Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Hampir dua dekade profesi ini
menyerukan perubahan paradigma. Perawat yang semula tugasnya hanyalah semata –
mata menjalankan perintah dokter kini berupaya meningkatkan perannya sebagai
mitra kerja dokter seperti yang sudah dilakukan di negara – negara maju. Perawat
dianggap sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam
pencapaian tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.

Sebagai sebuah profesi yang masih berusaha menunjukkan jati diri, profesi
keperawatan dihadapkan pada banyak tantangan. Tantangan ini bukan hanya dari
eksternal tapi juga dari internal profesi ini sendiri. Untuk itu perawat dituntut
memiliki skill yang memadai untuk menjadi seorang perawat profesional.
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan kesehatan
menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan di berbagai
bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan penekanan pada
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga memandang klien secara
komprehensif.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini:

1. Bagaimana penjelasan mengenai asuhan keperawatan gerontik di panti werdha


asuhan bunda ?

1
C. Tujuan

Ada beberapa poin yang ingin di capai sebagai tujuan penulisan makalah ini, di
antaranya:

1. untuk mengetahui penjelasan mengenai asuhan keperawatan gerontik di panti


werdha asuhan bunda.

D.Manfaat

Ada beberapa penjelasan manfaat dari makalah ini yang terbagi menjadi dua bagian,
yaitu secara teoritis dapat menambah konsep keilmuan di bidang ilmu keperawatan,
khususnya asuhan keperawatan gerontik, sedangkan manfaat secara praktis berguna
untuk memberitahukan bahwa setiap manusia perlu lebih mengerti mengenai
penjelasan konsep asuhan keperawatan gerontik, maka dari itu di makalah ini di
jelaskan lebih detail tentang urutan asuhan keperawatan gerontik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI PANTI WERDHA ASUHAN


BUNDA

Dalam rangka mengaplikasikan ilmu keperawatan di komunitas dan untuk


menerapkan konsep-konsep dalam memberikan asuhan keperawatan dalam konteks
keperawatan dasar, maka kelompok mendapatkan tugas keperawatan komunitas di
panti werdha asuhan bunda kota Bandung, mulai 16 April 2015.

Tahap kegiatan, kelompok kerja komunitas yang akan dilaporkan meliputi tahap-
tahap sebagai berikut : pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi.

A. Pengkajian

1. Identitas Klien

a. Nama : Ny. U

b. Umur : 85 tahun

c. Agama : Islam

d. Pendidikan : SD

e. Pekerjaan : Tidak bekerja

f. Suku/bangsa : Sunda, Indonesia

3
g. Status marital : Janda ( suami meninggal)

h. Tanggal pengkjian : 16 April 2015

i. Ruang : Ruang 3, Tingkat 2

j. Alamat : Conggeang Kabupaten Sumedang

2. Identitas Penanggungjawab

a. Nama : Tn S

b. Umur : 43 tahun

c. Agama : Islam

d. Pendidikan : SMA

e. Pekerjaan : PT. Industri Sejabar

f. Hub. Dgn klien : Anak

g. Alamat : Conggeang Kabupaten Sumedang

3. Status Kesehatan Saat Ini

Nyeri pada kaki karena adanya benjolan

4. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat kesehatan sekarang

Pada saat pengkajia pada tanggal; 16 April 2015 pukul 10.00

4
1) Klien mengatakan bahwa merasakan nyeri pada daerah kaki karena adanya
benjolan

2) Klien mengatakan bahwa nyeri yang di rasakan saat kaki di tekan dan berkurang
saat di diamkan

3) Klien mengatakan bahwa nyeri di rasakan di daerah benjolan tersebut

4) Klien mengatakan bahwa nyeri timbulnya secara hilang timbul dan lamanya 15
menit dan sudah lama, dan klien tidak mampu berdiri dengan stabil

b. Kesehatan dahulu

1) Klien mengatakan bahwa sebelum ke panti klien tidak pernah berobat kemanapun
tetapi hanya di beri obat gosok atau balsem saja

2) Klien mengatakan bahwa tidak pernah mengalami penyakit akut atau kronik
lainnya

3) Klien mengatakan bahwa pernah mengalami sakit ringan saja seperti flu, pusing,
dan panas

4) Klien mengatakan bahwa tidak pernah mengobatinya hanya dengan meminum air
putih dan di diamkan saja

c. Kesehatan keluarga

1) Klien mengatakan bahwa dalam riwayat kesehatan keluarganya tidak ada yang
mempunyai penyakit keturunan, penyakit menular, ataupun penyakit infeksi

5. Pemeriksaan Fisik

5
a. Keadaan umum

Tingkat kesadaran : composmentris

Penampilan : segar, rapi

Tanda vital

Tekanan Darah : (normal) 130/90 mmHg

Nadi : (normal) 70 x/menit

Respiratory Rate : (normal) 16 x/menit

Suhu : (normal) 36 °c

b. Kepala dan leher

1) pada saat pengkajian, klien mengatakan tidak ada keluhan apapun pada kepalanya
namun klien mengatakan bahwa dulu pernah mengalami sakit ringan saja seperti
pusing, dan panas

2) klien mengataka bahwa leher ketika di gerakkan tidak ada keluhan sakit, nyeri
ataupun ngilu

3) ketika di raba leher klien, tidak ada benjolan di kelenjar tiroid

c. Sistem respirasi

Ketika di lakukan pengkajian secara langsung ternyata suhu klien normal, mampu
bernapas dengan baik, tidak ada gangguan penyakit saluran pernapasan namun pada
saat sebelum di bawa ke panti, klien mengatakan bahwa pernah mengalami sakit
ringan saja seperti flu.

