Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu


hidup, produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada
bayi dan anak-anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya
perkembangan mental adalah akibat langsung atau tidak langsung dari masalah
gizi berkurang.

Tidak ada perdebatan teoritis konsepsional di kalangan akademis tentang


manfaar ASI. Manfaat ASI tidak diragukan sehingga pada kondisi normal,
menyusui adalah yang terbaik bagi bayi. Beberapa perdebatan terkait ASI,
diantaranya adalah tentang pendirian Bank ASI, pendonor dan penerima ASI
dengan agama yang berbeda, pembayaran bagi yang menyusukan.

Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012


mengenai Pemberian ASI Eksklusif telah disahkan. Ini tentu menjadi sebuah
kabar gembira bagi para ibu, khususnya ibu menyusui yang mendambakan dapat
memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif kepada buah hati tercintanya.
Pengesahan PP Nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif telah
diputuskan 1 Maret 2012.

Keberhasilan pemberian ASI Eksklusif, perlu dukungan berbagai pihak mulai dari
Pemerintah, Pemda Provinsi dan Kabupaten/Kota, Penyelenggara Pelayanan
Kesehatan, Tenaga Kesehatan, masyarakat Serta keluarga terdekat ibu

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun perumusan masalah dalam makalah ini adalah :

1.1.1 Apa Pengertian ASI Eksklusif


1.1.2 Bagaimana ASI Eksklusif menurut stadium laktasi
1.1.3 Apa manfaat ASI Eksklusif

1
1.1.4 Bagaimana kendala Pemberian ASI Eksklusif dan Pemecahannya
1.1.5 Faktor berkurangnya ASI Eksklusif
1.1.6 Apa saja faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu tidak memberikan ASI
Eksklusif
1.1.7 Penelitian Mengenai ASI Eksklusif

1.3 TUJUAN MASALAH


A. Tujuan Umum :
Agar mahasiswa mengetahui pentingnya ASI eksklusif bagi kesehatan
bayi.
B. Tujuan Khusus :
1. Agar mahasiswa mengetahui pengertian ASI eksklusif.
2. Agar mahasiswa mengetahui tahap-tahap dalam Pemberian ASI
Eksklusif
3. Agar mahasiswa mengetahui manfaat ASI eksklusif.
4. Agar mahasiswa mengetahui kendala Pemberian ASI Eksklusif dan
Pemecahannya
5. Agar mahasiswa mengetahui pembentukan dan pengeluaran asi
6. Agar mahasiswa mengetahui faktor-faktor yang Mempengaruhi Ibu
Tidak Memberikan ASI Eksklusif

1
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 ASI Eksklusif


2.1.1 ASI Eksklusif
ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja termasuk kolostrum tanpa
tambahan apa pun sejak dari lahir selama enam bulan pertama kehidupan bayi,
dengan kata lain pemberian susu formula, air matang, air gula, dan madu untuk
bayi baru lahir tidak dibenarkan.
1. Asi Eksklusif menurut WHO
Dulu, rekomendasi WHO ASI Eksklusif hanya diberikan hingga
usia bayi 4 bulan. Namun, kini WHO merekomendasikan ASI
diberikan secara Eksklusif hingga usia bayi 6 bulan.Waktu yang
direkomendasikan WHO untuk memberikan ASI eksklusif selama 6
bulan bukan tanpa alasan. Karena
Dalam kajian WHO, melakukan penelitian menunjukan bahwa ASI
mengandung semua nutrisi yang diperlukan bayi.
2. Asi Eksklusif menurut Kepmenkes RI No. 450/MENKES/IV/2004
Sejalan dengan WHO, menteri kesehatan melalui kepmenkes RI
No. 450/MENKES/IV/2004 pun akhirnya menetapkan
perpanjanganpemberian ASI secara Eksklusif dari 4 bulan menjadi 6
bulan.

2.1.2 ASI Eksklusif Menurut Stadium Laktasi

Jenis air susu yang dikeluarkan oleh ibu ternyata memiliki 3 stadium yang terdiri
atas kolostrum, air susu transisi/peralihan, dan air susu matur.

