bayi dan Anak, bisa dari ibu ke anak, penularan
melaluidarah, penularan melalui hubungan seksual (pelecehan seksual pada
anak).Penularan dari ibu ke anak terjadi karena wanita yang menderita HIV/AIDS
sebagian besar (85%) berusia subur (15-44 tahun), sehingga terdapat
risikopenularan infeksi yang bisa terjadi saat kehamilan (in uteri). Berdasarkan
laporan CDC Amerika, prevalensi penularan HIV dari ibu ke bayi adalah 0,01%
sampai 0,7%. Bila ibu baru terinfeksi HIV dan belum ada gejala AIDS,
kemungkinan bayi terinfeksi sebanyak 20% SAMPAI 35%, sedangkan jika sudah
ada gejala pada ibu kemungkinan mencapai 50%.penularan juga terjadi selama
proses persalinan melalui transfusi fetomaternal atau kontak antara kulit atau
membran mucosa bayi dengan darah atau sekresi maternal saat melahirkan.
semakin lama proses kelahiran, semakin besar pula risiko penularan, sehingga
lama persalinanbisa dicegah dengan operasi sectio caecaria. Transmisi lain juga
terjadi selama periode postpartum melalui ASI, risiko bayi tertular melaui ASI
dari ibu yang positif sekitar 10% (Nurs dan Kurniawan, 2013:161).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pencegahan HIV/AIDS dapat dilakukan melalui 4 cara, mulai saat hamil,
saat melahirkan dan setelah lahir yaitu: penggunaan antiretroviral
selama kehamilan, penggunaan antiretroviral saat persalinan dan bayi yang
baru dilahirkan, penggunaan obstetrik selama selama persalinan, penatalaksanaan
selama menyusui.
HIV/AIDS yang terjadi pada anak dapat karena penularan dari ibu saat
kehamilan, ataupun saat kelahiran selain itu, HIV pada anak juga dapat terjadi
akibat pelecehan seksual pada anak.
3.2 Saran
Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyadari masih banyak kekurangan
dan kesalahan, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran bagi para
pembaca demi penyempurnaan penyusunan makalah selanjutnya. Kepada para
pembaca, perbanyaklah dan perluaslah pengetahuan dan wawasan kita dengan
rajin membaca. Jangan pernah merasa puas dengan ilmu yang sudah kita miliki
karena ilmu pengetahuan semakin hari semakin meningkat seiring dengan
perkembangan zaman.
DAFTAR PUSTAKA

Huriati, (2014). journal HIV/AIDS pada Anak (Volume 9 Nomor 2 Tahun


2014), UIN Alauddin Makassar.

Anda mungkin juga menyukai