6
d. Sistem kardiovaskuler

Tekanan darah, nadi klien dalam keadaan normal yaitu tekanan darah (normal)
130/90 mmHg, nadi (normal) 70 x/menit. Tidak keluhan penyakit jantung, hipertensi
atau penyakit yang berhubungan dengan sistem kardiovaskuler lainnya

e. Sistem gastrointestinal

Sistem pencernaan normal, klien tidak pernah mengeluh diare, muntah, mual, atau
apapun keluhan yang berhubungan dengan sistem gastrointestinal

f. Sistem genitourinaria

Sistem perkemihan normal, klien tidak pernah mengeluh nocturia, atau penyakit
apapun yang berhubungan dengan sistem genitourinaria

g. Sistem musculoskeletal

1. klien mengatakan bahwa terbatasnya aktivitas, di karenakan ada nyeri tekan pada
daerah kaki di tandai dengan adanya benjolan

h. Sistem integument

1) klien mengatakan bahwa merasakan nyeri pada daerah kaki karena adanya
benjolan pada kulit bagian dalam kaki

2) elastisitas dan turgor kulit menurun

i. Sistem neurosensori

1) klien mengatakan bahwa pernah mengalami sakit ringan saja seperti pusing, dan
panas

7
j. Sistem endokrin

Dimana kadar hormon estrogen pada tubuh klien berkurang, hal ini disebabkan
karena proses penuaan, dan klien sudah mengalami menapouse sejak berusia 52
tahun, namun klien mengatakan bahwa tidak ada keluhan apapun mengenai
hormonnya atau yang berhubungan dengan sistem endokrin lainnya

6. Pengkajian Psikososial dan Spiritual

a. Psikososial (+), karena klien cenderung mengurung diri di dalam kamar sehingga
sulit berbaur dengan lansia lainnya dan tidak mampu interaksi sosial dengan baik

b. Emosional (+), karena klien sering merasakan gelisah, was-was atau khawatir, dan
sering menangis di karenakan adanya masalah dengan keluarga klien sehingga klien
mengalami banyak pikiran yang mengakibatkan klien mengalami sukar tidur dan
klien pun menggunakan obat tidur atas anjuran dokter keluhan ini di rasakan klien
lebih dari 3 bulan atau lebih dari 1 kali dalam 1 bulan.

Identifikasi masalah emosional :

Pertanyaan tahap I

1) Apakah klien mengalami sukar tidur ? ya

2) Apakah klien sering merasa gelisah ? ya

3) Apakah klien sering murung atau menangis sendiri? ya

4) Apakah klien sering was-was atau khawatir ? ya

Lanjutkan ketahap 2 bila minimal ada satu jawaban “ya” pada tahap I

8
Pertanyaan tahap II

1) Keluhan lebih dari 3 bulan/lebih dari 1 kali dalam 1 bulan? ya

2) Ada masalah atau banyak pikiran ? ya

3) Ada gangguan/masalah dengan keluarga klien ? ya

4) Menggunakan obat tidur/penenang atas anjuran dokter ? ya

5) Cenderung mengurung diri ? ya

Jika ada minimal 1 jawaban “ya” maka : masalah emosional (+)

Masalah emosisonal klien :

c. Spiritual

1. Kegiatan ibadah

Klien mengatakan bahwa kadang melakukan solat 5 waktu, dan klien selalu berdoa
tiap malam di saat klien merasa gelisah

2. Kegiatan keagamaan yang diikuti oleh lansia

Klien mengatakan bahwa dia tidak pernah ikut dalam kegiataan keagamaan, di
karenakan faktor malas dan klien cenderung mengurung diri di dalam kamar

3. Harapan klien dengan kehidupan yang dijalaninya

Klien mengatakan bahwa ingin slalu sehat dan panjang umur

9
7. Pengkajian Fungsional Klien

a. Kartz Indeks

1) Mandiri dalam makan, kontinensia (BAB/BAK), menggunakan pakaian, pergi ke


toilet, berpindah, dan mandi (Ya)

2) Mandiri semuanya kecuali salah satu fungsi diatas

3) Mandiri kecuali mandi dan salah satu fungsi yang lain

4) Mandiri kecuali mandi, berpakaian, dan satu fungsi yang lain

5) Mandiri kecuali mandi, berpakaian, ke toilet, berpindah dan salah satu fungsi yang
lain

6) Ketergantungan semua fungsi di atas

7) Lain-lain

b. Bartel Indeks

Dengan Ket
No Kriteria Mandiri
Bantuan
Frekuensi : 3x1 hari
Makan Jumlah : 1 porsi
1. 5 10 Jenis : nasi, sayur
mayur

Frekuensi : 7-8 gelas


2. 5 10
Minum Jumlah : 10

10
Jenis : air putih

Berpindah dari kursi roda


3. ke tempat tidur atau 5-10 15
sebaliknya
Personal toilet (cuci muka, Frekuensi :
menyisir rambut, dan Cuci muka di saat klien
gosok gigi) hendak melaksanakan
solat dan mandi,

4. 0 5 menyisir rambut di saat


klien sehabis mandi,
gosok gigi di saat klien
sedang mandi

Keluar masuk toilet


(mencuci pakaian,
5. 5 10
menyeka tubuh, atau
menyiram)

6. Mandi 5 15 Frekuensi : 2x1 hari

7. Jalan di permukaan datar 0 5

8. Naik turun tangga 5 10

9. Mengenakan pakaian 5 10

10. Kontrol bowel 5 10 Frekuensi : 2x1 hari

Kontrol bladder Frekuensi : 2x1 hari


11. 5 10
Olahraga dan latihan Jenis:jarang melakukan

11
olahraga

Rekreasi dan pemanfaatan


12. 5 10
waktu luang

Total Score : (115)

Jadi bartel indeks klien, termasuk kategori : Ketergantungan sebagian


Mandiri : 130
Ketergantungan sebagian : 65-125
Ketergantungan total : < 60

8. Pengkajian Status Mental Gerontik


a. Short Portable Mental Status Quisioner

Benar Salah No Pertanyaan

√ Tanggal berapa hari ini ?


