Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi
Mycobacterium tuberculosis complex(Aditama, T.Y. 2002).
Tujuh puluh lima persen pasien TB adalah kelompok usia yang paling
produktif secara ekonomis (15-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB
dewasa, akan kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan. Hal tersebut
berakibat pada kehilangan pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20-30%.
Jika ia meninggal akibat TB, maka akan kehilangan pendapatannya sekitar 15
tahun. Selain merugikan secara ekonomis, TB juga memberikan dampak buruk
lainnya secara sosial stigma bahkan dikucilkan oleh masyarakat(Indri, 2008).
Sejak tahun 1993, WHO menyatakan bahwa TB merupakan kedaruratan
global bagi kemanusiaan. Walaupun strategi DOTS telah terbukti sangat efektif
untuk pengendalian TB, tetapi beban penyakit TB di masyarakat masih sangat
tinggi. Dengan berbagai kemajuan yang dicapai sejak tahun 2003, diperkirakan
masih terdapat sekitar 9,5 juta kasus baru TB, dan sekitar 0,5 juta orang
meninggal akibat TB di seluruh dunia, diperkirakan sekitar sepertiga penduduk
dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis. Pada tahun 1995,
diperkirakan ada 9 juta pasien TB baru dan 3 juta kematian akibat TB diseluruh
dunia. Diperkirakan 95% kasus TB dan 98% kematian akibat TB didunia, terjadi
pada negara-negara berkembang( Kemenkes,2016).
Di Indonesia berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun
2001 didapatkan bahwa penyakit pada sistem pernapasan merupakan penyebab
kematian kedua setelah sistem sirkulasi. Pada SKRT 1992 disebutkan bahwa
penyakit TB merupakan penyebab kematian kedua, sementara SKRT 2001
menyebutkan bahwa tuberkulosis adalah penyebab kematian pertama pada
golongan penyakit infeksi. Sementara itu dari hasil laporan yang masuk ke subdit
TB P2MPL Departemen Kesehatan tahun ,2001 terdapat 50.443 penderita BTA
positif yang diobati (23% dari jumlah perkiraan penderita BTA positif ). Tiga

1
perempat dari kasus TB ini berusia 15 – 49 tahun(Aditama, T.Y. 2002).
Dalam profil kesehatan Kab. Donggala tahun 2014, indikator penanganan
TB paru yaitu berdasarkan angka Notifikasi Kasus (Case Notofication Rate,
CNR), angka Kesembuhan ( Cure Rate, CR), , angka pengobatan lengkap
(complete Care, CR), angka keberhasilan pengobatan ( Success Rate, SR).
Pencapaian CNR seluruh kasus TB paru Untuk Kabupaten donggala, mengalami
penimngkatan dari tahun 2013 ( 329 per 100.000 penduduk) dan telah memenuhi
target nasional (85 per 100.000), yaitu sebesar 342 per 100.000 penduduk.
Pencapaian Cure Rate pada Tahun 2014, mengalami peningkatan, yaitu 87%
( target Nasional 85%) namun mencapai Complete care belum memenuhi target
Nasional (80%) yaitu sebesar 29,6% sedangkan pencapaian Success Rate telah
memenuhi target sebesar 116,6%( Target Nasional 88%).
Dalam profil Puskesmas Wani tahun 2017, terdapat total 19 kasus TB Paru
dengan pembagian wanita 33 kasus TB dan laki- laki 38 kasus TB dan tidak
terdapat kematian kasus selama Pengobatan.

B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut di atas, maka rumusan masalah di dalam
penelitian ini adalah bagaimana perbandingan kondisi fisik rumah dengan
kejadian Tuberkulosis Paru di wilayah kerja Puskemas Wani tahun 2017.

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui perbandingan kondisi fisik rumah dengan kejadian
Tuberkulosis Paru di wilayah kerja Puskemas Wani.

2. Tujuan khusus
a. Mengetahui perbandingan antara ventilasi rumah dengan kejadian
Tuberkulosis paru di Puskesmas Wani.
b. Mengetahui perbandingan antara pencahayaan rumah dengan kejadian
Tuberkulosis paru di Puskesmas Wani.

2
c. Mengetahui perbandingan antara kelembaban rumah dengan kejadian
Tuberkulosis paru di Puskesmas Wani
d. Mengetahui perbandingan antara kepadatan hunian rumah dengan kejadian
Tuberkulosis paru di Puskesmas Wani.
e. Mengetahui perbandingan antara jenis lantai rumah dengan kejadian
Tuberkulosis paru di Puskesmas Wani.
f. Mengetahui perbandingan antara jenis dinding rumah dengan kejadian
Tuberkulosis paru di Puskesmas Wani.

D.Manfaat Penelitian
Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
seperti :
1. Aspek Pendidikan ( keilmuan )
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana guna mengaplikasikan
berbagai konsep teori yang telah dipelajari. Hal ini berguna untuk
mengembangkan pemahaman, penalaran dan pengalaman peneliti terkait
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus suspek TB Paru di
wilayah kerja Puskesmas Wani.
2. Aspek Pengembangan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai langkah awal untuk
penelitian selanjutnya.
3. Aspek Pelayanan Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan
masukan dan evaluasi dalam menetapkan serta menentukan kebijakan
kesehatan, khususnya pada penyakit terkait TB paru.
E. Keaslian Penelitian

Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang


sedikit mempunyai kemiripan dengan penelitian ini. Nurliza 2017 dengan
judul analisa faktor resiko kejadian TB paru BTA positif pada masyarakat
pesisir di wilayah kerja puskesmas Kadatua kabupaten Buton Selatan tahun
2016. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada faktor risiko
pengetahuan dengan kejadian TB paru BTA positif (OR = 2,5; 95% CI =
0,815-7,645 (p value = 0,18) > α), tidak ada faktor risiko merokok dengan

3
kejadian TB paru BTA positif (OR = 1,33; 95%CI = 0,303 – 5,92; p value
(1,00) > α), ada faktor risiko antara riwayat kontak dengan kejadian TB paru
BTA positif (p value (0,039) < α), (OR = 5; 95%CI = 1,27 – 19,32), ada
faktor risiko antara kepadatan hunian dengan kejadian TB paru BTA positif
(OR = 8; 95%CI = 1,39 – 46 (p value (0,039) < α), ada faktor risiko antara
pencahayaan dengan kejadian TB paru BTA positif (OR = 9; 95%CI = 1,64–
14,58 (p value (0,021).
Syafri 2015 dengan judul hubungan kondisi fisik rumah dengan
kejadian tuberkulosis paru di wilayah kerja puskesmas ngemplak. Penelitian
ini menggunakan metode surve analitik dengan rancangan kasus kontrol.
Analisis menggunakan Chi-Square menunjukkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara pencahayaan dengan kejadian TB Paru p value = 0,003 dan
OR 8,125. Tidak ada hubungan antara luas ventilasi p value = 0,230,
kelembaban p value = 0,319, kepadatan hunian konstan, jenis lantai konstan,
dan jenis dinding p value = 0,230.

Anda mungkin juga menyukai