1. Kolostrum
Kolostrum mengandung sel darah putih dan antibody yang paling tinggi
daripada ASI sebenarnya, khususnya kandungan immunoglobulin A (iga
A) yang melapisi usus bayi yang masih rentan dan mencegah kuman

2
memasuki bayi. IgA ini juga membantu dalam mencegah bayi mengalami
alergi makanan. Kolostrum merupakan cairan yang pertamakali disekresi
oleh kelenjar payudara
2. Air Susu Masa Peralihan
Merupakan ASI peralihan dari kolostrum sampai menjadi ASI yang matur.
Disekresi dari hari ke-4 sampai hari ke-10 dari masa laktasi. Kadar protein
makin rendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak semakin tinggi
3. Air Susu Matur
Merupakan ASI yang disekresi pada hari ke-10 dan seterusnya, komposisi
relative konstan (ada pula pendapat yang mengatakan bahwa ASI matur
baru terjadi pada minggu ke-3 sampai minggu ke-5).

Pada ibu yang sehat, maka produksi ASI untuk bayi akan
tercukupi, ASI ini merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan
cukup untuk bayi usia 6 bulan.
ASI ini merupakan suatu cairan berwarna putih kekuning-kuningan
yang diakibatkan warna dari garam kalsium caseinat, riboflavin dan
karoten yang terdapat didalamnya dan tidak menggumpal jika dipanaskan.

2.1.3 Manfaat ASI Eksklusif


2.1.3.1 Manfaat ASI Bagi Bayi
Banyak manfaat pemberian ASI khususnya ASI eksklusif yang dapat dirasakan
yaitu:
a. ASI sebagai nutrisi
b. ASI meningkatkan daya tahan tubuh,
c. Meningkatkan kecerdasan IQ dan EQ
IQ (Intelligence Quotients) kcerdasan manusia dalam kemampuan untuk
menalar, perencanaan sesuatu, kemampuan memecahkan masalah, belajar.

3
EQ (Emotional Quotients) Kecerdasan emosional adalah kemampuan
pengendalian diri sendiri,semangat, dan ketekunan, serta kemampuan untuk
memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustrasi
d. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang.
e. Sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan
bayi sampai usia selama enam bulan.
f. Mengandung asam lemak yang diperlukan untuk untuk pertumbuhan otak
sehingga bayi yang diberi ASI Eksklusif potensial lebih pandai.

2.1.3.2 Manfaat ASI Bagi Ibu


Manfaat ASI bagi ibu adalah:
a. Mengurangi perdarahan setelah melahirkan. Apabila bayi segera disusui segera
setelah dilahirkan, maka kemungkinan terjadinya pendarahan setelah
melahirkan akan berkurang karena kadar oksitosin meningkat sehingga
pembuluh darah menutup dan perdarahan akan lebih cepat berhenti.
b. Mengurangi terjadinya anemia.
c. Mengecilkan rahim. Kadar oksitosin ibu yang menyusui akan membantu rahim
kembali ke ukuran sebelum hamil.
d. Menurunkan resiko kanker payudara.
e. Pemberian ASI membantu mengurangi beban kerja ibu karena ASI tersedia
kapan dan di mana saja. ASI selalu bersih, sehat dan tersedia dalam suhu yang
cocok.
f. Lebih ekonomis dan murah.
g. ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan, memasak air dan
tanpa harus mencuci botol.

2.1.4 Kendala Pemberian ASI Eksklusif dan Pemecahannya


Dalam kenyataannya, pemberian ASI eksklusif selama enam bulan tidak
sesederhana yang dibayangkan. Banyak kendala yang timbul dalam upaya
memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan bayi. Akan
tetapi dengan motivasi ibu/ayah yang kuat, pengetahuan dasar yang dimiliki ibu

4
dan ayah, serta usaha yang terus menerus, sabar dan tekun, tidak mustahil
pemberian ASI eksklusif dapat berhasil.

