Anda di halaman 1dari 13

ABANG KEMAD

 KONSEP DASAR KELUARGA

KONSEP DASAR KELUARGA 1. Definisi Keluarga Menurut Sayekti (1994) dalam


Setiadi (2008: 3) keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan ...

 makalah debredemen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kulit tersusun dari tiga lapisan yaitu
epidermis, dermis dan jaringan sub kutan. Kulit merupak...

 SOAPIER/SOAPIED

Metode Pmetmendokumentasian SOAP METODE EVALUASI ASUHAN


KEPERAWATAN BERDASARKAN SOAPIER/SOAPIED Salah satu upaya yang
dapat dilaku...

 ASKEP KATARAK

A. KONSEP DASAR MEDIS 1. DEFINISI Katarak adalah opasitas lensa kristalina


yang normalnya jernih biasanya terjadi akibat proses penuaan ...

Jumat, 31 Desember 2010


KONSEP DASAR KELUARGA

KONSEP DASAR KELUARGA

1. Definisi Keluarga

Menurut Sayekti (1994) dalam Setiadi (2008: 3) keluarga adalah suatu ikatan atau
persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang
hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan
atau tanpa anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.

Menurut Murray dan Zentner (1997) dalam Achjar (2010: 2) keluarga adalah suatu sistem
sosial yang berisi dua atau lebih orang yang hidup bersama yang mempunyai hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, atau tinggal bersama dan saling menguntungkan, mempunyai
tujuan bersama, mempunyai generasi penerus, saling pengertian, dan saling menyayangi.

Menurut Spredly dan Allender (1996) dalam Setyowati dan Murwani (2008: 24) keluarga
adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan emosional
dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas.

Menurut Maglaya dan Bailon (1989) dalam (1998) dalam Mubarak, dkk (2006: 255) keluarga
adalah dua atau lebih dari individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan
perkawinan/pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu
sama lain, dan di dalam perannya masing-masing, menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan.

Menurut Departemen Kesehatan RI (1998) dalam Mubarak, dkk (2006: 255) keluarga adalah
unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan.

Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah suatu kelompok atau unit
terkecil yang mempunyai hubungan erat karena hubungan darah atau dengan cara perkawinan
atau pengangkatan, yang didalam perannya masing-masing serta mempertahankan
kebudayaan.

2. Karakteristik keluarga

Karakteristik keluarga menurut Setyowati dan Murwani (2008: 25-26) adalah:

a. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan perkawinan atau adopsi

b. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan
satu sama lain

c. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing- masing mempunyai peran sosial:
suami, istri, anak, kakak, adik.

d. Mempunyai tujuan; (1) menciptakan dan mempertahankan budaya, (2) meningkatkan


perkembangan fisik, psikologi dan sosial anggota.

3. Tipe Keluarga

Menurut Setiadi (2008: 4-6) tipe keluarga bergantung kepada konteks keilmuan dan orang
yang mengelompokkan:

a. Secara Tradisional:

Secara tradisional keluarga dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

1) Keluarga Inti (Nuclear Family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu, dan anak
yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.

2) Keluarga Besar (Extended Family) adalah keluaga inti ditambah anggota keluarga lain
yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi).

b. Secara Moderen (berkembangnya peran individu dan meningkatnya rasa individualisme


maka pengelompokan tipe keluarga selain diatas adalah:

1) Tradisional Nuclear

Keluarga inti (ayah, ibu, dan anak) tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh sanksi-sanksi
legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu atau keduanyadapat bekerja di luar rumah.
2) Reconstituted Nuclear

Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam
suatu ikatan perkawinan lamanya maupun hasil dari perkawinan baru,satu/atau keduanya
dapat bekerja diluar rumah

3) Niddle Age/Aging Couple

Suami sebagai pencari uang,istri dirumah/atau kedua-duanya bekerja di rumah, anak-anak


sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.