1

√ Hari apa sekarang ?


2

√ Apa nama tempat ini ?


3

√ Dimana alamat anda ?


4

√ Berapa umur anda ?


5

√ Kapan anda lahir ?


6

√ Siapa presiden Indonesia sekarang ?


7

√ Siapa presiden Indonesia sebelumnya ?


8

√ Sebutkan nama ibu anda ?


9

12
√ Kurang 3 dari 20 terus menerus secara menurun
10

Total score : (6)


Jadi klien mengalami : Intelektual sedang
Fungsi intelektual utuh : jika jumlah salah 0-3
Fungsi intelektual ringan : jika jumlah salah 4-5
Fungsi intelektual sedang : jika jumlah salah 6-8
Fungsi intelektual berat : jika jumlah salah 9-10

b. Mini Mental Status Exam


Aspek Nilai Nilai Kriteria
No
kognitif Maks Klien
Menyebutkan dengan benar
o Tahun
o Musim

1 Orientasi 5 0 o Tanggal
o Hari
o Bulan

Dimana kita berada ?


o Negara Indonesia
o Provinsi Jawa Barat

Orientasi 5 5 o Kota Bandung


o PSTW.......
o Wisma ......

13
Sebutkan nama 3 objek oleh
pemeriksa masing-masing 1
detik kemudian minta klien
untuk menyebutkan ulang
2 Registrasi 3 3
ketiga objek tersebut ?
o Objek .....
o Objek .....
o Objek .....
Minta klien untuk memulai
angka 100 dikurangi 7
sampai 5 kali/tingkat
Perhatian dan o 93
3 5
kalkulasi 5 o 86
o 79
o 72
o 65
Minta klien untuk mengingat
objek pada nomor 2
(registrasi) dan nilai 1 poin
4 Mengingat 3 3 untuk jawaban benar untuk
masing-masing objek

14
Tunjukkan pada klien suatu
benda dan minta pada klien
menyebutkan namanya
o Jam tangan
o Pulpen

9 Minta klien untuk


Bahasa 9
mengulang kata-kata berikut
“tak ada jika atau tetapi”
5

 Pernyataan benar 2
buah : tak ada, tetapi

” Minta klien untuk mengikuti


perintah yang terdiri dari 3
langkah :
“ambil kertas ditangan anda, lipat
dua dan taruh dilantai”

o Ambil kertas ditangan anda


o Lipat dua
o Taruh dilantai

Perintahkan klien untuk


mengikuti hal berikut :

o “Tutup mata anda”

15
Perintahkan klien untuk membuat
kalimat dan suatu gambar
o Tulis satu kalimat
o Manyalin gambar

Total Nilai 30

Total Score : (25), aspek kognitif dan fungsi mental baik


Aspek kognitif dan fungsi mental baik : jika total skor > 23
Kerusakan aspek fungsi mental ringan : jika total skor 18-22

Terdapat kerusakan aspek fungsi : jika total skor < 17

mental berat\

9. Pengkajian Status Mental Gerontik


Nilai 1 : Jika klien menunjukkan kondisi di bawah ini
Nilai 0 : Jika klien tidak menunjukkan kondisi di bawah ini

Komponen Langkah Kriteria Nilai


utama dalam

16
bergerak
Perubahan Mata dibuka Tidak bangun dari tempat 1
posisi/gerakan Bangun dari duduk dengan satu gerakan,
keseimbangan kursi tetapi mendorong tubuhnya
keatas dengan tangan atau
bergerak ke depan kursi
terlebih dahulu, tidak stabil
pada saat berdiri pertama
kali

Duduk ke Menjatuhkan diri ke kursi, 0


kursi tidak duduk ditengah kursi

Menahan Pemeriksa mendorong 0


dorongan pada sternum (perlahan-lahan
sternum sebanyak 3 kali). Klien
menggerakkan kaki,
memegang objek untuk
dukungan, kaki tidak
menyentuh sisi-sisinya

Mata ditutup Kriteria sama dengan 1


Bangun dari kriteria untuk mata terbuka
kursi

Duduk ke Kriteria sama dengan 0


kursi kriteria untuk mata terbuka

17
Menahan Kriteria sama dengan 0
dorongan pada kriteria untuk mata terbuka
sternum

Perputaran Menggerakkan kaki, 0


leher memegang obyek untuk
dukungan, kaki tidak
menyentuh sisi-sisinya,
keluhan vertigo, pusing atau
keadaan tidak stabil

Gerakan Tidak mampu untuk 0


menggapai menggapai sesuatu dengan
sesuatu bahu fleksi max, sementara
berdiri pada ujung-ujung
jari kaki tidak stabil,
memegang sesuatu untuk
dukungan

Membungkuk Tidak mampu 0


membungkuk untuk
mengambil objek-objek
kecil dari lantai, memegang
objek untuk bisa berdiri,
memerlukan usaha-usaha
multiple untuk bangun

Gaya berjalan Minta klien Ragu-ragu tersandung, 0

18
dan gerak untuk berjalan memegang objek untuk
ke tempat dukungan
yang
ditentukan

Ketinggian Kaki tidak naik dari lantai 0


langkah kaki secara konsisten (menggeser
(saat berjalan) atau menyeret kaki),
mengangkat kaki terlalu
tinggi (>50 cm)

Kontinuitas Setelah langkah-langkah 0


langkah kaki awal, langkah-langkah
(diobservasi menjadi tidak konsisten,
dari sampinh memulai mengangkat satu
klien) kaki sementara yang lain
menyentuh tanah

Kesimetrisan Tidak berjalan pada garis 0


langkah lurus, bergelombang dari
(diobservasi sisi ke sisi
dari samping
klien)

