pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan.
Upaya kesehatan tersebut adalah perbaikan gizi terutama di usia sekolah dasar yaitu usia
7-12 tahun. Gizi yang baik akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas,
yaitu sehat, cerdas, dan memiliki fisik yang tangguh serta produktif. Jadi perbaikan gizi
anak sekolah dasar khususnya merupakan langkah strategis karena dampaknya secara
langsung berkaitan dengan pencapaian SDM yang berkualitas (Depkes RI, 2005).
Hasil analisis data Riskesda 2010 yang diterbitkan oleh Depkes (2010)
menunjukkan bahwa secara nasional prevalensi kekurusan pada anak umur 6-12 tahun
adalah 12,2 persen terdiri dari 4,6 persen sangat kurus dan 7,6 persen kurus. Prevalensi
kekurusan pada anak laki – laki lebih tinggi yaitu 13,2 persen daripada anak perempuan
yaitu 11,2 persen. Secara nasional masalah kegemukan pada anak umur 6-12 tahun
masih tinggi yaitu 9,2 persen atau masih di atas 5,0 persen. Salah satu provinsi yang
anak laki-laki umur 6-12 tahun lebih tinggi dari prevalensi pada anak perempuan yaitu
Salah satu faktor yang mempengaruhi status gizi anak adalah kebiasaan makan.
Anak sekolah umumnya lebih memilih makan jajanan daripada makan masakan ibu di
rumah. Kebiasaan anak senang jajan dapat berdampak buruk sebab banyak makanan
jajanan yang tidak aman dan tidak sehat beredar. Mengonsumsi makanan jajanan yang
Univ