Anda di halaman 1dari 2

Sarana Berpikir Ilmiah

Manusia sering disebut sebagai Homo faber atau makhluk yang membuat alat dan
kempampuan untuk membuat alat itu untuk memungkinkan pengetahuan. Pada dasarnya
sarana ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang
harus ditempuh, dan juga sarana ilmiah mempuanyai fungsi-fungsi yang khas dalam kegiatan
ilmiah.

Tujuan untuk mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan
penelaah ilmiah secara baik, dan untuk mendapakatkan pengetahuan dalam memecahkan
masalah dalam kehidupan sehari-hari adalah tujuan dari mempelajari ilmu. Dalam sarana
berpikir ilmiah mempunyai metode tersendiri yang berbeda dengan metode ilmiah dalam
mendapatkan pengetahuan. Ilmu dalam pandangan kita dapat didapatkan dari gabungan
berpikir deduktif dan induktif

Bahasa

Manusia dapat berpikir karena dia mempunyai bahasa. Tanpa bahasa makna manusia
tidak akan dapat berpikir secara rumit dan abstrak. Bahasa memungkinkan manusia berpikir
secara abstrak dengan melihat benda yang jelas menjadi benda yang bersifat bersimbol abstrak.
Adanya simbol bahasa yang bersifat abstrak memungkinkan manusia untuk selalu berpikir.
Bahasa juga dapat dijelaskan ketika seseorang berinteraksi dengan sebuah isyarat atau bunyi
yang dikeluarkan dari indra suara yang menghasilkan sebuah pengertian dalam berkomunikasi.
Hal ini manusia berpikir untuk membuat sebuah bahasa yang bisa dimaknai dengan lambang
yang didapatkan dari sebuah pandangan terhadap sebuah objek yang dilihat. Juga manusia
mengumpulkan lambang dengan menyusun dari sebuah kata-kata. Adanya lambang-lambang
ini memungkinkan manusia dapat berpikir dan belajar dengan baik. Dengan bahasa
memungkinkan kita untuk memikirkan sesuatu dalam benak kepala kita.

Manusia hidup dalam dunia yang nyata dan simbolik karena adanya bahasa. Dengan ini
manusia memberikan arti kehidupannya. Arti yang terpateni dalam dunia simbolik yang
diwujudkan dalam kata-kata. Kata-kata yang mempunyai arti atau kekuatan. Dalam berbahasa
harus dilakukan dengan logis dan jelas, bahwa makna yang terkandung dalam kata-kata yang
dipergunakan dan diungkapakan secara tersurat untuk mencegah pemberian makna yang lain.
Dalam sebuah komunikasi ilmiah dijelaskan untuk menyampaikan informasi berupa
pengetahuan.
Matematika

Untuk mengatasi kekurangan yang terdapat pada bahasa maka kita bisa berpaling kepada
matematika. Matematika adalah bahasa yang melambangkan serangkaian makna dari
pernyataan yang ingin disampaikan. Lambang-lambang matematika bersifat artifisial yang baru
mempunyai arti setelah sebuah makna diberikanya.

Matematika mengembangkan bahasa numerik yang memungkinkan kita untuk melakukan


pengukuran secara kuantitatif. Sifat kuantitatif dari matematika ini meningkatkan daya prediktif
dan kontrol dari ilmu. Ilmu memberikan jawaban yang lebih bersifat eksak yang memungkinkan
pemecahan masalah secara lebih cepat dan cermat.

Matematika dapat diketahui dengan berpikir deduktif. Berpikir induktif adalah proses
pengambilan kesimpulan yang didasarkan kepada premis yang kebenaranya telah ditentukan.
Yang didapatkan dalam berpikir induktif seseorang dapat terbiasa berlogika. Ditinjau dari
pengembanganya maka ilmu dapat dibagi menjadi tiga tahap yakni tahap sistematika,
komparatif dan kuantitatif. Eksistensi matematika tergantung dari panca indra serta pendapat
dari aliran yang disebut logistik yang berpendapat bahwa matematika merupakan cara berpikir
logis yang salah atau benarnya dapat ditentukan tanpa mempelajari dunia empiris. Tanpa
matematika maka pengetahuan akan berheti pada tahap kualitatif yang tidak meningkatka
penalaran lebih lanjut.

Statistika

Anda mungkin juga menyukai