Penyimpanga Tidak berjalan pada garis 0


n jalur pada lurus, bergelombang dari
saat berjalan sisi ke sisi
(diobservasi

19
dari belakang
klien)

Berbalik Berhenti sebelum berbalik, 1


jalan sempoyongan,
bergoyang, memegang
obyek untuk dukungan

Total Score : (3), Resiko jatuh rendah


0-5 : Resiko jatuh rendah
6-10 : Resiko jatuh sedang
11-15 : Resiko jatuh tinggi

B. Analisis Data

No Data : Objektif dan Etiologi Masalah Kesehatan


Subjektif
1. Do : -Nyeri tekan pada -Gangguan rasa
daerah kaki (adanya nyaman (nyeri) b.d
-Adanya benjolan pada
benjolan) pembengkakan pada
daerah kaki
kulit di tandai dengan
-Adanya
adanya benjolan pada
-Berdiri tidak stabil
pembengkakan
kaki
(adanya benjolan pada
Ds :
kaki) -Intoleransi aktivitas
1) Klien mengatakan bahwa b.d Imobilitas di
-Penurunan
merasakan nyeri pada tandai dengan

20
daerah kaki karena adanya ekstremitas bawah penurunan kekuatan
benjolan ekstremitas bawah
-Ketidaknyamanan
dikarenakan adanya
2) Klien mengatakan bahwa pada saat berjalan
nyeri
nyeri yang di rasakan saat
-Terjadinya imobilitas
kaki di tekan dan berkurang -Resiko jatuh b/d
(keterbatasan fisik)
saat di diamkan penurunan kekuatan
ekstremitas bawah di
-Kecemasan
3) Klien mengatakan bahwa
tandai dengan nyeri
nyeri di rasakan di daerah
-Penurunan fungsi tekan pada daerah kaki
benjolan tersebut
tubuh
-Potensial cedera fisik
4) Klien mengatakan bahwa
b.d penurunan fungsi
nyeri timbulnya secara
tubuh di tandai dengan
hilang timbul dan lamanya
kesulitan berdiri tidak
15 menit dan sudah lama
stabil

2. 1) Klien mengatakan bahwa -Kesadaran tentang Defisiensi


sebelum ke panti klien tidak kesehatan yang rendah pengetahuan tentang
pernah berobat kemanapun proses penyakit b/d
-Keterbatasan kognitif
tetapi hanya di beri obat keterbatasan kognitif,
gosok atau balsem saja kurang familier
-Kurang familier
dengan sumber-
dengan sumber-
2) Klien mengatakan bahwa
sumber informasi
sumber informasi
tidak pernah mengobatinya
hanya dengan meminum air

21
putih dan di diamkan saja

3. Ds: Klien mengatakan -Kurangnya kesadaran Resiko terjadinya


bahwa dahulu pernah klien akan kesehatan demam b.d flu, pusing,
mengalami sakit ringan saja panas tubuh tinggi
-Flu
seperti flu pusing, dan panas

-Pusing

-Panas tubuh tinggi


4. Ds : -Penurunan dalam -Tidak efektifnya
mengaktualisasikan mekanisme koping
1) Klien mengatakan bahwa
diri keluarga b.d
sering merasa gelisah
kemampuan dalam
-Terganggunya
mengaktualisasi diri
2) Klien mengatakan bahwa
psikososial (cendurung
sering was-was atau
mengurung diri, sulit -Ansietas b.d
khawatir
berbaur dengan lansia terganggunya
lainnya, tidak mampu psikososial dan
3) Klien mengatakan bahwa
berinteraksi sosial emosional; gelisah,
ada masalah dengan
dengan baik) sering was-was atau
keluarga klien
khawatir, cenderung
-Terganggunya
4) Klien mengatakan bahwa mengurung diri
emosional (sering
banyak pikiran
mengalami gelisah,
5) Klien mengatakan bahwa sering was-was,
cenderung mengurung diri khawatir, dan
menangis)

22
-Kurangnya perhatian
dan kasih sayang dari
keluarga

5. Ds : -Ketergantungan pada -Terbatasnya rekreasi


orang lain dan pemanfaatan
1) Klien mengatakan bahwa
(Ketergantungan waktu luang b.d sulit
pada saat rekreasi tidak
sebagian) berinteraksi sosial di
dapat sendiri
tandai dengan
-Sulit berinteraksi
ketergantungan pada
2) Klien memerlukan
sosial
orang lain;
seseorang untuk menemani
ketergantungan
dia dalam pemanfaatan
sebagian
waktu luang

6. Do : -Fungsi intelektual Penurunan status


mengalami penurunan mental gerontik b.d
1) Salah pada saat
fungsi intelektual
mengucapkan tanggal
mengalami penurunan;
fungsi intelektual
2) Salah pada saat
sedang
mengucapkan hari

3) Lupa akan umur klien

4) Lupa akan lahir klien

5) Salah pada saat


mengucapkan tahun

23
6) Salah pada saat
mengucapkan bulan

7) Salah pada saat


mengucapkan musim
7. Do : -homeostatis - Gangguan persepsi
(keseimbangan) tubuh sensori: pendengaran,
-Pada saat mata di buka dan
menurun penglihatan b.d
di tutup dari kursi ,klien
hambatan penerimaan
tidak bangun dari tempat -Penurunan kekuatan
dan pengiriman
duduk dengan satu gerakan, ekstremitas bawah
rangsangan.
tetapi mendorong tubuhnya
-Kelemahan umum
keatas dengan tangan atau -Resiko jatuh b.d
bergerak ke depan kursi penurunan kekuatan
terlebih dahulu, tidak stabil ekstremitas bawah,
pada saat berdiri pertama kelemahan umum
kali

-Pada saat berbalik, klien


berhenti berbalik, jalan
sempoyongan, bergoyang,
memegang obyek untuk
dukungan

Ds : Klien mengatakan ketidakmampuan Perasaan tidak tenang


8
bahwa kadang lupa dalam melakukan ibadah b.d ketidakmampuan
menjalankan solat 5 waktu secara tepat. melakukan ibadah
dan suka merasa gelisah secara tepat.