Beberapa kendala yang sering menjadi alasan ibu dalam pemberian ASI eksklusif:
1. Produksi ASI kurang
2. Ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar
3. Ibu ingin menyusui kembali setelah bayi diberi formula (relaktasi)
4. Kelainan ibu: puting ibu lecet, puting ibu luka, payudara bengkak,
engorgement, mastitis dan abses
5. Ibu hamil lagi padahal masih menyusui
6. Ibu bekerja

2.1.5 Fakor Berkurangnya ASI Eksklusif


Ada beberapa faktor yang perlu diidentifikasi dan diperbaiki sebagai penyebab
berkurangnya ASI, yaitu :
1. Faktor menyusui : (1) tidak melakukan inisiasi menyusu dini, (2)
menjadwal pemberian ASI, (3) memberikan minuman prelaktal (bayi
diberi minum sebelum ASI keluar), apalagi memberikannya dengan
botol/dot, (4) kesalahan pada posisi dan perlekatan bayi pada saat
menyusu, (5) tidak mengosongkan salah satu payudara saat menyusui
2. Faktor psikologis ibu
Stres, khawatir, ketidakbahagiaan ibu pada periode menyusui sangat
berperan dalam mensukseskan pemberian ASI eksklusif. Peran keluarga
dalam meningkatkan percaya diri ibu sangat besar.
3. Faktor fisik ibu
Faktor fisik ibu seperti ibu sakit, lelah, ibu yang menggunakan pil
kontrasepsi atau alat kontrasepsi lain yang mengandung hormon, ibu
menyusui yang hamil lagi, peminum alkohol, perokok, atau ibu dengan
kelainan anatomis payudara dapat mengurangi produksi ASI.
4. Faktor bayi

5
Ada beberapa faktor kendala yang bersumber pada bayi, misalnya bayi
sakit karena hidung tersumbat atau pilek membuat bayi sulit bernafas
selama menyusui, prematur karena beberapa bayi yang lahir sebelum
kelahiran 34 minggu mungkin belum bisa menghisap ASI dari payuradara
ibu, dan bayi dengan kelainan bawaan karena .

2.1.6 Faktor yang Mempengaruhi Ibu Tidak Memberikan ASI Eksklusif :


1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil stimulasi informasi yang
diperhatikan, dipahami dan diingatnya. hambatan utama tercapainya ASI
ekslusif yang benar adalah karena kurang sampainya pengetahuan yang
benar tentang ASI ekslusif pada para ibu. Seorang ibu harus mempunyai
pengetahuan yang baik dalam menyusui. Kehilangan pengetahuan tentang
menyusui berarti kehilangan besar akan kepercayaan diri seorang ibu
untuk dapat memberikan perawatan terbaik untuk bayinya dan bayi akan
kehilangan sumber makanan yang vital dan cara perawatan yang optimal
2. Lingkungan
Lingkungan menjadi faktor penentu kesiapan ibu untuk menyusui
bayinya. Setiap orang selalu terpapar dan tersentuh oleh kebiasaan di
lingkungannya serta mendapat pengaruh dari masyarakat, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Pada kebanyakan wanita di perkotaan,
sudah terbiasa menggunakan susu formula dengan pertimbangan lebih
modern dan praktis. Menurut penelitian Valdes dan Schooley (1996)
wanita yang berada dalam lingkungan modern di perkotaan lebih sering
melihat ibu-ibu menggunakan susu formula sedangkan di pedesaan masih
banyak dijumpai ibu yang memberikan ASI tetapi cara pemberian tidak
tepat. jadi pemberian ASI secara Ekslusif di pengaruhi oleh lingkungan.
3. Pengalaman
Pengalaman wanita semenjak kecil akan mempengaruhi sikap dan
penampilan wanita dalam kaitannya dengan menyusui di kemudian hari.
Seorang wanita yang dalam keluarga atau lingkungan mempunyai

6
kebiasaan atau sering melihat wanita yang menyusui bayinya secara teratur
maka akan mempunyai pandangan yang positif tentang menyusui sesuai
dengan pengalaman sehari-hari. Tidak mengherankan bila wanita dewasa
dalam lingkungan ini hanya memiliki sedikit bahkan tidak memiliki sama
sekali informasi, pengalaman cara menyusui dan keyakinan akan
kemampuan menyusui. Sehingga pengalaman tersebut mendorong wanita
tersebut untuk menyusui dikemudian harinya dan sebaliknya.
4. Dukungan keluarga
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan ibu menyusui bayinya secara esklusif. Keluarga
(suami, orang tua, mertua, ipar dan sebagainya) perlu diinformasikan
bahwa seorang ibu perlu dukungan dan bantuan keluarga agar ibu berhasil
menyusui secara ekslusif. Bagian keluarga yang mempunyai pengaruh
yang paling besar terhadap keberhasilan dan kegagalan menyusui adalah
suami. Masih banyak suami yang berpendapat salah, yang menganggap
menyusui adalah urusan ibu dan bayinya. Peranan suami akan turut
menentukan kelancaran refleks pengeluaran ASI (let down reflek) yang
sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi atau perasaan ibu