4) Dyadic Nuclear

Suami istri yang sudah beruur dan tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satu
bekerja di luar rumah.

5) Single Parent

Satu orang tua sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat
tinggal di rumah atau di luar rumah.

6) Dual Carrier, suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.

7) Commuter Married, suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu. Keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.

8) Single Adult, wanita aatau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan
untuk kawin.

9) Three Generation, tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah.

10) Institusional, anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti.

11) Comunal, satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogamy dengan anak-
anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.

12) Group Marriage, satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya di dalam satu
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orang
tua dari anak-anak.

13) Unmaried Parent and Child, ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki anaknya
diadopsi.

14) Cohibing Coiple, dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.

4. Struktur Keluarga

Menurut Setiadi (2008: 6-7) struktur keluarga menggambarkan bagaimana keluarga


melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat. Struktur keluarga terdiri dari bermacam-
macam, diantaranya adalah:
a. Patrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah.

b. Matrilineal

Adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi,
dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.

c. Matrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

d. Patrilokal

Adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri.

e. Keluarga Kawin

Adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, ada beberapa sanak
saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.

5. Fungsi keluarga

Secara umum fungsi keluarga menurut Friedman (1998) dalam Setiadi (2008: 7), adalah
sebagai berikut.

a. Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuat untuk mempersiapkan anggota keluarga berdampingan dengan
orang lain.

b. Fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi (Sociallization and social placement function)
adalah fungsi mengembangkan dari tempat melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berdampingan dengan orang lain di luar rumah.

c. Fungsi reproduksi (the reproduction function), yaitu keluarga berfungsi untuk


mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

d. Fungsi ekonomi (the economic function), yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

e. Fungsi perawatan/pemeliharaan kesehatan (the health care function) yaitu fungsi untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap mempunyai produktivitas
tinggi.

Menurut Setyowati dan Murwani (2008: 29) ada juga fungsi keluarga yang berhubungan
dengan struktur, yaitu:
a. Struktur legalisasi

Masing-masing keluarga mempunyai hak yang sama dalam menyampaikan pendapat


(demokrasi).

b. Struktur yang hangat, menerima, toleransi.

c. Struktur yang terbuka dan anggota keluarga yang terbuka: mendorong kebenaran dan
kejujuran (honesty dan autheticity).

d. Struktur: suka melawan dan tergantung pada peraturan.

e. Struktur yang bebas: tidak ada peraturan yang memaksa (permissiveness).

f. Struktur yang kasar: abuse (menyikasa, sukar berteman).

g. Suasana emosi yang dingin (isolasi, sukar berteman).

h. Disorganisasi keluarga (disfungsi individu, stress eosional).

6. Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga

Menurut Achjar (2010: 6) perawat keluarga perlu mengetahui tahapan dan tugas
perkembangan keluarga, untuk memberikan pedoman dalam menganalisis pertumbuhan dan
kebutuhan promosi kesehatahn keluarga serta untuk memberikan dukungan pada keluarga
untuk kemajuan dari satu tahap ke tahap berikutnya. Tahap perkembangan keluarga menurut
Duvall dan Miller (1985); Carter dan Mc Goldrick (1988) dalam Achjar (2010: 6-7),
mempunyai tugas perkembangan yang berbeda, seperti:

a. Tahap I, keluarga pemula atau pasangan baru

Tugas perkembangan keluarga pemula antara lain membina hubungan yang harmonis dan
kepuasan bersama dengan membangun perkawinan yang saling memuaskan, membina
hubungan dengan orang lain dengan menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis,
merencanakan kehamilan dan mempersiapkan diri menjadi orang tua.

b. Tahap II, keluarga sedang mengasuh anak (anak terrtua bayi sampai umur 30 bulan)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap II yaitumembentuk keluarga muda sebagai sebuah
unit, mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memperluas persahabatan
dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua kakek dan nenek dan
mensosialisasikan dengan lingkungan keluargabesar masing-masing pasangan.