24
C. Prioritas Keperawatan

Aktualisasi diri

Harga diri

Cinta dan di cintai

Keselamatan dan keamananan

Fisiologis

Prioritas yang muncul yaitu

1. Keadaan yang mengancam kehidupan

2. Keadaan yang mengancam kesehatan.

3. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.

Menurut teori Maslow:

1. Fisiologis:

25
a. Udara : Klien mengatakan bahwa dahulu pernah mengalami flu ringan, namun
tidak pernah di obati dan hanya di biarkan saja, hal ini dapat mengancam kehidupan
klien karena jika hal itu di biarkan klien bisa mengalami hal itu lagi bahkan bisa juga
lebih parah maka dari itu perlu di atasi dengan membawa klien ke dokter.

b. Minum/air : Klien mengatakan bahwa dia minum 3x1 hari, namun hal itupun tidak
selamanya rutin di lakukan oleh klien, bahkan kadang dia lupa, sehingga kebutuhan
cairan dan elektrolit dalam tubuhnya pun berkurang, ini terlihat dari adanya
penurunan elastisitas kulit klien, sehingga kulit tampak kering.

c Istirahat/Tidur : Klien mengatakan bahwa dia sering merasa gelisah, was-was,


khawatir, dan sering menangis ini di karenakan adanya masalah dengan keluarga
yang kurang memperhatikan klien, sehingga akibat dari itu semua klien selalu
memikirkannya dan dan pola tidurnya pun tidak baik karena klien sering mengalami
kesulitan tidur.

d. Tempat tinggal : klien mengatakan dia mempunyai tempat tinggal di daerah


sumedang, namun itu di pakai oleh anaknya sekarang dan dia sekarang di kirimkan
oleh keluarganya untuk menempati panti werdha asuhan bunda.

e. Aktivitas dan pemiliharaan suhu : klien mengatakn bahwa dia tidak mampu
berkativitas dengan baik karena di bawah kaki klien terdapat benjolan yang
menyebabkan ketika berjalan klien mengalami kesakitan karena adanya tekanan dari
bawah kaki sehingga menimbulkan nyeri. Pemeliharaan suhu klien di tandai dengan
suhu klien normal yaitu 36 derajat celcius.

2. Keselamatan dan keamanan

Dalam hal fisik dan psikologis klien cenderung mengerung diri di dalam kamar,
sehingga dia tidak mampu berbaur dengan lansia lainnya dan menimbulkan

26
kegelisahan dalam dirinya yang menyebabkan interaksi sosial klien pun tidak baik
dampaknya dia sering mengalami ketidaktenangan.

3. Kebutuhan cinta dan di cintai

Dalam hal ini klien merasa kurang di perhatikan oleh keluarganya karena klien
mengatakan bahwa jarang ada keluarganya yang menjenguk dia, kalau pun ada itu
hanya sesekali sehingga disini klien sering mengalami gelisah, khawatir, dan
timbulnya kesedihan diri dalam hidupnya, hal ini di akibatkan juga karena banyaknya
pikiran dan masalah yang di alami klien dan keluarganya.

4. Harga diri

Dalam hal harga diri, klien merasakan bahwa harga dirinya berkurang karena dia
tidak merasa adanya rasa di hormati dan penghargaan diri seperti penghormatan,
pengakuan, dan apresiasi hal ini mengakibatkan klien cenderung mengurung diri di
dalam kamar sehingga dia sulit berinteraksi sosial dengan baik.

5. Aktualisasi diri

Adanya penurunan dalam mengaktualisasikan dirinya ini disebabkan karena tadi tidak
terpenuhinya penghargaan diri klien, sehingga klien tidak mampu mengembangkan
kepribadiannya secara penuh karena sulitnya berinteraksi sosial, dan emosinya pun
sering mengalami ketidakstabilan.

D. Diagnosa Keperawatan

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d pembengkakan pada kulit di tandai dengan
adanya benjolan pada kaki

27
2. Intoleransi aktivitas b.d Imobilitas di tandai dengan penurunan kekuatan
ekstremitas bawah dikarenakan adanya nyeri

3. Resiko jatuh b/d penurunan kekuatan ekstremitas bawah di tandai dengan nyeri
tekan pada daerah kaki

4. Potensial cedera fisik b.d penurunan fungsi tubuh di tandai dengan kesulitan berdiri
tidak stabil

5. Defisiensi pengetahuan tentang proses penyakit b/d keterbatasan kognitif, kurang


familier dengan sumber-sumber informasi

6. Tidak efektifnya mekanisme koping keluarga b.d kemampuan dalam


mengaktualisasi diri

7. Ansietas b.d terganggunya psikososial dan emosional; gelisah, sering was-was atau
khawatir, cenderung mengurung diri

8. Terbatasnya rekreasi dan pemanfaatan waktu luang b.d sulit berinteraksi sosial di
tandai dengan ketergantungan pada orang lain; ketergantungan sebagian

9. Penurunan status mental gerontik b.d fungsi intelektual mengalami penurunan;


fungsi intelektual sedang

10. Gangguan persepsi sensori: pendengaran, penglihatan b.d hambatan penerimaan


dan pengiriman rangsangan.