Bila bayi terpisah dengan ibu untuk sementara waktu, ibu memerah
ASInya dan diberikan kepada bayinya dengan sendok atau cangkir. Sebaiknya
tidak menggunakan dot karena akan mempersulit bayi bila kembali menyusu
(bingung puting).

Relaktasi merupakan suatu keadaan ibu yang telah berhenti menyusui


ingin memulai menyusui kembali. Untuk mengembalikan agar bayi dapat
menyusu dari ibu kembali, kita dapat menggunakan alat yang disebut
‘suplementer’.Suplementer menyusui adalah alat yang digunakan sebagai
suplemen kepada bayi saat bayi menyusu pada payudara yang kurang
memproduksi ASI. Jenis suplementer yang tersedia, antara lain cangkir dan slang
plastik atau breast feeding supplementer. Dengan menggunakan suplementer bayi

7
tidak marah karena mendapatkan susu dari selang dan payudara ibu akan
terangsang kembali untuk memproduksi ASI.

Puting lecet paling sering disebabkan perlekatan yang kurang baik. Bila
bayi tidak melekat dengan baik, bayi akan menarik puting, menggigit dan
menggesek kulit payudara, sehingga menimbulkan rasa sangat nyeri dan bila bayi
terus menyusu akan merusak kulit puting dan menimbulkan luka ataupun retak
pada puting. Membersihkan payudara hanya pada waktu mandi, hindari
penggunaan sabun, lotion, salep, atau menggosok-gosok dengan handuk.

Seandainya ibu hamil lagi saat masih menyusui, maka dianjurkan:


1. Bila bayi belum berusia 6 bulan, terus menyusui karena ASI masih
merupakan makanan tunggal.
2. Bila bayi berusia 6-12 bulan, terus menyusui karena ASI masih
merupakan makanan utama.
3. Bila bayi sudah berusia lebih dari 12 bulan, boleh disapih.
Bila menyusui tetap diteruskan, maka perlu diperhatikan beberapa hal,
yaitu (1) volume ASI dapat berkurang karena pengaruh hormon ibu hamil, (2)
puting akan lecet, (3) ibu akan mengalami keletihan, (4) rasa ASI berubah ke arah
kolostrum, (5) terjadi kontraksi rahim karena hormon ibu hamil.

2.1.7 Penelitian Asi Esklusif


2.1.7.1 Penelitian ASI Eksklusif di Kota Bogor

Presentase jumlah ibu yang memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara
eksklusif atau lebih dari 6 bulan sampai dengan tahun 2009 masih sangat
rendah, yakni hanya mencapai 28,2%. Padahal berdasarkan penelitian,
Inisiani Menyusui Dini (IMD) serta pemberian ASI eksklusif terbukti
dapat mengurangi gangguan mental pada anak dan remaja.

Hal ini terungkap dalam Sosialisasi IMD dan ASI eksklusif yang
digelar oleh Tim Penggerak PKK Kota Bogor bersama dengan Dinas

8
Kesehatan Kota Bogor, Jln. Ir. H. Juanda, Kota Bogor. Ketua Tim
Penggerak PKK Kota Bogor, Fauziah Diani Budiarto menyatakan sampai
dengan tahun 2009, data menunjukan pemberian ASI eksklusif dan IMD
di kalangan ibu menyusui di wilayah Kota Bogor masih rendah. (Bogor,
PRLM)