c. Tahap III, keluarga dengan anak usia pra sekolah (anak tertua berumur 2-6 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap III yaitu memenuhi kebutuhan anggota keluarga,
mensosialisasikan anak, mengintegrasikan anak yang barusementara tetap memenuhi
kebutuhan anak yang lainnya, mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan
luar keluarga, menanamkan nilai dan norma kehidupan, mulai mengenalkan kultur keluarga,
menanamkan keyakinan beragama, memenuhi kebutuhan bermain anak.
d. Tahap IV, keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap IV yaitu mensosialisasikan anak termasuk


meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya,
mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan
fisik anggota keluarga, membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan
tugas sekolah.

e. Tahap V, keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20 tahun)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap V yaitu menyeimbangkan kebebasan dengan


tanggung jawab ketika remaja menjadi dewasa dan mandiri, memfokuskan kembali hubungan
perkawinan, berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak, memberikan
perhatian,, memberikan kebebasan dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan
komunikasi terbuka dua arah.

f. Tahap VI, keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup anak pertama sampai
anak terakhir yang meninggalkan rumah)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap VI yaitu memperluas siklus keluarga dengan
memasukkan anggota keluarga baru yang didapat melalui perkawinan anak-anak,
melanjutkan untuk memperbaharui hubungan perkawinan, membantu orang tua lanjut usia
dan sakit sakitan dari suami maupun istri, membantu anak mandiri, mempertahankan
komunikasi, memperluas hubungan keluarga antara orang tua dan menantu, menata kembali
peran dan fungsi keluarga setelah ditinggalkan anak.

g. Tahap VII, orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiun)

Tugas perkembangan keluarga pada tahap VII yaitu menyediakan lingkungan yang
meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubungan yag memuaskan dan penuh arti para
orang tua dan lansia, memperkokoh hubungan perkawinan, menjaga keintiman,
merencanakan kegiatan yang akan datang, memperhatikakn kesehatan masing-masing
pasangan, tetap komunikasi menjaga dengan anak-anak.

h. Tahap VIII, keluarga dalam masa pensiun dan lansia.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap VIII yaitu mempertahankan pengaturan hidup yang
memuaskan, menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun, mempertahankan hubungan
perkawinan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan
keluarga antar generasi, meneruskan untuk memahami eksistensi mereka, saling memberi
perhatian yang menyenangkan antar pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu
tua seperti berolahraga, berkebun, mengasuh cucu.

7. Tugas keluarga di bidang kesehatan

Tugas keluarga menurut Mubarak, dkk (2006), adalah sebagai berikut.

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga


Keluarga perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan-peruahan yang dialami anggota
keluarga, kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa
kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti.

b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat

tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai
dengan keadaan keluarga, tindakan yang dilakukan oleh keluarga diharapkan tepat agar
masalah kesehatan dapat dikurangi bahkan diatasi.

c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit

Anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh perawatan


keluarga agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.

d. Mempertahankan suasana rumah yang sehat

Kondisi rumah haruslah dapat menjadikan lambang kesenangan, keindahan, dan ketentraman
serta dapat menunjang derajat kesehatan bagi anggota keluarga

e. Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyaraka

Keluarga atau anggota keluarga harus dapat memanfaatkan sumber fasilitas kesehatan yang
ada di sekitar agar apabila mengalami masalah dengan penyakit keluarga dapat berkonsultasi
dan meminta bantuan.