11. Perasaan tidak tenang b.d ketidakmampuan melakukan ibadah secara tepat.

E. Rencana Keperawatan

28
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b.d pembengkakan pada kulit di tandai dengan
adanya benjolan pada kaki

Tujuan umum :

Setelah dilakukan perawatan klien melaporkan nyeri berkurang atau hilang

Tujuan khusus :

Setelah di lakukan tindakan keperawatan 3x24 jam:

a. Nyeri klien berkurang bahkan hilang

b. Benjolan berkurang bahkan hilang

c. Berdiri dengan stabil

Kriteria Hasil :

a. Skala nyeri 0-4

b. Grimace (-)

c. Gerakan melokalisir nyeri (-)

Intervensi :

a. Pantau tingkat dan intensitas nyeri

R: Tingkat dan intensitas nyeri merupakan data dasar yang dibutuhkan perawat
sebagai pedoman pengambilan intervensi, sehingga setiap perubahan harus terus
dipantau.

29
b. Lakukan imobilisasi

R : Imobilisasi dapat membantu meringankan tugas tulang dalam mempertahankan


postur tubuh sehingga tidak terjadi kekakuan daerah sekitar yang menyebabkan nyeri.

c. Ajarkan teknik relaksasi (nafas dalam)

R : Teknik relaksasi (nafas dalam ) dapat membantu menurunkan tingkat ketegangan


sehingga diharapkan tekanan otot-otot sekitar daerah cedera menurun

d. Kolaborasi pemberian analgesik sesuai program terapi

R : Analgesik berfungsi untuk melakukan hambatan pada sensor nyeri sehingga


sensasi nyeri pada klien berkurang.

2. Intoleransi aktivitas b.d Imobilitas di tandai dengan penurunan kekuatan


ekstremitas bawah dikarenakan adanya nyeri

Tujuan umum :

Setelah dilakukan perawatan, klien dapat melakukan mobilisasi dengan atau tanpa
bantuan perawat

Tujuan Khusus :

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam:

a. Berdiri stabil

b. Kekuatan ekstremitas bawah

30
c. Berktivitas dengan baik

Kriteria hasil :

a. Klien dapat melakukan ROM aktif

b. Menoleransi aktivitas yang biasa dilakukan

c. Menunjukkan toleransi aktivitas

d. Mendemonstrasikan penghematan energy

Intervensi :

a. Lakukan imobilisasi

R : Imobilisasi dapat mengurangi pergerakan daerah cedera sehingga tidak terjadi


kerusakan yang berlanjut, hal ini juga dapat membantu menopang berat tubuh

b. Jelaskan pada pasien tentang pentingnya pembatasan aktivitas; peningkatan daya


kooperatif

R : Klien mungkin tidak mengerti mengenai tujuan pembatasan gerak, sehingga


perawat harus memberikan penyuluhan tentang pentingnya pembatasan aktivitas pada
pasien cedera. Pemahaman klien memungkinkan peningkatan daya kooperatif.

c. Latihan ROM aktif dan perpindahan maksimal 2 kali dalam sehari

R : Latihan ROM dapat mencegah penurunan masa otot, kontraktur dan peningkatan
vaskularisasi. Sehingga tidak timbul komplikasi yang tidak diharapkan

31
d. Anjurkan partisipasi partisipasi aktif sesuai kemampuan dalam kegiatan sehari-hari
R : Partisipasi aktif dapat membantu pemulihan kesehatan dan melatih kekuatan otot,
sehingga diharapkan klien dapat mempertahankan kekuatannya.

c. Kaji tingkat kemampuan klien berpindah dari tempat tidur, berdiri, ambulasi.

R : Klien mampu mandiri pada saat berpindah dari tempat tidur, berdiri, ambulasi
yaitu teknik kegawat daruratan

d. Evaluasi motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas

R : Klien termotivasi penuh sehingga semangat dalam meningkatkan aktivitas

e. Tentukan penyebab keletihan

R : Keletihan dapat berkurang

f. Pantau asupan nutrisi untuk memastikan sumber-sumber energi yang adekuat

R : Asupan nutrisi sangat penting bagi tubuh klien agar terhindarnya dari kelemahan
tubuh dan sebagai perkembangan tubuh agar tetap stabil

3. Resiko jatuh b/d penurunan kekuatan ekstremitas bawah di tandai dengan nyeri
tekan pada daerah kaki

Tujuan umum : Setelah dilakukan perawatan, nyeri tekan pada daerah kaki akan
berkurang dan timbulnya kekuatan pada diri klien

Tujuan khusus : Setelah di lakuka tindakan keperawatan 3x24 jam :

a. Aktivitas dengan normal

32
b. Nyeri tekan hilang

c. Kekuatan daerah ekstremitas bawah

d. Berdiri stabil

Kriteria Hasil :

a. Resiko jatuh akan menurun atau terbatas, yang dibuktikan oleh keseimbangan,
gerakan terkoordinasi, perilaku pencegahan jatuh, kejadian jatuh, dan pengetahuan :
Pencegahan Jatuh

Intervensi :

a. Lakukan pengkajian resiko jatuh pada pasien

R : Untuk melihat sejauh mana klien dapat menyeimbangkan gerakan terkoordinasi,


perilaku pencegahan jatuh, kejadian jatuh, dan pengetahuan : pencegahan jatuh

b. Identifikasi karakteristik lingkungan yang dapat meningkatkan potensi jatuh

R : Agar klien dapat mengetahui mana saja lingkungan yang membahayakan dan
rawan untuk terjadinya jatuh

c. Ajarkan klien bagaimana posisi terjatuh yang dapat meminimalkan cedera;


menggunakan alat alat bantu untuk berdiri dan berjalan sehingga klien mampu berdiri
stabil

R : Agar klien mampu secara mandiri dalam meminimalkan cedera yang terjadi

d. Bantu pasien saat ambulasi

R : Agar klien tidak mengalami kesulitan, dan memudahkan klien untuk bergerak

33
e. Sediakan alat bantu berjalan

R : Alat bantu berjalan di harapkan agar klien bisa melakukan aktivitas seperti
biasanya sehingga tidak terlalu ketergantungan terhadap orang lain