2.1.7.2 Penelitian ASI Eksklusif di Provinsi Jawa Barat


Estimasi Absolut ASI eksklusif di Provinsi Jawa Barat yaitu
bayi pada umur 0-6 bulan berjumlah 579.593 dengan presentase
pemberian ASI eksklusif yaitu 33,7%. Pada absolut ASI eksklusif
berjumlah 195.323 sedangkan absolut ASI tidak eksklusif berjumlah
384.270. Dari data yang ada bahwa estimasi absolut bayi tidak ASI
eksklusif terbanyak di Provinsi Jawa Barat dan paling sedikit di
Maluku Utara. (Kemenkes)
2.1.7.3 Penelitian ASI Eksklusif di Indonesia
Cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan
berfluktuatif. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
menunjukan cakupan ASI eksklusif bayi 0-6 bulan sebesar 32% yang
menunjukan kenaikan yang bermakna menjadi 42% pada tahun 2012,
dan pada tahun 2015 mencapai 45%.

2.2 ASI

2.2.1 Pengertian ASI

ASI adalah makanan bayi yang paling penting terutama pada bulan-bulan
pertama kehidupan. ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
komposisi yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan bayi, karena
ASI adalah makanan bayi yang paling sempurna baik secara kualitas maupun
kuantitas

9
2.2.2 Komposisi ASI .
a. Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu
sumber untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir dua kali lipat
dibanding laktosa yang ditemukan pada susu formula. Kadar karbohidrat dalam
kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama laktosa pada
ASI transisi (7-14 hari setelah melahirkan). Setelah melewati masa ini maka kadar
karbohidrat ASI relatif stabil.
b. Protein
Kandungan protein ASI cukup tinggi dan komposisinya berbeda dengan protein
yang terdapat dalam susu formula. Protein dalam ASI dan susu formula terdiri
dari protein whey dan casein. Protein dalam ASI lebih banyak terdiri dari protein
whey yang lebih mudah diserap oleh usus bayi., sedangkan susu formula lebih
banyak mengandung protein casein yang lebih sulit dicerna oleh usus bayi.
Jumlah casein yang terdapat di dalam ASI hanya 30% dibanding susu
formulayang mengandung protein ini dalam jumlah yang tinggi (80%).
c. Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap, walaupun kadarnya relatif rendah tetapi
cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Zat besi dan kalsium di dalam ASI
merupakan mineral yang sangat stabil dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diit
ibu. Garam organik yang terdapat di dalam ASI terutama adalah kalsium, kalium,
sedangkan kadar Cu, Fe, dan Mn yang merupakan bahan untuk pembuat darah
relatif sedikit. Ca dan P yang merupakan bahan pembentuk tulang kadarnya dalam
ASI cukup
d. Vitamin
1) Vitamin K
Vitamin K dibutuhkan sebagai salah satu zat gizi yang berfungsi sebagai faktor
pembekuan. Kadar vitamin K di dalam ASI hanya seperempatnya kadar dalam
susu formula. Bayi yang hanya mendapat ASI berisiko untuk mengalami
perdarahan, walaupun angka kejadian perdarahan ini kecil. Oleh karena itu pada
bayi baru lahir perlu diberikan vitamin K yang umumnya dalam bentuk suntikan.

10
2) Vitamin D
Seperti halnya vitamin K, ASI hanya mengandung sedikit vitamin D. hal ini tidak
perlu dikuatirkan karena dengan menjemur bayi pada pagi hari maka bayiakan
mendapat tambahan vitamin D yang berasal dari sinar matahari. Sehingga
pemberian ASI eklusif ditambah dengan membiarkan bayi terpapar pada sinar
matahari pagi akan mencegah bayi menderita penyakit tulang karena kekurangan
vitamin K
3) Vitamin A
Selain berfungsi untuk kesehatan mata, vitamin A juga berfungsi untuk
mendukung pembelahan sel, kekebalan tubuh, dan pertumbuhan.
4) Vitamin E
Salah satu fungsi penting vitamin E adalah untuk ketahanan dinding sel darah
merah. Kekurangan vitamin E dapat menyebabkan terjadinya kekurangan darah
(anemia hemolitik).