8. Konsep Keperawatan keluarga

a. Definisi

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan, yang didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, yang berbentuk
pelayanan bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif yang ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia (Setiadi, 2008: 25-26). Perawatan kesehatan keluarga adalah perawatan
kesehatan yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau satu kesatuan yang
dirawat, dengan sehat sebagai tujuannya yang dilakukan oleh seorang perawat yang
profesional dengan proses keperawatan yang berpedoman pada standart praktik keperawatan
dengan berlandaskan etik dan etika keperawatan dalam lingkup dan wewenang serta
tanggung jawab keperawatan (Setiadi, 2008: 26). Sedangkan menurut Setyowati dan
Murwani (2008: 75) asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktik keperawatan kepada keluarga, untuk membantu menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan.

b. Tujuan

Menurut Setyowati dan Murwani (2008: 75) tujuan keperawatan keluarga terdiri dari:

1) Tujuan umum
Ditingkatkannya kemampuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya secara
mandiri

2) Tujuan khusus

a) Mengenal masalah kesehatan keluarga

b) Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan keluarga

c) Melakukan tindakan keperawatan kesehatan kepada anggota keluarga yang sakit,


mempunyai gangguan fungsi tubuh dan atau yang membutuhkan bantuan atau asuhan
keperawatan

d) Memelihara lingkungan (fisik, psikis dan sosial) sehingga dapat menunjang peningkatan
kesehatan keluarga

e) Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat misalnya: puskesmas, puskesmas


pembantu, kartu sehat dan posyandu untuk memperoleh pelayanan kesehatan.

c. Sasaran

Menurut Setyowati dan Murwani (2008: 75) sasaran dari asuhan keperawatan keluarga
adalah keluarga- keluarga yang rawan kesehatan yaitu: keluarga yang mempunyai masalah
kesehatan atau yang beresiko terhadap timbulnya masalah kesehatan.

d. Tahapan dari proses keperawatan keluarga

Tahap-tahap proses keperawatan keluarga menurut Setyowati dan Murwani (2008: 75) adalah
sebagai berikut.

1) Pengkajian keluarga dan individu didalam keluarga. Yang termasuk pada pengkajian
keluarga adalah:

a) Mengidentifikasi data demografi dan sosio cultural

b) Data lingkungan

c) Struktur dan fungi keluarga

d) Stress dan strategi koping yang digunakan keluarga

e) Perkembangan keluarga

Sedangkan yang termasuk pada pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga
adalah:

a) Fisik

b) Mental
c) Emosi

d) Sosial

e) Spiritual

2) Perumusan diagnosis keperawatan

3) Penyusunan perencanaan

Perencanaan disusun dengan menyusun priotas menetapkan tujuan, identifikasi sumber daya
keluarga dan menyeleksi intervensi keperawatan

4) Pelaksanaan asuhan keperawatan

Perencanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan memobilisasi sumber- sumber daya
yang ada di keluarga, masyarakat dan pemerintah

5) Evaluasi

Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan.

e. Peran Perawat dalam Asuhan Keperawatan Keluarga

Menurut Setiadi (2008: 27-28) dalam memberikan asuhan keperawatan kesehatan keluarga,
ada beberapa peranan yang dapat dilakukan oleh perawat antara lain adalah:

1) Pengenal kesehatan (health monitor)

Perawat membantu keluarga untuk mengenal penyimpangan dari keadaan normal tentang
kesehatannya dengan menganalisa data secara objektif serta membuat keluarga sadar akan
akibat masalah tersebut dalam perkembangan keluarga.

2) Pemberi pelayanan pada anggota keluarga yang sakit.

3) Kooordinator pelayanan kesehatan dan keperawatan kesehatan keluarga, yaitu berperan


dalam mengkoordinir pelayanan kesehatan keluarga baik secara berkelompok maupun
individu.

4) Fasilitator, yaitu dengan cara menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau oleh
keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya.

5) Pendidik kesehatan, yaitu untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat
menjadi perilaku sehat.