4. Potensial cedera fisik b.d penurunan fungsi tubuh di tandai dengan kesulitan berdiri
tidak stabil

Tujuan umum : Setelah dilakukan perawatan, homeostatis tubuh meningkat, berdiri


stabil

Tujuan khusus : Setelah di lakukan tindakan keperawatan 3x24 jam:

a. Homeostatis meningkat

b. Kekuatan ekstremitas bawah

c. Berdiri stabil

Kriteria hasil :

a. Menciptakan kestabilan dalam berdiri

b. Menghasilkan klien yang mampu berakitvitas dengan baik

c. Menghindari resiko jatuh sehingga timbulnya cedera fisik

Intervensi :

34
a. Ajarkan klien bagaimana posisi terjatuh yang dapat meminimalkan cedera;
menggunakan alat alat bantu untuk berdiri dan berjalan sehingga klien mampu berdiri
stabil

R : Agar klien mampu secara mandiri dalam meminimalkan cedera yang terjadi

b. Bantu pasien saat ambulasi

R : Agar klien tidak mengalami kesulitan, dan memudahkan klien untuk bergerak

c. Sediakan alat bantu berjalan

R : Alat bantu berjalan di harapkan agar klien bisa melakukan aktivitas seperti
biasanya sehingga tidak terlalu ketergantungan terhadap orang lain

5. Defisiensi pengetahuan tentang proses penyakit b/d keterbatasan kognitif, kurang


familier dengan sumber-sumber informasi

Tujuan umum : Setelah dilakukan perawatan, pengetahuan bertambah, tidak adanya


keterbatasan kognitif dan informasi bertambah

Tujuan khusus :

a. Adanya kesadaran klien akan kesehatan

b. Informasi di dapatkan dengan baik

c. Peningkatan kognitif

Kriteria Hasil :

35
a. Mengidentifikasi kebutuhan terhadap informasi tambahan tentang proses penyakit

b. Meningkatkan pengetahuan dan kognitif sehingga kesadaran kesehatan bertambah

Intervensi :

a. Dilakukannya penyuluhan tentang pentingnya menjaga kesehatan

R : Kaji tingkat pengetahuan klien saat ini dan pemahaman terhapap materi,Sejauh
mana klien paham akan materi yang di berikan

b. Tetapkan tujuan pembelajaran bersama yang realistis dengan klien

R : Agar klien mampu mempraktekannya secara langsung

c. Pilih metode dan strategi penyuluhan yang sesuai

R : Agar klien merasa tidak bingung dan sulit dalam menyerap segala sumber
informasi yang akan di berikan

d. Beri waktu pada klien untuk mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan


permasalahannya

R : Agar terciptanya hubungan yang baik antara klien dengan perawat dan terciptanya
sebuah trust ataupun kepercayaan sehingga klien mampu mengungkapkan
permasalahannya

6. Tidak efektifnya mekanisme koping keluarga b.d kemampuan dalam


mengaktualisasi diri

36
Tujuan umum : Setelah di lakukan perawatan, peningkatan aktualisasi baik, coping
baik

Tujuan khusus : Setelah di lakukan tindakan keperawatan 3x24 jam:

a. Tidak adanya gelisah

b. Tidak adanya was-was

c. Tidak adanya khawatir

d. Tidak adanya kesedihan

e. Bersosialisasi dengan baik

Intervensi :

a. Lakukan peran perawat sebagai konselor atau konsultan dengan komunikasi


terapeutik

R : Dengan perawat sebagai konselor dan konsultan, hal ini memudahkan klien untuk
menceritakan segala kegelisahan, keluhan yang dia alami sehingga terjalinnya sebuah
trust (kepercayaan)

7. Ansietas b.d terganggunya psikososial dan emosional; gelisah, sering was-was atau
khawatir, cenderung mengurung diri

Tujuan umum : Setelah di lakukan perawatan, tingkat kecemasan klien berkurang,


klien merasa lebih tenang

Tujuan khusus : Setelah di lakukan tindakan keperawatan 3x24 jam :

37
a. Berinteraksi sosial dengan baik

b. Timbulnya penghargaan diri

c. Tidak adanya gelisah

d. Tidak adanya was-was atau khawatir

c. Kecemasan hilang

Kriteria hasil :

a. Ansietas berkurang, dibuktikan oleh tingkat ansietas hanya ringan hingga sedang

b. Menunjukkan pengendalian diri terhadap ansietas yang dibuktikan oleh indikator


1-5 (tidak pernah, jarang, kadang-kadang, sering, atau selalu)

Intervensi :

a. Kaji dan dokumentasikan tingkat kecemasan pasien

R : Agar terpantaunya tingkat kecemasan pasien

b. Gali bersama pasien tentang teknik yang berhasil dan tidak berhasil menurunkan
ansietas

R : Teknik tersebut membantu dalam menurunkan tingkat kecemasan pada pasien

c. Bantu pengalihan ansietas melalui radio, TV, permainan untuk menurunkan


ansietas dan memperluas fokus

R : Pengalihan ansietas ini bertujuan untuk agar klien tidak terfokus dengan
kecemasannya dan menurunkan kecemasannya dan memperluas fokusnya

38
d. Kolaborasi pemberian obat untuk menurunkan ansietas

R : Obat ini berpengaruh terhadap penurunan kecemasan sehingga membantu klien


merasa lebih tenang

8. Terbatasnya rekreasi dan pemanfaatan waktu luang b.d sulit berinteraksi sosial di
tandai dengan ketergantungan pada orang lain; ketergantungan sebagian

Tujuan umum : Setelah dilakukan perawatan, klien mampu melakukan rekreasi dan
pemanfaatan waktu luang secara mandiri