2.2.3 Pembentukan dan Pengeluaran ASI

2.2.3.1 Refleks Prolaktin (Proses Pembentukan Air Susu Ibu)

Menjelang akhir dari kehamilan, hormon prolaktin memegang peran


penting dalam pembentukan kolostrum. Terbatasnya jumlah kolostrum pada
payudara disebabkan karena aktivitas dari prolaktin terhambat adanya hormon
esterogen dan progesteron yang tinggi dalam payudara ibu hamil.
Kolostrum akan meningkat jumlahnya seiring dengan proses melahirkan dan
pada saat pemotongan tali pusar bayi. Selain itu, isapan bayi terhadap puting susu
ibu yang dilakukan segera setelah ibu melahirkan juga membuat kolostrum dalam
payudara meningkat. Hisapan yang dilakukan bayi terhadap puting susu membuat
sebuah rangsangan pada payudara dan selanjutnya akan merangsang ujung-ujung
syarat sensorik yang berfungsi sebagai reseptor mekanik.. Faktor-faktor yang
memicu keluarnya prolaktin selanjutnya akan merangsang adenohipofise sehingga
keluarlah prolaktin. Setelah prolaktin dapat terbentuk, kemudian alveoli yang

11
berfungsi sebagai penghasil air susu juga akan terangsang dengan adanya hormon
prolaktin tadi sehingga air susu dapat terbentuk dalam alveoli.

Pada ibu yang baru saja melahirkan, kadar prolaktin akan menjadi normal
setelah 3 bulan melahirkan sampai selesai masa menyusui atau pensapihan.
Selama masa menyusui tersebut, kadar prolaktin dalam payudara ibu menyusui
tidak mengalami peningkatan walaupun terjadi hisapan oleh bayi pada puting
susu. Meskipun prolaktin tidak mengalami peningkatan, akan tetapi air susu tetap
bisa keluar saat terjadi hisapan pada puting susu ibu.Untuk kasus ibu yang baru
saja melahirkan akan tetapi tidak menyusui bayinya, kadar prolaktin yang
terkandung dalam payudara akan kembali normal setelah 2-3 minggu pasca
melahirkan.

Sedangkan bagi ibu menyusui, kadang prolaktin dalam payudara


seringkali menigkat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: pengaruh
psikis atau stres, anastesi, operasi, rangsangan puting susu, hubungan kelamin,
dan karena pengaruh obat-obatan.

2.2.3.2 Rerfleks Let Down (Proses Pengeluaran ASI)

Proses pengeluaran ASI yang sebelumnya sudah diproduksi pada saat


reflek prolaktin dipengaruhi oleh rangsangan yang berasal dari hisapan bayi pada
puting susu. Rangsangan yang berasal dari hisapan bayi kemudian diteruskan ke
neurohipofise yang selanjutnya mengeluarkan oksitosin. Hormon ini selanjutnya
diangkut oleh darah menuju uterus dan menimbulkan kontraksi pada uterus
sehingga terjadi involusi dari organ tersebut. Oksitosin yang sudah sampai pada
alveoli akan mempengaruhi sel mioepitelium dan menimbulkan kontraksi.
Kontraksi ini akan memeras air susu yang telah terbuat dalam alveoli masuk
menuju duktulus kemudian mengalir melalui laktiferus masuk ke mulut bayi.

Beberapa faktor yang mempengaruhi proses refleks let down adalah:

 melihat bayi yang dilahirkan

12
 mendengar suara tangisan bayi
 mencium bayi
 munculnya pikiran untuk menyusui bayi yang baru dilahirkan

Sedangkan proses pengeluaran ASI dapat terhambat oleh beberapa faktor


diantaranya:

 Perasaan bingung / panik


 Rasa takut dan cemas

Yang perlu diperhatikan bagi ibu yang baru melahirkan dan hendak menyusui
adalah tingkat stres. Stres yang muncul setelah melahirkan dapat memicu atau
menghambat keluarnya ASI. Penghambatan keluarnya ASI dikarenakan adanya
adrenalin yang yang membuat hormon oksitosin terhambat dan tidak dapat
mencapai pada organ mioepitelium.