6) Penyuluh dan konsultan yang berperan dalam memberikan petunjuk tentang asuhan
keperawatan dasar dalam keluarga.
Achjar, Komang Ayu Henny. (2010). Asuhan Keperawatan Keluarga; Bagi Mahasiswa
Keperawatan dan Praktisi Perawat Perkesmas. Jakarta: Sagung Seto

Mubarak, Wahit Iqbal dkk. (2006). Ilmu Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Sagung Seto

Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu

Setyowati, Sri dan Arita Murwani. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga; Konsep dan
Aplikasi Kasus. Yogyakarta:Mitra Cendikia Press

Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga; Aplikasi dalam Praktik. JakaRTA


Diposkan oleh WARUNG MAKAN RAHAYU KUWASEN di 19.39
Reaksi:

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke


Pinterest

1 komentar:

1.

Azimuth Zero28 Juli 2016 08.51

izin copy materinya

Balas

Tambahkan komentar
Muat yang lain...

Link ke posting ini

Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda


Langganan: Poskan Komentar (Atom)

Total Tayangan Laman

38,900

Mengenai Saya
WARUNG MAKAN RAHAYU KUWASEN
Pelajaran yang paling berharga adalah menerima apa adanya sebuah kekalahan dalam
permaianan
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
 ► 2016 (7)

 ► 2015 (1)

 ► 2014 (10)

 ► 2013 (18)

 ► 2012 (32) kerjasama


 ► 2011 (64)

 ▼ 2010 (5)
o ▼ Desember (5)
 ASKEP GASTRITIS
 KONSEP DASAR KELUARGA
 KOPING MEKANISME
 VIDEO SEWAKTU ULANG TAHUN RSI
 makalah semester 2

siapa bertanya
 Beranda

semester 2
agak lama
Cari Blog Ini

A
da
ke
sa
la
ha
n
di
da
la
m
ga
dg
et
ini
Template Jendela Gambar. Diberdayakan oleh Blogger.

Entri Populer
 KONSEP DASAR KELUARGA

KONSEP DASAR KELUARGA 1. Definisi Keluarga Menurut Sayekti (1994) dalam


Setiadi (2008: 3) keluarga adalah suatu ikatan atau persekutuan ...

 makalah debredemen

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kulit tersusun dari tiga lapisan yaitu
epidermis, dermis dan jaringan sub kutan. Kulit merupak...

 SOAPIER/SOAPIED

Metode Pmetmendokumentasian SOAP METODE EVALUASI ASUHAN


KEPERAWATAN BERDASARKAN SOAPIER/SOAPIED Salah satu upaya yang
dapat dilaku...

 Tindakan Pemasangan ETT (Endo Tracheal Tube)/ Intubasi

A. PENGERTIAN Pemasangan Endotracheal Tube (ETT) atau Intubasi adalah


memasukkan pipa jalan nafas buatan kedalam trachea melalui mulut....

Asuhan Keperawatan Gagal Ginjal Kronik (CKD)

A. Pengertian Berikut ini ada beberapa pengertian gagal ginjal kronik menurut
beberapa literatur yang penulis gunakan, y...

 ASKEP KATARAK

A. KONSEP DASAR MEDIS 1. DEFINISI Katarak adalah opasitas lensa kristalina


yang normalnya jernih biasanya terjadi akibat proses penuaan ...

 KLASIFIKASI ASA

Berdasarkan status fisis pasien, American Society of Anesthesiologists (ASA)


membuat klasifikasi pasien menjadi kelas-kelas: 1. Pasien ...

Perbedaan Mani, Madzi, Kencing, dan Wadi

Sebelum membahas perbedaan tersebut, kami dahulukan untuk menampilkan Tanya


Jawab : 1. ibnu sholeh said: ust, kalo wadhi naji...

 makalah skripsiku

ASUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN


NYERI PADA PASIEN FRAKTUR FEMUR DEKSTRA DI RUANG MARWAH
RSI SULTAN HADLIRIN JEPARA ...

 5 Tahapan Untuk Melakukan Hipnoterapi

Ebook Hipnotis Gratis Menguasai Hipnotis Tanpa Workshop Berlatih 1 Jam


Langsung Bisa>> Detail Belajar Hipnotis Online ...

Anda mungkin juga menyukai