Tujuan khusus : Setelah di lakukan tindakan keperarawatan 3x24 jam:

a. Mandiri

b. Berinteraksi sosial dengan baik

c. Timbulnya rasa ingin berekreasi

Kriteria hasil :

a. Menciptakan kebutuhan rekreasi dan pemanfaatan waktu luang klien

Intervensi :

a. Ajak klien sesekali untuk menghirup udara luar, seperti ke halaman rumah, kebun,
dll

R : Dengan menghirup udara luar kebutuhan oksigenisasi klien pun akan baik, klien
mampu melihat dunia luar, dan hilangnya rasa cenderung mengurung diri

39
b. Bawa klien untuk melakukan kegiatan yang bermanfaat, misalnya olahraga senam
lansia, dll

R : Dengan olahraga senam lansia klien akan terhindar dari bahaya bahaya fraktur
yang akan terjadi pada tubuh, serta menyehatkan dan menguatkan tubuh klien

9. Penurunan status mental gerontik b.d fungsi intelektual mengalami penurunan;


fungsi intelektual sedang

Tujuan umum : Setelah dilakukan perawatan, fungsi intelektual klien bertambah

Tujuan khusus : Setelah di lakukan tindakan keperawatan 3x24 jam:

a. Pengetahuan akan kesehatan bertambah

b. Kesadaran diri dalam menjaga kesehatannya

c. Peningkatan intelektual lansia

Kriteria hasil :

a. Menciptakan informasi dan pengetahuan yang mampu menambah wawasan klien

Intervensi :

a. Lakukan penyuluhan terhadap lansia

R : Agar klien mampu menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mereka, tidak buta
akan informasi

40
10. Gangguan persepsi sensori: pendengaran, penglihatan b.d hambatan penerimaan
dan pengiriman rangsangan.

Tujuan umum : Setelah di lakukan perawatan, klien mampu melakukan perubahan


posisi atau gerakan keseimbangan

Tujuan Khusus : Setelah di lakukan tindakan keperawatan 3x24 jam:

a. Mampu bangun dari tempat tidur dengan satu gerakan

b. Tidak mendorong tubuhnya keatas dengan tangan atau bergerak ke kursi terlebih
dahulu

c. Berdiri stabil

Kriteria hasil :

a. Menciptakan klien mampu menjaga kestabilannya pada saat mata di buka dan di
tutup bangun dari kursi

Intervensi :

a. Ajarkan latihan perubahan posisi atau gerakan keseimbangan

R : Terciptanya keadaan klien yang stabil dan seimbang, sehingga pada saat mata di
buka dan di tutup bangun dari kursi klien dapat stabil pada saat berdiri pertama kali

11. Perasaan tidak tenang b.d ketidakmampuan melakukan ibadah secara tepat.

Tujuan umum : Setelah di lakukan perawatan, perasaan gelisah klien berkurang

41
Tujuan khusus : Setelah dilakukan tindakan keperaawatan 3x24 jam:

a. Beribadah dengan tepat dan benar

b. Tidak adanya gelisah

c. Perasaan tenang

Kriteria hasil :

a. Menciptakan kesenangan, kenyamanan, ketenangan dan kemampuan dalam


menjalankan ibadah secara tepat

Intervensi :

a. Berikan komunikasi terapeutik

R : Agar klien merasa nyaman, dapat mengungkapkan alasan kegelisahannya dan


dapat terjalinnya sebuah trust (kepercayaan)

b. Ingatkan klien dengan ibadah; solat, pengajian, berdoa, dll

R : Agar klien selalu mendekatkan diri kepada Tuhan nya, dan spritual klien terjaga
dengan baik dan meningkat

42
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional sebagai bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual yang
komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga atau masyarakat yang sehat
maupun sakit yang mencangkup siklus hidup manusia.

Keperawatan dapat dipandang sebagai suatu profesi karena mempunyai body of


knowledge, pendidikan berbasis keahlian pada jenjang pendidikan tinggi,
memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktik dalam bidang profesi,
memiliki perhimpunan atau organisasi profesi, memberlakukan kode etik
keperawatan, otonomi dan motivasi bersifat altruistik.

Peran perawat profesional adalah pemberi asuhan keperawatan, pembuat keputusan


klinis, pelindung dan advokat klien, manager khusus, rehabilitator, pemberi
kenyamanan, komunikator, kolaborator, educator dan konsultan pembaharu.

Adapun fungsi perawat profesional adalah sebagai fungsi independen, dependen dan
interdependen.

Untuk menunjang keperawatan professional maka di perlukan peningkatan kualitas


organisasi profesi keperawatan dengan berbagai cara, pendekatan serta kiat kiat yang
lebih difokuskan pada kemampuan perawat untuk memberikan asuhan keperawatan
secara komprehensif dengan sentuhan seni dalam arti menggunakan kiat – kiat

43
tertentu dalam upaya memberikan kenyaman dan kepuasan pada klien

B. Saran

Kami sadar bahwa penyusunan makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun.
Untuk terakhir kalinya kami berharap pembuatan makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua khususnya bagi perawat sehingga dapat meningkatkan kualitas kerja dan
mampu menjadi perawat profesional dibidangnya.

44
DAFTAR PUSTAKA

Sukidjo Notoatmodjo. (2001). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta

Mubarak Wahid Iqbal dan Chayatin Nurul. (2001). Ilmu Kesehatan Masyarakat:
Teori dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika

Iqbal Mubarak,Wahit. (2005). Pengantar Keperawatan Komunitas. Jakarta: Sagung


Seto.

Anderson, Elzabeth T. (2007). Buku Ajar Keperawatan: Teori dan Praktik. Alih
Bahasa, Agus Sutarna, Suharyati Samba, Novayantie. Jakarta: EGC

Efendi, Ferry dan Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktek Dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika .

Mubarak, Wahit Iqbal dan Chayatin, Nurul. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas I:
Pengantar dan Teori. Jakarta: Salemba Medika.

45
46

Anda mungkin juga menyukai