2.2.4 Cara Menyimpan ASI

ASI adalah cairan hidup,selain makanan ASI mengandung zat anti


infeksi,cara penyimpanan ASI perah akan menentukan kualitas antiinfeksi dan
makanan yang di kandungnya.
1) Anti infeksi yang terkandung dalam ASI membantu ASI tetap segar dalam
waktu yang lebih lama karena akan menghambat pertumbuhan bakteri jahat
dalam ASI perah yang disimpan.
2) Setelah di cairkan ASI harus habis dalam waktu 1 jam, dan sisa ASI tidak
boleh dimasukkan lagi dalam lemari es
3) Tulis jam, hari dan tanggal saat diperah
4) Lama Penyimpanan ASI
a. ASI bisa bertahan pada suhu ruangan atau di udara bebas selama 6-8 jam
b. ASI bisa bertahan dalam lemari es (4oC) selama 24 jam
c. ASI bisa bertahan dalam lemari pendingin (-18oC) selama 6 bulan
5) Cara memberikan ASI perah dengan gelas ataupun sendok adalah: a. Pangku
bayi dengan posisi setengah duduk di pangkuan ibu

13
b. Tempelkan tepi cangkir/sendok kecil berisi ASI perah,pada bibir bawah bayi
sehingga ASI menyentuh bibir bayi dan akan meminum dengan dorongan
lidahnya
c. Jangan menuangkan ASI kedalam mulut bayi,pegang saja cangkir atau
sendok diatas bibir bayi dan biarkan bayi meminumnya sendiri
d. Jika bayi merasa cukup kenyang ia akan menutup mulutnya .
6) Cara Memberikan ASI yang sudah didinginkan pada bayi
a. ASI dipanaskan dengan cara membiarkan botol di aliri air panas yang bukan
mendidih yang keluar dari keran.
b. Merendam botol di dalam baskom atau mangkok yang berisi air panas
atau bukan mendidih.
c. Ibu tidak boleh memanaskan botol dengan cara mendidihkannya dalam panci
atau alat pemanas lainnya kecuali menggunakan alat khusus untuk
memanaskan botol berisi simpanan ASI.

2.2.5 Tanda Cukup Asi

Banyak ibu yang kurang memperhatikan apakah bayinya sudah cukup


mendapatkan ASI, atau bahkan banyak juga ibu yang bingung dengan berapa
banyak atau berapa sering pemberian ASI yang baik itu. Oleh karena itu, berbagai
tanda dibawah ini dapat dijadikan pedoman untuk mengevaluasi kecukupan
pemberian ASI, yaitu :

1. Bayi menunjukan keinginan dan gairah yang kuat untuk bangun


secara teratur untuk menyusui.
2. Irama hisapan yang ritmis dan teratur, bagian depan telinga bayi
akan terlihat sedikit bergerak dan ibu bisa mendengar bayinya
menghisap dan menelan ASI yang diberikan.
3. Berikan ASI selama rata-rata 15-20 menit pada masng-masing
payudara setiap menyusui.
4. Berikan ASI setidaknya setiap 1-3 jam selama dua bulan pertama.
Disarankan juga untuk membangunkan bayi setiap 2-3 jam untuk

14
memberikan ASI selama beberapa minggu awal. Setelah lebih dari
dua bulan bayi akan mampu menghabiskan ASI lebih cepat, maka
pemberian ASI dilakukan lebih jarang hingga setiap 3-5 jam dan
durasi menyusui menjadi lebih singkat.
5. Bayi ngompol hingga 6-8 kali menandakan masukan cairan yang
cukup.
6. Bayi tubuh dengan kecepatan pertumbuhan yang normal,
mengalami peningkatan berat, tinggi badan, dan ukuran lingkar
kepala.
7. Memiliki tonus otot yang baik, kulit yang sehat dan warna kulit
yang sehat pula.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
ASI eksklusif adalah makanan terbaik bagi bayi pada awal masa
kehidupannya hingga berusia 6 bulan. ASI mengandung semua zat gizi yang
diperlukan oleh bayi dalam jumlah yang pas sehingga optimal untuk
pertumbuhannya. Selain itu ibu juga memperoleh manfaat bagi dirinya sendiri
melalui pemberian ASI eksklusif. Dukungan terhadap ibu dalam menangani
kendala-kendala saat pemberian ASI eksklusif sangatlah penting agar tercapaui
keberhasilan dalam pemberian ASI eksklusif.

16

Anda mungkin juga menyukai